Dampak Banjir Lahar Semeru, Jembatan Rusak dan Siswa SD di Lumajang Tak Bisa Sekolah

Dampak Banjir Lahar Semeru, Jembatan Rusak dan Siswa SD di Lumajang Tak Bisa Sekolah

Lumajang (beritajatim.com) – Kerusakan jembatan limpas di Dusun Sumberlangsep, Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, akibat banjir lahar Semeru, membuat aktivitas belajar anak-anak ikut terganggu. Jembatan yang menjadi akses utama warga itu rusak diterjang banjir pada Selasa (9/9/2025).

Bagian yang rusak berada di ujung jembatan menuju Dusun Sumberlangsep, menyebabkan 137 kepala keluarga (KK) di seberang Sungai Regoyo terisolir hingga Kamis (11/9/2025). Kondisi ini kian sulit karena banjir lahar sering terjadi saat hujan deras mengguyur kawasan Gunung Semeru.

Akibatnya, banyak anak Dusun Sumberlangsep tidak bisa berangkat sekolah. Salah satunya di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Jugosari 3, tempat 40 siswa berasal dari dusun tersebut. Kepala Sekolah SDN Jugosari 3, Yulianti, menjelaskan dari total 86 siswa, hanya 21 yang hadir saat banjir melanda, Rabu (10/9/2025).

“Ini kalau dari Dusun Sumberlangsep ada 40 siswa, mereka tidak bisa hadir karena ada banjir. Selain itu, cuaca juga hujan, itu cukup beresiko ditambah jembatan limpas juga rusak,” kata Yulianti, Kamis (11/9/2025).

Untuk menyiasati keadaan, pihak sekolah memberikan dispensasi berupa pembelajaran daring bagi siswa yang tidak bisa hadir. Selain itu, jam sekolah dipersingkat karena kondisi cuaca yang kurang mendukung.

“Sebagai keringanan, yang tidak bisa masuk sekolah kami berlakukan belajar via daring. Untuk jam pulang sekolah juga dimajukan dari jam 12 menjadi jam 10 siang karena cuaca yang tidak memungkinkan demi keamanan para siswa,” imbuh Yulianti.

Informasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebutkan banjir lahar Gunung Semeru terjadi ketika hujan berintensitas tinggi mengguyur wilayah Lumajang. Sebelumnya, getaran banjir bahkan sempat tercatat mencapai amplitudo maksimal (Amak) 10 milimeter. [has/beq]