Cuaca Buruk Hentikan Kapal Cepat ke Bawean, Penumpang Terlantar dan Penginapan di Gresik Penuh

Cuaca Buruk Hentikan Kapal Cepat ke Bawean, Penumpang Terlantar dan Penginapan di Gresik Penuh

Gresik (beritajatim.com) – Imbas cuaca buruk dan gelombang tinggi di perairan Laut Jawa membuat dua kapal cepat tujuan ke Pulau Bawean tak beroperasi. Kedua kapal cepat yang melayani penumpang itu yakni Ekspres Bahari 3F dan 6F.

Selain menyebabkan kapal cepat tak beroperasi. Penginapan di dekat sekitar Pelabuhan Gresik juga penuh. Pasalnya penumpang kapal cepat menunggu cuaca normal.

Data BMKG di Pulau Bawean, gelombang laut mulai tanggal 2 hingga 4 September 2025 mencapai 1, 25 meter sampai 2,5 meter. Atas dasar ini, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Gresik ,memberikan surat penundaan untuk kapal cepat tujuan ke Pulau Bawean.

Kepala KSOP Kelas II Gresik, Capt Herbert EP Marpaung mengatakan, penundaan keberangkatan kapal cepat sejak kemarin. Berlaku hingga nanti benar-benar cuaca membaik.

“Penundaan itu menindaklanjuti Surat Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Maritim (BMKG) Tanjung Perak, Nomor: e.B/ME.01.02/WP/457/MPrk.II/IX/2025 tanggal 1 September 2025 tentang Informasi Tinggi Gelombang di Jawa Timur,” katanya, Rabu (3/9/2025).

Saat ini dua kapal cepat milik PT Pelayaran Sakti Inti Makmur, masih sandar di Pelabuhan Gresik menunggu laporan cuaca dari BMKG.

Sementara itu, salah satu penumpang Ida Azlina (22) warga Malaysia asal Bawean bersama lima rekannya terpaksa bertahan di salah satu penginapan dekat Pelabuhan Gresik. Ida bersama suami, anak serta kerabatnya masih berada di penginapan.

“Ya mau bagaimana lagi, kami terpaksa menambah lagi satu hari menginap. Seharusnya berangkat kemarin namun ada informasi cuaca buruk. Akhirnya kapal tidak boleh beroperasi demi keselamatan,” ujarnya.

Dirinya sengaja pulang kampung ke Bawean, bersama lima rombongan keluarga mengikuti kegiatan tahunan tradisi Maulid Nabi Muhammad SAW di kampung halamannya. “Selain silaturahmi ke keluarga di Pulau Bawean. Kami sudah lama belum pernah menengok di kampung halaman,” ungkapnya.

Ida menceritakan apabila kapal cepat tak beroperasi. Dirinya biasanya menggunakan KMP Gili Iyang. Namun, kapal tersebut masih dalam perbaikan karena mengalami kebakaran. “Dulu biasanya menggunakan KMP Gili Iyang. Tapi sekarang masih dalam tahap perbaikan,” urainya.

Sementara itu, salah satu pengelola penginapan Totok mengatakan, imbas cuaca buruk dan gelombang tinggi ini. Banyak penumpang yang menginap di tempatnya. “Lumayan ketiban rejeki tapi kasihan juga kalau berlama-lama di penginapan karena tak ada kapal,” paparnya. [dny/kun]