Sejumlah lembaga keuangan internasional prediksi harga emas masih berpotensi menguat.Mengutip cbsnews.com, secara historis, kenaikan harga emas seringkali diikuti oleh penurunan sementara karena investor mengambil untung atau menjual aset emas untuk melengkapi portofolio mereka.
Namun, saat ini, para analis semakin mempertimbangkan emas, dengan Goldman Sachs Research memprediksi dalam sebuah catatan yang dirilis minggu lalu emas akan naik menjadi USD 3.700 per ounce pada akhir 2025.
Bank tersebut menguraikan perkiraan dasar untuk lonjakan harga menjadi USD 4.000 per ounce pada pertengahan tahun 2026, dengan skenario yang lebih agresif pun dimungkinkan.
Jika hanya 1% dari pasar obligasi pemerintah AS yang dimiliki swasta mengalir ke emas, analis Goldman Sachs memperkirakan harga emas akan naik menjadi hampir USD 5.000 per troy ounce.
Goldman juga tidak sendirian dalam prospek bullish-nya. J.P. Morgan memperkirakan harga emas akan mencapai rata-rata USD 3.675 per ounce pada kuartal keempat 2025 dan naik mendekati USD 4.000 pada pertengahan 2026.
Sementara itu, UBS meningkatkan perkiraan emasnya untuk memprediksi harga antara USD 3.700 dan USD 4.000 per ounce pada pertengahan 2026, dengan alasan meningkatnya ketidakpastian seputar tarif dan risiko geopolitik.
Mengutip Kitco, Analis Bank of America memperkirakan reli harga emas akan berlanjut. Harga emas akan menyentuh USD 4.000 per ounce pada semester I 2026.
Dalam laporan pada Agustus 2025, Bank of America mengatakan, penurunan suku bunga dan pelemahan dolar AS menopang kenaikan logam itu.
“Potensi penurunan suku bunga di tengah meningkatnya inflasi menciptakan lahan subur bagi depresiasi dolar,” tulis analis.
“Penurunan suku bunga di tengah inflasi yang terus tinggi, kemungkinan besar, akan mendorong logam mulia lebih tinggi.”
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4474625/original/005217800_1687306893-aesthetic-wallpaper-with-gold-bars.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)