Category: Tribunnews.com Kesehatan

  • Mengenal Vasektomi, KB untuk Pria yang Jadi Wacana Dedi Mulyadi sebagai Syarat Penerima Bansos – Halaman all

    Mengenal Vasektomi, KB untuk Pria yang Jadi Wacana Dedi Mulyadi sebagai Syarat Penerima Bansos – Halaman all

    TRIBUNNEWS.com – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, berencana memberlakukan kebijakan KB vasektomi sebagai salah satu syarat keluarga penerima bantuan sosial (bansos).

    Rencana Dedi ini sebab ia menyoroti sebagian besar keluarga tak mampu, justru memiliki banyak anak.

    Atas hal itu, Dedi berharap, apabila kebijakan vasektomi diberlakukan, maka bisa mengurangi angka kelahiran dan kemiskinan di Jabar.

    “Untuk itu, (vasektomi) ya agar kelahirannya diatur dan angka kemiskinan turun, karena hari ini kan yang cenderung anaknya banyak itu cenderung orang miskin,” jelas Dedi, Selasa (29/4/2025), dikutip dari TribunJabar.id.

    Apa Itu Vasektomi?

    Menurut laman resmi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), vasektomi yang juga dikenal dengan istilah sterilisasi, adalah proses operasi pemotongan vas deferens.

    Vas deferens adalah saluran berbentuk tabung kecil yang membawa sperma dari testikel menuju penis.

    Prosedur vasektomi dilakukan untuk mencegah pembuahan dan kehamilan dengan tingkat keberhasilannya mencapai 99 persen.

    Vasektomi sendiri merupakan metode kontrasepsi alias KB yang bersifat permanen.

    Meski melalui prosedur operasi, vasektomi tidak akan memengaruhi kemampuan laki-laki dalam ejakulasi dan orgasme.

    Ada dua jenis vasektomi, yaitu vasektomi konvensional dan vasektomi tanpa pisau bedah.

    Pada vasektomi konvensional, dokter akan membuat sayatan pada kedua sisi skrotum, yakni pada bagian atas dan bagian bawah.

    Setelahnya, vas deferens di dalamnya bakal dihilangkan atau dikaterisasi. Bekas luka nantinya akan dijahit.

    Sementara, untuk vasektomi tanpa pisau bedah, dokter akan menggunakan penjepit kecil untuk menahan saluran yang akan dipotong.

    Kemudian, dokter akan membuat lubang kecil pada kulit skrotum dan memotong bagian saluran sebelum mengikatnya.

    Untuk prosedur ini, tidak diperlukan jahitan dan merupakan prosedur paling populer sebab minim risiko dan komplikasi.

    Bagi pria yang ingin melakukan prosedur vasektomi, harus memenuhi beberapa syarat, dikutip dari jatengprov.go.id:

    Minimal berusia 35 tahun;
    Telah memiliki setidaknya dua anak, dengan anak bungsu berusia minimal lima tahun;
    Mendapat persetujuan istri.

    Gratis, Dapat Insentif

    Kontrasepsi alias KB vasektomi termasuk salah satu program pemerintah melalui BKKBN untuk mengontrol angka kelahiran.

    Dikutip dari Kontan.co.id, vasektomi termasuk program KB yang ditanggung BPJS Kesehatan.

    Dalam beberapa kasus, peserta vasektomi juga mendapat insentif dalam nominal yang beragam.

    Pada 2024, Kepala BKKBN saat itu, Hasto Wardoyo, mengatakan peserta vasektomi mendapat insentif sebesar Rp300 ribu. Insentif itu diberikan sebagai pengganti uang kerja.

    “Adapun nominal yang disediakan sebagai uang pengganti kerja saat vasektomi sebesar Rp300 ribu,” jelas Hasto, Minggu (5/5/2024), dikutip dari Kompas.com.

    Sementara itu, BKKBN Provinsi Jateng baru-baru ini mengatakan, peserta vasektomi mendapat insentif Rp450 ribu.

    Hal serupa juga disampaikan Dedi Mulyadi. Dedi menyebut Pemprov Jabar nantinya akan memberi insentif sebesar Rp500 ribu bagi peserta vasektomi.

    Tak hanya untuk peserta vasektomi, desa-desa yang berhasil melaksanakan program KB juga akan mendapat penghargaan.

    Dedi menyebut insentif itu berupa hadiah stimulus pembangunan sebesar Rp10 miliar.

    “Desa Istimewa adalah desa yang berhasil dalam KB, pelayanan pendidikan rakyat, kesehatan warga, tidak ada angka kematian ibu, tidak ada kematian anak, tak ada stunting, pengelolaan sampah baik, dan beberapa indikator penilaian lain,” jelas Dedi, Selasa (29/4/2025).

    “Penilaian akan dimulai dari desa, dari kecamatan. Juara kecamatan akan mendapat hadiah Rp200 juta. Juara kabupaten/kota akan mendapat hadiah stimulus Rp1 miliar.”

    “Nanti akan diumumkan desa yang paling sukses dan desa yang paling gagal,” lanjut dia.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Dedi Mulyadi Bakal Wajibkan Penerima Bansos Vasektomi: Berhenti Bikin Anak kalau Tak Sanggup Nafkahi

    (Tribunnews.com/Pravitri Retno W, TribunJabar.id/Seli Andina, Kontan.co.id/Bimo Kresnomurti, Kompas.com/Laksmi Pradipta)

  • Pemantauan Tumbuh Kembang Anak Melalui Pohon Harapan dan Beri Ruang si Kecil Tuliskan Cita-cita – Halaman all

    Pemantauan Tumbuh Kembang Anak Melalui Pohon Harapan dan Beri Ruang si Kecil Tuliskan Cita-cita – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA –  Pertumbuhan anak sangat penting untuk dipantau rutin.

