Jombang (beritajatim.com) – Cuaca ekstrem yang melanda Kabupaten Jombang diprediksi hingga Senin, 18 Maret 2024. Praktis, cuaca mendung dan hujan seharian diprediksi masih empat hari lagi.
Demikian prediksi dari BMKG (Badan Metereologi Klimatologi) Juanda Jawa Timur nomor ME.02.04/019/KSUB/III/2024. Bukan hanya Jombang, tapi sejumlah daerah di Jatim juga mengalami hal serupa. Itu karena wilayah Jawa Timur berada di akhir musim hujan. Dengan jata lain, memasuki fase peralihan dari musim hujan ke musim kemarau.
Prediksi BMKG itu tidak meleset. Karena sejak awal puasa atau Selasa 12 Maret 2024, Kabupaten Jombang diselimuti mendung. Saat datang waktu sahur, hujan sudah mengguyur. Jeda sebentar. Selepas subuh kembali hujan. Situasi tersebut berlangsung hingga sore hari, bahkan malam.
Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Jombang Syamsul Bahri membenarkan bahwa pihaknya menerima pemberitahuan dari BMKG Juanda tentang cuaca ekstrem mulai 12 hingga 18 Maret 2024.
Menurut BMKG, cuaca ekstrem tersebut dipicu oleh beberapa faktor. Di antaranya, adanya aktifitas Madden Jullian Oscillation (MJO) dan gelombang rossby yang menambah tingginya potensi pertumbuhan awan konvektif di wilayah Jawa Timur.
Selain itu juga serta adanya sirkulasi siklonik di utara Australia mengakibatkan adanya pola konvergensi atau pertemuan angin di wilayah Jawa Timur yang berpengaruh terhadap peningkatan cuaca ekstrem sepekan ke depan.
Atas kondisi itu BPBD Jombang sudah memberikan imbauan kepada masyarakat agar senantiasa mewaspadai potensi munculnya bencana. Imbauan itu disebar melalui media sosial dan surat ke masing-masing kecamatan.
Potensi itu ada di tiga kecamatan, yakni Mojoagung, Sumobito dan Kesamben. Berupa curah hujan tingga disertai angin kencang. Potensi tersebuy juga bisa meluas ke 18 kecamatan lainnya. Mulai Wonosalam, Bareng, Mojowarno, Ngoro, Gudo, Perak, Bandarkedungmulyo, dan lain sebagainya.
“Wilayah dengan topografi curam/bergunung/tebing seperti Wonosalam, Bareng diharapkan lebih waspada terhadap dampak yang dapat ditimbulkan akibat cuaca ekstrem seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor. Utamanya, apabila wilayah tersebut terjadi hujan dengan intensitas sedang-lebat dengan durasi waktu yang panjang,” pungkasnya. [suf]