Dari 42 Ribu Pesantren di Indonesia, Menteri PU Sebut Baru 50 yang Kantongi Izin PBG

Dari 42 Ribu Pesantren di Indonesia, Menteri PU Sebut Baru 50 yang Kantongi Izin PBG

Sidoarjo (beritajatim.com) – Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo menyampaikan akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap seluruh bangunan pondok pesantren (ponpes) di Indonesia. Langkah ini dilakukan pasca runtuhnya bangunan Ponpes Al Khoziny di Sidoarjo yang menyebabkan puluhan korban jiwa, Senin (6/10/2025).

Dody menyebut, dari total 42.433 bangunan pondok pesantren di seluruh Indonesia, baru 50 pesantren yang sudah mengantongi izin Persetujuan Bangunan Gedung (PBG).

“Kita evaluasi semua pondok pesantren sesuai arahan presiden. Semua pondok pesantren kita evaluasi pelan-pelan,” kata Dody Hanggodo di Sidoarjo, Senin (6/10/2025).

Ia menegaskan, evaluasi tersebut akan dilakukan secara bertahap dengan melibatkan seluruh pemerintah daerah terkait agar kejadian serupa tidak terulang kembali.

“Pelan-pelan kita bereskan soal kualitas bangunan masing-masing (ponpes) bersama-sama dengan pemda setempat kita benahi semuanya, Kemenag, Kemendagri dan pemda setempat terlibat bersama-sama untuk membenahi semua bangunan di ponpes,” ungkapnya.

Namun demikian, Dody enggan membeberkan analisa Kementerian PU terkait kondisi bangunan Ponpes Al Khoziny yang runtuh. Ia juga tidak menjelaskan hasil pembicaraannya dengan pengurus pesantren yang sempat ditemuinya.

“Hari ini saya tidak berani buka-bukaan. Lebih karena semua fokuskan ke search and rescue,” katanya.

Menurut Dody, setelah proses pencarian dan evakuasi korban selesai, barulah Kementerian PU akan membicarakan langkah lanjutan, termasuk kemungkinan rehabilitasi bangunan pesantren yang runtuh.

“Setelah Kepala Basarnas mengerjakan tugasnya, baru kami urusan berikutnya. Saya yang membangun dan sebagainya. Tapi sekarang posisinya search and rescue,” pungkasnya.

Diketahui, insiden runtuhnya bangunan tiga lantai yang juga mencakup musala di Asrama Putra Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, terjadi pada Senin (29/9/2025) sore saat ratusan santri tengah menunaikan salat Ashar berjemaah di gedung yang masih dalam tahap pembangunan.

Berdasarkan data terbaru Basarnas per Senin (6/10) pukul 18.34 WIB, total korban yang berhasil ditemukan mencapai 169 orang. Sebanyak 104 orang dilaporkan selamat, sementara 65 orang meninggal dunia, termasuk tujuh korban yang ditemukan dalam kondisi tidak utuh.

Basarnas menegaskan proses pencarian korban masih terus dilakukan hingga seluruh bagian bangunan yang runtuh selesai dibersihkan. Tidak menutup kemungkinan jumlah korban meninggal akan bertambah. [ram/ian]