Category: Tribunnews.com Kesehatan

  • Pasien Penyakit Diare Kini Bisa Tes PCR, Sudah Tersedia di Rumah Sakit   – Halaman all

    Pasien Penyakit Diare Kini Bisa Tes PCR, Sudah Tersedia di Rumah Sakit   – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com Willy Widianto
     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Diare merupakan salah satu penyakit yang masih banyak ditemukan di masyarakat. Berdasarkan laporan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023, angka prevalensi diare pada semua kelompok umur di Indonesia mencapai 4,3 persen dan kelompok subjek berusia lebih dari 75 tahun merupakan populasi dengan prevalensi diare terbesar, yaitu 5,1%. 

    Data Global Burden of Disease tahun 2016, diare termasuk dalam sepuluh besar penyakit dengan beban kesehatan tertinggi secara global.

    Meskipun berbagai upaya pencegahan telah dilakukan di Indonesia, keberhasilan dalam menurunkan angka kejadian dan mortalitas akibat diare masih menunjukkan hasil yang berbeda-beda. 

    Hal ini disebabkan upaya yang belum optimal di dalam pencegahan dan juga di berbagai daerah. Dalam upaya penanganan diare yang lebih optimal, Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia (PGI) memperkenalkan teknologi diagnostik untuk diare salah satunya dengan metode polymerase chain reaction (PCR) multipleks feses yang memungkinkan deteksi simultan berbagai patogen seperti bakteri, virus dan parasit dalam satu sampel feses.

    Sekjen PB-PGI Dr. dr. Hasan Maulahela, SpPD, K-GEH mengatakan pemeriksaan PCR multipleks feses sangat direkomendasikan bagi pasien dengan diare kronik, persisten, atau akut untuk identifikasi patogen secara spesifik.

    Patogen yang berbeda dapat menyebabkan gejala yang serupa, sehingga hal ini menyulitkan dokter untuk mengidentifikasi patogen tertentu penyebab infeksi yang diderita oleh pasien, terutama pada pasien imunokompromais /imunodefisiensi seperti penderita HIV/AIDS, kanker, autoimun dan gangguan kesehatan kronis lainnya.

    “Syndromic testing menjawab tantangan ini dengan menggunakan PCR multipleks untuk menguji beberapa patogen sekaligus, dimana CT-Value memainkan peran penting dalam penegakan diagnostik terutama kasus koinfeksi. Hasil yang cepat dan akurat dapat memberikan alternatif diagnostik tradisional seperti metode kultur bakteri dan mikroskop,” ujar dr Hasan dalam pernyataannya, Senin(16/12/2024).

    Terutama lanjut dr Hasan apabila pasien memiliki penyakit seperti HIV atau auto-imun di mana tubuh tidak dapat melawan infeksi sehingga bisa terjadi diare akut hingga kronis. 

    “Hasil pemeriksaan Systemic Testing memiliki keuntungan tersendiri karena dapat mengetahui penyebab infeksi hingga 23 patogen, sehingga sangat membantu dokter menentukan pengobatan yang paling tepat berdasarkan penyebab utama diare,” kata dr Hasan.

    Lebih jauh dr Hasan menjelaskan Panduan terbaru memberikan rekomendasi terapi yang lebih beragam, termasuk pilihan antibiotik dan probiotik yang disesuaikan dengan etiologi spesifik sehingga hasil tes PCR Multiplex ini dapat mengurangi penggunaan antibiotik secara berlebihan atau tidak sesuai indikasi, yang merupakan salah satu penyebab utama resistensi antibiotik saat ini. 

    Guru Besar Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia(UI), Prof. Ari Fahrial Syam, MD, PhD, MMB, FACP, FACG mengatakan teknologi diagnostik ini mendukung pengambilan keputusan klinis yang lebih cepat, meningkatkan efisiensi, dan kualitas perawatan pasien.

    “Saat ini alat untuk melakukan pemeriksaan Syndromic Testing telah tersedia di e-catalog, sehingga terbuka bagi RS yang memang membutuhkannya. Syndromic Testing juga sudah tersedia di beberapa rumah sakit besar milik pemerintah maupun swasta,” ujar Prof Ari.

