Category: Tribunnews.com Kesehatan

  • Ayah dan Bunda, Lakukan Hal Ini Saat Kepala Anak Terbentur hingga Berdarah – Halaman all

    Ayah dan Bunda, Lakukan Hal Ini Saat Kepala Anak Terbentur hingga Berdarah – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Cedera pada kepala cukup sering terjadi pada anak. 

    Kondisi ini biasanya terjadi ketika anak sedang bermain. 

    Tanpa sengaja, tengah asyik bermain, akhirnya membuat kepala anak terbentur.  

    Sehingga bisa terjadi luka, baik di kulit luar maupun di dalam kepala.

    Saat kepala anak cedera saat terbentur, Dokter Spesialis Anak dari RS Pondok Indah dr Rahdian Amandito Sp. A pun bagikan langkah awal yang perlu dilakukan orang tua. 

    Pertama, bersihkan luka terlebih dahulu jika terjadi pendarahan. 

    “Lakukan bantuan awal yaitu mungkin dibersihkan dulu,” ungkapnya dilansir dari kanal YouTube RS Pondok Indah, Minggu (22/12/2024). 

    Kedua, tahan bagian permukaan yang terjadi pendarahan. 

    Ketiga, segera bahwa ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. 

    Lebih lanjut dokter memaparkan pada kondisi apa anak perlu dibawa ke rumah sakit. 

    “Kita bagi jadi dua yaitu ketika anak berusia di atas dua tahun dan di bawah 2 tahun,” imbuhnya. 

    Anak-anak di bawah dua tahun rentan mengalami keretakan pada tulang tengkoraknya. 

    Sehingga orang tua dianjurkan melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Seperti melakukan pemeriksaan CT-Scan. 

    “Maka kita akan lihat apakah terdapat kerusakan di bagian otak. Lalu akan menjadi patokan apakah perlu lakukan terapi lebih lanjut atau dirawat. Atau bahkan sebenarnya boleh pulang kita melihat resiko cedera kepala,” paparnya. 

    Selain itu, anak perlu segera dibawa ke rumah sakit apa bila jatuh di atas ketinggian 3 meter. 

    Kemudian muncul gejala seperti kejang-kejang atau bahkan pingsan.

    “Maka hal ini merupakan resiko tinggi maka tadi (dibawa) ke rumah sakit,” imbaunya. 

    Tanda lain yang perlu diwaspadai adalah ketika anak muntah-muntah usai terjadi benturan pada kepala. 

    Muntah terjadi tanpa jeda hingga hampir terjadi selama 5 kali.

    Ini bisa jadi pertanda, mungkin sudah terjadi kerusakan dalam otak. 

    Sedangkan anak di atas usia 2 tahun, mungkin bisa dibilang memiliki risiko terendah.

    Namun tetap harus pantau, selama 24 jam di rumah.

    Di sisi lain, ia mengimbau pada orang tua untuk tidak memberikan obat anti muntah. 

    Karena justru dapat mengaburkan gejala yang asli.

    Orang tua juga diimbau untuk melihat efek samping lain setelah jatuh. 

    Seperti perubahan perilaku, kejang, hingga keluar cairan dari dalam telinga.

  • BPOM Awasi Ketat Produk Pangan Jelang Nataru 2025 – Halaman all

    BPOM Awasi Ketat Produk Pangan Jelang Nataru 2025 – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menjelang Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) kembali melakukan intensifikasi pengawasan pangan olahan. 

    Kegiatan tersebut dilakukan mulai 28 November 2024 sampai 2 Januari 2025 oleh 76 unit pelaksana teknis (UPT) BPOM yang tersebar di seluruh Indonesia bersama lintas sektor terkait. 

    Intensifikasi pengawasan pangan olahan difokuskan pada produk pangan olahan terkemas yang tidak memenuhi ketentuan (TMK), yaitu tanpa izin edar (TIE)/ilegal, kedaluwarsa, dan rusak di sarana peredaran. 

    Pengawasan dilakukan terhadap rantai peredaran pangan mulai dari sarana di sektor hulu sampai hilir yaitu importir, distributor, dan ritel.

    “Dari hasil pemeriksaan hingga tahap 3 yaitu sampai 18 Desember 2024, kami menemukan 838 sarana atau 27,94 persen menjual produk yang tidak memenuhi ketentuan atau TMK, dengan jumlah total temuan sebanyak 86.883 pieces”,  jelas Kepala BPOM Taruna Ikrar dilansir dari website resmi, Minggu (22/12/2024). 

    Menurut Taruna, dibandingkan dengan intensifikasi pengawasan pangan tahun lalu yang menyasar 2.438 sarana, tahun ini terdapat peningkatan.

    Disebutkan jumlah sarana yang diperiksa sebesar 23 persen dengan total sarana yang diperiksa sebanyak 2.999 sarana. 

    Sarana ini terdiri dari 1.155 ritel modern, 1.277 ritel tradisional, 532 gudang distributor, 26 gudang importir, dan 9 gudang e-commerce. 

    Kegiatan intensifikasi ini akan dilanjutkan hingga tahap 5 (2 Januari 2025).

    Hasil pengawasan tahun ini juga menunjukkan adanya penurunan persentase sarana TMK sebesar 2,04 persen dibandingkan tahun lalu (tahun 2023 sebesar 29,98 persen menjadi 27,94 persen di tahun 2024). 