    Pemantauan tumbuh kembang secara rutin melalui berat badannya bisa membuat orangtua bisa paham apa yang kurang dalam pertumbuhan si junior.

    Pengawasan gizi seimbang pada makanan yang dikonsumsi hingga berdampak pada berat badan ideal dan pola hidup bersih dan sehat juga pola hidup aktif dan olahraga sangat berkaitan untuk kelangungan masa depan anak.

    Menurut dr. Dian Rosita Devy pentingnya pemantauan tumbuh kembang anak hingga mampu menumbuhkan harapannya ke depan.

    Dokter Dian ungkap hal ini di sela program pemeriksaan kesehatan bertajuk “Tumbuh Optimal, Sehat Maksimal” yang digelar atas prakarsa idsMED Aesthetics dengan Merck in di SOS Children’s Village Jakarta.

    Kegiatan ini mengulik pentingnya tumbuh kembang anak pada sesi edukasi khusus, berupa pemaparan dari  yang ditujukan bagi para perawat dan pendamping anak.

    Materi ini memberikan informasi praktis dan ilmiah untuk membantu mereka dalam mendukung pertumbuhan optimal anak-anak asuh.

    “SOS Children’s Villages Indonesia memastikan kesehatan anak-anak menjadi prioritas dalam tumbuh kembang mereka. Kami sangat menghargai dukungan dari idsMED Aesthetics dan Merck melalui kegiatan ini. Harapan kami, kolaborasi ini dapat terus berlanjut. Bagi kami, siapa pun yang berkontribusi terhadap misi kami adalah bagian dari keluarga SOS Children’s Villages.” ujar Sumardi selaku Village Director SOS Children’s Village Jakarta.

    Salah satu momen penuh makna dalam acara ini adalah kegiatan “Pohon Harapan”, di mana anak-anak menuliskan cita-cita dan harapan mereka untuk masa depan di atas kartu warna-warni, lalu menggantungnya di pohon harapan yang telah disiapkan oleh tim idsMED Aesthetics.
     
    Melalui kegiatan pohon harapan, gelaran ini ingin memberikan ruang bagi anak-anak untuk berani bermimpi dan menuliskan cita-cita mereka.

    “Setiap harapan yang digantungkan menjadi simbol semangat dan masa depan cerah yang ingin kami dukung bersama. Kami di idsMED Aesthetics percaya bahwa setiap anak memiliki potensi luar biasa yang layak untuk dirayakan dan didukung.” ujar Marisa Theresia selaku Head of Aesthetics – idsMED Aesthetics.

    Agar harapan ini tumbuh kembang anak-anak maksimal, maka perlu pemeriksaan tinggi badan dan berat badan, sekaligus edukasi pentingnya pemantauan pertumbuhan sejak dini.

    Sebagai bentuk komitmen terhadap keberlanjutan kesehatan anak-anak, juga ada penyerahkan donasi berupa timbangan badan dan alat pengukur tinggi badan.

    Nantinya, alat-alat ini akan disalurkan ke 8 SOS Children’s Villages yang tersebar di seluruh Indonesia, guna mendukung pemantauan tumbuh kembang anak-anak secara rutin dan berkelanjutan.

    “Melalui inisiatif ini, kami  percaya bahwa dengan pemantauan pertumbuhan anak yang konsisten, kita bisa memberikan fondasi yang kuat bagi generasi penerus bangsa. Ini adalah langkah kecil yang kami yakini dapat berdampak besar.” ujar Andy Rahardja selaku Vice President – idsMED Aesthetics Indonesia.
     
     

  • Kolaborasi Rumah Sakit Jadi Solusi Layanan Kesehatan Modern di Indonesia – Halaman all

    Kolaborasi Rumah Sakit Jadi Solusi Layanan Kesehatan Modern di Indonesia – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BANTEN –  Di tengah tantangan sistem layanan kesehatan yang belum merata di Indonesia, kolaborasi antarrumah sakit—baik nasional maupun internasional—semakin dipandang sebagai langkah strategis untuk memperluas akses dan meningkatkan kualitas layanan bagi pasien.

    CEO Bethsaida Healthcare, Prof. Dr. Hananiel P. Wijaya, menilai pentingnya membangun sistem layanan kesehatan yang bersifat lintas batas (borderless), terutama mengingat Indonesia adalah negara kepulauan dengan lebih dari 17 ribu pulau yang banyak di antaranya masih memiliki keterbatasan dalam akses layanan medis.

    “Rumah sakit hari ini tidak bisa hanya melayani wilayah lokal. Mereka harus menjadi bagian dari jejaring pelayanan yang terintegrasi lintas daerah, bahkan lintas negara,” ujar Hananiel saat penandatanganan kerja sama strategis antara Bethsaida Healthcare dengan IHH Healthcare Singapore, Global Assistance and Healthcare (GAH), dan Indo Medivac, di Gading Serpong, Tangerang, Banten.

    Melalui kerja sama ini, Bethsaida Healthcare berupaya mengembangkan layanan teleconsultation dan second opinion dengan jaringan rumah sakit IHH di Singapura.

    Selain itu, kerja sama ini memperkuat sistem evakuasi medis dari wilayah yang minim fasilitas kesehatan menuju rumah sakit rujukan yang lebih lengkap dan siap menangani kasus-kasus kompleks.