    Selain itu ditekankan pula pentingnya kesadaran hidup bersih sebagai bentuk pencegahan akan penyakit diare yang masih menjadi momok di tengah masyarakat modern.

    “Terutama di musim peralihan panas ke hujan seperti saat ini, kebersihan menjadi hal yang utama. Umumnya pencegahan diare dapat dilakukan dari hal sederhana mulai dari mencuci tangan setiap akan makan, kemudian menjaga sumber makanan dan sumber air tetap bersih agar terhindar dari penyakit diare”, ujar Prof. dr. Marcellus Simadibrata, SpPD, K-GEH, PHD, FACG, FASGE selaku penasihat PGI.

  • Segera Skrining Jika Temukan Gejala Awal, Demensia Bisa Dicegah atau Ditunda – Halaman all

    Segera Skrining Jika Temukan Gejala Awal, Demensia Bisa Dicegah atau Ditunda – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA — Prevalensi demensia di Indonesia diprediksi meningkat seiring pertumbuhan populasi lansia.

    Kondisi ini menjadikan masalah kesehatan ini menjadi mendesak.

    Penelitian menunjukkan bahwa risiko demensia dapat diminimalisasi melalui pendekatan preventif.

    Lancet Commission on Dementia Prevention, Intervention, and Care (2020), mengungkapkan bahwa 40 persen kasus demensia dapat dicegah atau ditunda dengan pengelolaan faktor risiko seperti hipertensi, obesitas, gaya hidup tidak aktif, dan kebiasaan tidak sehat lainnya.

    Namun, pemahaman masyarakat Indonesia tentang demensia, jenis-jenisnya, serta strategi pencegahannya masih sangat terbatas, mengakibatkan banyak pasien baru mendapatkan diagnosis setelah kondisi memburuk.

    Ada skrining yang bisa dilakukan dengan menggunakan metode AD-8 (INA).

    Skrining ini bermanfaat untuk deteksi dini dan menentukan rencana terapi yang tepat.

    Jika ditemukan gejala, skrining awalmemungkinkan orang dengan demensia (ODD) untuk memiliki peran aktif dalam mengambil keputusan terkait masa depannya, serta mendorong pendamping untuk menggali informasi lebih dalam mengenai demensia dan
    cara merawat ODD.

    Dalam sambutannya, Direktur Utama Prodia, Dr. Dewi Muliaty, M.Si., mengatakan pendampingan yang baik memerlukan pemahaman mendalam tentang kondisi ODD.

    Mulai dari kebutuhan fisik hingga emosional.

    Melalui edukasi yang tepat, keluarga dapat lebih percaya diri dalam menghadapi situasi sulit dan menciptakan lingkungan yang aman bagi ODD.

    Oleh karena itu, peran keluarga sebagai pendamping sangatlah penting untuk memberikan rasa aman sekaligus memastikan kebutuhan

    Dewi menambahkan bahwa, penurunan fungsi kognitif yang dialami oleh ODD dapat memicu berbagai risiko.

    Misalnya, ketidakmampuan mengingat jadwal minum obat dapat menyebabkan kesalahan atau overdosis obat.

    Selain itu, disorientasi seperti lupa arah pulang atau salah memperkirakan jarak dengan objek di sekitar sering kali terjadi, yang dapat membahayakan keselamatan mereka.

    “Kami merancang program Health Plan for Dementia untuk membantu pengelolaan kesehatan ODD secara komprehensif, meliputi skrining lanjutan, konsultasi dengan dokter umum dan dokter geriatri, konsultasi nutrisi, pemeriksaan laboratorium, serta sesi edukasi,” kata dr Dewi di Jakarta baru-baru ini.

    Pihaknya telah menginisiasi program 10.000 skrining gratis demensia sejak Juli 2024.

    Adapun orang yang berisiko terkena demensia adalah mereka lansia (usia 60 tahun ke atas), memiliki riwayat penyakit Alzheimer, Parkinson, atau gangguan vaskular serta memiliki gaya hidup tidak sehat.

    Mereka mengalami gejala lupa yang berlebihan, kesulitan berpikir dan menyelesaikan masalah, sulit berkomunikasi, perubahan suasana hati dan perilaku, hingga kehilangan minat dan motivasi.

    Demensia sebagai salah satu gangguan neurodegeneratif paling umum pada lanjut
    usia, telah menjadi perhatian global.

    Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO), terdapat sekitar 55 juta orang di dunia yang hidup dengan demensia, dan jumlah ini diperkirakan meningkat menjadi 78 juta pada tahun 2030. 

    Untuk mengurangi risiko demensia lakukan lima hal berikut ini.

    1. Menjaga kesehatan jantung

    2. Berolahraga atau beraktivitas fisik

    3. Konsumsi gizi seimbang

    4. Stimulasi otak, fisik, mental dan spiritual

    5. Bersosialiasasi dan beraktivitas positif

  • Wamenkes Dante Saksono: Hanya Sekitar 5 Persen Anak-anak Indonesia yang Menyikat Gigi dengan Benar – Halaman all

    Wamenkes Dante Saksono: Hanya Sekitar 5 Persen Anak-anak Indonesia yang Menyikat Gigi dengan Benar – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Tantangan sektor kesehatan gigi di Indonesia masih cukup besar. 

    Wakil Menteri Kesehatan RI Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono mengungkapkan, data terbaru menunjukkan penyakit periodontal masih menjadi masalah utama di Indonesia.

    Selain itu, hanya sekitar 5 persen anak-anak Indonesia yang menyikat gigi dengan benar.

    Tantangan lain yang dihadapi adalah distribusi tenaga medis di bidang kedokteran gigi yang belum merata.

    Dari sekitar 10.000 puskesmas di seluruh Indonesia, sekitar 4.000 puskesmas di antaranya belum memiliki dokter gigi.

    Kondisinya saat ini, satu dokter gigi melayani hingga 7.500 penduduk. Hal ini menyebabkan ketidakmerataan pelayanan kesehatan gigi di berbagai daerah.

    “Ini menjadi pekerjaan rumah kita bersama. Kami berharap, dengan semangat kolaborasi dan inovasi, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (FKG UI)dapat terus mencetak dokter gigi yang tangguh, yang tidak hanya berkompeten, tetapi juga memiliki rasa sosial tinggi,” kata Prof. Dante dilansir dari website resmi, Minggu (15/12/2024). 

    Dalam konteks pemerataan dokter gigi di seluruh Indonesia, Dekan FKG UI drg. Nia Ayu Ismaniati, MDSc, Sp.Ort(K) ungkap pihaknya berkomitmen untuk mengirimkan lulusannya ke daerah-daerah yang kekurangan tenaga medis. 

    Hal ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan gigi yang berkualitas.

    “Semangat untuk terus maju dan memberikan yang terbaik tidak pernah pudar. Kami terus berupaya memperkuat komitmen kami dalam menghasilkan dokter gigi yang tidak hanya kompeten, tetapi juga peduli terhadap masyarakat,” ungkap drg. Nia.

    Selain itu, drg. Nia menambahkan, FKG UI menghasilkan sekitar 3.000 dokter gigi setiap tahunnya. 

    Para lulusan ini diharapkan tidak hanya memenuhi kebutuhan tenaga medis di Indonesia.

    Tapi juga memiliki kemampuan untuk mengisi berbagai posisi strategis di bidang kesehatan.

  • Dukung Tumbuh Kembang, Peningkatan Kualitas Gizi Anak Digenjot di Berbagai Daerah – Halaman all

    Dukung Tumbuh Kembang, Peningkatan Kualitas Gizi Anak Digenjot di Berbagai Daerah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Peningkatan kualitas gizi anak-anak di berbagai daerah terus diupayakan melalui penyediaan makanan sehat bergizi.

    Kali ini, Kodam I/Bukit Barisan melakukannya di sejumlah panti asuhan di Kecamatan Medan Denai, Medan, Sumatera Utara, kemarin.

    Kegiatan ini diikuti oleh 245 anak dan bertujuan mendukung tumbuh kembang anak-anak, baik dari segi kesehatan maupun kecerdasan.

    Pangdam I/BB, Mayjen TNI Rio Firdianto, melalui Kabekangdam I/BB Kolonel Cba Andi Sugandi, hadir langsung memastikan kelancaran kegiatan serta meninjau kualitas makanan yang disiapkan oleh Dapur Lapangan Mobile Bekangdam I/BB.