    “Secara keseluruhan, hasil intensifikasi pengawasan pangan pada tahun ini menunjukkan adanya peningkatan kepatuhan pelaku usaha seiring dengan pembinaan intensif oleh BPOM,” imbuhnya. 

    “Selanjutnya, diperlukan peningkatan implementasi penerapan cara peredaran pangan olahan yang baik (CPerPOB) oleh pelaku usaha dan pentingnya kolaborasi antar stakeholder,” sambung Kepala BPOM Taruna Ikrar.

    “ Pengawasan juga ditargetkan ke gudang marketplace untuk menjamin keamanan produk pangan olahan yang dijual online,” jelas Kepala BPOM Taruna Ikrar, saat memberikan keterangan pers di kantor BPOM pada Jumat (20/12/2024).

    Berdasarkan temuan pangan olahan yang tidak memenuhi ketentuan, jenis temuan pangan TMK terbesar adalah pangan kedaluwarsa, yaitu sebanyak 63,13 persen. 

    Pangan kedaluwarsa banyak ditemukan di wilayah Manokwari, Kupang, Belu dan Ende di Nusa Tenggara Timur, dan Pulau Morotai-Maluku Utara. 

    Produk yang ditemukan kedaluwarsa didominasi minuman serbuk ber-perisa, konsentrat/sari/minuman sari buah, pasta dan mi.

    Temuan kedua terbesar merupakan pangan TIE sebanyak 32,27 persen yang ditemukan di wilayah Sumatra (Palembang, Rejang Lebong, Belitung, dan Batam) serta Kalimantan (Tarakan). 

    Sementara itu, pangan rusak sebanyak 4,61 persen banyak ditemukan di wilayah Padang, Pangkalpinang, Palopo, Ambon, dan Manokwari.

    BPOM juga melakukan patroli siber selama pelaksanaan intensifikasi pengawasan pangan dan menemukan 10.769 tautan yang menjual produk TIE pada platform e-commerce. 

    Data ini menunjukkan penurunan sebesar 36,8 persen dari tahun lalu (17.042 tautan). 

    BPOM telah berkoordinasi dengan Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA) untuk melakukan penurunan konten/takedown terhadap link yang teridentifikasi menjual produk TIE.

    Total nilai ekonomi temuan berdasarkan hasil pengawasan sarana dan patroli siber diperkirakan bernilai sekitar Rp22,8 miliar. 

    Nilai ekonomi hasil patroli siber lebih besar atau mencapai Rp22,2 miliar dibandingkan nilai ekonomi dari hasil pengawasan sarana yang mencapai lebih dari Rp600 juta.

    Lebih lanjut, BPOM mengimbau masyarakat agar menjadi konsumen cerdas.

    Dengan membiasakan lebih teliti untuk membaca informasi pada label sehingga dapat memilih dan mengonsumsi pangan secara seimbang. 

    BPOM juga mengimbau masyarakat untuk selalu menerapkan “Cek KLIK” (Cek Kemasan, Label, Izin Edar, dan Kedaluwarsa).

  • Waspada! Nampan Sushi dan Spatula Plastik Mengandung Bahan Kimia Berbahaya – Halaman all

    Waspada! Nampan Sushi dan Spatula Plastik Mengandung Bahan Kimia Berbahaya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sebuah penelitian terbaru menemukan bahwa zat penghambat api beracun yang dilarang dapat masuk ke barang-barang rumah tangga, termasuk peralatan memasak dan wadah makanan.

    Penelitian yang diterbitkan bulan ini di jurnal Chemosphere, Liu dan dua peneliti lainnya, termasuk seorang ahli kimia lingkungan menguji 203 barang-barang rumah tangga yang terbuat dari plastik hitam untuk mengetahui adanya berbagai bahan kimia. Produk-produk tersebut antara lain wadah bekal makanan, nampan sushi, nampan makanan cepat saji, mainan anak-anak, dan peralatan dapur seperti spatula.

    Setiap barang tersebut kemudian diteliti untuk mengetahui adanya bahan kimia yang ditemukan di beberapa penghambat api. Jika suatu barang mengandung lebih dari 50 bagian per juta bromin, tim kemudian menguji produk tersebut untuk penghambat api brominasi dan penghambat api organofosfat. Kandungan tersebut umumnya digunakan dalam barang elektronik dan telah dikaitkan dengan dampak kesehatan, termasuk kanker dan gangguan endokrin.

    Para peneliti menemukan bahwa 85 persen produk yang dianalisis tim mengandung bahan kimia penghambat api, sementara 65% mengandung campuran kedua kelas penghambat api. Jumlah bahan kimia penghambat api tertinggi ditemukan pada nampan sushi, spatula, dan manik-manik bertema bajak laut.

    Manik-manik itu mengandung 22.800 miligram per kilogram bahan penghambat api, yang menurut Liu setara dengan 2,3?ri keseluruhan berat produk.

    “Studi ini menyoroti kurangnya regulasi kimia terhadap apa yang masuk ke sistem daur ulang kita,” kata penulis utama studi tersebut, Megan Liu , manajer sains dan kebijakan di Toxic-Free Future, dilansir dari Health, Minggu (22/12/2024).

