Category: Tribunnews.com Kesehatan

  • Osteoporosis Jadi Ancaman di Indonesia Seiring Meningkatnya Jumlah Lansia, Ini yang harus Dilakukan – Halaman all

    Osteoporosis Jadi Ancaman di Indonesia Seiring Meningkatnya Jumlah Lansia, Ini yang harus Dilakukan – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com Willem Jonata 

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA  – Osteoporosis mengancam jutaan penduduk Indonesia seiring meningkatnya populasi orang lanjut usia (lansia).

    Di tahun 2020, ada sebanyak 28,5 juta lansia di Indonesia dan ini mewakili 10 persen dari total populasi Indonesia.

    Proporsi ini diprediksi terus bertambah hingga 20,5 persen di tahun 2050 (Statistics Indonesia 2022).

    Tingginya angka populasi lansia harus diikut upaya menjaga kesehatan.

    Masyarakat Indonesia harus mulai mempersiapkan diri sedini mungkin agar tetap aktif dan tidak memiliki keterbatasan mobilitas ketika berada di usia lanjut nanti.

    Faktanya, banyak mereka yang berusia lanjut mengalami osteoporosis dan bahkan diperkirakan lebih dari 50 persen kejadian patah tulang panggul akibat osteoporis terjadi di Asia pada tahun 2050.  

    Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan RI, dr Siti Nadia Tarmizi, M.Epid menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam upaya pengendalian osteoporosis.

    Dalam sambutannya di acara program edukatif Fun Walk Hari Osteoporosis Nasional 2024 yang digelar  Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (PEROSI) dan Anlene, ia menyampaikan apresiasi terhadap kontribusi berbagai pihak dalam edukasi dan penanganan osteoporosis di Indonesia. 

    “Kementerian Kesehatan RI mengapresiasi kolaborasi strategis dari berbagai institusi untuk mengedukasi dan menangani osteoporosis. Kolaborasi ini sangat penting untuk membantu menurunkan angka prevalensi osteoporosis,” ujar dr. Siti Nadia.

    Ia mengungkap, data Kemenkes RI menunjukkan prevalensi osteoporosis di Indonesia sebesar 23 persen pada perempuan berusia 50–70 tahun, dan meningkat menjadi 53 persen pada perempuan di atas 70 tahun. 

    Ia menekankan bahwa osteoporosis sering kali tidak terdeteksi hingga terjadi kerusakan tulang, yang membutuhkan perawatan jangka panjang, dan memberikan beban ekonomi serta sosial bagi keluarga yang merawat.

    “Osteoporosis sebenarnya bisa dicegah sejak dini melalui pola hidup sehat, nutrisi yang cukup, aktivitas fisik teratur, dan pemeriksaan rutin. Informasi ini harus menjadi perhatian semua pihak agar kita bisa bersama-sama menjaga kesehatan tulang masyarakat Indonesia,” sambungnya.

    Program edukatif Fun Walk Hari Osteoporosis Nasional 2024 secara serentak di Jakarta, Bali, Surabaya, Yogyakarta, Medan dan Malang pada 15 Desember 2024 dan bertujuan untuk mengajak masyarakat Indonesia terus aktif dan terbebas dari risiko osteoporosis saat sudah berusia lanjut.

    Kegiatan ini juga untuk memperingati Hari Osteoporosis Nasional dan sejalan dengan tema global World Osteoporosis Day yaitu “Say No To Fragile Bones”. 

    Ketua Umum PEROSI Dr. dr. Tirza Z. Tamin, Sp.KFR, M.S(K), FIPM(USG) mengatakan, pihaknya senantiasa fokus pada edukasi, diagnosis dan penatalaksanaan osteoporosis. 

    PEROSI pun merekomendasikan aktivitas jalan kaki 10 ribu langkah sebagai upaya pencegahan osteoporosis. 

    “Jalan kaki sangat terkait dengan kepadatan tulang dan tingkat kehilangan massa tulang,” kata Tirza. 

    Sementara itu, program Fun Walk Hari Osteoporosis Nasional 2024 diikuti oleh ribuan peserta berbagai komunitas masyarakat, anggota PEROSI dan masyarakat umum. 

    Dalam kegiatan ini, digelar pemeriksaan kepadatan tulang dengan bone scan.

    Sedangkan PEROSI mengadakan edukasi osteoporosis dengan 4 tema yaitu:

    1) Biasakan Menabung Kepadatan Tulang Sejak Dini, Tulang kuat Seluruh Tubuh, Cegah Patah Tulang Rapuh,

    2) Deteksi Keropos Tulang Lebih dini dan Terapi yang Tepat Melindungi Masa Depan dari Hendaya,

    3) Nutrisi Sehat, Tulang Kuat,

    4) Gerak Aktif untuk Jaga Tulang Kuat dan Bebas Osteoporosis.

