JAKARTA – Cristiano Ronaldo mengatakan bahwa ia tidak masalah dengan Rasmus Hojlund yang melakukan selebrasi “Siu” miliknya setelah mencetak gol dalam kemenangan Denmark atas Portugal pada leg pertama perempat final UEFA Nations League, Jumat, 21 Maret 2025.
Hojlund mencetak satu-satunya gol pada laga tersebut di Kopenhagen. Setelah mencetak gol, penyerang Manchester United itu berlari ke sudut lapangan dan melakukan selebrasi khas Ronaldo, sementara orang yang membuatnya terkenal itu menyaksikannya.
Hojlund kemudian menjelaskan bahwa ia tidak bermaksud mengejek Ronaldo dan menyebut pemenang Ballon d’Or lima kali itu memang sebagai idolanya.
Ronaldo pun menepis masalah apa pun di antara keduanya selepas Portugal memastikan kemenangan agregat 5-3 pada leg kedua di Lisbon, Senin, 24 Maret 2025.
“Tidak masalah, bagi saya itu bukan masalah. Saya tahu itu bukan karena dia tidak menghormati saya, tentu saja tidak.”
“Saya cukup pintar untuk memahami bahwa tidak hanya dia, tetapi juga atlet lain di seluruh dunia yang melakukan selebrasi seperti saya. Bagi saya, itu suatu kehormatan,” katanya pemain Al Nassr tersebut.
Namun, pada leg kedua, justru Hojlund yang dipertontonkan selebrasi dari pemilik aslinya. Ronaldo menyumbang satu gol dalam kemenangan 5-2 setelah melewati babak tambahan. Dia mencetak gol kedua Portugal pada menit ke-72.
Sebelum laga, penyerang Al Nassr itu mengakui suasananya sangat tegang karena harus membalikkan defisit satu gol di kandang.
“Suasananya lebih tegang. Saya tidak menyembunyikannya. Kami berada dalam momen yang menegangkan karena kami perlu menang, tetapi itulah hal yang indah tentang sepak bola,” kata Ronaldo.
“Saya pernah kalah dalam 90 menit pertandingan, tetapi saya tidak pernah kalah di leg pertama.”
“Ada pertandingan seperti itu, ada hari-hari buruk. Saya tidak bermain sama sekali beberapa hari lalu, tim tidak bermain sama sekali, tetapi itu bagian dari kehidupan,” tutur Ronaldo.
Sementara itu, Ronaldo membela rekan setim dan pelatih Roberto Martinez yang mendapat sejumlah kritik usai kalah di Denmark.
Mentalitas Portugal pun terbukti di hadapan pendukung sendiri. Mereka mampu membalikkan keadaan dan melangkah ke semifinal UEFA Nations League.
“Selalu ada sikap dalam tim nasional. Aspek teknis, tentu saja, tetapi hal-hal lain juga kurang. Itulah sepak bola, Anda tidak selalu bisa bermain dengan baik.”
“Suasananya juga tidak mendukung. Saya telah memainkan 50.000 pertandingan buruk, begitu pula tim. Pemain kami, yang terbiasa bermain di panggung besar, juga pernah memainkan pertandingan buruk. Itu sebagian dari itu.”
“Tidak perlu gugup. Masa lalu, ya, masa lalu. Saya tahu banyak orang yang ingin kami kalah.”
“Menurut saya tidak adil mengkritik pelatih karena kami semua berada di perahu yang sama,” ujar pemain 40 tahun itu.
Berikutnya, Portugal akan menghadapi Jerman di semifinal UEFA Nations League pada awal Juni 2025.