    Dalam kunjungan tersebut, Andi mengecek alur distribusi dan memastikan menu yang disajikan memenuhi standar gizi.

    “Semoga kegiatan ini bisa menjadi inspirasi untuk pelaksanaan serupa di masa mendatang,” ujar Kolonel Andi Sugandi, menyampaikan pesan Pangdam I/BB, dikutip Minggu (15/12/2024).

    Menurutnya, Kodam I/BB berkomitmen mendukung program pemerintah untuk meningkatkan kualitas gizi masyarakat, terutama pada kelompok rentan seperti anak-anak, balita, dan ibu hamil.

    Program ini akan terus dilanjutkan dengan cakupan yang lebih luas mulai awal Januari 2025.

    Fokusnya adalah memastikan akses makanan sehat dan bergizi bagi anak-anak di berbagai sekolah, mulai dari PAUD, TK, SD, hingga SLTP dan SMA, termasuk pesantren, panti asuhan, balita stunting, dan ibu hamil.

     

  • Berdampak Serius pada Kesehatan, Pemerintah Pantau Kadar Timbal pada Anak – Halaman all

    Berdampak Serius pada Kesehatan, Pemerintah Pantau Kadar Timbal pada Anak – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA — Paparan timbal berdampak serius pada kesehatan, terutama pada anak-anak, dengan risiko seperti anemia, gangguan sistem imun, menurunnya poin IQ serta gangguan pertumbuhan dan perkembangan fisik anak.

    Karena anak merupakan generasi penerus bangsa, upaya perlindungan terhadap anak-anak dari bahaya timbal perlu diinisiasi.

    Dengan dukungan berbagai pihak, Kementerian Kesehatan membangun sistem pengawasan timbal dalam darah anak di Indonesia dengan menyelenggarakan Surveilans Kadar Timbal Darah (SKTD) tahap pertama sebagai langkah awal.

    “Hal ini akan menjadi langkah awal yang penting menuju pencegahan paparan timbal yang efektif pada masa kanak-kanak bersamaan dengan pengurangan sumber timbal, penguatan sistem kesehatan, dan peningkatan kesadaran,” ujar Direktorat Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dr. Anas Ma’ruf, MKM
    di Jakarta, Jumat (13/12).

    Pada 2019, Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) memperkirakan 8,2 juta anak Indonesia memiliki kadar timbal darah (KTD) di atas 5 mikrogram per desiliter (µg/dL), tingkat yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk intervensi kesehatan masyarakat.

    Sebelumnya juga ada sekitar 20 penelitian lokal di Indonesia terkait kadar timbal darah pada anak-anak yang menunjukkan pentingnya pemantauan paparan timbal pada anak-anak.

    Kegiatan Piloting SKTD tahap pertama yang dikoordinasikan oleh Kementerian Kesehatan dan dijadwalkan berlangsung pada Januari – Juli 2025 akan mencakup pemeriksaan darah untuk mengetahui KTD pada anak, serta kegiatan kunjungan ke rumah untuk mengambil sampel berupa debu, tanah, air, dan barang sehari-hari untuk diukur kadar timbalnya.

    Direktur Yayasan Pure Earth Indonesia Budi Susilorini mengatakan penting bagi orang tua untuk tahu sejak dini apakah ada timbal dalam darah anak dan apa saja potensi sumbernya.

    Sehingga, orang tua bisa segera mengambil langkah untuk mencegah anak dari bahaya paparan timbal dan memastikan tumbuh kembangnya berjalan optimal.

    “Oleh karena itu, identifikasi sumber pencemar menjadi komponen penting dalam kegiatan ini dikarenakan dari hasil studi yang pernah dilakukan, termasuk di Indonesia, menunjukkan beragamnya sumber pencemar, bahkan dari produk yang kita gunakan sehari-hari. Sebagai mitra pembangunan, kami berpartisipasi aktif dalam proses penyiapan dan pelaksanaan SKTD, serta nantinya dalam perumusan tindak lanjut dari hasil SKTD ini,” tutur Budi.

    dr. Anas menambahkan, pihaknya sangat berharap hasil dari SKTD tahap pertama ini dapat menjadi alat dalam pemantauan kadar timbal darah anak secara nasional dan berkelanjutan, sehingga kebijakan dalam pengendalian paparan timbal dapat ditetapkan secara efektif dan upaya mengurangi paparan timbal bagi anak Indonesia bisa terus mengalami kemajuan.

