Cegah Serangan Siber di Sektor Konstruksi, Ini 6 Rekomendasi Ahli

Cegah Serangan Siber di Sektor Konstruksi, Ini 6 Rekomendasi Ahli

JAKARTA – Industri konstruksi tetap menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, di mana pasar konstruksi diperkirakan mencapai 305,48 miliar dolar AS pada 2025 dan bisa meningkat menjadi 438,56 miliar dolar AS pada 2030. 

Seiring adopsi teknologi digital seperti kecerdasan buatan dan otomatisasi, efisiensi di sektor konstruksi semakin meningkat. Namun, hal ini juga membuka celah bagi risiko siber. 

Data Kaspersky untuk kuartal pertama 2025 menunjukkan bahwa sektor konstruksi dan manufaktur di Asia Tenggara memiliki tingkat ancaman siber yang lebih tinggi dibanding rata-rata global. 

Komputer sistem kontrol industri (ICS) di sektor konstruksi, misalnya, menghadapi ancaman 1,5 kali lebih tinggi dibandingkan rata-rata global.

Nah, agar perusahaan industri terlindungi dari berbagai ancaman, para ahli Kaspersky merekomendasikan beberapa langkah berikut:

Melakukan penilaian keamanan sistem OT secara berkala untuk mengidentifikasi dan menghilangkan kemungkinan masalah keamanan siberMenetapkan penilaian dan penyortiran kerentanan berkelanjutan sebagai landasan bagi proses manajemen kerentanan yang efektifMelakukan pembaruan tepat waktu untuk komponen utama jaringan OT perusahaan, menerapkan perbaikan dan patch keamanan atau menerapkan langkah-langkah kompensasi segera setelah memungkinkanMenggunakan solusi EDR untuk deteksi tepat waktu terhadap ancaman canggih, investigasi, dan perbaikan insiden yang efektifMeningkatkan respons terhadap teknik berbahaya baru dan canggih dengan membangun dan memperkuat keterampilan tim dalam pencegahan, deteksi, dan respons insidenPelatihan keamanan OT khusus untuk staf keamanan TI dan personel OT adalah salah satu langkah utama yang membantu mencapai hal ini.