Probolinggo (beritajatim.com) – Erupsi Gunung Semeru kembali memberi dampak berantai terhadap sejumlah kegiatan pembangunan di wilayah sekitar, termasuk di Kota Probolinggo. Salah satunya proyek pembangunan hanggar di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bestari, Jalan Anggrek, yang kini mengalami keterlambatan signifikan karena terhentinya pasokan pasir dari wilayah Lumajang.
Kepala Bidang Penanganan dan Pengolahan Sampah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Probolinggo, Gigih Ardityawan, mengungkapkan bahwa proyek tersebut awalnya ditargetkan selesai pada 26 November 2025. Namun, sejumlah kendala teknis dan nonteknis membuat jadwal penyelesaian tidak dapat dipenuhi.
“Harusnya tanggal 26 November sudah selesai. Tapi ada change contract order (CCO), sehingga perlu justifikasi teknis dari pengawas untuk kompensasi waktu. Di sisi lain, erupsi Semeru membuat pasokan pasir beton dari tambang dihentikan sementara,” ujar Gigih.
Menurutnya, penghentian pasokan material itu berdampak langsung pada pekerjaan struktur yang membutuhkan pasir beton dalam jumlah besar. Berdasarkan informasi dari pemasok, pengiriman pasir berhenti hingga 6 Desember, menambah panjang daftar hambatan dalam penyelesaian proyek.
Tak hanya itu, Gigih menjelaskan bahwa beberapa kondisi teknis di lapangan juga menyebabkan perlunya perubahan pekerjaan yang sebelumnya tidak tercantum dalam perencanaan awal. Salah satunya pada bagian atap hanggar eksisting.
“Setelah diturunkan, banyak komponen atap yang tidak bisa digunakan kembali. Maka perlu dilakukan penggantian. Selain itu, metode pembautan juga diubah dari dua menjadi empat baut agar struktur atap lebih kokoh dan aman,” paparnya.
Perubahan konstruksi tersebut mengharuskan dilakukannya CCO, yang otomatis berdampak pada waktu penyelesaian. Saat ini, pengawas proyek sedang melakukan evaluasi lanjutan sekaligus penyusunan justifikasi tambahan terkait masa perpanjangan pengerjaan.
Dari rencana awal yang memproyeksikan progres mencapai 88 persen, pekerjaan di lapangan kini baru berada di kisaran 80 persen lebih. Gigih memastikan bahwa pihaknya terus melakukan pemantauan dan berkoordinasi dengan rekanan untuk percepatan, terutama setelah pasokan material kembali normal.
“Kami tetap berupaya menyelesaikan proyek ini secepatnya. Pengawas juga sedang melakukan evaluasi dan justifikasi ulang. Mohon dukungan agar pekerjaan dapat segera tuntas,” ujarnya.
Gigih menegaskan bahwa proyek hanggar di TPA Bestari penting untuk mendukung proses pengelolaan sampah yang lebih efektif. Karena itu, DLH berharap seluruh kendala dapat segera teratasi sehingga fasilitas tersebut dapat segera dimanfaatkan.
“Harus tetap yakin. Ini semua demi peningkatan layanan pengolahan sampah di Kota Probolinggo,” pungkasnya. [ada/aje]