    “Banyak pasien dari daerah belum memiliki akses terhadap layanan kesehatan yang bersifat premium atau spesialis. Kolaborasi ini memungkinkan proses rujukan dan transportasi medis dilakukan secara aman, cepat, dan terkoordinasi,” jelas Hananiel.

    Ia juga menambahkan bahwa inisiatif ini dapat membantu mengurangi arus pasien yang langsung mencari pengobatan ke luar negeri tanpa penanganan awal atau lanjutan yang terintegrasi di dalam negeri.

    Ditekankannya,  kerja sama ini bukan pada mengirim sebanyak mungkin pasien ke luar negeri, melainkan memberikan pilihan layanan terbaik yang berpihak pada kondisi dan kebutuhan medis pasien.

    “Tujuan utama dari kolaborasi ini bukanlah merujuk sebanyak-banyaknya pasien ke luar negeri. Justru, kami ingin memastikan setiap pasien mendapat pilihan terbaik, dengan proses yang aman, tepat, dan sesuai kebutuhan,” ujar Hans.

    Setiap keputusan medis, lanjutnya, akan dikembalikan kepada kebutuhan serta kenyamanan pasien dan keluarganya, dengan dukungan tenaga profesional lintas institusi.

    “Kami percaya bahwa layanan kesehatan terbaik adalah yang memprioritaskan keselamatan, empati, dan akses terhadap berbagai opsi pengobatan—termasuk yang tersedia secara internasional, bila memang dibutuhkan,” tambahnya.

    Transfer Pengetahuan Lintas Negara

    Perwakilan IHH Healthcare menyambut baik kerja sama ini dan menyatakan bahwa kolaborasi lintas negara juga membuka ruang pertukaran pengetahuan antardokter.

    “Dokter-dokter dari kedua belah pihak bisa saling berbagi ilmu. Ini bukan tentang siapa yang lebih unggul, tapi tentang bagaimana bekerja sama untuk memberikan yang terbaik bagi pasien,” ujarnya.

    Dengan kerja sama ini, Bethsaida Healthcare mendapatkan akses ke berbagai rumah sakit ternama dalam jaringan IHH, seperti Mount Elizabeth Hospital, Gleneagles Hospital, dan Parkway East di Singapura.

    Tantangan Transportasi Medis di Daerah

    Rahel Pinta Kristiana, GM Commercial GAH, menyoroti tantangan nyata dalam distribusi layanan transportasi medis yang masih terpusat di Pulau Jawa. Padahal, banyak kebutuhan layanan datang dari wilayah seperti Kalimantan, Sulawesi, hingga Papua.

    “Kami melihat langsung di lapangan, khususnya di sektor tambang. Banyak pasien di daerah terpencil yang kebingungan menentukan rujukan. Akibatnya, mereka langsung ke luar negeri. Padahal, jika ada koordinasi yang baik, banyak proses bisa dilakukan lebih efisien dari dalam negeri,” kata Rahel.
    Perkuat Evakuasi Medis Terpadu.

    CEO Indo Medivac, Wiwik Wariani menyambut baik kolaborasi ini sebagai bagian dari upaya memperkuat sistem evakuasi medis yang cepat, terintegrasi, dan terpercaya, baik dalam lingkup domestik maupun internasional.

    “Kiranya kolaborasi ini bisa memberikan dampak positif yang nyata, khususnya bagi masyarakat Indonesia yang membutuhkan akses layanan kesehatan dengan penanganan medis yang menyeluruh,” ujarnya.

    Dengan semangat kolaboratif, seluruh pihak berharap kemitraan ini menjadi pijakan dalam membangun sistem layanan kesehatan yang lebih inklusif, adaptif, dan berpihak pada kebutuhan pasien dari seluruh penjuru Indonesia.

     

  • 
BPOM Ungkap Bahaya Obat Herbal Pelangsing Tercemar Kimia: Sebabkan Gagal Ginjal dan Kerusakan Hati – Halaman all

    
BPOM Ungkap Bahaya Obat Herbal Pelangsing Tercemar Kimia: Sebabkan Gagal Ginjal dan Kerusakan Hati – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – BPOM mengungkapkan bahaya penggunaan obat herbal atau obat bahan alam (OBA) yang tercemar bahan kimia obat (BKO), yang dapat menyebabkan kerusakan serius pada kesehatan.

    Kandungan bahan kimia berbahaya seperti sibutramin dan bisakodil bisa memicu gagal ginjal, diare, dan kerusakan hati, sehingga meningkatkan risiko bagi konsumen yang tidak waspada.

    BPOM kembali menegaskan bahaya penggunaan obat bahan alam (OBA) yang tercemar bahan kimia obat (BKO), yang banyak dijumpai pada produk pelangsing. 

    Kepala BPOM, Taruna Ikrar, menyatakan bahwa kandungan bahan kimia berbahaya seperti sibutramin dan bisakodil yang ditemukan dalam produk pelangsing bisa menyebabkan efek samping serius, termasuk gagal ginjal, diare, serta iritasi pada rektum.

    Dampak Bahaya Penggunaan OBA Tercemar BKO

    Produk yang tercemar dengan bahan kimia berbahaya tak hanya dapat membahayakan kesehatan penggunanya, tetapi juga merusak reputasi obat bahan alam asli Indonesia yang telah teruji keamanannya. 