    Beragam games interaktif dan aktivitas lainnya juga tersedia di acara ini untuk memberikan pengalaman edukatif bagi partisipan. 

    President Director, Fonterra Brands Indonesia, Yauwanan Wigneswaran menambahkan bahwa pihaknya selalu berupaya mendukung masyarakat Indonesia untuk menjalani hidup aktif dan sehat hingga usia lanjut.

    Tahun ini misalnya, telah dilakukan pemindaian tulang gratis (bone scan), disertai dengan program edukasi dan solusi nutrisi untuk mendukung tulang yang kuat, sendi yang fleksibel, dan otot yang aktif.

    Dari hampir 150.000 orang yang telah melakukan pemindaian, selama periode Januari-Desember 2024, pihaknya menemukan hampir 50 persen atau sekitar 67.547 orang yang berisiko sedang ke tinggi.

    Ini berarti mereka memiliki angka kepadatan tulang yang rendah dan tergolong osteopenia.

    Untuk itu, lanjut dia, memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh dan tetap aktif adalah kunci utama untuk menjaga kesehatan sepanjang hidup.

    “Sekarang adalah saat yang tepat untuk mulai bertindak dan memenuhi kebutuhan tubuh kita agar memiliki masa depan yang lebih kuat dan sehat saat memasuki usia lanjut,” terangnya.

     

  • Kemenkes Sebut Pemberian MPASI Harus Penuhi 4 Syarat Ini – Halaman all

    Kemenkes Sebut Pemberian MPASI Harus Penuhi 4 Syarat Ini – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI telah menerbitkan “Petunjuk Teknis Pemantauan Praktik MPASI Anak Usia 6-23 Bulan” pada 2024. 

    Petunjuk teknis ini untuk meningkatkan pemantauan dan perbaikan praktik Makanan Pendamping ASI (MPASI) bagi anak usia 6-23 bulan di Indonesia.

    Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Kemenkes RI dr. Lovely Daisy, M.K.M., menyampaikan, pemberian MPASI harus memenuhi empat syarat utama, antara lain:

    1. Tepat waktu

    MPASI diberikan saat ASI saja sudah tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan energi bayi, yaitu mulai usia 6 bulan.

    “Kemenkes menganjurkan MPASI diberikan mulai usia 6 bulan karena pada usia 6 bulan terdapat kesenjangan kebutuhan energi bayi dengan yang dapat dicukupi dari ASI saja. Secara global, sebagian besar pedoman di Amerika dan Eropa juga merekomendasikan, MPASI dimulai pada usia 6 bulan,” ungkap Daisy dilansir dari website resmi, ditulis Kamis (19/12/2024).

    Lovely mengingatkan ada yang perlu diperhatikan, bila memperkenalkan MPASI terlalu dini akan meningkatkan risiko kontaminasi patogen. 

    Sebaliknya, bila memperkenalkan MPASI terlalu terlambat, maka akan menyebabkan bayi tidak mendapatkan zat gizi yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang.

    Berdasarkan pedoman “WHO Guideline for Complementary Feeding of Infants and Young Children 6–23 Months of Age” tahun 2023, pemberian MPASI dini pada usia kurang dari 6 bulan memiliki dampak buruk.

    “Perkembangan bayi yang belum memadai dalam kesiapan mengonsumsi makanan (organ-organ bayi belum siap mencerna makanan), meningkatkan potensi risiko peningkatan morbiditas karena penyakit gastrointestinal, seperti penyakit diare dan risiko alergi,” terang Daisy.

    “Kemudian, kualitas MPASI yang lebih rendah dibandingkan ASI, terutama jika makanan berbentuk cair maka zat gizinya rendah, dan peningkatan risiko obesitas.”

    2. Adekuat

    Makna pemberian MPASI harus adekuat adalah MPASI harus mampu memenuhi kecukupan energi, protein, serta mikronutrien untuk mencapai tumbuh kembang optimal anak. 

    Pemberian MPASI perlu mempertimbangkan usia anak, jumlah, frekuensi, konsistensi/tekstur, serta variasi keberagaman makanan.

    3. Aman

    Artinya, MPASI disiapkan dan disimpan dengan cara yang higienis, diberikan menggunakan tangan dan peralatan yang bersih. 

    Kunci untuk makanan yang aman, di antaranya memisahkan penyimpanan makanan mentah dengan makanan yang sudah dimasak. 

    Dan menggunakan makanan segar dan masak sampai matang, misalnya daging, ayam, telur, dan ikan.