  • Seleksi Talenta SDM Rumah Sakit Kini Gunakan Kecerdasan Buatan – Halaman all

    Seleksi Talenta SDM Rumah Sakit Kini Gunakan Kecerdasan Buatan – Halaman all

    Seleksi Talenta SDM Rumah Sakit Kini Gunakan Kecerdasan Buatan
     
     
    Willy Widianto/Tribunnews.com 
     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Chasbullah Abdulmadjid (CAM) Kota Bekasi menjadi RS pertama yang mempergunakan AI Talent Management ESQ di Indonesia .

    Pencapaian ini juga menempatkan Kota Bekasi  menjadi kota pertama dalam memanfaatkan AI di bidang SDM.

    Direktur RSUD CAM Kota Bekasi, dr. Kusnanto Saidi menilai langkah ini sangat penting bagi para pelaku Kesehatan dan pemimpin organisasi kesehatan baik ditingkat pemerintah maupun milik swasta. 

    “Saya kagum, kaget dan turut mengapresiasi AI Talent Management ESQ yang sudah disimulasikan tadi, dengan waktu 1 detik ternyata bisa terlihat semua potensi-potensi orang, kelemahannya dimana,” ungkap dr. Kusnanto dalam acara Kick off Meeting AI Talent Management di Aula lantai 8 Gedung A RSUD CAM Kota Bekasi, pada Sabtu (14/12/2024).

    Kata dr Kusnanto, di era saat ini, di mana pola penyakit yang berubah-ubah.

    Kemudian banyaknya SDM-SDM yang mungkin mengalami kejenuhan dalam proses pekerjaan sehari-hari. AI Talent Management menjadi solusinya dan perlu segera diterapkan.

    “Jadi, saya berterimakasih buat Pak Ary Ginanjar ,ini sungguh luar bisa. Sehingga saya lebih mengetahui cara bagaimana memimpin rumah sakit, dimana masyarakat hadir penuh dengan kekhawatiran, penuh dengan ketakutan kalau dilakukan dengan orang-orang yang profesional bukan hanya di bidangnya akan tetapi di jiwanya, di passionnya, di DNA nya,” terang dr. Kusnanto. 

    “Maka pelayanan kesehatan di Indonesia akan sangat luar biasa, dan bisa diterima oleh masyarakat Indonesia,” tambahnya. 

    Menurut dr. Kusnanto, dengan AI Talent Management dari ESQ dirinya bisa menempatkan orang pada posisi yang tepat. Dan ini bisa dibuktikan oleh sejawat para direktur Se-Indonesia. 

    “Karena selama ini kan saya melakukan rotasi mutasi penempatan seseorang itu berdasarkan intuisi atau feeling saja, melihat dari sosok luarnya, cara mereka bersikap dan lainnya. Namun dengan AI Talent Management saya jadi bisa melihat mereka lebih dalam lagi potensinya,” tutur dr. Kusnanto. 

    “Dan setelah kami melakukan mapping AI Talent Management, saya yakin akan bisa berdampak lebih luar biasa di RSUD ini. Mudah-mudahan bisa terus mendapatkan juara nasional berturut-turut,” imbuhnya. 

    Dalam kesempatan yang sama, Pendiri ESQ Corp, Ary Ginanjar Agustian menuturkan AI Talent Management adalah hasil kolaborasi antara ESQ dengan Lintasarta dan Indosat Ooredoo Hutchison serta disupport langsung oleh NVIDIA.

    “Ini menggabungkan kerangka manajemen talenta holistik dari ESQ dengan teknologi canggih sovereign artificial intelligence NVIDIA milik Lintasarta, menjadi yang pertama dan satu-satunya di Asia untuk menjamin keandalan dan keamanan solusi AI berbasis talenta,” ujar Ary Ginanjar.

    Pria yang sudah berpengalaman lebih dari 25 tahun menangani sumber daya manusia itu mengatakan, depierlukan sebuah kecepatan, ketepatan yang sangat tinggi untuk memonitor seluruh karyawan ataupun rekrutmen dengan AI Talent Management.