    “Kandungan BKO pada produk OBA tidak hanya membahayakan kesehatan, tetapi juga dapat merusak citra produk OBA asli yang aman dan terjamin,” ungkap Taruna Ikrar dalam pengungkapan tersebut.

    Produk dengan Bahan Kimia Berbahaya

    Selain sibutramin dan bisakodil yang ditemukan pada produk pelangsing, BPOM juga menyoroti penggunaan bahan kimia seperti deksametason, parasetamol, dan natrium diklofenak dalam produk yang mengklaim dapat meredakan pegal linu. 

    Penggunaan zat-zat ini dapat menyebabkan kerusakan hati, glaukoma, hingga kerusakan ginjal pada penggunanya.

    Pengawasan BPOM dan Temuan Produk Ilegal

    Sebagai hasil dari pengawasan intensif yang dilakukan BPOM pada periode Januari hingga Maret 2025, ditemukan 6 produk OBA yang tercemar bahan kimia berbahaya. 

    Dari total produk yang diuji sebanyak 1.148, lima di antaranya terbukti ilegal dan tidak memiliki nomor izin edar BPOM. BPOM pun telah memberikan sanksi administratif yang tegas, mulai dari peringatan keras hingga pencabutan izin edar produk.

    Peringatan BPOM untuk Konsumen

    BPOM mengingatkan masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam membeli dan mengonsumsi produk OBA, terutama yang dijual secara daring.

    Konsumen diminta untuk selalu memastikan bahwa produk tersebut memiliki nomor izin edar BPOM yang tertera pada kemasan.

    6 Produk Herbal yang Mengandung BKO:

    DHA Pelangsing Beauty Slim Capsule

    D-NEERVHIE, Energy Boost Up, Pil Hitam Ajaib

    SKM Sari Kulit Manggis

    Buah Naga

    Jamu Tradisional Cap Pace

    My Body Slim

  • Penjelasan Kemenkes Soal Mutasi Ketua IDAI, Dokter Piprim ke RS Fatmawati, Sudah Sesuai Aturan – Halaman all

    Penjelasan Kemenkes Soal Mutasi Ketua IDAI, Dokter Piprim ke RS Fatmawati, Sudah Sesuai Aturan – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina ayu

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA — Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) memberikan penjelasan terkait mutasi dokter spesialis di RS vertikal milik pemerintah.

    Hal ini merespons kisruh rotasi dokter spesialis anak sekaligus Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Piprim Basarah Yanuarso yang viral di media sosial.

    Melalui keterangan resmi yang diterima Tribunnews.com, Kemenkes menegaskan rotasi tersebut merupakan hal biasa dalam organisasi.

    Selaim dr. Piprim, ada 12 dokter lainnya dari spesialis yang berbeda yang turut dirotasi untuk pengembangan RS Kemenkes.

    Kemenkes menilai, perpindahan dr Piprim untuk memenuhi kebutuhan mendesak di Rumah Sakit Fatmawati (RSF).

    Saat ini di RSF, hanya memiliki satu sub-spesialis kardiologi anak dan akan segera memasuki masa pensiun.

    “Kehadiran dr.Piprim diperlukan untuk memperkuat dan mengembangkan layanan kardiologi anak di RSF,” tulis keterangan itu pada Selasa (29/4/2025).

    Kemenkes menjelaskan,RSF juga merupakan rumah sakit pendidikan utama bagi Fakultas Kedokteran UIN serta menjadi bagian dari jejaring rumah sakit pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK-UI).

    Kemenkes juga membantah adanya informasi bahwa RSCM akan kekurangan pendidik dokter sub-spesialis jantung anak adalah tidak tepat.

    Saat ini, RSCM memiliki 4 dokter sub-spesialis jantung anak aktif lainnya, sehingga pelayanan kepada peserta didik dan pasien tetap terjamin dan tidak terganggu.

    Pasien yang sebelumnya mendapatkan layanan dari dr. Piprim di RSCM tetap dapat dilayani di RSF.

    Jarak tempuh antara RSCM dan RSF tidaklah jauh sehingga pelayanan kesehatan pediatrik/anak masih bisa dilakukan.

    “Adapun mutasi ini telah dilakukan sesuai dengan ketentuan dan regulasi yang berlaku. Mutasi juga berdasarkan pada kebutuhan institusi dan pengembangan pelayanan kesehatan bagi masyarakat,” tegas rilis tersebut.

    Kemenkes menegaskan, rotasi ini bukan penghambatan karir dr. Piprim.

    Namun, penugasan ini merupakan kepercayaan untuk memperluas peran beliau dalam membangun dan mengembangkan layanan jantung anak di RSF, sekaligus memperkuat layanan kesehatan anak tingkat nasional.

  • Dukung Penanganan Kanker dan Anestesi, 3 Rumah Sakit Rujukan di Indonesia Dapat Donasi Obat – Halaman all

    Dukung Penanganan Kanker dan Anestesi, 3 Rumah Sakit Rujukan di Indonesia Dapat Donasi Obat – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Demi mendukung penanganan kanker dan layanan anestesi di Indonesia, tiga rumah sakit rujukan di Tangerang, Solo, dan Medan mendapatkan donasi obat.

    Lebih dari 3.000 unit obat-obatan onkologi, anestesi, antihistamin, antitrombotik, dan antibiotik didonasikan PT Ferron Par Pharmaceuticals, bagian dari Dexa Group.

    Donasi ini diharapkan dapat membantu ribuan pasien selama tahun 2025 serta mendukung peningkatan akses layanan kesehatan berkualitas di berbagai wilayah Indonesia.

