Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Dari Sakit Gigi, Mengapa Mbok Yem Penjaga Gunung Lawu Bisa Sesak Napas? Ini Penjelasan Secara Medis – Halaman all

Dari Sakit Gigi, Mengapa Mbok Yem Penjaga Gunung Lawu Bisa Sesak Napas? Ini Penjelasan Secara Medis – Halaman all

TRIBUNNEWS.COM, PONOROGO – Wakiyem alias Mbok Yem, penjaga Gunung Lawu dirawat di Rumah Sakit karena sakit. Separah apa kondisinya sampai harus melakukan rawat inap. 

Dilansir Tribunnews.com sebelumnya, publik dikejutkan dengan kabar turunnya  dari warung tertinggi miliknya di luar tradisi. 

Kondisi kesehatannya membuat Mbok Yem turun gunung ditandu turun dari puncak Gunung Lawu. 

Keluarga membawanya ke Rumah Sakit Umum Aisyiyah (RSUA) di Ponorogo, Jawa Timur. 

Saat ditemui Tribun Jatim (Tribunnews.com Network) di RS yang terletak di Jalan dr Sutomo Ponorogo pekan lalu, di tubuh Mbok Yem masih terlihat selang infus serta oksigen masih terpasang.

Berikut perjalanan sakit dan penjelasan medis terkait kondisi Mbok Yem penjaga Gunung Lawu. 

 

Berawal dari sakit gigi 

SOSOK MBOK YEM – Pemilik warung legendaris di Puncak Gunung Lawu, Mbok Yem, saat ditandu turun gunung pada 2022 (kiri) dan Mbok Yem ketika dirawat di RSU Aisyiyah, Jumat (7/3/2025) (kanan). (Instagram @magetanbanget via Kompas.com/TribunJatim.com Pramita Kusumaningrum)

Mbok Yem mengatakan kondisinya drop berawal dari sakit gigi. 

“Dari sakit gigi,” ungkap Mbok Yem, ditemui Sabtu (8/3/2025) silam. 

Mbok Yem menjelaskan gigi miliknya ada yang goyang.

Karena kondisi giginya ini, ia sampai merasakan pusing jika ada makanan yang nyangkut di gigi,

“Kalau nyangkut makanan itu, kene munyer-munyer (berputar-putar),” kata Mbok Yem sambil memegang kepalanya.

Kondisi itu, kata dia, membuat dirinya enggan makan. Sehingga membuat Mbok Yem lemas. Pun beberapa waktu terakhir Mbok Yem mengaku telah jatuh tiga kali.

“Ya tibo ng jogan kui lo, ping telu (jatuh di lantai itu lo, sampai tiga kali,”  sambung Mbok Yem.

Menurut Mbok Yem, ini pengalaman pertamanya masuk Rumah Sakit. 

Biasanya jika sakit, termasuk sakit gigi ia hanya berobat ke petugas medis di sekitar Gunung Lawu. 

“Pertama kali ini masuk rumah sakit, biasanya sakit ya suntik sudah sembuh,” tuturnya. 

Sesak napas, Mbok Yem didiagnosa pneumonia 

Dari hasil pemeriksaan medis tim dokter RSU Aisyiyah, bahwa pemilik warung dengan lokasi tertinggi di Indonesia ini mengalami pneumonia.

“Hasil pemeriksaan ada pneumonia, ada bengkak, rongsennya ya pneumonia,” kata Humas RSU Aisyiyah Ponorogo, Muh. Arbain.

Menurut Arbain, nenek berusia 82 tahun ini kondisinya saat masuk ke Rumah Sakit mengalami sesak napas. 

“Awalnya, saat hari pertama dirawat kondisinya lemah dan tidak mau makan karena sesak napas,” tegas Bain.

Beberapa hari dirawat, kata dia, saat ini kondisi Mbok Yem sudah membaik.

Meski, kondisi Mbok Yem masih dipasang oksigen.

“Membaik di sini dibandingkan sebelumnya kondisinya lebih baik. Sudah bisa diajak komunikasi, tetapi tidak bisa cepat-cepat ngomongnya, kan kalau ngomong cepat sesak,” pungkasnya.

Penjelasan medis dari sakit gigi merambat hingga pneuomonia

Lantas, mengapa bisa sakit gigi seperti yang dialami Mbok Yem merambat dan menyebabkan sesak napas? 

Mengutip laman Kemenkes, dijelaskan jika sakit gigi adalah kondisi ketika gigi mengalami rasa sakit atau nyeri, dengan tingkatan keparahan yang bervariasi. 

Ilustrasi. (istimewa)

Pada kebanyakan kasus, ini adalah akibat dari berbagai masalah pada gusi ataupun gigi. 

Penyebab sakit gigi yang utama adalah kerusakan pada gigi. Bakteri yang hidup di mulut dapat bertumbuh dengan baik akibat gula atau sari dalam makanaan yang d konsumsi. 

Bakteri kemudian membentuk plek lengket yang menempel pada permukaan gigi. Asam yang berbentuk dari bakteri dalam plak dapat mengikis lapisan putih keras dibagian luar gigi (enamel) dan menciptakan rongga. 

