Dari Media Sosial ke Kehilangan Pekerjaan: Imbas Komentar soal Penembakan Charlie Kirk – Page 3

Dari Media Sosial ke Kehilangan Pekerjaan: Imbas Komentar soal Penembakan Charlie Kirk – Page 3

Gelombang reaksi tak berhenti di media sosial. Sejumlah individu yang unggahannya ditampilkan situs anonim itu mengaku mendapat pelecehan, ancaman, bahkan kehilangan pekerjaan. Misalnya, jurnalis independen asal Kanada Rachel Gilmore, yang justru menuliskan doa agar Kirk selamat, mendapati dirinya dibanjiri ancaman hingga menyebut dua hari terakhir sebagai “neraka hidup.”

Kasus serupa menimpa Rebekah Jones, mantan ilmuwan data Covid-19, yang mengaku dua kali melapor ke polisi setelah mendapat ancaman pembunuhan usai komentarnya tentang Kirk dipublikasikan situs anonim tersebut. Sementara itu, penulis DC Comics, Gretchen Felker-Martin, harus kehilangan kontrak setelah cuitannya dianggap menyindir kematian Kirk.

Tak hanya individu, perusahaan besar pun turut bereaksi. Delta Air Lines, American Airlines, dan United Airlines mengonfirmasi telah menangguhkan sejumlah pegawainya terkait postingan soal Kirk. Restoran cepat saji, tim olahraga Carolina Panthers, hingga institusi pendidikan juga ikut memecat pegawai yang dinilai melanggar etika.

Menurut Jeffrey Hirsch, profesor hukum ketenagakerjaan di University of North Carolina, perusahaan swasta berhak memecat karyawan karena komentar di media sosial, sementara sektor publik lebih rumit karena terkait kebebasan berpendapat. Namun, kasus guru dianggap lebih sensitif mengingat peran mereka dalam mendidik anak-anak.