    “Donasi ini adalah upaya nyata kami untuk merealisasikan nilai inti Dexa Group, yakni Expertise for the Promotion of Health. Kami ingin memastikan kebutuhan pengobatan pasien di rumah sakit tersebut dapat terpenuhi, khususnya untuk produk-produk yang esensial dan sangat dibutuhkan,” ungkap Direktur Utama PT Ferron Par Pharmaceuticals, Benny Sutisna Suwarno dalam keterangan tertulis, Selasa (29/4/2025).

    Donasi Ferron Par Pharmaceuticals ini tidak hanya memberikan manfaat langsung bagi pasien dan rumah sakit, namun juga memperkuat peran industri farmasi nasional melalui peningkatan TKDN dan optimalisasi BMP.

    Menurutnya, pihaknya secara konsisten berinovasi dalam pengembangan produk lokal dan memastikan ketersediaan obat-obatan esensial bagi masyarakat Indonesia.

    “Inisiatif ini juga menjadi bagian dari strategi perusahaan dalam meningkatkan Bobot Manfaat Perusahaan (BMP). Peningkatan BMP akan berdampak positif pada seluruh produk Ferron yang masuk sistem e-catalog, serta sejalan dengan upaya peningkatan nilai TKDN yang saat ini mencapai 13,26 persen dan ditargetkan naik menjadi 15%,” papar Commercial Director PT Ferron Par Pharmaceuticals, Johannes Suthya.

    Sementara itu Manager Dharma Dexa, Matheus Ramidi menyampaikan bahwa
    kegiatan donasi ini yang menjadi bagian program Dharma Dexa—Corporate Social Initiative Dexa Group—yang bertujuan memberikan dampak nyata dan berkelanjutan bagi peningkatan kesehatan masyarakat Indonesia melalui kolaborasi, inovasi, dan penguatan ekosistem kesehatan nasional.

    Donasi ke Tiga Rumah Sakit di Indonesia

    Adapun tiga kegiatan donasi tersebut dilakukan di tiga rumah sakit yakni RSUP dr. Sitanala Tangerang, RSUD Dr. Moewardi Surakarta, dan RSUP H. Adam Malik, Medan, Sumatera Utara.

    Pada Rabu, 16 April 2025, Ferron Par Pharmaceuticals menyerahkan donasi ke RSUP dr. Sitanala, Tangerang.

    Produk yang diberikan meliputi antihistamin, antitrombotik, antibiotik, dan anestesi lokal yang sangat dibutuhkan pasien di rumah sakit tersebut.

    RSUP dr. Sitanala dipilih sebagai penerima donasi karena tingginya kebutuhan anestesi sehingga pelayanan dapat lebih optimal.

    Adapun produk yang didonasikan ke RSUP Sitanala yakni 360 tablet Anthistamin, 755 tablet Antitrombotik, 900 tablet Antibiotik, dan 190 unit Local Anesthesia.

    Selanjutnya obat-obatan onkologi diserahkan ke RSUD Dr. Moewardi Surakarta dan RSUP H. Adam Malik, Medan, Sumatera Utara.

    Hibah 300 vial obat sitostatika Paclitaxel 300 ml kepada RSUD Dr. Moewardi Surakarta, sebagai rumah sakit rujukan kanker di Jawa Tengah.

    Penyerahan dilakukan oleh Sales Manager Jawa Tengah PT Ferron, Rudi Wijayanto, kepada Ketua Tim Hibah RSUD Moewardi, Nandika W. Candra, SE., Akt.

    Donasi obat-obatan onkologi juga dilakukan untuk RSUP H. Adam Malik, Medan, Sumatera Utara yakni berupa 300 vial Fonkopac dan 200 vial Paclitaxel.

    Produk-produk tersebut memiliki TKDN di atas 25?n tersedia di katalog elektronik pemerintah.

    Direktur Utama RSUP H. Adam Malik, dr Zainal Safri, MKed(PD) SpPD-KKV SpJP(K) mengatakan, donasi ini sangat bermanfaat mengingat rumah sakit tersebut akan segera memiliki Pusat Onkologi Terpadu.

    Ibu Nurminda menjelaskan bahwa obat-obatan onkologi sangat dibutuhkan oleh pasien di RS Adam Malik yang mayoritas peserta BPJS Kesehatan.

    “Jumlah pasien pasien yang menggunakan obat ini juga banyak, sekitar 200 pasien per bulan. Kalau pasien sekitar 200, berarti sekitar 200 vial (kebutuhannya),” papar Ibu Nurminda.

  • Tak Semua Nyeri Dada karena Masalah Jantung, Bagaimana Membedakannya? Begini Kata Dokter – Halaman all

    Tak Semua Nyeri Dada karena Masalah Jantung, Bagaimana Membedakannya? Begini Kata Dokter – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Orang yang mengalami penyakit jantung biasanya sering merasakan nyeri di bagian dada. 

    Namun, tidak semua rasa nyeri di dada disebabkan oleh masalah jantung. 

    Lantas bagaimana cara memastikan bahwa nyeri dada disebabkan oleh penyakit jantung? 

    Terkait hal ini, Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Subspesialis Jantung dan Pembuluh Darah Ekokardiografi Pondok Indah Heart CenterDr. dr. Lies Dina Liastuti, Sp. J.P, Subsp. Eko. (K), MARSv beri penjelasan. 

    Salah satu cara untuk ‘curiga’ apakah sakit di dada ini penyakit jantung atau tidak adalah dengan memastikan apakah kamu punya faktor risiko. 

