Dahsyatnya Ledakan Petasan di Blitar, Ini Kesaksian Ibu Korban

Dahsyatnya Ledakan Petasan di Blitar, Ini Kesaksian Ibu Korban

Blitar (beritajatim.com) – Kesedihan nampak jelas di wajah Sundari ibu dari salah satu korban ledakan petasan di Desa Sidorejo Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar.

Ibu rumah tangga tersebut tidak menyangka jika anak nomor duanya menjadi salah satu korban ledakan petasan.

Sebenarnya Sundari telah memperingatkan anaknya untuk tidak membuat petasan. Namun imbauan itu diindahkan oleh sang anak. Usai diperingatkan tersebut, tiba-tiba saja petasan yang sedang diracik oleh anaknya beserta 3 orang rekannya meledak dengan dahsyat.

“Langsung meledak, satu kali yang keras lainnya tidak begitu keras. Sebenarnya sudah saya peringatkan tapi tidak didengarkan,” ungkap Sundari.

Sundari sendiri tidak tahu pasti berapa yang jumlah bubuk mesiu yang dibeli oleh anaknya dan tiga rekannya. Namun usai ledakan itu terjadi, ditemukan masih ada sekitar 2 kilogram bubuk mesiu di sekitar lokasi.

“Kalau katanya pak bhabinkamtibmas tadi masih ada 2 kilogram lagi makanya ini nunggu tim Jihandak untuk mengevakuasi bubuk mesiu tersebut,” bebernya.

Menurut Sundari ledakan keras petasan ini terjadi sekitar pukul setengah 12 malam. Saat warga sedang menggelar takbir. Kerasnya dentuman bubuk mesiu itu juga terdengar hingga radius 5 kilometer dari lokasi.

“Ya untungnya masih selamat anak saya, meski kondisinya kini penuh luka bakar,” pungkasnya.

Kini Sundari hanya bisa berharap anaknya bisa segera sembuh, dan kondisinya tidak terus memburuk. Sementara untuk proses hukum pihaknya menyerahkan sepenuhnya ke aparat kepolisian.

Namun ia berharap anaknya tidak ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini. Pasalnya petasan yang diracik tersebut tidak hendak dijual namun hanya akan digunakan untuk menyemarakkan hari raya Idul Fitri.

Kini keempat korban ledakan petasan tengah menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Srengat Kabupaten Blitar. Keempat korban yang tengah menjalani perawatan di RSUD Srengat Kabupaten Blitar itu adalah HW (14), FFK (16), MN (16) serta AS (13).

Menurut tim dokter RSUD Srengat, keempat korban tersebut mengalami luka bakar yang cukup serius selain itu mereka juga mengalami gangguan di inhalasi atau saluran pernafasan. Bahkan satu diantara keempat korban mengalami putus jari.

“Ada gangguan di inhalasi atau saluran pernafasan karena mungkin ada asap dan bubuk mesiu yang terhirup dan melukai saluran pernafasan,” ucap Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar, Christine Indrawati. (owi/ted)