Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the acf domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/xcloud.id/public_html/wp-includes/functions.php on line 6121
Cerita Warga Israel yang Disekap Hamas di Labirin Terowongan Bawah Tanah – Xcloud.id
Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Cerita Warga Israel yang Disekap Hamas di Labirin Terowongan Bawah Tanah

Cerita Warga Israel yang Disekap Hamas di Labirin Terowongan Bawah Tanah

Jakarta

Perempuan berkewarganegaraan Israel berusia 85 tahun, Yocheved Lifschitz, dibebaskan oleh Hamas, Senin (23/10), setelah dua pekan disandera oleh kelompok milisi tersebut. Dia mengaku mengalami peristiwa buruk, meski diperlakukan secara baik oleh personel Hamas.

Lifschitz dan suaminya mengaku bahwa mereka diculik oleh sejumlah pasukan Hamas yang bersenjata. Dia membuat klaim bahwa para milisi itu membawa mereka dengan sepeda motor ke “labirin terowongan” bawah tanah di Gaza.

Menurut Lifschitz, dia terluka saat dibawa pasukan Hamas menuju labirin bawah tanah tersebut. Namun, kata dia, secara umum milisi Hamas memperlakukan dia dan para sandera yang lain dengan baik, antara lain dengan memberikan akses medis dan obat-obatan.

Lifschitz dibebaskan bersama seorang perempuan lain berusia 79 tahun, bernama Nurit Cooper.

Merujuk sejumlah foto, Lifschitz terlihat menjabat tangan seorang milisi bersenjata Hamas. Peristiwa mereka saling berjabat tangan itu terjadi beberapa detik sebelum Lifschitz diantar ke sebuah ambulans milik Palang Merah Internasional yang kemudian mengantarnya kembali ke Israel.

“Shalom,” kata Lifschitz kepada laki-laki bersenjata itu. Shalom adalah sebuah kata dalam bahasa Ibrani yang bermakna ‘damai’ dan diucapkan pada sebuah perjumpaan dan perpisahan.

Lifschitz diculik, bersama suaminya yang bernama Oded, dari permukiman Nir Oz, di Israel bagian selatan pada 7 Oktober lalu. Oded sampai saat ini belum dibebaskan oleh Hamas.

Kronologi versi Lifschitz

Berbicara kepada pers di sebuah rumah sakit di Tel Aviv beberapa jam setelah pembebasannya, Lifschitz menceritakan yang terjadi kepadanya setelah Hamas menculiknya.

Lifschitz mengaku dia dipukul dengan tongkat selama perjalanan ke Gaza. Akibat pukulan itu, dia mengaku mengalami memar dan kesulitan bernapas.

Lifschitz berkata, dia termasuk di antara 25 sandera yang dibawa ke dalam labirin terowongan bawah tanah di Gaza. Setelah beberapa jam, lima orang dari permukimannya, termasuk dirinya, dibawa ke ruangan terpisah oleh pasukan Hamas. Di sana, masing-masing dari mereka diawasi tapi mendapat akses ke paramedis dan dokter.

Lifschitz menyebut kondisi lokasi penyanderaan itu bersih. Tersedia kasur di lantai untuk para sandera. Tawanan lain yang terluka parah dalam kecelakaan sepeda motor dalam perjalanan ke Gaza dirawat oleh dokter.

“Mereka memastikan kami tidak sakit dan kami selalu menemui dokter setiap dua atau tiga hari, ujarnya.

Lifschitz juga mengatakan bahwa para sandera memiliki akses terhadap obat-obatan yang mereka butuhkan. Dia berkata, terdapat banyak perempuan di lokasi itu yang mengetahui tentang “kebersihan kewanitaan.

Para sandera memakan makanan yang sama seperti yang dimakan penjaga Hamas, antara lain roti pitta dengan keju dan mentimun.

Baca juga:

Seorang jurnalis bertanya kepada Lifschitz mengapa dia berjabat tangan milisi Hamas. Lifschitz berkata, para penyandera memperlakukannya dengan baik. Para sandera asal Israel yang lainnya pun, kata dia, berada dalam kondisi baik.

Anak perempuan Lifschitz, Sharone, menyebut tidak terkejut dengan sikap ibunya. “Cara dia berjalan, lalu kembali lagi ke arah para milisi dan mengucapkan terima kasih, sungguh luar biasa bagi saya. Begitulah dia,” kata Sharone kepada BBC.

Lifschitz dan suaminya, menurut keluarga mereka, terlibat dalam gerakan damai. Mereka turut mengangkut orang-orang sakit keluar dari Gaza dan melarikan mereka ke rumah sakit di Israel.

Sama seperti suami Lifschitz, suami sandera lain asal Israel, Nurit Cooper, saat ini juga masih ditahan oleh Hamas.

Hingga saat ini setidaknya terdapat empat sandera yang telah dibebaskan oleh Hamas. Dua dari empat orang itu adalah warga berkewarganegaraan Amerika Serikat-Israel serta seorang ibu dan anak perempuan bernama Judith dan Natalie Raanan. Hamas membebaskan mereka Jumat pekan lalu.

Menurut estimasi yang diklaim oleh pemerintah Israel, sekitar 200 warga mereka kini masih disandera oleh Hamas. Mereka memperkirakan setidaknya 1.400 warga Israel tewas akibat serangan Hamas.

Di sisi lain, Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza mengatakan lebih dari 5.000 orang telah tewas sejak Israel mulai membom wilayah tersebut sebagai balasan atas serangan Hamas.