    “AI Talent Management, sebuah Teknologi AI yang inovatif ini memungkinkan solusi yang cepat, tepat, akurat, dan hemat biaya dan menjadi langkah awal untuk identifikasi Talent Fit, Job Fit dan Culture Fit dalam 1 detik,” jelasnya.

    Ary Ginanjar menuturkan, berdasarkan hasil riset dari Toggl Blog 2024 menyatakan bahwa untuk menemukan talenta sangat mahal dan memakan waktu. Proses saat ini untuk mengidentifikasi talenta memerlukan waktu sekitar 8-26 minggu dan biaya hingga Rp. 380 juta per karyawan.

    “Dengan cara konvensional jika RSUD CAM Bekasi memiliki 1.800 karyawan, biaya yang diperlukan sekitar Rp. 380 Juta x 1.800 = Rp. 684 Milyar. Itupun dibutuhkan ribuan expert atau psikolog untuk menanganinya. Luar biasa yah? Maka dari itu ESQ luncurkan AI Talent Management,” kata Ary Ginanjar.

    Menurut Ary Ginanjar, proses yang panjang ini secara signifikan menghambat pengambilan keputusan bisnis yang cepat dan meningkatkan risiko ketidaksesuaian dalam penempatan talenta, baik dari segi job fit maupun culture fit.

    Kemudian, Ary Ginanjar menjelaskan bahwa dampak talenta terhadap performa dan keterlibatan karyawan: Talent-based job fit meningkatkan kinerja karyawan hingga 40 persen. Sedangkan Talent-based culture fit bisa meningkatkan keterlibatan karyawan dengan kata lain peningkatan engagement sebesar 60?n peningkatan sense of belonging sebesar 55%.”

    “Untuk itu, saya mengucapkan selamat atas kecepatan tindakan dan langkah yang dilakukan oleh Dirut RSUD CAM Bekasi Dokter Kusnanto. Dan juga tentu atas bimbingan dari Pj. Walikota Pak Raden Gani Muhammad untuk merespon dengan cepat setelah kehadiran AI Talent Management,” pungkasnya.

  • Riset Baru Tunjukan Intervensi Padat Nutrisi Bisa Turunkan Angka Stunting – Halaman all

    Riset Baru Tunjukan Intervensi Padat Nutrisi Bisa Turunkan Angka Stunting – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA — Riset baru menunjukkan, intervensi formula padat nutrisi (Nutrient-Dense Formula/ NDF) selama 90 hari sebanyak 400 kcal/hari yang kaya akan zat besi, protein dan mikronutrien dapat menjadi solusi inovatif untuk menangani malnutrisi anak di Indonesia.

    Pemberian NDF juga sekaligus memberikan manfaat signifikan dari segi biaya dan kesehatan.

    Penelitian berjudul Cost-Utility Analysis of Nutrient-Dense Supplementation in Undernourished Children in Indonesia dipresentasikan oleh Muh. Akbar Bahar, PhD dari Universitas Hasanuddin di Barcelona, Spanyol, pada November 2024 lalu.

    Ia mengatakan, melalui penelitian ini diketahui bahwa intervensi nutrisi tidak hanya meningkatkan kesehatan anak yang kekurangan gizi, tetapi juga memberikan dampak jangka panjang yang positif bagi Indonesia, seperti peningkatan kualitas hidup masyarakat dan efisiensi sistem kesehatan.

    Dengan prevalensi stunting di Indonesia yang masih di angka 21,6 persen pada tahun 2022 cukup tinggi, pihaknya berharap hasil penelitian ini dapat menjadi dasar pengembangan kebijakan berbasis data untuk memperkuat penanganan malnutrisi di Indonesia.

    “Pemberian suplemen padat nutrisi pada anak-anak dengan gangguan gizi terbukti sebagai strategi yang efektif dan efisien dari segi biaya dalam mendukung perbaikan status gizi di Indonesia,” papar dia ditulis Sabtu (14/12/2024).

    Penelitian ini menunjukkan bahwa intervensi tersebut dapat membantu menurunkan prevalensi stunting, wasting (berat badan rendah dibanding tinggi badan), dan underweight (berat badan rendah dibanding usia).