    4. Diberikan dengan cara benar

    Artinya, MPASI harus memenuhi syarat terjadwal, lingkungan yang mendukung, dan prosedur makan yang tepat.

    “Syarat terjadwal itu jadwal makan termasuk makanan selingan teratur dan terencana. Syarat lingkungan yang mendukung, misalnya, hindari memaksa meskipun hanya makan 1-2 suap, perhatikan tanda bayi lapar dan kenyang,” jelas Direktur Lovely Daisy.

    “Selanjutnya, syarat prosedur makan yang tepat seperti makan dalam porsi kecil dan bayi distimulasi untuk makan sendiri, dimulai dengan pemberian makanan selingan yang bisa dipegang sendiri.”

    MPASI Harus Beragam

    Menurut Direktur Gizi dan KIA Lovely Daisy, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyiapan MPASI, yaitu higiene dan sanitasi.

    Dan juga, memilih bahan makanan yang mengandung karbohidrat, protein hewani, protein nabati, lemak, vitamin dan mineral, terutama zat besi serta seng (zinc).

    “Perlu diperhatikan juga terkait pemberian sejumlah minyak/lemak sebagai sumber energi yang efisien. Ini menjadikan MPASI padat gizi, tanpa menambahkan jumlah MPASI yang diberikan),” katanya.

    “Lalu, tekstur mempertimbangkan kemampuan promotor (pergerakan otot rongga mulut) serta penggunaan gula dan garam dibatasi,” sambung Lovely. 

    Untuk memenuhi kebutuhan zat gizi bayi, lanjut Daisy, MPASI harus beragam. 

    Dalam hal ini, mengandung minimal 5 dari 8 kelompok makanan, yakni ASI, makanan pokok, kacang-kacangan, produk susu, daging-dagingan, telur, sayur buah kaya vitamin A, dan sayur buah lainnya.

    “Keragaman bahan dalam MPASI diperlukan, karena tidak ada satupun makanan yang mengandung zat gizi lengkap. Selain itu, MPASI juga harus dipastikan mengandung telur, ikan, dan atau daging. Karena konsumsi protein hewani berkorelasi positif dengan penurunan risiko stunting,” tutupnya. 

     

  • Nikita Willy Jalani Water Birth untuk Anak Kedua, Ini Bedanya dengan Persalinan Konvensional – Halaman all

    Nikita Willy Jalani Water Birth untuk Anak Kedua, Ini Bedanya dengan Persalinan Konvensional – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA — Nikita Willy memilih menjalani persalinan dengan metode water birth untuk anak kedua.

    Lalu apa beda persalinan normal biasa atau konvensional dengan di air?

    Dokter spesialis kandungan dr. Ivander R. Utama, F.MAS. Sp.OG, M.Sc mengatakan, water birthing  dibandingkan dengan melahirkan secara konvensional itu tidak memiliki kelebihan yang bermakna.

    Water birthing hanya memberikan kelebihan terkait rasa nyaman lebih tinggi pada ibunya dibandingkan dengan melahirkan secara konvensional atau tradisional.

    “Tetapi dalam hal keselamatan bayinya, itu tidak lebih tinggi, malah lebih berisiko,” kata dia saat dihubungi Tribunnews.com, Rabu (18/12/2024). 

    Ia juga mengatakan, sementara dalam hal lain-lain seperti lama persalinan maupum nyeri  ternyata tidak terlalu berbeda bermakna bila dibandingkan dengan mencoba untuk melahirkan secara normal atau konvensional.

    “Jadi satu-satunya mungkin keuntungan yang jelas dari water birthing adalah memberikan rasa nyaman,” ungkap dokter Ivander.

    Lebih lanjut ia mengingatkan, risiko akan lebih tinggi jika melakukan water birthing. 

    Persalinan dengan metode water birth memikili beragam risiko baik pada ibu maupun bayi.

    Karenanya di Indonesia, metode tersebut tidak direkomendasikan oleh Perkumpulan Obstetri Dan Ginekologi Indonesia (POGI).

    Aturan di Indonesia sudah jelas tidak merekomendasikan, lantaran syaratnya sulit untuk bisa diaplikasikan.

    Water birth bukan cuman sekedar melahirkan di dalam air. Tidak hanya ibunya dicemplungin ke air, lalu ibu melahirkan di dalam air.

    “Bukan begitu. Water birth itu baknya khusus, airnya juga harus terfiltrasi dengan baik tidak ada kotoran atau darah. Juga suhu harus stabil, suhunya nggak boleh terlalu panas ataupun terlalu dingin,” jelas dia.

    Risiko komplikasi yang mungkin terjadi pada bayi adalah pneumonia, aspirasi cairan maupun tenggelam.