    Risiko kesehatan yang ditimbulkan berbagai bahan penghambat api bergantung pada jenisnya.nTapi, penelitian menunjukkan bahwa bahan kimia tersebut terakumulasi secara biologis, yang berarti bahan kimia tersebut menumpuk di dalam tubuh.

    Pada akhirnya, produsen dan mereka yang bertanggung jawab atas sistem daur ulang harus mampu mendorong perubahan sistemik yang dapat mencegah bahan kimia berbahaya masuk ke dalam barang-barang rumah tangga. Terutama yang ditujukan untuk anak-anak dan yang digunakan dalam makanan.

    Karena plastik sudah ada di mana-mana, mungkin sulit bagi kebanyakan orang untuk menghindari plastik dan bahan kimia yang terkandung di dalamnya.

    “Studi ini meneliti beberapa zat penghambat api, tidak semuanya, dan masih banyak zat kimia lain yang perlu diwaspadai yang terkandung dalam plastik,” kata kata Linda S. Birnbaum, PhD , seorang akademisi di Sekolah Lingkungan Nicholas Universitas Duke.

    “Ini termasuk peralatan memasak. Jika Anda menerima makanan dalam wadah plastik, terutama yang terbuat dari plastik hitam, maka disarankan  untuk tidak memanaskan kembali makanan dalam wadah tersebut. Dan usahakan untuk menyimpan sisa makanan dalam wadah logam atau kaca,” tambahnya.

  • Ruam Kulit Kemerahan Bisa Jadi Pertanda Seseorang Terinfeksi HIV, Segera Cek ke Dokter! – Halaman all

    Ruam Kulit Kemerahan Bisa Jadi Pertanda Seseorang Terinfeksi HIV, Segera Cek ke Dokter! – Halaman all

    Sehingga, untuk memastikan apakah ini ruam karena HIV atau bukan adalah dengan melakukan diagnosis lebih lanjut oleh seorang spesialis kulit kelamin.

    Tayang: Senin, 23 Desember 2024 00:27 WIB

    iStockphoto

    Kenali gejala hiv 

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Orang yang terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) rentan mengalami masalah kulit. 

    Salah satunya seperti ruam kulit. Kondisi ini bisa menjadi pertanda seseorang mengalami HIV.

    “Jadi suatu ruam dapat menjadi tanda suatu penyakit HIV,” ujar Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin dari RS Pondok Indah, dr Benny Nelson Sp.D.V.E  pada kanal YouTube RS Pondok Indah, dilansir Minggu (22/12/2024).

    Ruam ini muncul pada periode awal seseorang yang terinfeksi HIV. Misalnya saat 2 hingga 10 minggu sejak awal terinfeksi.

    Sayangnya, ruam ini tidak bersifat spesifik.  Biasanya, ruam ini hanya menunjukkan warna yang kemerahan-merahan.

    “Kemudian ada detailnya dan ini terasa gatal.  Kenapa tidak spesifik karena ruam tersebut juga dapat muncul di masalah kulit lainnya,”ujar dr Benny.

    Beberapa masalah kulit yang juga memunculkan ruam seperti dermatitis, atau disebabkan rasa gatal-gatal.

    Sehingga, untuk memastikan apakah ini ruam karena HIV atau bukan adalah dengan melakukan diagnosis lebih lanjut oleh seorang spesialis kulit dan kelamin.

    “Jadi hindari diagnosis sendiri,” imbaunya.

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’61’,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • 10 Makanan Sehat Agar Diet Sukses: Ada Sayuran Hijau, Buah-Buahan, Yogurt dan Oatmeal – Halaman all

    10 Makanan Sehat Agar Diet Sukses: Ada Sayuran Hijau, Buah-Buahan, Yogurt dan Oatmeal – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Diet yang sehat memerlukan pemilihan makanan yang tepat.

    Berikut adalah sepuluh makanan yang dapat membantumu dalam program diet.

    1. Sayuran Hijau

    Sayuran yang bisa ditanam berdekatan dan yang harus ditanam berjauhan (freepik.com/ poringdown)

    Sayuran hijau seperti bayam dan brokoli rendah kalori dan kaya serat, sehingga membantu menjaga rasa kenyang lebih lama.

    Sayuran hijau adalah pilihan terbaik untuk menambah volume makanan tanpa menambah kalori.

    2. Buah-buahan

    ilustrasi buah-buahan (freepik)

    Buah-buahan seperti apel dan berry mengandung banyak serat dan vitamin.

    Buah-buahan dapat menjadi camilan sehat yang membantu mengurangi keinginan untuk makanan manis.

    3. Daging Tanpa Lemak

    Penyimpanan daging di freezer lemari es (Kompas.com)

    Daging tanpa lemak seperti dada ayam dan ikan mengandung protein tinggi yang baik untuk membangun otot.

    Protein juga membantu meningkatkan metabolisme.

    4. Kacang-kacangan

    Kacang-kacangan memiliki banyak sekali manfaat. Mulai dari magnesium dan lemak sehat yang mampu melindungi kesehatan otak kita. (Consumer Report)

    Kacang-kacangan seperti almond dan kacang merah kaya akan lemak sehat dan protein.

    Meskipun tinggi kalori, kacang-kacangan memberikan rasa kenyang yang lebih lama.