    Pemberian NDF juga terbukti memberikan dampak yang signifikan, termasuk mengurangi risiko komplikasi kesehatan akibat gangguan nutrisi, seperti tuberkulosis (TB), pneumonia, diare, dan infeksi saluran pernafasan akut (ISPA).

    Dampak secara langsung adalah membantu mengurangi biaya perawatan kesehatan untuk penyakit-penyakit tersebut.

    Riset ini menggunakan pendekatan analisis ekonomi kesehatan dengan metode cost-utility analysis, yang mengukur manfaat kesehatan berdasarkan peningkatan Quality-Adjusted Life Year (QALY).

    Dalam penelitian ini, intervensi dilakukan menggunakan suplemen padat nutrisi yang difortifikasi dengan zat-zat penting seperti zat besi, protein, dan mikronutrien lainnya, termasuk susu pertumbuhan.

    Expert Community Medicine dan Medical and Scientific Affairs Director Danone SN Indonesia Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH menambahkan, pencegahan malnutrisi adalah langkah penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan optimal anak, sekaligus menjaga kesehatan masyarakat secara keseluruhan.

    “Kami bangga mendukung riset ini, yang tidak hanya berkontribusi pada dunia kesehatan, tetapi juga membawa nama Indonesia ke forum global. Pencegahan malnutrisi adalah langkah penting untuk mendukung tumbuh kembang optimal anak dan menjaga kesehatan masyarakat secara luas,” urai dia.

  • Program Genting, Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting Diperluas Hingga Indonesia Timur – Halaman all

    Program Genting, Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting Diperluas Hingga Indonesia Timur – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA — Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN Wihaji mengatakan, pihaknya akan mengakselerasi penurunan stunting di wilayah Indonesia timur melalui program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting ‘GENTING’.

    “Sedang dirumuskan tapi tentu tidak hanya di Jawa, ke NTT ke Indonesia Timur,” kata dia saat ditemui di Kabupaten Bogor, Jumat (13/12/2024).

    Genting merupakan inisiatif sosial seluruh elemen masyarakat dalam mengurangi jumlah Keluarga Risiko Stunting (KRS) secara signifikan.

    Masyarakat secara perorangan atau berkelompok bisa ikut membantu KRS.

    Para pihak termasuk industri dan swasta bisa turut melakukan intervensi atau menjadi orang tua asuh bagi KRS, dengan memberikan nutrisi, non nutrisi, akses air bersih dan edukasi.

    Bantuan dari orang tua asuh akan langsung diterima KRS, difasilitasi oleh Tim Pendamping Keluarga (TPK) dengan data yang bisa diakses di BKKBN.

    “Kami akan terus monitoring dan evaluasi, kami terus rapikan data agar tepat sasaran,” jelas mantan bupati Batang ini.

    Diketahui saat ini ada 8,6 juta keluarga dengan kategori berisiko stunting di seluruh Indonesia, dimana 1,4 juta diantaranya masuk dalam kategori ekstrem.

    Salah satu pelaksanaan Genting dilakukan  Jimmy Hantu, pengusaha di Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (13/12/2024).

    Ia telah menjadi orang tua asuh stunting terhadap  200 lebih bayi di bawah dua tahun (baduta) yang berasal dari keluarga berisiko stunting.

     

  • Cegah Kanker Serviks, BUMN Asuransi TNI-Polri Ini Buka Layanan Screening Virus HPV – Halaman all

    Cegah Kanker Serviks, BUMN Asuransi TNI-Polri Ini Buka Layanan Screening Virus HPV – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Guna melakukan pencegahan kanker serviks pada perempuan PT ASABRI (Persero) melakukan layanan screening Human Papiloma Virus(HPV) melalui Aksi Sehat Asabri untuk Indonesia(ASA).

    BUMN asuransi anggota TNI-Polri tersebut bekerjasama dengan Biofarma dan Bank Woori Saudara untuk menggelar screening virus HPV.

    “Kami ingin mengingatkan bahwa kesehatan reproduksi adalah investasi jangka panjang bagi generasi penerus. Screening HPV adalah salah satu cara untuk memberikan masa depan yang lebih sehat bagi perempuan Indonesia.” ujar Direktur Sumber Daya Manusia dan Hukum PT ASABRI (Persero), Sri Ainin Muktirizka dalam pernyataannya, Sabtu(14/12/2024).

