Daftar Isi
Jakarta, CNBC Indonesia – Kejayaan Intel kian terpuruk karena sengitnya persaingan di industri chip. Sepanjang tahun 2024, bisnis Intel terus merosot dan berujung pada turunnya Pat Gelsinger dari jabatan CEO.
Intel dulunya dikenal sebagai raja chip dunia yang selalu menghadirkan inovasi terbaru. Namun, Intel kian terpuruk karena terlambat terjun ke pengembangan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI).
Alhasil, sektor tersebut sudah dikuasai pesaingnya, Nvidia. Saat ini, Nvidia menjadi perusahaan paling bernilai ke-3 di dunia yang mengantongi nilai lebih dari US$3 triliun atau sekitar 32 kali kapitalisasi pasar Intel senilai US$89 miliar.
Reuters mengutip empat sumber yang menyebutkan Intel sebenarnya punya kesempatan untuk membeli saham di OpenAI sekitar tujuh tahun lalu.
Saat itu, pembuat ChatGPT tersebut masih menjadi organisasi penelitian nirlaba baru dan kurang dikenal publik. Obrolan dua perusahaan cukup aktif untuk bekerja sama.
Bahkan ada berbagai opsi yang muncul. Salah satunya, Intel membeli 15% saham senilai US$1 miliar secara tunai.
Selain itu, ada juga penawaran 15% saham lagi bagi Intel jika membuat perangkat keras untuk startup yang didirikan Sam Altman.
Sinyal positif untuk bekerja sama datang dari OpenAI yang ingin lepas dari ketergantungannya terhadap chip Nvidia. OpenAI juga ingin membangun infrastruktur sendiri.
Gagal Menangkap Momentum
Namun, Intel tak melanjutkan rencana kerja sama itu. Penyebabnya adalah CEO kala itu, Bob Swan, yang tidak cukup visioner menangkap peluang.
Swan dilaporkan tidak berpikir model AI generatif bakal dipasarkan dalam waktu dekat. Tiga sumber mengatakan Intel tak yakin OpenAI bisa mengembalikan investasi perusahaan jika kesepakatan diteken, dikutip dari Reuters.
Selain itu, unit pusat data milik Intel tidak ingin membuat produk dengan biaya mahal. Belum ada komentar dari juru bicara Intel dan Swan, sementara OpenAI menolak berkomentar.
Ternyata ketakutan Swan tak terbukti. Keputusannya kala itu salah besar dan kini membuat Intel tertinggal jauh dalam kompetisi AI. OpenAI berubah menjadi perusahaan besar berkat keberhasilan ChatGPT dalam waktu singkat.
Intel tertinggal dari dari Nvidia hingga Meta yang sudah mengembangkan AI di dalam perusahaannya.
Bisnis Kian Anjlok
CNBC Internasional melaporkan setengah dari nilai Intel hilang pada tahun ini. Laporan pendapatannya juga jadi yang terburuk selama 50 tahun terakhir.
Sementara itu, Intel berencana untuk memisahkan divisi manufaktur dari bisnis inti perancangan dan penjualan prosesor komputer. Qualcomm dilaporkan telah menghubungi untuk mengambil alih.
Tidak jelas apakah Intel ikut dalam percakapan dengan Qualcomm. Namun perwakilan keduanya menolak untuk berkomentar.
Di tengah gempuran kompetisi, Intel terpaksa melakukan PHK besar-besaran. Perusahaan memangkas 15 ribu pekerja atau lebih dari 15% tenaga kerjanya.
Namun, Intel terus mempertahankan pabriknya, sembari menyiapkan unit internal terpisah untuk pabrik pengecoran. Nantinya tim itu akan memiliki dewan direksi dan struktur tata kelola sendiri, selain juga bisa mencari modal dari eksternal perusahaan.
Perusahaan juga tengah bersiap meluncurkan proses manufaktur bernama 18A tahun depan. Akan ada 7 produk dalam pengembangan dan telah mendapatkan pelanggan besar, termasuk Amazon yang berencana menggunakan pabriknya.
CEO Dipecat
Pada awal Desember ini, Pat Galsinger mengumumkan pengunduran diri setelah dipaksa oleh dewan direksi. Ia tetap mendapatkan pesangon mencapai US$9,7 juta.
Pesangon itu terungkap dalam pengajuan pasar saham perusahaan. Gelsinger disebut memenuhi syarat pembayaran pesangon dari tiga bagian, dikutip dari The Register.
Pesangon itu terdiri dari 18 bulan gaji pokok sekarang sebesar US$1,25 juta. Adapula 1,5 kali lipat dari target bonus sebesar 275% dari gaji pokok menjadi US$5,16 juta.
Gelsinger juga tercatat bisa membawah 11/12 bonus tahunan pada 2024. Jumlahnya mencapai US$2,9 juta.
Selain pesangon, Gelsinger juga memiliki saham yang cukup besar di Intel dan VMWare. Nilainya diperkirakan lebih dari US$80 juta.
Gelsinger mengundurkan diri pada 1 Desember 2024. Anggota dewan komisaris perusahaan merasa rencananya gagal dalam membawa pertumbuhan bagi perusahaan.
Akhirnya mereka memberikan dua pilihan pada Gelsinger, antara pensiun atau dipecat. Intel juga telah mendapatkan penggantinya di kursi CEO.
Selama setahun terakhir, kondisi intel memang terus memburuk. Perusahaan berusaha tetap bertahan dengan melakukan PHK ribuan pegawai hingga meminta subsidi ke pemerintah Amerika Serikat (AS).
(fab/fab)