JAKARTA – Aroma panas Derby della Capitale kembali membakar ibu kota Italia ketika Lazio menjamu AS Roma di Stadion Olimpico, Minggu 13 April. Laga klasik yang sudah berlangsung sejak 1929 ini kini punya taruhan lebih besar: perebutan tempat di zona Liga Champions.
Kedua tim hanya terpaut dua poin di klasemen Serie A, di mana Roma menunjukkan kebangkitan luar biasa di bawah asuhan Claudio Ranieri. Lazio, di sisi lain, masih mencari konsistensi dan harus segera bangkit usai kekalahan di Liga Europa.
Lazio, meskipun sempat tampil solid pada awal tahun, hanya mampu menang lima kali di Serie A sepanjang 2025. Di laga terakhir liga, mereka berhasil menang tipis 1-0 atas Atalanta lewat gol Gustav Isaksen — kemenangan penting dalam persaingan empat besar.
Namun, kekalahan 2-0 dari Bodo/Glimt di Liga Europa tengah pekan lalu kembali menyoroti masalah inkonsistensi pasukan Marco Baroni. Apalagi, dalam dua laga besar sebelumnya melawan Inter (kalah 6-1) dan Bologna (kalah 5-0), pertahanan Lazio tampak sangat rapuh.
Meski begitu, Lazio punya modal historis yang kuat. Mereka tak terkalahkan dalam sembilan laga kandang terakhir melawan Roma di semua kompetisi, menjadikan itu sebagai rekor terbaik dalam sejarah derby ibukota.
Namun, setelah memimpin 15 poin dari Roma pada awal Januari, kini jarak itu tinggal dua poin saja. Kekalahan di laga ini akan menjadi pukulan telak bagi Biancocelesti yang sebelumnya dominan.
Sementara itu, Roma sedang on fire. Sejak ditangani Ranieri, mereka belum terkalahkan dalam 15 laga Serie A — hanya kalah dari PSG jika dibandingkan dengan tim-tim lima liga top Eropa lainnya.
Dalam derby sebelumnya Januari lalu, Roma menang 2-0 dan tak kebobolan dalam tiga derby terakhir. Kini, mereka membidik kemenangan ganda musim ini atas Lazio, sesuatu yang terakhir terjadi pada 2016.
Ranieri bahkan berpeluang mencatatkan kemenangan kelima dalam Derby della Capitale dan menyamai legenda seperti Capello dan Spalletti. Tak hanya mengejar prestasi pribadi, kemenangan juga bisa membawa Roma naik ke posisi empat besar.
Lazio mendapat kabar baik dengan kembalinya gelandang Nicolo Rovella dari skorsing dan kiper utama Ivan Provedel dari cedera. Penyerang andalan Taty Castellanos juga sudah pulih dan berpeluang starter setelah tampil sebagai pengganti di Liga Europa.
Kapten Mattia Zaccagni — pencetak dua gol kemenangan di derby sebelumnya — akan kembali memimpin lini depan, sementara Pedro dan Gustav Isaksen bersaing untuk mendampingi.
Hanya dua pemain yang dipastikan absen untuk Lazio: Patric dan Nuno Tavares.
Roma harus bermain tanpa playmaker utama Paulo Dybala dan bek kanan Saud Abdulhamid. Namun Alexis Saelemaekers kembali dari skorsing dan siap mengisi lini tengah kanan dalam formasi tiga bek.
Top skorer Artem Dovbyk yang baru dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Serie A bulan Maret akan jadi andalan utama di lini depan. Ia bisa didampingi oleh Eldor Shomurodov, Matias Soule, atau kapten Lorenzo Pellegrini.
Dengan kedua tim dalam situasi saling memburu posisi Liga Champions, laga ini akan menjadi pertarungan sengit dengan tensi tinggi, seperti halnya derby-derby sebelumnya. Lazio akan mencoba menjaga dominasi mereka di Olimpico, tetapi Roma tampil dengan kepercayaan diri luar biasa dan momentum panjang tanpa kekalahan.
Absennya Dybala memang mengurangi kreativitas Roma, namun kehadiran Dovbyk yang tajam bisa jadi pembeda. Lazio akan banyak mengandalkan semangat derby dan Zaccagni, tetapi performa mereka yang inkonsisten jadi keraguan tersendiri.
Gol dari Dovbyk dan Pellegrini bisa membawa Roma mencetak sejarah dengan menyapu bersih dua derby musim ini, sekaligus mendorong mereka masuk ke posisi empat besar. Sebaliknya, Lazio harus segera bangkit jika tidak ingin terpeleset lebih jauh dari zona Eropa.
Prediksi Susunan Pemain
Lazio (4-2-3-1):
Provedel; Marusic, Gila, Romagnoli, Pellegrini; Guendouzi, Rovella; Isaksen, Dia, Zaccagni; Castellanos
Roma (3-4-2-1):
Svilar; Mancini, Hummels, Ndicka; Saelemaekers, Kone, Paredes, Angelino; Soule, Pellegrini; Dovbyk
Prediksi Skor: Lazio 1-2 Roma