    Selain melakukan screening virus HPV, ASABRI juga menggandeng PT Paragon Technology and Innovation, perusahaan kecantikan terkemuka Indonesia, untuk memberikan edukasi perawatan wajah yang sehat dan alami. 

    Melalui sesi ini, Polwan, ASN, dan Ibu Bhayangkari yang merupakan Peserta ASABRI didorong untuk merawat diri dan tampil lebih percaya diri sebagai bentuk penghargaan terhadap diri sendiri.

    Sri Ainin Muktirizka menegaskan pentingnya peran perempuan dalam memulai perubahan. “Kesadaran yang kita bangun hari ini adalah fondasi bagi lahirnya generasi baru yang lebih baik. Perubahan selalu dimulai dari diri sendiri, dan kegiatan ini adalah bukti bahwa ketika perempuan mendukung perempuan, dampaknya akan luar biasa. Mari kita jadikan momentum ini sebagai ajang woman support woman untuk menciptakan masa depan yang lebih sehat, lebih kuat, dan penuh harapan,” ujarnya.

    ASA untuk Indonesia lanjut Sri bukan sekadar program kesehatan. Ini adalah gerakan kolaboratif yang menyatukan berbagai pihak untuk menciptakan dampak positif yang berkelanjutan. Dengan menyediakan layanan kesehatan dan edukasi kecantikan, ASABRI berharap kegiatan ini tidak hanya memberikan manfaat fisik, tetapi juga menginspirasi semangat kebersamaan dan kepedulian terhadap sesama.

    “Kami percaya, langkah kecil ini adalah awal dari perubahan besar. Melalui kolaborasi dan kepedulian, kita dapat menciptakan keberkahan bagi semua pihak yang terlibat. Mari bersama-sama membangun Indonesia yang lebih sehat dan sejahtera,” pungkas Sri Ainin Muktirizka.

  • Wamenkes Tegaskan Antibiotik Tidak Boleh Dibeli Sendiri Tanpa Resep Dokter – Halaman all

    Wamenkes Tegaskan Antibiotik Tidak Boleh Dibeli Sendiri Tanpa Resep Dokter – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Prof dr Dante Saksono Harbuwono tegaskan untuk tidak membeli obat antibiotik sendiri tanpa resep dokter. 

    Karena, penggunaan antibiotik yang tidak tepat dan benar bisa menyebabkan terjadinya resistensi antimikroba. 

    Resistensi antimikorba adalah suatu kondisi di mana bakteri, mengalami perubahan genetik yang membuat mereka kebal terhadap obat-obatan.

    “Yang membuat resistensi antibiotik itu meluas, karena antibiotik itu dibiarkan untuk dibeli sendiri oleh pasien di apotek. Ini tidak boleh,” ungkapnya pada talkshow kesehatan virtual, Jumat (13/12/2024). 

    Dante menegaskan jika antibiotik hanya bisa dibeli sesuai dengan resep dokter. 

    “Kita sudah melakukan aturan bahwa antibiotik itu hanya boleh dibeli dengan resep dokter. Antibiotik tidak boleh dibeli sendiri karena belum tentu dia membutuhkan antibiotik,” tegasnya. 

    Selain menyebabkan resistensi antimikroba, dikhawatirkan konsumsi antibiotik yang tidak tepat sapar menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan. 

    Meskipun biasanya antibiotik direkomendasikan untuk bisa dikonsumsi hingga 7 hari berturut-turut, kebiasaan mengonsumsi antibiotik bisa menimbulkan efek samping seperti jerawat dan TBC. (NOVA)

    Lebih lanjut, Dante menjelaskan jika dokter  punya legalitas untuk memberikan antibiotik. 

    Sedangkan daerah yang tidak memiliki dokter, bisa merujuk pasien ke tempat yang memiliki fasilitas diagnosis. 

    “(Pasien) Boleh diberikan life-saving saja sebelum pasiennya dirujuk ke tempat yang lebih bisa melakukan diagnosis. Apakah ini infeksi bakteri atau infeksi yang lainnya.Karena gejalanya kadang-kadang hampir mirip,” jelasnya. 

    Sehingga, setelah diagnosis ditegakkan, pasien bisa mendapatkan pengobatan yang tepat.