    “Jadi sakit dada tidak selalu sakit jantung.  Untuk mengerti bahwa yang dikatakan sakit jantung, pertama kita harus lihat faktor resiko,” ungkapnya pada media briefing yang diselenggarakan di Jakarta Pusat, Selasa (29/4/2025). 

    Setidaknya ada dua jenis faktor resiko penyakit jantung. Yaitu faktor risiko tidak bisa diubah dan faktor resiko yang bisa dimodifikasi atau diubah. 

    Faktor risiko yang tidak bisa diubah, pertama adalah laki-laki. Laki-laki berisiko lebih besar mengalami penyakit jantung. 

    Namun, perempuan juga bisa berisiko tinggi setelah mengalami menopause. 

    Kedua adanya faktor riwayat keluarga. Misalnya dari orang tua, kakek, dan nenek, punya riwayat jantung atau meninggal mendadak di usia muda. 

    Sedangkan faktor risiko yang bisa diubah pada penyakit jantung adalah perokok, obesitas, kolesterol tinggi hingga diabetes. 

    Jika alami sakit dada dan punya faktor risiko di atas, maka pasien patut curiga dan memeriksakan diri ke dokter. 

    Selanjutnya, kamu perlu curiga jika sakit dada muncul setelah melakukan aktivitas fisik. 

    “Jadi kalau dia bilang sakit dada, saya lagi nonton TV, tapi jalan lagi hilang. Enggak, biasanya (bukan penyakit jantung). Tapi kalau dia bilang, karena angkat beban, aktivitas fisik, (perlu dicurigai),” imbuhnya.  

    Tanda lain adalah sakit dada terjadi di satu titik, tapi sulit dijelaskan di mana letak pastinya. 

    Kemudian sakit dada yang mengindikasikan sebagai penyakit jantung biasanya tidak pernah berpindah lokasi.

    Sakit dada yang berkaitan dengan masalah jantung, seperti serangan jantung atau angina, biasanya terasa di dada sebelah kiri.

    “Enggak pindah-pindah gitu (rasa sakit),” ujarnya.

    Gejala lain adalah nyeri dada juga bisa diiringi dengan rasa tercekik di bagian leher.

    Nyeri juga bisa terasa di bagian tengah dada, dan dalam beberapa kasus, rasa nyeri bisa menjalar ke area lain seperti leher, rahang, lengan, atau punggung. 

    Selain itu sakit dada pada penyakit jantung kadang memunculkan rasa seakan ‘menembus’ bagian belakang tubuh. 

    “Tergantung areanya. Tapi sakitnya gitu. Enggak bisa di deskripsi. Pokoknya sakit nembus biasanya. (Rasanya) Bisa nembus punggung,” pungkasnya.

     

  • Menyusui Bayi Sampai Tertidur, Bolehkah Dilakukan? Begini Kata Ahli – Halaman all

    Menyusui Bayi Sampai Tertidur, Bolehkah Dilakukan? Begini Kata Ahli – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA– Sebagian bayi yang baru lahir cenderung tertidur saat menyusu langsung kepada Bunda. 

    Biasanya umum dilakukan oleh para bunda menyusui sambil tiduran. Namun bolehkah?

    Terkait hal ini, Dokter Spesialis Anak sekaligus Sleep Trainer Expert & Founder MimpiOfficial.id,  dr. Celestina Hardiman-Yap, M.Res beri jawaban. 

    Menurutnya, menyusui sampai anak tertidur tidak jadi masalah. 

    “Misalnya, yang menyusu sambil tidur, gitu ya. Nyusu sebagai pengantar tidur itu enggak salah. Kalau bunda enggak merasa masalah dengan hal itu dan kalau tidur anak tetap optimal,” ungkapnya dalam acara Playdate Baby HUKI yang diselenggarakan di Jakarta Selatan, Senin (28/4/2025). 

    Namun, jika anak sebentar-sebentar terbangun dan selalu ingin menyusu, maka harus diperhatikan. 

    Kalau sudah seperti ini, dr Celestina menyarankan untuk memperkokoh ‘day structure’. 

    Day structure” secara umum mengacu pada struktur atau pola kegiatan yang teratur dalam satu hari. 

    Ini bisa mencakup rutinitas pagi, periode kerja, waktu istirahat, dan kegiatan malam hari.

    “Kan kita jadi bingung. Ini tuh sebenarnya, cranky-nya apakah karena masih lapar ataukah masih ngantuk, gitu. Kalau day structure-nya enggak kokoh, itu biasanya agak lebih sulit kita menebak. Apa sih yang belum terpenuhi dari kebutuhan si anak ini, gitu,” imbuhnya. 

    Terkait  day structure pada anak, ia menyarankan untuk membuat rutinitas sebelum tidur. 

    Rutinitas sebelum tidur merupakan fondasi yang kuat juga untuk menentukan bagaimana tidur si kecil. 

    Pengantar tidur inilah yang meningkatkan bonding atau ikatan antara anak dengan orang tua atau pengasuhnya.

    Karena di situ merupakan momen yang krusial, singkat, padat, dan menyenangkan.

    “Ini merupakan rutinitas yang ditunggu si kecil untuk membuat suasananya juga menyenangkan, tetap membuat anak nyaman, dan tidak meningkatkan kecemasan ketika pisah tidur dengan anak dengan orang tua,” imbuhnya. 

    Beberapa kegiatan yang bisa dilakukan sebelum tidur seperti memijat anak dengan menggunakan lotion atau oil yang cocok.