    5. Yogurt

    Yogurt bisa jadi pilihan untuk diet. (Sajian Sedap)

    Yogurt rendah lemak adalah sumber probiotik yang baik untuk pencernaan.

    Yogurt dapat membantu mengatur nafsu makan dan meningkatkan kesehatan usus.

    6. Quinoa

    Quinoa adalah sumber karbohidrat kompleks yang kaya protein dan serat.

    Ini adalah alternatif yang baik untuk nasi dan pasta.

    7. Telur

    Pedagang menunjukkan telur ayam. (TRIBUNNEWS/JEPRIMA)

    Telur adalah sumber protein yang sangat baik dan dapat membantu menurunkan berat badan.

    “Mengonsumsi telur di pagi hari dapat mengurangi asupan kalori sepanjang hari,” kata Dr.

    Rina.

    8. Ikan Berlemak

    Ikan seperti salmon dan sarden mengandung asam lemak omega-3 yang baik untuk kesehatan jantung.

    Ikan berlemak juga membantu meningkatkan rasa kenyang.

    9. Oatmeal

    ilustrasi oatmeal (Freepik)

    Oatmeal adalah sumber serat yang baik dan dapat membantu menurunkan kolesterol.

    Ini adalah pilihan sarapan yang mengenyangkan dan sehat.

    10. Minyak Zaitun

    Minyak Zaitun. (Healthline.com)

    Minyak zaitun kaya akan lemak sehat dan antioksidan.

    Penggunaan minyak zaitun dalam diet dapat meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.

    Dengan memilih makanan yang tepat, Anda dapat menjalani program diet yang sehat dan efektif.

    Pastikan untuk mengonsumsinya dengan porsi yang seimbang dan tetap aktif secara fisik.

    (Tribunnews.com/M Alvian Fakka)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Lansia Rentan Alami Muskuloskeletal, Terapi Stem Cells Peluang Baru Pengobatan Penyakit Regeneratif – Halaman all

    Lansia Rentan Alami Muskuloskeletal, Terapi Stem Cells Peluang Baru Pengobatan Penyakit Regeneratif – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com Willem Jonata 

    TRIBUNNEWS.COM – Penyakit muskuloskeletal, yang menyangkut sistem tulang, sendi, otot, saraf, dan jaringan ikat, masih jadi masalah serius banyak orang. Terutama para lanjut usia (lansia).

    Sebab, penyakit tersebut merupakan penyakit degeneratif yang mengganggu kesehatan seseorang seiring pertambahan usia.

    Kondisi demikian membuat mereka mengalami nyeri, kekakuan sendi, pembengkakan, kesemutan, hilangnya fungsi otot, kehilangan koordinasi yang membuat ketidaknyamanan saat bergerak.

    Namun,  muskuloskeletal bisa dipicu karena seseorang memiliki riwayat cedera, gangguan tulang belakang, aktivitas berlebihan, dan kurangnya aktivitas fisik.

    Selain operasi, terapi stem cells telah menjadi salah satu terobosan dalam dunia medis, khususnya dalam pengobatan penyakit muskuloskeletal.

    Stem cells adalah sel yang mampu memperbarui, memperbanyak dirinya sendiri, sehingga berpotensi digunakan untuk menggantikan jaringan tubuh yang rusak. 

    Stem cells juga mampu beradaptasi dengan sel pada lokasi yang dituju untuk melengkapi kekurangan, memperbaiki kerusakan yang diperlukan, hingga menjadi sel apa pun sesuai dengan letaknya.

    Dengan kemampuannya memperbaiki dan menggantikan jaringan yang rusak, terapi ini memberikan solusi efektif bagi pasien yang menderita cedera atau penyakit kronis pada tulang, sendi, dan ligamen. 

    Penting untuk pasien berkonsultasi dengan dokter spesialis ortopedi yang memiliki pemahaman tentang stem cells agar pengobatan dapat disesuaikan dengan kondisi spesifik pasien, sehingga hasilnya lebih optimal dan aman.

    “Stem cells menawarkan solusi inovatif bagi banyak kondisi ortopedi yang sebelumnya sulit diatasi dengan terapi tradisional. Dengan teknologi ini, pasien memiliki harapan untuk pulih tanpa operasi besar. Kami ingin membantu pasien mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik,” ujar Prof. Dr. dr. Andri Maruli Tua Lubis, Sp.OT (K), pakar ortopedi dalam seminar bertema “New Paradigm in Orthopedic Treatment: The Role of Stem Cells and Metabolites in Orthopedic Diseases”.

    Dalam seminar tersebut, ia membahas penerapan stem cells pada cedera olahraga.

    Prof. Dr. dr. Ismail Hadisoebroto Dilogo, Sp.OT, Subsp.P.L. (K) juga turut hadir sebagai pembicara berkait penerapan stem cells pada sendi, tulang, dan tulang belakang.

    Menurut Dr. Ismail, terapi stem cells membuka peluang baru dalam pengobatan regeneratif.

    “Ini bukan hanya tentang memperbaiki cedera, tapi juga tentang memberikan harapan bagi pasien dengan kondisi ortopedi yang sebelumnya mungkin terbatas dari segi pilihan pengobatan,” sambungnya.

    Pada seminar itu, dihadirkan pula pasien yang menderita nyeri lutut, yakni Ny. L (59).