Jumlah korban jiwa di atas 5.000 itu termasuk 2.055 anak, 1.119 perempuan, dan 217 lansia, menurut Kementerian Kesehatan Palestina. Sebanyak 15.273 lainnya dalam kondisi luka.

Seberapa panjang terowongan bawah tanah Gaza?

Labirin terowongan bawah tanah di Gaza selama ini telah menjadi salah satu titik fokus dalam pertikaian bersenjata antara militer Israel dan Hamas.

Israel sebelumnya menyebut akan menyerang bagian-bagian dari labirin terowongan rahasia yang dibangun oleh Hamas tersebut. Israel mengeklaim, labirin terowongan tersebut bukanlah tempat perlindungan bagi warga sipil Palestina, melainkan tempat Hamas melancarkan serangan terhadap Israel.

Sangat sulit untuk menentukan ukuran jejaring terowongan tersebut, yang dijuluki oleh Israel sebagai “Gaza Metro”.

Militer Israel (IDF) menyatakan telah menghancurkan lebih dari 100 kilometer terowongan itu melalui operasi serangan udara. Namun Hamas membantah klaim Israel dengan berkata bahwa hanya 5% bagian terowongan itu yang terdampak, dari total bangunan labirin sepanjang 500 kilometer.

Untuk menempatkan angka-angka itu ke dalam perspektif, panjang jaringan kereta api London Underground terbentang sepanjang 400 kilometer dan sebagian besarnya berada di atas tanah.

BBC

Pembangunan terowongan dimulai di Gaza sebelum Israel menarik pasukan dan pemukimnya pada tahun 2005.

Namun Hamas menggenjot pembangunan setelah mereka menguasai Jalur Gaza dua tahun kemudian, yang mendorong Israel dan Mesir untuk mulai membatasi pergerakan barang dan orang masuk dan keluar demi alasan keamanan.

Pada puncaknya, hampir 2.500 terowongan yang berada di bawah perbatasan Mesir digunakan untuk menyelundupkan barang-barang komersial, bahan bakar dan senjata oleh Hamas serta kelompok militan lainnya.

Penyelundupan menjadi kurang penting bagi Gaza setelah tahun 2010, ketika Israel mulai mengizinkan lebih banyak barang diimpor melalui perlintasannya.

Mesir kemudian menghentikan penyelundupan dengan membanjiri atau menghancurkan terowongan.

BBC

Hamas dan faksi lainnya juga mulai menggali terowongan untuk menyerang pasukan Israel.

Pada tahun 2006, Hamas menggunakan satu terowongan yang berada di bawah perbatasan dengan Israel untuk membunuh dua tentara Israel dan menangkap tentara ketiga, Gilad Shalit, yang mereka sandera selama lima tahun.

Pada tahun 2013, IDF menemukan terowongan sepanjang 1,6 kilometer dengan kedalaman 18 meter yang dilapisi dengan atap dan dinding beton. Terowongan itu disebut mengarah dari Jalur Gaza ke sepetak lahan di dekat sebuah permukiman Israel. Israel mengumpulkan informasi ini setelah penduduk mendengar suara-suara aneh.

Pada tahun berikutnya, Israel bertekad mengatasi ancaman serangan milisi yang menggunakan terowongan di bawah jalur perbatasan. IDF mengatakan pasukannya menghancurkan lebih dari 30 terowongan selama perang. Namun sekelompok milisi juga dapat menggunakan salah satu terowongan untuk melancarkan serangan yang menewaskan empat tentara Israel.

Terowongan digali di bawah perbatasan Mesir untuk membawa berbagai macam barang dan senjata. (Getty Images)

Terowongan di dalam Gaza diyakini berada hingga 30 meter di bawah permukaan tanah. Terowongan ini disebut memiliki pintu masuk yang terletak di lantai rumah, masjid, sekolah, dan bangunan umum lainnya untuk memungkinkan milisi Hamas menghindari deteksi Israel.

Militer Israel menuduh Hamas mengalihkan donasi jutaan dolar yang diberikan ke Gaza untuk membangun terowongan. IDF menuduh Hamas memanfaatkan bantuan uang itu untuk membeli puluhan ribu ton semen yang seharusnya digunakan untuk membangun kembali rumah-rumah yang hancur dalam perang sebelumnya.

“Terowongan lintas batas ini cenderung sederhana, artinya hampir tidak ada fortifikasi. Terowongan ini digali untuk satu tujuan saja, yaitu untuk menyerang wilayah Israel,” kata Daphne Richemond-Barak, pakar perang bawah tanah yang mengajar di Universitas Reichman di Israel.

Richemond memperingatkan bahwa tidak realistis bagi pemerintah Israel dan masyarakat umum untuk percaya bahwa IDF dapat menghancurkan seluruh jaringan terowongan Hamas di Gaza, sementara ratusan ribu tentara sedang berkumpul di sekitarnya untuk bersiap melakukan operasi darat.

“Akan ada bagian dari jaringan di mana warga sipil, apa pun alasannya, tidak akan mengungsi. Beberapa bagian dari jaringan bawah tanah tidak diketahui. Dan bagi beberapa di antaranya, dampak kerusakannya akan terlalu tinggi,” ujarnya.

Lebih dari itu, menurut Richemond, menghancurkan terowongan juga akan mengakibatkan banyak korban jiwa, baik pasukan Israel di lapangan, warga sipil Palestina, maupun para sandera.

(ita/ita)

Merangkum Semua Peristiwa