Sakit Gigi tidak bisa diobati jika disebabkan oleh infeksi yang lebih serius. Seperti abses, menunda pengobatan bisa menyebabkan mengalami berbagai komplikasi serius, misalnya kehilangan gigi, infeksi darah bakteri atau mediastinitis, serta peradangan ruang antara paru paru. 

Komplikasi yang terjadi apabila sakit gigi terutama infeksi pada gigi antara lain abses gigi berupa gumpalan nanah disekitar gigi atau gusi, peradangan seperti bakteri yang membusuk dapat menyebar dan mengakibatkan peradangan pada bagian tubuh lain, seperti otot jantung, ginjal, hidung, mata dan sendi, infeksi darah berupa infeksi dapat menyebar ke jaringan lunak mulut dan wajah, dan menyebabkan pneumonia.

Hal ini dikuatkan penjelasan dokter. 

Dari arsip berita Tribunnews.com, dokter spesialis paru Dr dr Fathiyah Isbaniah, Sp P(K) FISR mengatakan penting untuk menjaga kebersihan mulut demi mencegah Pneumonia.

Ilustrasi Gambar Pneumonia (Tangkapan layar healthline.com)

“Kuman atau bakteri di mulut kita sering migrasi, dan bisa turun ke dalam paru-paru.
Pada orang sehat dengan daya tahan tubuh baik, hal ini tidak menyebabkan penyakit,” ungkapnya.

Namun tidak pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah.

Apa lagi dengan pasien yang sudah memiliki penyakit sebelumnya.

“Apa bila kebersihan mulu tidak terjaga, dengan sangat mudah mengalami Pneumonia. Kuman akan masuk ke saluran pernapasan bawah,” katanya lagi.

 

Oleh karena itu, penting untuk selalu menjaga kebersihan gigi dan mulut untuk mencegah Pneumonia.

Tidak hanya menjaga kesehatan bibir dan mulut, ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya Pneumonia.

Perlu diketahui, pneumonia adalah infeksi paru-paru yang menyebabkan peradangan dan pengisian cairan atau nanah di kantung udara paru-paru. Pneumonia juga dikenal sebagai paru-paru basah. 

 

Sakit, Mbok Yem tetap layani pendaki Gunung Lawu hingga dinihari 

Walaupun begitu, Mbok Yem tetap melayani pembeli. Dia menuturkan terkadang jam 2 dini hari masih melayani para pendaki yang kelaparan.

“Jam 2 ngono lagi leren (jam 2 begitu terkadang baru bisa istirahat). Yo kadang gorengne ndok (terkadang membuat pesanan telur goreng),” tegasnya.

Mbok Yem tidak mau turun. Hingga Selasa (4/3/2025) Mbok Yem berhasil dibujuk untuk turun Gunung Lawu dengan ditandu.

Mbok Yem juga meminta doa untuk segera sehat. Kemudian dia bisa kembali berjualan di puncak Gunung Lawu.

“Aku dungakno ndang mari ya (aku tolong doakan cepat sembuh). Ben iso dodolan neh (biar bisa jualan kembali),” pungkasnya.

Mbok Yem turun Gunung Lawu lebih cepat

Kolase foto Mbok Yem (80) mudik menempuh perjalanan dari ketinggian 3170 mdpl Gunung Lawu, Warung Mbok Yem di puncak Gunung Lawu tampak depan dan Viral Mbok Yem Pemilik Warung Tertinggi di Pulau Jawa Turun Gunung dengan Tandu (Surya.co.id/Feb/Kompas.com/Anggara/Tiktok @jun_alwii)

Tradisi Mbok Yem turun dari Gunung Lawu biasanya mulai terlihat jelang Hari Raya Idul Fitri. Akan tetapi, pada tahun 2025, tradisi tersebut terpaksa dilakukan lebih awal.

Sebab, Mbok Yem alias Wakiyem ditandu beberapa orang untuk turun gunung, pada Selasa (4/3/2025), atau lebih tepatnya puasa hari keempat.

Beberapa pria menandu Mbok Yem alias Wakiyem secara bergantian. Seperti lebaran tahun lalu, Mbok Yem mudik turun gunung dari warungnya, Hargo Dalem Gunung Lawu via Cemorosewu.

Sekedar diketahui, Tradisi Mbok Yem turun dari Gunung Lawu biasanya mulai terlihat jelang Hari Raya Idul Fitri. Akan tetapi, pada tahun 2025, tradisi tersebut terpaksa dilakukan lebih awal.

Sebab, Mbok Yem alias Wakiyem ditandu beberapa orang untuk turun gunung, pada Selasa (4/3/2025), atau lebih tepatnya puasa hari keempat.

Beberapa pria menandu Mbok Yem alias Wakiyem secara bergantian. Seperti lebaran tahun lalu, Mbok Yem mudik turun gunung dari warungnya, Hargo Dalem Gunung Lawu via Cemorosewu.

(Tribunnews.com/Anita K Wardhani/Tribunjatim.com/Pramita Kusumaningrum)

Merangkum Semua Peristiwa