Category: Tribunnews.com Kesehatan

  • 159.000 Pasien Gagal Ginjal Kronis di Indonesia Jalani Cuci Darah, Mayoritas Usia Produktif – Halaman all

    159.000 Pasien Gagal Ginjal Kronis di Indonesia Jalani Cuci Darah, Mayoritas Usia Produktif – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA — Merujuk data BPJS Kesehatan, cuci darah dinyatakan sebagai tindakan dengan biaya terbesar keempat pada pengeluaran BPJS Kesehatan dengan pengeluaran tahun 2023 sebesar Rp2,9 triliun.

    Selain itu, sebanyak 85 persen pasien cuci darah berada pada rentang usia produktif.

    Hal ini menyebabkan tingginya dampak sosial ekonomi yang ditimbulkan jika pasien gagal ginjal tidak terjaga quality of life-nya.

    Dari 267 juta jumlah populasi Indonesia, sebanyak 1,5 juta orang merupakan pasien gagal ginjal kronis dengan 159.000 orang menjalani cuci darah.

    Data tersebut menunjukkan perlunya penyediaan alat kesehatan dialyzer berkualitas.

    Dialyzer produksi dalam negeri dapat membantu mempermudah dan memperluas akses ke wilayah-wilayah di Indonesia.

    Dialyzer merupakan bahan habis pakai (consumables) penting dalam tindakan hemodialisis atau cuci darah.

    Hemodialisa atau cuci darah adalah prosedur rutin seumur hidup yang dilakukan 2-3 kali seminggu oleh pasien gagal ginjal kronis di tahap 5 (End Stage Renal Disease) yakni fungsi ginjal sudah sangat rendah atau kurang dari 15 persen.

    “Ini merupakan sebuah prosedur di mana mesin dialisis dan dialyzer digunakan untuk membersihkan darah. Dokter membuat akses ke pembuluh darah, biasanya melalui operasi minor di lengan, untuk mengalirkan darah ke dalam dialyzer yang berfungsi sebagai ginjal buatan,” tutur Direktur PT Forsta Kalmedic Global, Yvone Astri Della Sijabat dalam temu media baru-baru ini.

    Pihaknya menjadi perusahaan pertama di Indonesia dan nomor dua di ASEAN yang memiliki fasilitas produksi dialyzer.

    Ia mengatakan, dialyzer karya buatan anak bangsa ini diharapkan bisa mengurangi ketergantungan impor, memastikan ketersediaan produk, menghindari gangguan rantai pasok global, dan menekan dampak fluktuasi nilai tukar.

    Direktur PT Kalbe Farma Tbk, Kartika Setiabudy menambahkan, melalui penyediaan fasilitas produksi Dialyzer di dalam negeri maka dapat membantu pasien ginjal di Indonesia.

    Pengembangan sektor prioritas ini juga meningkatkan TKDN industri alat kesehatan dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik, terutama pengadaan pemerintah.

    “Dialyzer RenaCare juga telah meraih sertifikasi CPAKB (Cara Pembuatan Alat Kesehatan yang Baik) dari Kementerian Kesehatan,” ujar Kartika.
     

  • Sering Pakai Earphone atau Headset, Ketahui Tanda-Tanda yang Perlu Diwaspadai  – Halaman all

    Sering Pakai Earphone atau Headset, Ketahui Tanda-Tanda yang Perlu Diwaspadai  – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Seiring berjalannya waktu, earphone atau headset semakin banyak digemari oleh masyarakat. 

    Bahkan, pada sebagian orang bisa saja nyaman menggunakan earphone hingga berjam-jam lamanya. 

    Namun, Dokter Spesialis Telinga, Hidung, Tenggorok, Bedah Kepala dan Leher, dr Abdillah Hasbi A, Sp THTBKL mengingatkan ada beberapa tanda-tanda yang perlu diwaspadai saat menggunakan earphone atau headset ini. 

    Pertama, berhenti menggunakan headset atau earphone jika sudah merasa tidak nyaman. 

    “Saat kita awal memakai earphone dalam waktu hitungan detik atau menit, sudah merasa tidak betah. Itu artinya, secara desain, alat itu sudah tidak cocok dengan anatomi telinga atau kepala kita,” ungkapnya pada talkshow yang diselenggarakan Kementerian Kesehatan, Selasa (24/12/2024). 

    Rasa tidak nyaman yang dirasakan bisa seperti nyeri, atau adanya tekanan pada telinga. 

    Kalau sudah ada tanda tersebut, maka lebih baik earphone-nya dilepas saja. 

    Ia menganjurkan untuk mengubah pengaturan alat atau mengganti earphone yang lebih nyaman. 

    “Soalnya kalau kita sudah tidak nyaman dan kita biarkan, akan memicu iritasi atau tekanan pada telinga. Atau, aliran darah kita di telinga menjadi tidak lancar, karena tertekan oleh earphone,” paparnya.

    Ia pun menyarankan pada pengguna earphone untuk jangan menunggu sampai terjadinya infeksi atau iritasi. 

    “Jangan menunggu sampai ada efek yang permanen, baru kita ganti. Misalnya sudah terlanjur iritasi, terlanjur infeksi, baru kita ganti,” imbuhnya. 

