Detail Kesepakatan Gencatan Senjata Israel-Hamas: IDF Alihkan Perang dari Gaza ke Tepi Barat
TRIBUNNEWS.COM – Saluran media Israel, Channel 14 mengatakan, kalau pemerintah rezim Israel telah menyiapkan skenario jika kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas, tercapai.
Laporan itu menyebut, skenario yang disiapkan Israel adalah mengalihkan perang dari Gaza ke Tepi Barat sebagai kompensasi dari pembebasan banyak tahanan Palestina yang terjadi sebagai bagian kesepakatan dengan Hamas di Gaza.
Artinya, jika Israel bersepakat dengan Hamas, Israel akan melepaskan ratusan warga Palestina yang mereka tahan.
Sebagai gantinya, Israel akan menggencarkan operasi militer di Tepi Barat untuk bisa ‘mengembalikan’ angka tahanan Palestina yang berkurang tersebut.
“Kesepakatan dengan Hamas akan mengalihkan keputusan (Israel) untuk berperang dari Gaza ke Tepi Barat. Harga dari pembebasan ratusan tahanan Palestina dapat menyebabkan lebih banyak operasi militer (di Tepi Barat),” kata laporan itu, dilansir Khaberni, Rabu (8/1/2025).
Seorang warga Israel berjalan di depan foto-foto warga Israel yang ditahan gerakan Hamas di Jalur Gaza dalam serangan banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023 silam.
Israel Ungkap Rincian Draft Perundingan Pembebasan Tahanan di Gaza
Adapun Tentara Israel mengungkap dokumen yang menjadi dasar perundingan tidak langsung dengan gerakan Hamas di ibu kota Qatar, Doha, yang fokus pada pembebasan tahanan Israel di Jalur Gaza dan tahanan Palestina.
Dokumen tersebut diterbitkan pada Selasa malam oleh Perusahaan Penyiaran Israel (KAN), dan mencakup rincian penting tentang ketentuan perjanjian potensial.
Tujuan Perjanjian:
Dokumen tersebut menetapkan kalau tujuan utama dari perjanjian tersebut adalah untuk membebaskan semua tahanan Israel, baik warga sipil atau tentara, hidup atau mati, yang pernah ditahan oleh Hamas.
Sebagai imbalannya, Israel membebaskan sejumlah tahanan Palestina yang ditahan di penjara Israel.
Perjanjian tersebut juga menetapkan pembentukan gencatan senjata permanen yang mengarah pada gencatan senjata permanen, penarikan pasukan Israel dari Jalur Gaza, dan rehabilitasi menyeluruh di Jalur Gaza.
Pasukan infanteri Israel menyusuri kontur berbukit di perbatasan Lebanon dalam invasi darat melawan milisi Hizbullah. (tangkap layar Amir Levy/Getty Images)
Detail Perjanjian:
– Penarikan pasukan Israel dari Gaza:
Pasukan Israel akan ditarik dari Jalur Gaza tengah, termasuk wilayah yang terletak di Koridor Netzarim, dengan pembongkaran titik-titik militer Israel yang ada di wilayah tersebut.
– Masuknya bantuan kemanusiaan:
Perjanjian tersebut menetapkan bagaimana mengizinkan masuknya bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza segera setelah berlakunya perjanjian tersebut.
Israel akan mulai memfasilitasi masuknya makanan, air, dan peralatan medis ke Gaza melalui penyeberangan Erez.
– Pembebasan tahanan:
Pada tahap pertama perjanjian, tahanan Israel yang masih hidup akan dibebaskan, dengan fokus pada perempuan terlebih dahulu.
Tiga wanita akan dibebaskan pada hari pertama, empat wanita pada hari ketujuh, dan tiga wanita setiap tujuh hari berturut-turut. Tahanan lainnya juga akan dibebaskan secara bertahap.
– Daftar tahanan:
Hamas harus menyerahkan daftar tahanan yang akan dibebaskan pada perjanjian tahap pertama pada hari ketujuh.
Dokumen tersebut merinci bahwa ada permintaan dari Israel untuk membebaskan sejumlah tahanan Palestina di penjara Israel untuk jangka waktu lama.
Potret kehancuran total di Jalur Gaza akibat agresi militer Israel selama lebih dari setahun sejak 7 Oktober 2023. Israel juga memblokade bantuan kebutuhan dasar warga Palestina yang akan memasuki Gaza. (khaberni/HO)
– Menyediakan kondisi perdamaian di Gaza:
Perjanjian tersebut mencakup beberapa fase, termasuk rekonstruksi Gaza, di mana operasi akan dimulai untuk menghilangkan puing-puing, membangun kembali infrastruktur, dan menyediakan tempat berlindung bagi penduduk yang terkena dampak perang akan diperkenalkan untuk membantu melindungi keluarga yang kehilangan rumah mereka.
Tuntutan tambahan Israel:
Dokumen tersebut juga menunjukkan bahwa Israel menuntut pemindahan setidaknya 50 pemimpin senior militer Hamas ke luar negeri atau ke Gaza sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran.
Langkah ini bertujuan untuk mengurangi kemampuan Hamas dalam mengancam keamanan Israel di masa depan.
Perjanjian tahap kedua:
Fase kedua dari perjanjian tersebut mencakup penghentian permanen operasi militer oleh semua pihak, termasuk penghentian serangan atau aktivitas ofensif apa pun yang dilakukan Hamas atau pihak lain mana pun. Perjanjian tersebut juga menetapkan penerapan “tenang” total di kawasan, yang berarti komitmen setiap orang untuk menghentikan eskalasi militer.
Posisi pihak yang Berkepentingan:
Mengenai perundingan yang sedang berlangsung, para pejabat Israel melaporkan bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memberikan arahannya untuk melanjutkan perundingan.
Sementara Hamas mengatakan dalam pernyataan terpisah bahwa mereka serius dalam upaya mencapai kesepakatan, sambil menekankan perlunya memastikan “perlindungan rakyat Palestina terhadap Israel, mengingat kondisi yang mereka alami saat ini di Gaza.”
Hamas menekankan bahwa perundingan ini bertujuan untuk menghentikan agresi dan mengakhiri pengepungan.
Harapan untuk menstabilkan gencatan senjata:
Sejalan dengan perundingan tersebut, ada optimisme di pihak Israel kalau mencapai kesepakatan komprehensif dapat menghasilkan stabilisasi gencatan senjata untuk jangka waktu yang lama.
Di pihak lain, Palestina berharap bahwa kesepakatan tersebut akan mengarah pada pencabutan pengepungan yang diberlakukan di Jalur Gaza dan mencapai hasil yang lebih besar berupa stabilitas di kawasan.
Tahap selanjutnya:
Ketika negosiasi berlanjut, rincian lebih lanjut mengenai pembebasan tahanan, gencatan senjata, dan rekonstruksi Gaza diharapkan akan disepakati.
Pada saat yang sama, Israel terus memantau langkah-langkah yang harus diambil untuk mencapai implementasi penuh perjanjian tersebut, dengan terus melakukan koordinasi antara pihak-pihak terkait untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.