Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Cuan Rp 15,85 T di Semester I 2024, Bos Astra Ungkap Jurus Investasi Perusahaan

Cuan Rp 15,85 T di Semester I 2024, Bos Astra Ungkap Jurus Investasi Perusahaan

Jakarta

PT Astra International Tbk mencatat keuntungan pada kinerja keuangan di semester I 2024 ini. Dari laporan keuangan terkini, Astra mencatatkan laba bersih senilai Rp 15,85 triliun.

Presiden Direktur Astra Djony Bunarto Tjondro mengatakan pihaknya terus berinvestasi untuk mengoptimasi 7 lini bisnis utama Astra. Dengan begitu diharapkan kinerja keuangan Astra pun bisa terdongkrak naik.

Adapun 7 lini bisnis tersebut adalah otomotif, jasa keuangan, hingga alat berat, tambang, konstruksi dan energi. Kemudian ada juga agribisnis, infrastruktur dan logistik, teknologi informasi, serta properti.

“Kami ada 7 lini bisnis utama yang kontribusinya variatif. Dari 7 lini bisnis inti kami ini harus dioptimasi dari waktu ke waktu dengan berbagai cara termasuk bagaimana investasi di bisnis inti maupun dengan sektor yang berdekatan dengan bisnis inti kami,” beber Djony dalam public expose virtual, Kamis (8/8/2024).

Djony menjelaskan Astra juga selalu menyelaraskan sektor yang jadi target investasi dengan arah pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dengan begitu Astra bisa memperluas cakupan bisnisnya di Indonesia.

Salah satu contoh perluasan cakupan investasi bisnis yang dilakukan Astra adalah di sektor ekonomi digital dengan berinvestasi di bank digital Bank Saqu dan juga di marketplace mobil bekas OLX.

Selain itu, Djony mengatakan Astra juga melihat sektor kesehatan menjadi salah satu sektor yang berpotensi tumbuh pesat. Sejauh ini, Djony bilang Astra sudah berinvestasi di bisnis kesehatan lewat Halodoc.

“Itu adalah arah investasi kami bagaimana optimasi lini bisnis inti dan memperluas cakupan,” sebut Djony.

Dalam laporan keuangan di Semester I 2024, Astra mencatatkan keuntungan Rp 15,86 triliun. Jumlah itu sedikit mengalami penurunan sebesar 9% dari waktu yang sama di tahun sebelumnya, di semester I 2023 Astra berhasil mencatatkan keuntungan hingga Rp 17,44 triliun.

Penurunan keuntungan Astra terjadi karena kinerja bisnis pertambangan yang melemah karena adanya penurunan harga batu bara. Keuntungan lini bisnis alat berat dan pertambangan Astra mengalami penurunan tajam hingga 15%, dari awalnya Rp 6,8 triliun di semester I 2023 menjadi hanya Rp 5,8 triliun di semester I 2024.

“Kinerja grup pada semester pertama tahun 2024 turun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, terutama merefleksikan penurunan kinerja dari bisnis alat berat dan pertambangan akibat harga batu bara yang rendah,” beber Djony dalam keterangannya pada laporan keuangan semester I.

(hal/das)