Ciliwung, Nadi Peradaban Batavia ke Denyut Jakarta Masa Kini – Page 3

Ciliwung, Nadi Peradaban Batavia ke Denyut Jakarta Masa Kini – Page 3

Liputan6.com, Jakarta – Dahulu, Sungai Ciliwung adalah nadi kehidupan Batavia. Airnya menjadi sumber air bersih, jalur transportasi, dan tulang punggung sistem kanal yang menopang kota bentukan kolonial Belanda. Namun, seiring waktu dan laju pembangunan, fungsi ekologis sungai ini perlahan terkikis.

Menurut sejarawan Candrian Attahiyyat, Ciliwung pada masa Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) memegang peranan vital dalam kehidupan masyarakat Batavia. “Aliran itu kan diolah jadi siap dikonsumsi atau buat keperluan rumah tangga dan lain-lain. Itu alirannya diarahkan ke daerah yang namanya Pancoran-Glodok. Di situ airnya disuling,” tuturnya kepada Liputan6.com.

Air hasil penyulingan tersebut tidak hanya digunakan untuk kebutuhan warga, tetapi juga dijual guna memasok kapal-kapal yang bersandar di perairan Batavia. “Terus airnya itu dikelola dan dijual buat keperluan kapal, perahu dan lain-lain,” sambung Candrian. Baru pada abad ke-19, saat teknologi artesis mulai dikenal, warga beralih dari Ciliwung ke sumber air bawah tanah.

Letak strategis Batavia yang dekat dengan muara Ciliwung pun menjadi alasan utama Belanda mendirikan pusat kekuasaan mereka di wilayah tersebut. Meski kapal besar tidak bisa merapat langsung ke pantai karena Teluk Jakarta yang dangkal, aliran sungai dimanfaatkan sebagai jalur logistik dan bongkar muat lewat perahu kecil.

“Jadi mereka membuat aliran itu terutama Ciliwung di daerah Batavia itu buat transportasi mereka untuk bawa-bawa barang,” ungkapnya.

Tak berhenti di situ, sistem kanal pun dibangun dengan suplai utama dari Ciliwung dan Cisadane. Kanal-kanal ini tidak hanya untuk perahu, tetapi juga sebagai penyalur air bersih dan pengendali banjir.

Namun, kanal sangat bergantung pada debit air yang cukup. “Soalnya kan kanal Batavia itu kalau kering, ya gak cukup debit airnya, itu surut,” katanya.

 

 

 

Sebanyak 28 rukun tetangga (RT) di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur terendam banjir akibat Kali Ciliwung meluap.