Juru bicara China menyoroti bahwa Daftar Kontrol Perdagangan (Commerce Control List) AS mencakup lebih dari 3.000 item, lebih tiga kali lipat dari sekitar 900 produk dalam daftar kontrol ekspor China untuk barang-barang penggunaan ganda.
Terkait kontrol ekspor tanah jarang, China menyebut kebijakan itu sebagai langkah “sah” berdasarkan hukum internasional, sekaligus menepis tudingan AS mengenai pemaksaan ekonomi.
Kementerian Perdagangan China menjelaskan, kebijakan yang diterbitkan Kamis lalu merupakan bagian dari penguatan sistem kontrol ekspor nasional untuk “menjaga perdamaian dunia dan stabilitas regional dengan baik” di tengah situasi keamanan global yang dinilai bergejolak.
Langkah ini kini mencakup bukan hanya material tanah jarang, tetapi juga kekayaan intelektual dan teknologi terkait. Kebijakan tersebut diumumkan hanya beberapa pekan menjelang kemungkinan pertemuan antara Trump dan Presiden China, Xi Jinping.
“Kontrol ini bukan merupakan larangan ekspor. Permohonan yang memenuhi syarat akan disetujui,” ujar juru bicara kementerian perdagangan.
China juga mengklaim telah menilai secara penuh dampaknya terhadap rantai pasok global dan meyakini pengaruhnya “sangat terbatas.”
Dalam aturan baru, entitas asing wajib memperoleh lisensi untuk mengekspor produk yang mengandung lebih dari 0,1 persen tanah jarang asal China, atau yang diproduksi menggunakan teknologi ekstraksi, pemurnian, pembuatan magnet, atau daur ulang China.
Aplikasi yang berpotensi dipakai dalam senjata atau kepentingan militer lainnya akan ditolak.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4377446/original/006382500_1680165762-Thumbnail_Liputan6.com.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)