    Sementara pada ibu lebih berisiko mengalami infeksi hingga didalam rahim.

  • Komisi IX DPR Kritik Kemenkes Terkait Penyusunan RPMK yang Minim Pelibatan – Halaman all

    Komisi IX DPR Kritik Kemenkes Terkait Penyusunan RPMK yang Minim Pelibatan – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com,  Fersianus Waku

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKS, Kurniasih Mufidayati menyoroti proses penyusunan 15 Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan (RPMK) oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes). 

    Sebab, regulasi yang merupakan turunan dari Peraturan Pemerintah (PP) No. 28 Tahun 2024 tentang Kesehatan ini dinilai tidak melibatkan DPR secara optimal.

    Kurniasih menyebut, pihaknya tidak diajak berdiskusi oleh Kemenkes dalam proses penyusunan PP hingga RPMK. 

    Padahal, DPR sebelumnya telah terlibat intensif dalam pembahasan Undang-Undang (UU) Kesehatan sebagai landasan regulasi tersebut.

    “Sayangnya memang kami tidak dilibatkan oleh Kemenkes pada saat penyusunan PP, dan sekarang sudah ribut-ribut di RPMK. Yang soal reproduksi sudah kami diskusikan kembali,” kata Kurniasih dalam diskusi publik yang digelar Forum Kebijakan Publik Indonesia (FKPI) di Jakarta, Rabu (18/12/2024).

    Kurniasih mengatakan, DPR akan memprioritaskan pembahasan terkait isu-isu penting dalam regulasi tersebut setelah masa reses selesai. Salah satu fokus utama adalah aturan mengenai tembakau yang menuai polemik.

    Menanggapi kritik tersebut, Iwan Kurniawan, Perancang Peraturan Perundang-undangan Ahli Muda, Biro Hukum, Sekretariat Jenderal, Kementerian Kesehatan, menyatakan bahwa Menteri Kesehatan telah menginstruksikan penundaan pengesahan RPMK. 

    Langkah ini dilakukan untuk menyerap lebih banyak masukan dari para pemangku kepentingan.

    “Dalam menyusun aturan kami mengedepankan prinsip meaningful participation atau partisipasi bermakna dengan melibatkan semua pemangku kepentingan. Tetapi yang namanya aturan, pastilah kita tidak bisa menyenangkan semua orang. Fokus kami adalah kesehatan sesuai tupoksi kami,” ujar Iwan.

    Selain minimnya pelibatan DPR, pengamat hukum Universitas Indonesia, Hari Prasetiyo, mengungkapkan bahwa terdapat perubahan istilah antara UU Kesehatan dan aturan turunannya yang menimbulkan multitafsir. 

    Contohnya, frasa “rendah risiko” pada aturan terkait rokok elektronik hilang dalam regulasi turunan, begitu pula dengan frasa “sudah menikah” dalam aturan terkait alat kontrasepsi.

    “Jika memang yang disasar oleh Kemenkes adalah penurunan prevalensi perokok anak, maka aturan harus dibuat berdasarkan profil risiko sesuai yang diamanatkan di UU Kesehatan. Jadi ya harus dibedain, enggak bisa disatukan,” ucap Hari.

    Kurniasih pun menegaskan pentingnya dialog terbuka antara seluruh pemangku kepentingan untuk menyelesaikan permasalahan ini. 

    Dia memastikan bahwa Komisi IX DPR RI siap menerima audiensi dari pihak manapun yang merasa terdampak oleh regulasi.

    “Seluruh stakeholder perlu duduk bersama dan mencari solusi terbaik untuk semua pihak. Kami di Komisi IX tidak bisa undang stakeholder lain yang bukan mitra kerja. Namun, kami sangat terbuka untuk siapapun hadir dan melakukan audiensi. Kami welcome dengan semua yang hadir,” tegasnya.

    Ketua FKPI, Trubus Rahardiansah, menambahkan bahwa pelibatan masyarakat dalam proses perumusan regulasi sangatlah penting. 

    “Kolaborasi ini penting karena kesehatan adalah kebutuhan dasar publik. FKPI membantu mendorong keluhan-keluhan, aduan-aduan. Pelibatan pemangku kepentingan sangat dibutuhkan, terutama dalam merumuskan aturan turunan lainnya ke depan,” tuturnya.

     

     

     

  • Tidak Hanya Kelainan Kulit, Penyakit Lupus Juga Dapat Serang Ginjal Hingga Saraf – Halaman all

    Tidak Hanya Kelainan Kulit, Penyakit Lupus Juga Dapat Serang Ginjal Hingga Saraf – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Dokter spesialis penyakit dalam konsultan alergi imunologi RSUI, Dr. dr. Alvina Widhani, mengungkapkan jika penyakit lupus tidak hanya menyebabkan kelainan kulit. 

