TRIBUNNEWS.COM – Militer Israel kembali melakukan serangan udara ke wilayah Jalur Gaza pada Selasa dini hari (18/3/2025).
Ini menjadi serangan brutal pertama yang dilakukan Israel sejak gencatan senjata dimulai pada Januari lalu.
Mengutip dari Al Jazeera, serangan itu dilakukan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu usai mendapatkan restu dari Presiden AS Donald Trump untuk menggempur jalur Gaza.
“Seperti yang telah ditegaskan Presiden Trump, Hamas, Houthi, Iran-dan semua pihak yang berupaya meneror tidak hanya Israel, tetapi juga AS-akan menghadapi konsekuensi, dan kekacauan besar akan terjadi,” kata Juru Bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt.
Netanyahu menegaskan serangan udara yang dilakukan pasukannya, sengaja ditujukan untuk menekan milisi Hamas yang selama ini menolak membebaskan sandera Israel.
“Ini menyusul penolakan berulang kali Hamas untuk membebaskan sandera kami, serta penolakannya terhadap semua proposal yang telah diterimanya dari Utusan Presiden AS Steve Witkoff,” kata Netanyahu
“Israel akan, mulai sekarang, bertindak melawan Hamas dengan kekuatan militer yang meningkat,” imbuhnya.
Hamas berdalih keputusannya untuk menunda pembebasan sandera Israel karena Netanyahu telah gagal mematuhi perjanjian gencatan senjata yang telah disepakati sebelumnya.
Hamas saat ini diyakini masih menyandera sekitar 24 warga Israel dan menahan setidaknya 35 mayat.
Korban Tewas Gaza Tembus 200 Jiwa
Imbas serangan brutal Israel, Kantor Media Pemerintah Gaza melaporkan, lebih dari 200 orang telah tewas dalam pengeboman Israel di beberapa daerah di Jalur Gaza.
Adapun hampir separuh korban tewas termasuk di antaranya anak-anak, wanita dan orang tua yang tinggal di Gaza selatan.
Tak hanya melakukan serangan, Israel juga memerintahkan semua sekolah yang dekat dengan wilayah Gaza ditutup, seiring “kekuatan militer yang meningkat” terhadap Hamas.
Israel turut menyebarkan ketakutan di kalangan masyarakat Gaza, lewat serangan udara yang tak kunjung berhenti hingga membuat langit di Gaza dipenuhi dengan pesawat tak berawak dan jet tempur yang terbang rendah.
Hamas Kecam Serangan Israel
Merespons tindakan yang dilakukan Israel, Hamas menegaskan, mereka mengutuk keras serangan ini.
Hamas menyebutnya sebagai “serangan berbahaya” terhadap warga sipil yang tidak berdaya, dan mengklaim bahwa tujuan Israel adalah untuk menggagalkan kesepakatan gencatan senjata yang telah disepakati.
Mencegah terjadinya eskalasi yang lebih luas, Hamas menyerukan kepada negara-negara Arab dan Muslim untuk mendukung “perlawanan Palestina” dalam upaya mematahkan blokade terhadap Gaza.
Hamas juga mendesak Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk segera mengeluarkan resolusi yang memerintahkan Israel menghentikan “agresinya.”
(Tribunnews.com / Namira)