Delapan KK di Dusun Klanting Mengungsi Akibat Banjir Mojokerto, Satu Warga Tersengat Listrik

Delapan KK di Dusun Klanting Mengungsi Akibat Banjir Mojokerto, Satu Warga Tersengat Listrik

Mojokerto (beritajatim.com) – Sebanyak delapan Kepala Keluarga (KK) yang terdiri dari 32 jiwa di Dusun Klanting, Desa Pulorejo, Kecamatan Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto, terpaksa mengungsi ke rumah kerabat mereka pada Senin (9/6/2025). Langkah ini dilakukan karena genangan air masih merendam rumah warga dan akses jalan desa, meskipun debit air mulai surut.

Tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto telah turun ke lokasi untuk melakukan kajian cepat dan pendataan dampak banjir. Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD terus memantau perkembangan situasi dan memberikan laporan terkini kepada pimpinan daerah.

Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Mojokerto, Yoi Afrida menjelaskan, terdapat enam desa di dua kecamatan yang terdampak banjir. “Yakni satu desa di Kecamatan Mojoanyar dan lima desa di Kecamatan Dawarblandong. Namun hanya di Desa Pulorejo, Dawarblandong ada yang mengungsi,” ungkapnya.

Di Desa Pulorejo sendiri, tiga dusun terendam banjir yakni Dusun Klanting, Dusun Beru, dan Dusun Pulo. Sebanyak 100 rumah dilaporkan terdampak genangan air dengan ketinggian rata-rata mencapai 30 cm. Selain itu, sekitar 15 hektare lahan pertanian juga terkena dampak.

Insiden juga terjadi saat warga mencoba menyelamatkan barang-barang mereka dari rendaman air. “Saat menyelamatkan barang-barang, ada salah satu warga tersengat listrik. Korban seorang perempuan saat ini dirawat di Puskesmas Dawarblandong,” katanya.

“Kami masih terus melakukan pemantauan dan koordinasi dengan perangkat desa. Masyarakat diimbau tetap waspada terhadap potensi banjir susulan, terutama jika hujan kembali turun dalam beberapa hari ke depan,” lanjutnya.

Banjir yang terjadi ini merupakan dampak dari hujan berintensitas sedang hingga lebat yang mengguyur sebagian besar wilayah Kabupaten Mojokerto pada Minggu malam (8/6/2025). Hujan mulai turun sejak pukul 23.30 WIB berdasarkan pantauan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda, yang mengakibatkan meningkatnya debit air sejumlah anak sungai, termasuk Sungai Sadar.

Situasi ini memperkuat pentingnya koordinasi antara warga, pemerintah desa, dan BPBD untuk menghadapi potensi cuaca ekstrem yang masih dapat terjadi dalam beberapa hari ke depan. [tin/suf]