Jakarta –
Lembaga pemeringkat global, Standard and Poor’s (S&P) memperkirakan ekonomi Indonesia akan terus tumbuh di sekitar 5% selama 3 hingga 4 tahun ke depan. Proyeksi itu di bawah target presiden terpilih Prabowo Subianto yang yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 8%.
“Kami memperkirakan ekonomi Indonesia akan terus tumbuh mendekati 5% per tahun selama tiga hingga empat tahun ke depan,” tulis laporan S&P dikutip Rabu (31/7/2024).
S&P menyebut target pertumbuhan ekonomi Indonesia itu ditunjang oleh permintaan domestik yang akan memberikan banyak momentum. Latar belakang Prabowo yang sudah pernah menjabat di pemerintahan diharapkan bisa menghindari gangguan ekonomi atau keuangan yang serius.
“Meskipun pemerintahan baru pasti akan membawa perubahan, presiden terpilih Prabowo pernah menjabat di pemerintahan sebelumnya. Oleh karena itu kami yakin akan ada kesinambungan kebijakan yang signifikan. Ketika para pembuat kebijakan menerapkan inisiatif baru, kami juga berharap mereka akan berusaha menghindari gangguan ekonomi atau keuangan yang serius,” tuturnya.
Dengan ketidakpastian pemilu yang sudah berlalu, investasi swasta diperkirakan akan meningkat dari perlambatan pada tahun 2024. Fokus pro-pertumbuhan pemerintah yang baru juga disebut akan meningkatkan belanja publik dalam beberapa tahun ke depan.
Meski begitu, pendapatan rata-rata di Indonesia diperkirakan tetap lebih rendah dari sebagian besar negara berperingkat investasi lainnya. Hal ini dipengaruhi oleh ekspektasi dari depresiasi rupiah.
“Kami memperkirakan PDB per kapita tahun ini sebesar US$ 5.000, sedikit di atas PDB tahun 2023. Namun, tren pertumbuhan ekonomi lebih baik daripada sebagian besar negara dengan tingkat pendapatan yang sama,” ucap S&P.
S&P juga menargetkan defisit anggaran Indonesia akan mendekati batas 3 persen dari PDB. Tingkat utang yang lebih tinggi dinilai akan membantu mendanai kebijakan prioritas Prabowo seperti, makan bergizi gratis untuk anak-anak dan ibu hamil.
Sementara itu rasio pendapatan terhadap PDB dalam beberapa tahun ke depan akan stabil di angka sedikit di bawah 15 persen dari PDB, sedikit menurun dari level dalam dua tahun terakhir.
“Proyeksi kami sejalan dengan komitmen pemerintah yang baru terhadap batasan hukum defisit anggaran. Namun, hal ini akan menempatkan proyeksi utang pemerintah bruto kami dalam beberapa tahun ke depan jauh di bawah level 50 persen yang dilaporkan sesuai dengan harapan. Perubahan kebijakan di masa mendatang dapat menyebabkan jalur indikator fiskal menyimpang dari proyeksi kami,” kata S&P.
Sebelumnya dalam berbagai kesempatan, Prabowo menyampaikan sikap optimismenya bahwa pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 8% dalam lima tahun ke depan. Bahkan ia mengaku telah melakukan taruhan dengan beberapa menteri negara lain.
“Kita harus berani menaruh sasaran yang lebih tinggi. Kalau saya optimis kita bisa mencapai 8% (pertumbuhan ekonomi),” kata Prabowo dalam acara Peluncuran Geoportal One Map Policy 2.0, di Hotel St Regis, Jakarta, Kamis (18/7).
“Saya taruhan dengan beberapa menteri dari sebuah negara tetangga, saya tak sebut negara mana, banyak wartawan. Ada beberapa menteri dari sebuah negara yang taruhan sama saya ‘your excellency, if you can achieve 8% growth, once, sekali saja dalam 5 tahun yang akan datang’ mereka akan membelikan makan malam untuk saya. Saya bilang ‘your own’, kalau kita mencapai 8%, Anda harus belikan saya makan malam. Ya kita nanti lihat saja,” tambahnya.
(aid/das)