    Tapi juga bisa menyerang organ lain seperti ginjal hingga saraf. 

    “Jadi tidak benar lupus hanya menyebabkan kelainan kulit. Jadi bisa mengenai berbagai organ, sifatnya sistemik. Antara individu bisa berbeda dengan individu yang lain,” ungkapnya pada siaran kanal YouTube Kementerian Kesehatan, Selasa (17/12/2024).

    Lupus adalah salah satu penyakit autoimun yang bersifat kronis atau menahun.

    Pada kondisi ini, sistem kekebalan tubuh yang seharusnya melindungi dari infeksi justru menyerang jaringan tubuh yang sehat.

    Salah satu masalah yang muncul saat mengidap lupus adalah ruam merah berbentuk kupu-kupu di wajah. 

    Ruam ini disebut malar butterfly rash dan menyebar dari batang hidung ke kedua pipi

    Namun, dr Alvina mengungkapkan jika gejala yang muncul bisa berbeda pada tiap orang. 

    Mungkin ada individu yang menunjukkan  gejala kelainan kulit saja. 

    Tapi, ada juga yang menunjukkan gejala lain seperti kelainan sendi hingga sel darah. 

    “Ada juga yang hanya pada kelainan sel darah, atau pun ada yang langsung kena keginjal. Jadi sangat bervariasi sekali, dan kadang-kadang memang dinamis,” imbuhnya. 

    “Mungkin awal-awal baru muncul gejala-gejala muda lelah, demam. Baru belakangan kemudian muncul yang lebih berat, misalnya kena ke saraf atau ginjal,” sambungnya. 

    Karena sifatnya yang seperti ini, penyakit lupus awalnya sulit sekali didiagnosis. 

    Lebih lanjut dr Alvina menjelaskan jika penyakit lupus juga bisa menyerang organ vital lainnya. 

    “Seperti saraf pusat, kemudian sarap tepi, bisa juga kena ke jantung, ginjal, atau peradangan pembuluh darah. Jadi memang sifatnya bisa sistemik,” lanjutnya. 

    Sebagai contoh, jika lupus menyerang ginjal, maka dapat  mengakibatkan kebocoran ginjal.

    Sehingga protein bisa menyebar di daerah rendah yang menyebabkan kaki atau seluruh tubuh jadi membengkak. 

    “Kalau yang  kena ke sendi juga bisa terlihat ada pembengkakan dan kaku sendi,” tuturnya.

     

     

  • Mitos atau Fakta, Lupus Hanya Dialami oleh Perempuan? Begini Penjelasan Dokter – Halaman all

    Mitos atau Fakta, Lupus Hanya Dialami oleh Perempuan? Begini Penjelasan Dokter – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Seperti masalah kesehatan lain, banyak mitos terkait lupus yang membuat orang sering salah kaprah dengan penyakit ini.

    Salah satu mitos yang muncul adalah lupus hanya menyerang perempuan. Lantas benarkah? 

    Terkait hal ini, Dokter spesialis penyakit dalam konsultan alergi imunologi RSUI, Dr. dr. Alvina Widhani memberi penjelasan.

    “Bahwa ini merupakan mitos. Jadi lupus sebenarnya tidak hanya mengenai perempuan, walau memang sebagian besar ditemukan pada perempuan,” ungkapnya pada siaran kanal YouTube Kementerian Kesehatan, Selasa (17/12/2024).

    Ia mengungkapkan jika penyakit lupus juga bisa ditemukan pada laki-laki.

    Hanya memang jumlahnya tidak terlalu banyak.  Kasus lupus pada laki-laki memang tidak sebanyak perempuan. 

    Lebih lanjut dr Alvina menjelaskan kenapa penyakit lupus sering ditemukan pada usia reproduksi. 

    Hal ini dikarenakan ada salah satu faktor yang memengaruhi di usia reproduksi faktor hormon estrogen.

    Namun, sampai saat ini masih belum diketahui secara pasti, apa penyebab dari penyakit lupus ini.

    Walau belum diketahui secara pasti, dr Alvina ungkap ada faktor lain yang bisa berkontribusi.

    Selain hormonal, faktor lingkungan juga mempengaruhi. 

    Misalnya paparan sinar ultraviolet, rokok hingga beberapa infeksi virus.

    Faktor genetik juga dapat memengaruhi kemunculan penyakit lupus. 

    Kemudian berbagai bahan kimia, baik dari makanan hingga di lingkungan turut  berkontribusi. 