    Ia adalah seorang ibu rumah tangga. Nyeri lutut membuat aktivitasnya sehari-hari menjadi sulit, terutama saat berjalan jauh. 

    Awalnya, Ny. L mencoba berbagai alternatif, mulai dari terapi PRP hingga mengonsumsi obat pereda nyeri.

    Meskipun sempat terasa membaik, efeknya hanya sementara dan lututnya tetap terasa sakit.

    Karena tidak ingin mengganti sendi lutut dengan operasi, Ny. L terus mencari solusi lain.

    Bahkan sempat berkonsultasi dengan dokter di Singapura yang memberikan penanganan sementara, tetapi hasilnya belum maksimal. 

    Akhirnya, Ny. L memutuskan berkonsultasi dengan Prof. Dr. dr. Ismail Hadisoebroto Dilogo, Sp.OT, Subsp.P.L. (K), yang menyarankan terapi stem cells.

    Setelah injeksi dilakukan, nyeri pada lututnya berkurang dan ia merasa lebih nyaman. Ia berharap injeksi ini menjadi solusi jangka panjang tanpa harus operasi dan lututnya pulih sepenuhnya.

    Saat ini, terapi stem cells telah disetujui untuk 15 diagnosis medis dalam ortopedi, termasuk osteoartritis, defek tulang, fraktur non-union, cedera ligamen, dan lainnya.

    Keputusan Menteri Kesehatan RI No. HK.01.07/MENKES/1359/2024 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terapi Sel Punca di Bidang Orthopaedi dan Traumatologi mengakui terapi ini sebagai metode legal dan efektif untuk menangani berbagai masalah ortopedi. 

    Terapi stem cells di RS Siloam Mampang, dapat dilakukan baik di klinik rawat jalan maupun dalam prosedur bedah, disesuaikan dengan kondisi pasien.

    Sebelum dilakukan terapi stem cells, ada beberapa tahapan dan persiapan yang perlu dilakukan.

    Tahap pertama adalah konsultasi dengan dokter spesialis ortopedi yang memiliki pemahaman tentang stem cells.

    Kemudian dilakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium jika diperlukan.

    Setelah pasien dinyatakan fit, langkah selanjutnya adalah tindakan stem cells, yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan medis pasien. 

     

  • Beberapa Kondisi Kehamilan Berisiko Tinggi yang Perlu dapat Perhatian Konsultan Fetomaternal – Halaman all

    Beberapa Kondisi Kehamilan Berisiko Tinggi yang Perlu dapat Perhatian Konsultan Fetomaternal – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com Eko Sutriyanto

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kehamilan adalah salah satu periode yang penuh kebahagiaan namun juga bisa menjadi fase yang penuh tantangan. 

    Dalam konteks medis yang semakin kompleks, peran konsultan fetomaternal sangat penting. 

    Seiring kemajuan teknologi medis dan pemahaman yang mendalam tentang fisiologi dan patologi kehamilan, kesehatan ibu dan janin dapat lebih efektif dipantau dan dikelola. 

    Dokter Subspesialis Fetomaternal, dr Reza Tigor Manurung, SpOG KFM  mengatakan, kehamilan berisiko tinggi memerlukan perhatian khusus dari seorang konsultan Fetomaternal.

    “Konsultan Fetomaternal memiliki keahlian untuk mengelola kondisi-kondisi ini dengan baik, memastikan kesehatan ibu dan janin tetap optimal,” kata Reza dalam keterangannya, Sabtu (21/10/2024).

    Reza  setidaknya ada 7 kondisi yang membuat seorang ibu hamil harus berkonsultasi dengan konsultan fetomaternal.

    Konsultasi dengan Konsultan Fetomaternal mungkin diperlukan dalam situasi berikut seperti usia ibu hamil di atas 35 Tahun karena memiliki riwayat genetik.

    Kehamilan kembar atau lebih merupakan kehamilan multipel berisiko lebih tinggi dan memerlukan pemantauan yang lebih intensif.

    “Ibu hamil dalam kondisi medis tertentu, seperti diabetes, hipertensi, atau penyakit jantung yang dapat mempengaruhi kehamilan,” kata Reza.

    Ibu hamil yang memiliki riwayat komplikasi kehamilan sebelumnya, seperti keguguran atau persalinan prematur, proses bayi tabung memerlukan pengawasan tambahan sebaiknya juga konsultasi dengan.

    “Juga bila janin dengan gangguan pertumbuhan sehingga memerlukan perhatian khusus untuk memastikan perkembangan janin yang optimal,” kata Reza yang berpraktek di Women’s Health Center Bethsaida Hospital Gading Serpong.

    Ditambahkan Reza, konsultan Fetomaternal adalah dokter spesialis obstetri dan ginekologi atau kebidanan dan kandungan yang telah menjalani pelatihan tambahan untuk menangani komplikasi medis dan bedah selama kehamilan.

    Mereka memiliki keahlian khusus dalam menangani kasus kehamilan yang rumit dan berisiko tinggi.

    “Sebagai konsultan, mereka bekerja sama dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan lain, bidan, serta tenaga medis lainnya untuk memastikan perawatan yang terbaik bagi ibu hamil,” katanya.

    Adapun keuntungan mendapatkan perawatan dari konsultan fetomaternal adalah deteksi lebih dini, pemeriksaan ultrasonografi yang mendetail, manajemen kondisi medis.