    Membuat anak lebih nyaman ketika diberikan pijatan yang lembut, ternyata dapat meningkatkan hormon cinta atau kita sebut hormon oksitosin.

    Momen ini dapat membantu mengisi “tangki cinta”.

    Sehingga anak lebih siap tidur dan produksi hormon pendukung tidurnya juga lebih meningkat.

    “Ini membuat anak lebih mudah untuk proses terlelap tidurnya,” tutup dr Celestina.

  • Di Tengah Gempuran Hoaks, Hadir Ensiklopedia Digital Terkait Kesehatan Mata – Halaman all

    Di Tengah Gempuran Hoaks, Hadir Ensiklopedia Digital Terkait Kesehatan Mata – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Di tengah dunia digital yang dipenuhi informasi serba cepat, kemampuan memilah pengetahuan medis yang valid menjadi tantangan baru.

    Tak terkecuali di bidang kesehatan mata,  kesalahan informasi dapat berujung pada risiko serius.

    Melihat situasi ini, JEC Eye Hospitals and Clinics menginisiasi langkah inovatif lewat peluncuran Matapedia, ensiklopedia digital kesehatan mata pertama di Indonesia.

    Peluncuran Matapedia berlangsung dalam rangkaian acara JEC International Meeting (JECIM) 2025, forum ilmiah dua tahunan yang tahun ini diikuti lebih dari 1.200 peserta, mulai dari dokter spesialis mata, praktisi kesehatan, hingga profesional industri oftalmologi.

    Data menunjukkan bahwa tantangan literasi digital masih nyata.

    Survei APJII mengungkapkan, hampir 28 persen masyarakat mengakses informasi kesehatan melalui internet namun, validitas informasi sering kali menjadi masalah — dengan 163 kasus hoaks kesehatan tercatat sepanjang 2024 menurut Komdigi.

    “Matapedia hadir untuk mengisi kekosongan itu. Platform ini memuat ratusan artikel ilmiah seputar kesehatan mata, mulai dari penyakit, prosedur medis, hingga tips perawatan harian,” kata dr Referano Agustiawan, SpM(K), Ketua JECIM 2025,. 

    Dikatakannya, ditulis dalam bahasa Indonesia yang komunikatif, Matapedia menggabungkan berbagai format konten, seperti teks, infografis, audio, dan video. 

    “Sebagai tambahan, fitur Tanya AI memungkinkan pengguna berkonsultasi seputar gejala atau istilah medis secara instan,” katanya.

    Presiden Direktur JEC Korporat, Dr. dr. Johan Hutauruk, SpM(K) mengatakan, Matapedia diharapkan menjadi jembatan antara kebutuhan masyarakat akan edukasi kesehatan yang kredibel dengan keterbatasan akses terhadap dokter spesialis.

    “Dengan hanya sekitar 3.000 dokter mata di seluruh Indonesia, rasio pelayanan masih belum ideal. Matapedia bisa menjadi perpanjangan tangan edukasi, termasuk untuk tenaga kesehatan primer di daerah,” tuturnya.

    Ke depan, JEC menargetkan menambah lebih dari 1.000 artikel di Matapedia dalam tahun pertama, serta meluncurkan aplikasi mobile yang ramah tunanetra, dilengkapi dengan pembaca layar dan panduan audio interaktif.

    Lebih dari sekadar menjadi bank informasi, Matapedia diharapkan menjadi bagian dari perubahan budaya — di mana menjaga kesehatan mata bukan hanya menjadi urusan rumah sakit, melainkan menjadi kesadaran kolektif sejak dini.

    “Karena di dunia yang semakin visual ini, menjaga kesehatan mata berarti menjaga kualitas hidup, masa depan, dan kesempatan untuk melihat dunia dengan lebih baik,” kata Johan.

    Sementara itu ajang JECIM 2025 tak hanya menjadi ruang berbagi inovasi teknologi dan teknik medis terbaru, tetapi juga membahas urgensi membangun literasi kesehatan mata yang kuat di masyarakat luas.

    Forum bertema Shaping the Future of Vision diharapkan menjadi motor penggerak perubahan di tengah tingginya prevalensi gangguan penglihatan, khususnya di negara berkembang seperti Indonesia.

    “Masa depan kesehatan mata tidak bisa dibentuk hanya dari ruang operasi atau laboratorium. Kita perlu memberdayakan masyarakat dengan informasi yang benar, mudah diakses, dan dapat dipertanggungjawabkan,” ujar Referano.

    Acara selama tiga hari itu juga diwarnai workshop teknis dan diskusi pengelolaan rumah sakit mata berstandar internasional, sebagai bagian dari upaya membangun ekosistem layanan kesehatan mata yang lebih modern dan inklusif.

    Juga diperkenalkan sejumlah teknologi terkini di bidang oftalmologi, seperti penerapan kecerdasan buatan dalam diagnosis retina, teknik operasi semi-robotik, serta pengalaman Surgery Experience in 3D — pengalaman pertama di Indonesia yang memungkinkan peserta “masuk” ke ruang bedah melalui simulasi 3D.

     

  • Respons Dokter Piprim saat Ramai Soal Mutasi Dadakan Ketum IDAI: Menyalahi Prosedural, Diskriminatif – Halaman all

    Respons Dokter Piprim saat Ramai Soal Mutasi Dadakan Ketum IDAI: Menyalahi Prosedural, Diskriminatif – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Baru-baru ini ramai soal mutasi dr Piprim B Yanuarso, yang juga dikenal Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). 

    Pemindahan ketuan umum dr Piprim Yanuarso ini dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) ke Rumah Sakit Fatmawati (RSF). 