    “Dan juga ditemukan bahwa vitamin D yang rendah juga berkontribusi meningkatkan resiko terjadinya lupus. Karena vitamin D itu penting untuk fungsi dari kekebalan tubuh,” tuturnya.

     

     

  • Persalinan Nikita Willy Pakai Metode Water Birth, Tak Direkomendasikan di Indonesia, Ini Alasannya – Halaman all

    Persalinan Nikita Willy Pakai Metode Water Birth, Tak Direkomendasikan di Indonesia, Ini Alasannya – Halaman all

    Laporan wartawan Trbunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Artis Nikita Wily baru saja melahirkan putra keduanya di Amerika Serikat.

    Nikita Willy memilih persalinan dengan metode water birth.

    Sayangnya di Indonesia persalinan tersebut tidak direkomendasikan oleh Perkumpulan Obstetri Dan Ginekologi Indonesia (POGI).

    Sudah sejak beberapa tahun lalu water birth tidak disarankan lagi, meski sempat ramai jadi pilihan ibu bersalin.

    Dokter spesialis kandungan dr. Ivander R. Utama, F.MAS. Sp.OG, M.Sc mengatakan, hal ini dilatarbelakangi oleh meningkatnya kasus komplikasi pada bayi dan ibu.

    “Sehingga akhirnya dari perhimpunan dokter-dokter obgyn Indonesia itu melarang untuk
    melanjutkan tindakan atau mempraktekkan prosedur water birth di Indonesia,” kata dia saat dihubungi Tribunnews.com, Rabu (18/12/2024).

    Ia memaparkan sejumlah komplikasi yang mungkin saja terjadi pada ibu dan bayi saat water birth.

    Saat suhu air tidak stabil yaitu terlalu panas atau dingin maka bisa meningkatkan risiko pneumonia atau radang pada paru-paru bayinya.

    Selain pneumonia ada risiko drowning atau tenggelam yang besar pada bayi.

    Juga risiko aspirasi cairan, ketika bayi lahir dalam keadaan tarik napas. Serta hipotermia maupun hipertemia.

    Sementara untuk ibunya berisiko mengalami infeksi.

    Karena pada persalinan di dalam air, tenaga medis tidak bisa melakukan penyokongan atau penahanan daerah selangkangan dengan baik.

    Sehingga risiko untuk terjadi robekan yang lebih luas itu lebih tinggi.

    Kemudian, infeksi juga bisa terjadi didalam rahim.

    “Ini risiko pada ibu juga hipotermia dan hipetermia juga bisa, jadi airnya kepanasan. Jadi itu juga bisa membahayakan ibu
    dan bayinya,” jelas dia.

    Secara khusus di Amerika, dokter Ivander mengatakan water birthing hanya diperbolehkan pada ibu dengan kondisi kehamilan normal, tanpa penyulit, tanpa komplikasi serta tanpa risiko yang berarti.

    “Jadi tidak semua ibu hamil  boleh mencoba melahirkan dengan water birthing. Artinya sangat diseleksi, tidak boleh sembarangan. Water birthing itu sebaiknya tidak dilakukan, tidak dianjurkan,” kata dokter Ivander.

  • Mitos atau Fakta, Lupus Hanya Dialami oleh Perempuan? Begini Penjelasan Dokter – Halaman all

    Mitos atau Fakta, Penyakit Lupus Bisa Menular? Begini Penjelasan Dokter – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Hingga saat ini, masih banyak informasi yang beredar terkait penyakit lupus dan masih dipertanyakan kebenarannya. 

    Salah satunya seperti masih ada yang mempercayai jika penyakit lupus dapat menular. 

    Terkait hal ini, Dokter spesialis penyakit dalam konsultan alergi imunologi RSUI, Dr. dr. Alvina Widhani, Sp.PD-KAI beri penjelasan. 

    “Masih ada kadang-kadang masyarakat yang bertanya apakah lupus merupakan penyakit yang bisa menular. Jadi ini adalah mitos. Tidak benar bahwa lupus adalah penyakit menular,” ungkapnya pada siaran kanal YouTube Kementerian Kesehatan, Selasa (17/12/2024).

    Lupus sendiri adalah salah satu penyakit autoimun yang bersifat kronis atau menahun.

    Pada kondisi ini, sistem kekebalan tubuh yang seharusnya melindungi dari infeksi justru menyerang jaringan tubuh yang sehat, sehingga menyebabkan peradangan dan kerusakan pada organ. 

    Meskipun penyakit ini tidak dapat disembuhkan, lupus dapat dikelola dengan baik melalui pengobatan yang tepat dan perubahan gaya hidup.

    Lebih lanjut, Alvina menjelaskan jika sering kali masyarakat bingung apakah penyakit autoimun sama denga alergi. 