    “Kemudian mengelola penyakit kronis selama kehamilan dan konsultasi prakonsepsi yang akan membantu mempersiapkan kehamilan dengan memberikan informasi tentang risiko yang mungkin ada dan cara menjaga kesehatan sebelum serta selama kehamilan,” katanya.

    Direktur Bethsaida Hospital Gading Serpong, dr Pitono dengan dengan perawatan yang berkualitas.

    “Calon ibu tidak hanya mendapatkan ketenangan dalam menghadapi masa kehamilan, tetapi juga panduan yang tepat untuk menjaga kesehatan optimal bagi ibu dan janin,” katanya.

     

  • Menilik Manfaat Jamu dan Herbal, Solusi Kesehatan Alami di Era Green Lifestyle – Halaman all

    Menilik Manfaat Jamu dan Herbal, Solusi Kesehatan Alami di Era Green Lifestyle – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Masyarakat kini semakin sadar akan pentingnya hidup sehat. Tren ini terlihat dari banyaknya jenis olahraga yang tidak hanya mendukung gaya hidup sehat, tetapi juga selaras dengan green lifestyle.

    Secara umum, istilah green lifestyle mengacu pada definisi gaya hidup ramah lingkungan. Penerapan green lifestyle tak lain untuk mengatasi perubahan iklim, khususnya yang kerap terjadi di Indonesia. Dengan pola hidup yang lebih peduli lingkungan,masyarakat diajak konsisten untuk mencegah kerusakan lebih lanjut dan menjaga keberlangsungan ekosistem.

    Aktivitas fisik seperti berjalan kaki, bersepeda, hingga melakukan yoga di ruang terbuka hijau, merupakan contoh nyata dari penerapan green lifestyle. Di mana, bukan hanya mendukung kesehatan fisik, tetapi juga membantu mengurangi jejak karbon.

    Di samping itu, perlu Tribunners ketahui, hidup sehat di era green lifestyle juga melibatkan pemilihan solusi kesehatan berbasis alami, seperti jamu dan herbal. Dengan kandungan alami yang ramah lingkungan, jamu dan herbal telah menjadi pilihan go-to wellness solutions yang relevan untuk menjaga daya tahan tubuh di tengah perubahan iklim yang bisa berpotensi memicu munculnya virus-virus baru.

    Masyarakat tanah air sudah lama mengonsumsi jamu sebagai sumber pengobatan dan pencegahan dari berbagai penyakit. Diracik dari bahan-bahan alami berkualitas tinggi, jamu juga termasuk dalam kategori obat herbal. Oleh karena itu, jamu sering disebut sebagai jamu herbal.

    Berikut ini dirangkum dari sejumlah sumber, Sabtu (21/12/2024), deretan manfaat jamu yang telah menjadi solusi kesehatan alami di era green lifestyle.

    Manfaat Jamu Sesuai Jenis Tanaman

    Sebagaimana yang sudah diungkap sebelumnya, jamu diracik dengan bahan-bahan alami berkualitas tinggi seperti jahe, temulawak, kunyit, dan lain sebagainya, di mana tentunya memiliki masing-masing khasiat yang mendukung tubuh sehat. Berikut di antaranya.

    Kunyit menjadi salah satu tanaman herbal yang kerap diolah menjadi aneka jamu, seperti jamu kunyit asem, yang merupakan kombinasi antara jamu dan asam. Di mana, kerap dikonsumsi masyarakat untuk mengatasi nyeri haid, pegal-pegal, mengatasi konstipasi, menjaga kesehatan tulang, hingga disebut dapat menurunkan kadar kolesterol jahat.

    Disadur dari laman Harvard Health, sebuah studi tahun 2020 menemukan, kunyit atau tanaman Curcuma Longa ini telah dikaitkan dengan sifat anti-inflamasi, antikanker, antidiabetik, antidiare, antimikroba, antivirus, dan antioksidan.

    Dalam penelitian tersebut mengungkap hubungan antara beberapa khasiat pada kunyit dan manfaat kesehatan yang sebenarnya. Seperti menunjukkan potensi kurkumin dalam mengelola nyeri osteoartritis. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk lebih memahami potensi manfaat kunyit lainnya, serta dosis yang dibutuhkan untuk memperoleh manfaat tersebut.

    Dalam pengobatan Ayurveda dan pengobatan tradisional Tiongkok. kunyit kerap digunakan untuk mengobati berbagai kondisi seperti gangguan kulit, masalah pernapasan, pereda nyeri sendi, dan gangguan pencernaan. 

    Di samping itu, kunyit telah menjadi suplemen makanan populer yang dipromosikan bermanfaat untuk berbagai kondisi termasuk radang sendi, gangguan pencernaan, depresi, hingga alergi. 

     

    Selain kunyit, ada pula temulawak yang juga kerap dijadikan sebagai bahan utama untuk mengolah jamu. Sejak lama, temulawak kerap digunakan untuk mengatasi mual, pusing, pilek, dan meningkatkan nafsu makan.

    Menukil dari laman Kementerian Kesehatan RI, temulawak juga bisa dimanfaatkan sebagai antibakteri karena kandungan xanthorrhizol, anti-radang, hingga antioksidan. Selain itu, kandungan di dalam temulawak juga diyakini mampu menghambat pertumbuhan dan perkembangan sel kanker, paling ampuh untuk melancarkan peredaran darah. 