    Kebijakan tersebut tercantum dalam edaran yang diteken Direktur Jenderal Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Lanjutan Azhar Jaya.

    Terkait hal ini, dr Piprim pun memberikan responsnya. Ia mengungkapkan bahwa mutasi   ini dianggap menyalahi prosedural, tidak adil dan diskriminatif. 

    Pada keterangannya, dr Piprim menyebut jika ia belum menerima secara fisik surat mutasi tersebut. 

    “Jadi kronologinya pada hari Jumat sekitar jam 10-an saya ditelepon oleh salah seorang teman sejawat yang ada melihat potongan foto yang memuat ada nama saya dimutasi dokter. Bukan hanya saya, ada beberapa dokter. Dan saya dimutasikan dari rumah sakit rscm ke RS Fatmawati,” kata dr Piprim lewat keterangan resmi, Selasa (29/4/2025). 

    “Itu tanggal 25 April. Sampai dengan kemarin 28 April saya sendiri belum menerima fisik surat mutasi tersebut. Sehingga saya juga tidak tahu ini beneran atau hoax.  Tapi sepertinya beneran ya. Surat mutasi yang ditandatangani oleh dirjen Azhar Jaya itu sampai sekarang belum saya terima,” sambungnya. 

    Ia pun menyampaikan alasan kenapa mutasi tersebut menurutnya menyalahi aturan. 

    Berdasarkan Peraturan Badan Kepegawaian Negara Nomor 5 Tahun 2019 tentang tata cara mutasi aparatus sipil negara (ASN), disebutkan bahwa prinsip mutasi harus dilakukan dengan prinsip transparansi, akuntabilitas dan kesesuaian kompetensi. 

    Syarat mutasi adalah adanya permohonan mutasi, dalam hal ini seharusnya dilakukan oleh orang yang ingin mutasi. 

    Atau, ada usulan resmi dari instansi. Kemudian ada persetujuan dari pejabat pembina kepegawaian instansi asal dan instansi tujuan. 

    Lalu ada evaluasi kerja, prestasi kerja, minimal dua tahun terakhir. ASN juga tidak boleh dalam hukuman disiplin. Mutasi juga tidak boleh dilakukan secara mendadak tanpa ada klarifikasi ke pegawai. 

    “Dalam kasus saya, tidak ada pemberitahuan resmi, tidak ada dialog, tidak ada klarifikasi atau persetujuan dari saya. Bahkan saya mengetahui mutasi dari teman, bukan dari jalur resmi. Saya kira ini ada pelanggaran prosedural mutasi,” imbuhnya. 

    Kemudian, berdasarkan  Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 Tahun 2022 tentang mutasi ASN.

    Disebutkan dalam aturan ini bahwa mutasi ASN harus disertai alasan tertulis yang resmi. Ada prosedur administratif, pemberitahuan, klarifikasi jabatan, dan penilaian kebutuhan organisasi. 

    Mutasi yang mendadak tanpa alasan dikomunikasikan ini bertentangan dengan prinsip manajemen ASN. 

    “Dalam kasus saya, tidak ada alasan mutasi yang dikomunikasikan. Tidak ada pemberitahuan transparan sebelumnya,” tegasnya. 

    Kemudian peraturan ketiga, Peraturan Pemerintah (PP) No 17 Tahun 2020 tentang manajamen ASN. 

    Aturan tersebut menyatakan mutasi ada pengembangan karir ASN, harus didasarkan pada uji kompetensi dan masa jabatan. Dan harus menghormati hak ASN atas kejelasan karir. 

    “Dalam kasus saya tidak ada uji kompetensi dan tidak mempertimbangkan masa jabatan atau hak karir,” lanjutnya. 

    Kemudian peraturan keempat, peraturan prinsip dasar mutasi ASN dari Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)

    Mutasi harus menjunjung sistem merit atau berdasarkan kualifikasi, kompetensi dan kinerja. Prinsip keadilan dan tanpa diskriminasi. 

    “Dalam kasus saya sistim merit tidak dihormati. Saya dalam catatan prestasi kinerja dalam 2 tahun berturut-turut termasuk yang berprestasi sangat baik, tapi kemudian dimutasi mendadak tanpa dasar yang sah.

    Saya kira proses ini tidak adil dan diskriminatif,” kata dr Piprim lagi. 

    Lebih lanjut dr Piprim mengatakan jika dirinya tidak menolah mutasi dan tempat penugasanya.

    Namun, prosedur mutasi yang saat ini tengah dibicarakan dinilai bermasalah. 

    Di sisi lain dirinya juga tengah menjadi tenaga pendidik calon sub spesialis kardiologi anak di Fakultas Kedokteran RSCM. 

    Nantinya, calon sub spesialis kardiologi anak ini nantinya diharapkan menjadi konsultan jantung anak. 

    Menurut dr Piprim, Indonesia saat masih sangat kekurangan konsultan jantung anak. 

    Disebutkan baru ada sekitar 70-an konsultan jantung di seluruh Indonesia. 

    Setidaknya, Indonesia butuh minimal 500 untuk konsultan jantung anak.

    “Bagaimana nasib murid saya kalau tiba-tiba saya di mutasi secara paksa ke RS Fatmawati yang notabene bukan RS pendidikan. Kalau mutasi tetap dilakukan Kemenkes, saya kira kontra produktif (dengan) pencetakan konsultan jantung anak di seluruh Indonesia yang juga akan bekerja di RS vertikal,” tutupnya.