Jakarta –
Pemerintah Amerika Serikat selangkah lagi akan memaksa ByteDance, perusahaan induk TikTok, untuk menjual bisnisnya di AS atau aplikasi video pendek itu akan diblokir. Namun pemerintah China kemungkinan besar tidak akan menyetujui divestasi tersebut.
Menurut Paul Triolo, Associate Partner di perusahaan konsultan Albright Stonebridge, pemerintah China kemungkinan tidak akan menyetujui jenis merger dan akuisisi yang dipaksa seperti ini.
“Segala jenis divestasi dan kemudian merger dengan perusahaan lain atau akuisisi harus disetujui oleh pemerintah China, yang kemungkinan akan menolak hal tersebut dan mungkin menyarankan ByteDance untuk menolaknya,” kata Triolo, seperti dikutip dari CNBC, Jumat (15/3/2024).
Sebelumnya juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin memperingatkan upaya AS memaksa TikTok dijual atau terancam diblokir akan menimbulkan dampak yang buruk.
Tahun lalu, U.S. Committee on Foreign Investment in the United States (CFIUS) juga menyuruh ByteDance untuk menjual TikTok atau siap menghadapi pemblokiran. Saat itu, juru bicara Kementerian Perdagangan China Shu Jueting mengatakan pemerintahannya akan menolak upaya AS memaksa penjualan TikTok.
Selain itu, teknologi algoritma yang mentenagai TikTok juga membuat situasi menjadi semakin rumit. Algoritma tersebut merupakan otak di balik mesin rekomendasi TikTok yang bertugas menampilkan konten sesuai preferensi pengguna.
Saat CFIUS meminta ByteDance menjual TikTok tahun lalu, Shu juga mengungkit masalah ini. Ia mengatakan jika Tiktok dijual maka teknologi algoritma ini harus diekspor, yang artinya harus melewati proses perizinan administratif.
Pemerintah China harus menyetujui transfer algoritma sebagai bagian dari penjualan TikTok, tapi hal ini kemungkinannya sangat kecil.
“Algoritma ini adalah teknologi buatan China, dan pemerintah China telah berulang kali mengatakan bahwa mereka menganggap teknologi ini penting bagi keamanan nasionalnya,” kata pendiri perusahaan riset Radio Free Mobile Richard Windsor.
“Oleh karena itu, mereka tidak akan membiarkan teknologi seperti ini meninggalkan negaranya atau berada di tangan negara-negara yang mereka anggap tidak bersahabat,” imbuhnya.
“Ini membuat pemutusan hubungan antara ByteDance dan TikTok AS sangat problematik karena TikTok AS membutuhkan algoritma agar bisa berfungsi, tapi ini akan bertentangan dengan keinginan pemerintah China dan aturan yang berlaku,” pungkasnya.
(vmp/vmp)