    Keduanya, kata dr Alvina merupakan kondisi yang berbeda. 

    Jadi lupus merupakan salah satu penyakit autoimun. Ia muncul karena gangguan sistem kekebalan tubuh yang bereaksi berlebihan.

    Sedangkan alergi, imun bereaksi berlebihan terhadap alergan dari luar tubuh. 

    “Misalnya dari makanan, dari obat, atau dari tungau, debu, itu dia namanya alergi. Kalau lupus merupakan salah satu autoimun, jadi sistem kekebalan tubuhnya berlebihan bereaksi terhadap kemudian menyerang sel tubuh sendiri,” paparnya. 

    Selain itu, dr Alvina menjelaskan perbedaan penyakit autoimun seperti lupus dengan penyakit infeksi yang bisa menular. 

    “Beda dengan penyakit infeksi yang bisa menular itu karena sistem kekebalan tubuh yang menurun,” tutupnya.

  • Tentang Pengalaman Menyusui, Aurel Hermansyah: Bonding Ibu dan Anak yang Belum Tentu Terulang – Halaman all

    Tentang Pengalaman Menyusui, Aurel Hermansyah: Bonding Ibu dan Anak yang Belum Tentu Terulang – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willem Jonata

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Perjalanan memberikan air susu ibu (ASI) bagi selebritas Aurel Hermasyah bukan hal yang mudah, tanpa dukungan orang-orang di sekitar. 

    Sebab, menurut dia, pemberian ASi bukan soal memberikan makanan pokok kepada bayi, tapi juga menjadi momen kedekatan ibu dan anak yang belum tentu bisa diulang.

    Aurel sendiri merupakan ibu dua anak dari pernikahannya dengan Atta Halilintar.

    Ia bersyukur mendapat dukungan dari orang terdekat ketika menyusui buah hatinya.

    Dalam acara “Breastfeeding Fest” yang didukung Mom Uung di The Sultan Hotel Jakarta, Aurel menyampaikan dukungannya kepada setiap ibu menyusui di mana pun mereka berada.

    “Semangat terus, karena menurut aku, soal menyusui itu sangat penting, bukan hamil doang ya. Karena setelah hamil masih harus menyusui, itu bonding luar biasa. Kita belum tentu bisa mengulang lagi,” ucap Aurel. 

    Di acara yang sama, dr. Elizabeth Margaretha P, MARS, CIMI mengatakan bahwa peran orang-orang terdekat sangat membantu seorang ibu agar lancar menyusui.

    Oleh karenanya, menurut dia, edukasi terkait pentingnya menyusui juga harus didapatkan oleh keluarga sang ibu serta orang-orang yang terlibat dalam proses tersebut. 

    Dengan kata lain, prinsip seorang ibu tentang pemberian ASI harus sama dengan orang-orang di sekitarnya. Jika tidak, maka akan ibu akan kesulitan dalam perjalanan meng-ASI-hi.

    “Cari helper yang sebaiknya support untuk ASI, jangan sampai kita mau belajar pakai media ASI perah yang lain, pengasuhnya enggak mau dukung, maunya pakai itu aja nggak mau coba belajar. Itu yang akan menjadi kesulitan para mommies untuk sukses belajar yang seharusnya,” ujar dr. Elizabeth 

    “Kalau ada support, ibu menyusui tentu akan merasa lebih mudah, merasa lebih bahagia, dan ujungnya akan berpengaruh terhadap perjalanan menyusui seorang ibu,” sambungnya.

    Acara yang dikhususkan untuk ibu hamil dan menyusui ini, menghadirkan lebih dari 3.000 peserta dan beberapa selebritas tanah air.

    “Breastfeeding Fest ini hadir sebagai bentuk perayaan untuk ibu, sebagai bentuk support menyusui, dan juga sebagai pengingat kalau dalam perjalanan menyusui, ibu tidak sendiri, karena Mom Uung selalu jadi garda terdepan untuk perjalanan menyusui kalian,” kata Founder Mom Uung Victoria Finky.

    Pihaknya punya misi ingin membersamai dan membantu perjalanan ibu menyusui hingga dua tahun.

    Tak hanya membantu para ibu dalam produk booster ASI, Mom Uung juga terus meningkatkan layanan konsultasinya.

    Berdasarkan data, terdapat 700 ribu lebih ibu yang menggunakan layanan konsultasi, yang disediakan Mom Uung panjang 2024.

    “Kita berusaha hadir dengan layanan konsultasi, webinar, hingga festival seperti ini, bukan lain bukan apa, tapi kita ingin menyampaikan betapa hebatnya ASI, sehingga pantas untuk kita perjuangkan bersama,” ucap Finky.

