Dapur SPPG Kawu di Ngawi Disetop Sementara Usai 87 Siswa Diduga Keracunan

Dapur SPPG Kawu di Ngawi Disetop Sementara Usai 87 Siswa Diduga Keracunan

Ngawi (beritajatim.com) – Aktivitas dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Desa Kawu, Kecamatan Kedunggalar, Ngawi, resmi dihentikan sementara oleh Badan Gizi Nasional (BGN) usai insiden keracunan massal 87 siswa dari program Makan Bergizi Gratis (MBG). Penghentian ini berlaku hingga batas waktu yang masih menunggu keputusan lembaga terkait.

Di SMP Negeri 2 Kedunggalar, kegiatan belajar mengajar sudah berjalan seperti biasa. Namun, tidak ada pengiriman jatah MBG hari ini. Banyak siswa memilih membawa bekal dari rumah, sementara sebagian lainnya membeli makanan di kantin sekolah.

Dari total 160 siswa, enam siswa tidak masuk. Satu di antaranya masih dirawat di Puskesmas Gemarang.

“Anak-anak sudah masuk, tinggal enam yang belum. Satu masih dirawat. MBG dihentikan, jadi anak-anak bawa bekal atau makan di kantin,” jelas Rina Yulaikawati, Kepala SMPN 2 Kedunggalar.

Sementara itu, sejumlah siswa mengaku kini lebih berhati-hati. “Bawa bekal sendiri lebih aman. Takut makan MBG,” ujar Fiona Adelia, salah satu siswi.

Puskesmas Gemarang mencatat menerima total 87 siswa dari tiga SD, satu SMP, dan satu SMA negeri di Kedunggalar sejak Rabu siang hingga malam. Mereka datang dengan gejala mual, muntah, dan pusing setelah menyantap lauk telur puyuh dari MBG.

Sebagian besar pasien langsung diperbolehkan pulang. Hingga hari ini, hanya dua siswa yang masih menjalani perawatan.

“Dari 87 anak, kini tinggal dua yang dirawat. Kondisinya sudah membaik,” ujar dr. Esti Retno Setyowati, Kepala Puskesmas Gemarang.

SPPG: Penghentian Dapur Menunggu Keputusan BGN

Pihak SPPG menegaskan bahwa dapur benar-benar berhenti beroperasi hari ini. Tidak ada aktivitas produksi apa pun, sambil menunggu instruksi resmi dari pihak yang berwenang.

“Untuk hari ini dapur diberhentikan sementara. Kami menunggu pemberitahuan selanjutnya. Untuk beberapa hari ke depan juga masih menunggu keputusan dari BGN. Insyaallah tidak lama-lama penutupannya,” jelas Agus Wijayanto, Kepala SPPG Desa Kawu.

Ia menambahkan bahwa penghentian produksi diambil berdasarkan koordinasi dengan koordinator wilayah.

“Hari ini memang tidak ada produksi. Yang menghentikan ini hasil koordinasi dengan korwil, jadi dapur sementara waktu tidak beroperasi,” katanya.

Polisi Kirim Sampel Makanan ke Labfor

Polres Ngawi telah memeriksa sejumlah saksi dari pihak sekolah dan membawa sampel sisa makanan ke Laboratorium Forensik Polda Jawa Timur.

“Sampel sudah kami kirim ke Labfor Polda Jatim. Kami juga akan meminta keterangan dari pihak SPPG,” ungkap IPTU Dian Ambarwati, Kasi Humas Polres Ngawi.

Total 87 siswa dari berbagai jenjang terpaksa dilarikan ke Puskesmas Gemarang setelah mengalami gejala keracunan usai menyantap lauk telur puyuh program MBG. Telur puyuh itu diduga dalam kondisi tidak layak makan.

Dapur SPPG dihentikan sementara hingga hasil uji laboratorium keluar dan keputusan resmi dari BGN maupun BPN diterbitkan. [fiq/beq]