     

    Selanjutnya ada jahe yang tidak perlu diragukan lagi khasiatnya untuk menopang kesehatan tubuh. Sama seperti kunyit dan temulawak, jahe juga kerap digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan jamu.

    Senyawa kimia tertentu dalam jahe segar membantu tubuh menangkal kuman. Senyawa ini sangat ampuh dalam menghentikan pertumbuhan bakteri seperti E.coli dan shigella , dan juga dapat mencegah virus.

    Jahe dapat bekerja dengan memecah dan membuang gas yang menumpuk di usus, sehingga dapat meredakan mual. Selain itu, Jahe juga bersifat anti-radang, di mana dapat mengurangi pembengkakan.

    Menukil dari laman WebMD, beberapa penelitian menunjukkan bahwa molekul bioaktif dalam jahe dapat memperlambat pertumbuhan beberapa kanker seperti kanker kolorektal, lambung, ovarium, hati, kulit, payudara, dan prostat. Namun, masih diperlukan lebih banyak penelitian untuk membuktikan kebenarannya.

    Kemudian ada kencur yang kerap diolah menjadi jamu beras kencur. Jamu beras kencur mengandung berbagai senyawa yang memberikan manfaat kesehatan, seperti flavonoid, yang berfungsi sebagai antioksidan untuk melawan radikal bebas dan menurunkan tekanan darah tinggi.

    Kencur atau kaempferia galanga merupakan tanaman herbal yang memiliki aroma dan cita rasa yang pedas. Ada banyak nutrisi yang terkandung di dalam kencur seperti protein, serat, kalium, fosfor, vitamin C, B, K, dan folat, juga mengandung minyak esensial dan senyawa yang bersifat antioksidan, antiradang, antibakteri, dan anti-nyeri.

    Tribunners pasti sudah nggak asing dengan jamur brotowali bukan? Yap, brotowali merupakan jenis tanaman yang dikenal dengan rasa begitu pahit, namun ampuh untuk kesehatan tubuh. Tanaman yang biasa diolah menjadi jamu ini juga dipercaya dapat mengatasi demam, disentri, masalah kulit, hingga diabetes.

    Alkaloid barberin dan columbina yang terkandung di dalam brotowali juga ampuh untuk membunuh bakteri. Menariknya, rasa pahit brotowali yang berasal dari zat palmatin, kolin, harsa, glikosida, dan pati ternyata berperan dalam merangsang sistem pernapasan sehingga dapat berfungsi lebih optimal.

    Rutin mengonsumsi jamu herbal tak hanya mendukung imunitas tubuh, tetapi juga melestarikan warisan budaya Indonesia yang selaras dengan prinsip keberlanjutan. Dengan memadukan olahraga, green lifestyle, dan solusi berbasis alam seperti jamu, masyarakat dapat menjaga kesehatan secara holistik sekaligus berkontribusi pada pelestarian lingkungan.

    #LokalAsri #ArahkanAksiAsrikanIndonesia #TribunNetwork #MataLokalMenjangkauIndonesia

  • Cek Program Genting di Lampung, Wamen Isyana Bagoes Oka Temui Ibu Hamil dan Anak Berisiko Stunting – Halaman all

    Cek Program Genting di Lampung, Wamen Isyana Bagoes Oka Temui Ibu Hamil dan Anak Berisiko Stunting – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM, LAMPUNG — Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Wamendukbangga)/Wakil Kepala BKKBN, Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka, mengecek langsung Keluarga Risiko Stunting (KRS) di Lampung Tengah dan Lampung Selatan, Jumat (20/12/2024).

    Di Lampung Tengah, ia bertemu dengan anak berusia bawah dua tahun atau baduta. Baduta itu memiliki berat dan tinggi badan di bawah standar usianya.

    Isyana juga menemui ibu hamil usia 26 minggu serta ibu hamil usia 22 minggu dengan lingkar lengan (lila) dan pemeriksaan hemoglobin (hb) di bawah standar.

    Pihaknya lalu memberikan bantuan paket gizi berupa telur, susu, dan beras.

    Serta memberikan edukasi pada orangtua dan calon orang tua bagaimana merawat anak untuk mencegah stunting.

    “Kami tidak ingin sebuah program itu hanya menjadi program seremonial belaka. Kita ingin agar evaluasi dan pemantauan terus dilakukan, kira-kira apa kendalanya di lapangan. Apakah ada hal-hal yang masih belum sesuai dengan apa yang diinginkan,” ujar wamen Isyana dalam keterangannya ditulis Sabtu (21/12/2024).

    Dalam kesempatan itu, Isyana mengingatkan pentingnya 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) sebagai masa krusial mencegah anak mengalami stunting atau gagal tumbuh.

    “Itu yang ingin kami coba lihat. Pencegahan stunting untuk mewujudkan Asta Cita ke-4 Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, yakni pembangunan Sumber Daya Manusia, untuk mencapai Generasi Emas 2045,” urai mantan pembaca berita di stasiun TV nasional ini.

    Sebelumnya pada awal Desember lalu, Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Dr. Wihaji meluncurkan program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting).