    CEO Mom Uung, Jonathan Handoko, menyampaikan bahwa kebaikan tentang ASI harus disebarkan ke seluruh Indonesia. 

    “Kita pengen ibu-ibu yang hadir di sini menjadi perpanjangan tangan kebaikan ASI, sehingga ke depannya bisa menjangkau bahkan ke setiap pelosok indonesia, sehingga bersama bisa meningkatkan angka menyusui di Indonesia,” ujar Jonathan.

    Kegiatan Breastfeeding Fest dibagi dalam beberapa sesi, sesi pertama workshop menyusui, yang diisi langsung oleh dr. Elizabeth Margaretha P, MARS, CIMI.

    Sesi kedua ada workshop persiapan menyusui untuk ibu hamil oleh dr. Agus Heriyanto, SpOG. MARS. MM. CHt, dan prenatal yoga yang diinstruksikan langsung oleh Jamilatus Sa’diyah bidan kesayangan para selebritas.

    Hadir juga Denada Tambunan sebagai instruktur zumba untuk para ibu menyusui, serta dr. I.G.A.N Pratiwi, SpA. MARS. 

  • Bahaya Miliki Pori-pori Besar Pada Wajah, Ini yang Akan Terjadi Pada Kulit – Halaman all

    Bahaya Miliki Pori-pori Besar Pada Wajah, Ini yang Akan Terjadi Pada Kulit – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Masalah kulit memang beragam, dan salah satu yang sering dikeluhkan adalah pori-pori besar.

    Banyak orang merasa kurang percaya diri dengan tampilan kulit yang memiliki pori-pori besar, sehingga mereka berusaha berbagai cara untuk mengatasinya.

    Namun, apakah ada dampak buruk yang bisa muncul akibat pori-pori yang membesar?

    Dokter estetika, dr. Tiffany Saqfilia Prameswari, menjelaskan dalam tayangan YouTube TribunHealth.com tentang potensi dampak negatif yang bisa timbul akibat pori-pori besar pada kulit.

    Menurut dr. Tiffany, pori-pori yang membesar dapat menyebabkan berbagai masalah kulit yang langsung terlihat.

    Salah satu dampak yang dapat terjadi adalah kulit menjadi lebih berminyak.

    Ilustrasi – jerawat (iStockphoto)

    “Ketika pori-pori membesar, kulit bisa tampak lebih oily atau berminyak,” jelas dr. Tiffany.

    Kulit yang berminyak berisiko menimbulkan masalah lain, seperti komedo.

    Komedo muncul karena minyak yang terperangkap di dalam pori-pori, yang menjadi tempat berkembang biaknya bakteri penyebab jerawat.

    “Pori-pori yang besar dan kulit yang berminyak cenderung lebih mudah tersumbat, dan minyak bisa menjadi tempat berkembang biaknya bakteri penyebab jerawat,” lanjut dr. Tiffany.

    Selain komedo, jerawat juga menjadi masalah umum lainnya yang dapat muncul akibat pori-pori besar.

    Minyak yang berlebih mengundang bakteri, yang akhirnya menyebabkan peradangan dan jerawat.

    Menurut dr. Tiffany, jika sudah muncul jerawat, penting untuk segera menangani masalah ini dengan produk anti-acne yang sesuai.

    “Jerawat itu memiliki tahapannya, dari grade 1 sampai grade 4. Jadi, jika sudah muncul jerawat, segeralah diatasi dengan tatalaksana jerawat yang tepat,” katanya.

    Ilustrasi jerawat (Averr Aglow)

    Masalah lain yang bisa muncul akibat pori-pori besar adalah tampilan kulit yang tidak merata.

    Kulit yang tampak tidak halus atau bertekstur ini bisa membuat seseorang merasa kurang percaya diri. Selain itu, pori-pori yang besar juga berisiko terkena infeksi, baik bakteri maupun jamur.

    Infeksi ini dapat menyebabkan peradangan pada kulit, memperburuk kondisi kulit yang sudah rentan.

    “Ketika pori-pori besar, tampilan kulit menjadi tidak merata, dan itu bisa menurunkan rasa percaya diri. Selain itu, risiko infeksi bakteri dan jamur juga lebih tinggi, yang bisa menyebabkan peradangan dan infeksi kulit,” ujar dr. Tiffany menutup penjelasannya.

    Oleh karena itu, penting untuk menjaga kesehatan kulit, terutama jika Anda memiliki pori-pori besar, dengan rutin menggunakan produk perawatan yang tepat dan menghindari faktor-faktor yang bisa memperburuk kondisi kulit.

    (Tribunhealth.com)