Gaza City –
Israel terus menggempur Gaza, Palestina selama perang dengan Hamas. Serangan mengerikan itu mengakibatkan ratusan korban jiwa dalam 24 jam.
Sebagaimana diketahui, panglima militer Israel Herzi Halevi mengatakan perang dengan Hamas di Gaza, Palestina tak akan berakhir dalam waktu dekat. Dia menyebut perang akan terjadi dalam beberapa bulan.
Dilansir Kantor Berita AFP, Selasa (26/12/2023), perang Israel dengan kelompok militan Palestina Hamas di Jalur Gaza akan berlangsung “berbulan-bulan lagi,” kata panglima militer Israel Herzi Halevi.
Perang “akan berlanjut selama berbulan-bulan lagi, dan kami akan bekerja dengan metode berbeda agar pencapaian kami dapat dipertahankan untuk waktu yang lama”, kata Halevi pada konferensi pers yang disiarkan televisi.
“Tidak ada solusi ajaib, tidak ada jalan pintas untuk memberantas organisasi teroris secara menyeluruh kecuali bersikap keras kepala dan bertekad dalam memeranginya,” ucapnya.
Israel Klaim Bunuh 100 Hamas
“Markas bawah tanah Hamas di kamp Jabalia, terungkap dan dihancurkan dalam operasi (militer Israel). Operasi itu mencakup pertempuran sengit yang menewaskan lebih dari 100 teroris dan ratusan senjata ditemukan, disita, dan dihancurkan,” sebut juru bicara militer Israel, Peter Lerner, dalam pernyataannya seperti dilansir Al Arabiya, Selasa (16/12/2023).
“Sebagai bagian dari operasi, dan berdasarkan informasi intelijen awal, pasukan mengungkap jaringan terowongan strategis yang berfungsi sebagai markas esar Hamas di Gaza bagian utara. Markas bawah tanah, yang terdiri atas dua tingkat — tingkat pertama sedalam sekitar 10 meter dan tingkat kedua sedalam puluhan meter,” tuturnya.
Persenjataan yang disita, sebut Lerner, ditemukan di dalam markas bawah tanah Hamas tersebut. Menurut Lerner, pasukan Israel juga menemukan tempat pembuatan senjata dan tempat persembunyian darurat.
Apa akibat gempuran yang dilakukan Israel? Baca halaman selanjutnya.
241 Orang Tewas dalam 24 Jam
Terbaru, Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas mengatakan sedikitnya 241 orang tewas dalam 24 jam terakhir akibat serangan militer Israel.
Dilansir BBC, Rabu (27/12/2023), Kementerian Kesehatan Gaza juga mengatakan 382 orang juga terluka dalam 24 jam yang sama. Presiden Palestina Mahmoud Abbas pun menyebut perang tersebut sebagai ‘kejahatan berat’ terhadap rakyatnya.
Abbas menggambarkan perang di Jalur Gaza ‘lebih dari bencana’ dan ‘lebih dari perang pemusnahan’.
Dia menyebutnya sebagai hal yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah rakyat Palestina. Berbicara di Ramallah kepada saluran TV Mesir dalam wawancara pertamanya sejak perang dimulai, Abbas mengatakan wilayah tersebut menjadi tidak dapat dikenali lagi dan memperingatkan bahwa Tepi Barat yang diduduki dapat meledak kapan saja.
Pemimpin Palestina itu menuduh Washington memperpanjang perang dengan memveto rancangan resolusi PBB yang menyerukan gencatan senjata.
Setidaknya 20.915 warga Palestina telah tewas akibat serangan Israel. Sebagian korban tewas ialah anak-anak dan perempuan.
Perang dimulai pada 7 Oktober setelah Hamas melakukan serangan terhadap komunitas di Israel. Sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, tewas. Sekitar 240 orang dibawa kembali ke Gaza sebagai sandera, di mana sebagian sudah dibebaskan.
Israel Dituding Curi Organ
Sementara itu, dilansir Anadolu Agency, Rabu (27/12/2023), kantor media pemerintah yang berbasis di Gaza mengatakan pemeriksaan jenazah mengungkapkan bahwa bentuk jenazah yang diserahkan Israel berubah secara signifikan akibat pencurian organ vital dari jenazah.
Otoritas Gaza menyebut bahwa tentara Israel menyerahkan jenazah tanpa nama dan menolak menyebutkan secara spesifik dari mana jenazah itu berasal. Mereka juga menuding tentara Israel mengulangi tindakan serupa selama perang yang sedang berlangsung di Gaza dan juga menggali jenazah dari kuburan.
Pernyataan tersebut mengkritik apa yang dikatakannya sebagai ‘sikap diam organisasi-organisasi internasional yang beroperasi di Gaza, termasuk Komite Internasional Palang Merah, terhadap kejahatan mengerikan yang dilakukan oleh pendudukan (Israel)’. Pihak berwenang Israel belum mengomentari tuduhan tersebut.
Pada Selasa pagi, pihak berwenang Israel melepaskan jenazah puluhan warga Palestina yang tewas dibunuh oleh tentara Israel. Kementerian Kesehatan di Gaza menerima jenazah tersebut melalui perbatasan Kerem Shalom di Jalur Gaza selatan.
Kementerian Wakaf dan Agama di Gaza bertanggung jawab atas penguburan mereka di kuburan massal.
“PBB telah memberi tahu kami sebelumnya tentang kedatangan sejumlah syuhada ke Jalur Gaza, yang diperkirakan berjumlah sekitar 80 jenazah,” kata Direktur Rumah Sakit Mohammed Yousef El-Najar di Rafah, Marwan Al-Hams.
“Jenazah tiba di dalam wadah, ada yang utuh, ada yang sudah hancur, dan ada yang sudah membusuk,” tambahnya.
Hoegeng Awards 2025
Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu