Liputan6.com, Jakarta Muhamad Nur Karim (26), salah satu kakak kandung korban ledakan SMA Negeri 72 Kelapa Gading Barat, Jakarta Utara menyambangi lokasi kejadian.
Kedatangannya itu untuk mengambil barang-barang milik adiknya yakni berinisial ZA kelas XI D, yang masih tertinggal di lokasi yakni tas serta sepeda motor. Namun, apa daya, dirinya belum bisa masuk ke dalam gedung SMAN 72 Jakarta itu.
Kepada awak media, kondisi adiknya yang kini masih dirawat di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
“Kondisi korban tadi, sekarang sudah stabil. Tadinya sih masih kritis gitu. Baru dikabarkan membaik itu tadi jam 9 (pagi),” kata Karim kepada wartawan di lokasi, Jakarta, Sabtu (8/11/20255).
Ia menyebut, adiknya mengalami luka bakar pada bagian wajah. Bahkan adiknya itu belum bisa membuka mata atau melek, sehingga belum bisa untuk diajak berkomunikasi.
Karim juga mengungkapkan, mendapatkan kabar adiknya menjadi korban ledakan setelah diinformasikan oleh wali kelas.
“Awalnya ada ledakan, ledakannya itu sound system. Karena saya pikir, ‘wah ini sound system beneran.’ Ternyata ketika saya cek di rumah sakit, kok ‘wah ini darahnya banyak banget di lantainya, begitu,” ceritanya.
“Wah, ini enggak mungkin sound system dong, ya gitu.’ Nah, terus saya tanya lebih dalam ke pada wali kelasnya, ‘Oh, maaf Kak, ini sebenarnya bukan ini, tapi ada bom,’ gitu,” sambungnya.
Hal ini diyakini bom, karena disebutnya ada ditemukan sebuah paketan yang berbentuk kaleng minuman soda.
“Ada ditemukan, soalnya tadi ditemukan barang bukti ada airsoft gun gitu, sama ada paketan yang kayak berbentuk bom gitu. Ada juga yang paketan yang bom kayak berbentuk kaleng gitu, kaleng soda itu,” sebutnya.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5406490/original/036964600_1762577881-keluarga_korban_ledakan_SMAN_72_Jakarta.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)