    Melalui program Genting, semua pihak yang ingin menjadi orang tua asuh dapat mengetahui sasaran Keluarga Risiko Stunting secara tepat.

    Adapun data yang digunakan adalah Pendataan Keluarga berbasis ‘by name by address’ yang dimutakhirkan setiap tahun oleh Kemendukbangga/BKKBN.

     

     

  • IMERI-FKUI Dorong Peran Akademisi untuk Optimalkan Perumusan Regulasi Masalah Kesehatan  – Halaman all

    IMERI-FKUI Dorong Peran Akademisi untuk Optimalkan Perumusan Regulasi Masalah Kesehatan  – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA –– Health Policy Analysis Coordinator Evidence-Based Health Policy Center IMERI-FKUI, dr. Ahmad Fuady, MSc, Phd, menjelaskan keterlibatan akademisi saat ini dalam perumusan suatu regulasi belum dimaksimalkan oleh para pembuat kebijakan.

    Hal ini terlihat pada tingkat partisipasi akademisi dalam perumusan kebijakan, baik di level undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan menteri, peraturan kepala daerah, hingga dinas kesehatan kota/kabupaten.

    “Contoh di undang-undang, tidak bisa terapkan 100 persen akademisi terlibat dan berikan kontribusi kontekstual. Tapi kalau bicara di daerah, itu level keterlibatan akademisi sangat tinggi,” ujar Ahmad dalam Guest Lecture “Challenge in the Use of Evidence to Inform Policy” yang diselenggarakan Universitas Indonesia, beberapa waktu lalu.

    Keterlibatan akademisi diharapkan dapat dimaksimalkan oleh para pembuat kebijakan.

    Akademisi bisa berpartisipasi aktif dalam melakukan kajian ilmiah yang hasilnya nanti dapat dijadikan acuan bagi pemerintah dalam menyusun regulasi untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan di Indonesia, termasuk prevalensi merokok.

    Untuk level undang-undang keterlibatan akademisi sebesar 30 persen sudah cukup besar. 

    Biasanya, peran akademisi baru dilibatkan ketika produk hukum tersebut selangkah lagi disahkan.

    “Perlu ada proses keterlibatan yang bermakna, bukan sekedar diundang sosialisasi sementara minggu depan sudah mau diketuk baru ditanya, ada masukan apa dalam waktu singkat,” tegasnya. 

    Ada beberapa syarat pelibatan bermakna agar akademisi terlibat aktif dalam perumusan suatu kebijakan.

    Pertama, sikap saling menghormati antara pembuat kebijakan dan akademisi.

    Kedua, bermartabat. Hal ini untuk menunjukkan adanya kesetaraan di antara kedua belah pihak. Ketiga, inklusivitas.

     

    “Inklusif ini masih jarang, misal menulis aturan tentang kanker, kita undang orang yang mengalami penyakit tersebut dan minta pendapatnya,” ucapnya.

    Dengan mengedepankan ketiga poin tersebut, lanjut Ahmad, diharapkan dapat memperkuat keyakinan para akademisi untuk menjalankan riset dengan metode terbaik untuk hasil yang berkualitas bagi pembuat kebijakan dalam merumuskan regulasi.

    “Tanpa itu, riset tidak bisa mengembangkan apa yang dibutuhkan pembuat kebijakan. Membangun sistem kolaborasi itu dibutuhkan untuk menghasilkan kualitas riset bagus, termasuk cara pengemasan dan bahasa saat disampaikan kepada pembuat kebijakan,” kata dia.

    Dalam kesempatan yang sama, mantan Direktur Riset Kebijakan Penelitian & Kerja Sama Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Prof Tikki Pangestu, menambahkan ada bukti yang cukup kuat bahwa kebijakan yang dibentuk dengan berlandaskan kajian ilmiah dan analisis rasional akan memberikan hasil yang baik.

    Oleh sebab itu, pembuat kebijakan menggunakan hasil riset untuk pembentukan regulasi.

    “Sebagai justifikasi untuk membuat keputusan yang baik,” kata Tikki.

    Sekarang ini, berbagai institut pendidikan tinggi sudah melakukan riset dan pengembangan teknologi yang hasil penelitiannya dianalisis untuk dijadikan rekomendasi bagi para pembuat kebijakan.

    Rekomendasi tersebut diharapkan menjadi acuan dalam penyusunan regulasi.

    Sebagai contoh, Pemerintah Jepang mendukung penggunaan produk tembakau alternatif, seperti produk tembakau yang dipanaskan, setelah melihat hasil kajian ilmiah yang menunjukkan bahwa produk tersebut merupakan alternatif untuk beralih dari kebiasaan merokok karena memiliki profil risiko yang jauh lebih rendah. 

    Hasilnya berdasarkan Hasil survei Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang, jumlah perokok pria dan perempuan terus menurun pada tahun 2022.

    Prevalensi perokok pria turun 3,4 poin menjadi 25,4 persen. Adapun tingkat perokok perempuan turun 1,1 poin menjadi 7,7 persen.

    “Kita juga memerlukan kebijakan dalam bidang kesehatan yang rasional dan proporsional. Semua harus mempromosikan alat baru (produk tembakau yang dipanaskan) ini untuk menurunkan jumlah perokok dan beban biaya kesehatan di Indonesia,” harap Tikki.