Dampak Banjir Lahar Gunung Semeru, 30 Hektar Lahan Pertanian di Lumajang Tertutup Material Vulkanik

Dampak Banjir Lahar Gunung Semeru, 30 Hektar Lahan Pertanian di Lumajang Tertutup Material Vulkanik

Lumajang (beritajatim.com) – Total ada sekitar 30 hektar lahan pertanian warga di Desa Gondoruso, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur yang terdampak banjir lahar Gunung Semeru.

Sebelumnya, banjir lahar Gunung Semeru melanda daerah aliran sungai (DAS) Regoyo di Desa Gondoruso pada, Rabu (5/11/2025).

Bencana ini menyebabkan tanggul penahan sungai sepanjang 150 meter jebol dihantam derasnya banjir lahar yang membawa material vulkanik dari Gunung Semeru.

Peristiwa ini membuat aliran lahar meluap hingga sempat menutup akses penghubung dua kecamatan dan mengisolasi warga di tiga dusun.

Tidak hanya itu, tercatat ada sebanyak 30 hektar lahan petani setempat yang saat ini rusak karena tertutup material pasca-banjir.

Kondisi lahan terdampak sangat memprihatinkan, pasir yang dibawa banjir menutup keseluruhan lahan warga.

Budi, salah satu warga yang lahannya terdampak mengatakan, banyak tanaman pertanian seperti palawija bahkan padi tidak dapat diselamatkan. Bahkan, banjir juga menyapu habis satu petak lahan miliknya yang ditanami kacang.

“Banyak yang rusak, ini punya saya satu petak di tanami kacang juga sudah disapu habis sama banjir,” terang Budi saat dijumpai di kawasan banjir Desa Gondoruso, Sabtu (8/11/2025).

Menurutnya, dampak banjir bisa menjangkau lahan warga akibat tanggul penahan yang sudah jebol.

Kondisi ini membuat lahan terdampak tidak bisa kembali digarap dan ditanami sampai tanggul selesai diperbaiki.

“Ya semoga tanggulnya cepat diperbaiki, inikan lahannya juga belum bisa digarap lagi karena takut ada banjir susulan,” tambah Budi.

Sementara itu, Pengawas Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Nur Affandi menjelaskan, saat ini proses penanganan pasca-banjir dilakukan dengan menormalisasi sungai agar aliran lahar kembali ke jalurnya.

Selain itu, pembuatan tanggul darurat sepanjang 150 meter juga akan ditargetkan bisa selesai dalam pengerjaan tujuh hari kedepan.

“Fokus utama sekarang membangun tanggul darurat dan normalisasi sungai agar aliran lahar kembali ke jalurnya,” ungkap Nur Affandi. (has/ted)