    Tanda kedua yang perlu diwaspadai adalah setelah menggunakan earphone, timbul efek seperti muncul dengungan atau tinitus. 

    “Artinya itu sudah mulai ada kerusakan, walaupun sifatnya tidak permanen,” imbuhnya. 

    Kalau sudah muncul tanda ini, maka penggunaan earphone sebaiknya dihindari dulu. 

    “Segera dihindari, karena efek dari kerusakan di syaraf pendengaran ini jauh lebih besar dibandingkan hanya sekedar iritasi,” tutupnya. 

  • Wamen Isyana Bagoes Oka Minta Ibu-ibu di Papua Rajin ke Posyandu Cegah Terjadinya Stunting – Halaman all

    Wamen Isyana Bagoes Oka Minta Ibu-ibu di Papua Rajin ke Posyandu Cegah Terjadinya Stunting – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menjelang Natal dan Tahun Baru 2025, Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Wamendukbangga)/Wakil Kepala BKKBN, Isyana Bagoes Oka melakukan monitoring program Genting di Tanah Papua. Tepatnya di Argapura Laut, Distrik Jayapura Selatan, Kota Jayapura, Papua, Senin (23/12/2024).

    “Menjelang Hari Raya Natal, kami ingin mengetahui kondisi langsung di lapangan agar program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting atau Genting bisa berjalan dengan lancar dan merata bagi seluruh masyarakat Indonesia. Termasuk di Tanah Papua yang masih memiliki tingkat prevalensi stunting yang tinggi,” kata Isyana, dalam siaran pers yang diterima Tribun, Selasa (24/12/2024).

    Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI), tingkat prevalensi stunting di Provinsi Papua tahun 2023 mencapai 28.6 persen. Di Kota Jayapura terdapat 12.357 Keluarga Risiko Stunting dengan jumlah bayi stunting sebanyak 861 orang, lima di antaranya berada di komplek Argapura Laut.

    Wamen Isyana juga menyerahkan bantuan dari Orang Tua Asuh Genting kepada sejumlah Keluarga Risiko Stunting (KRS) yang memiliki anak-anak berusia di bawah 2 tahun.

    Wamen Isyana juga menitipkan pesan kepada seluruh masyarakat terkhusus masyarakat Argapura Laut yang hadir untuk rutin datang ke Posyandu. Sehingga deteksi dini dan penanganan lanjutan dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya stunting.

    “Mudah-mudahan ke depannya ibu-ibu makin sering ke Posyandu, untuk nantinya bisa memantau perkembangan anak-anaknya, kesehatan, dan kegiatan-kegiatan yang seharusnya sudah bisa dilakukan untuk masing-masing anak,” ujar Isyana.

    Sebelum ke Argapura, Wamendukbangga beserta rombongan juga mengunjungi Bina Keluarga Balita (BKB) Mimosa Korem 172/PWY Kota Jayapura, dan meresmikan sumber air bersih dan pipanisasi serta MCK di Kampung Yanbra, Distrik Kemtuk Gresi, Kabupaten Jayapura.

    Pembangunan sanitasi dan MCK tersebut merupakan program TNI Manunggal Air yang diresmikan oleh Pangdam XVII/ Cenderawasih,  Mayjen TNI Rudi Puruwito, S.E., M.M, yang berkolaborasi dengan berbagai pihak termasuk Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, dan sejumlah Bank BUMN dan BUMD.

    Dalam peresmian tersebut, juga dilakukan akad kesepakatan sebagai Orang Tua Asuh program Genting bersama sejumlah pihak.“Kita ingin menegaskan bahwa keberhasilan dalam mencegah stunting bukan hanya tanggung jawab pemerintah semata, melainkan tanggung jawab bersama,” imbau Isyana.

    “Setiap dari kita bisa menjadi bagian dari solusi, menjadi orang tua asuh yang memberikan perhatian, dukungan dan cinta, kepada anak-anak Papua yang membutuhkan bantuan,” sambungnya.

    Sebagai informasi, program Genting ini sebelumnya telah dicanangkan oleh Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN, Dr.  Wihaji awal Desember lalu. Program ini bertujuan agar percepatan penurunan angka stunting dapat segera terwujud.

  • Dengarkan Musik Gunakan Earphone Hingga Ketiduran Bisa Sebabkan Banyak Penyakit – Halaman all

    Dengarkan Musik Gunakan Earphone Hingga Ketiduran Bisa Sebabkan Banyak Penyakit – Halaman all

    ​Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Saat ini, masyarakat sulit sekali melepaskan kebiasaan menggunakan telepon genggam atau gawai. Bahkan sebelum tidur, mendengarkan musik menggunakan gawai sudah menjadi rutinitas bagi sebagian orang.

    Sampai-sampai ada yang masih memasang perangkat audio earphone hingga terlelap tidur. Namun, kebiasaan ini sudah seharusnya dihentikan. Karena bisa memberikan dampak kesehatan yang tidak baik.

    “Jadi dalam penggunaan headphone, atau earphone, atau earbuds, atau bahkan bond conductor earphones yang sekarang lebih baru keluarnya, itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan,” ujar Dokter Spesialis Telinga, Hidung, Tenggorok(THT) Bedah Kepala dan Leher, dr Abdillah Hasbi A, Sp THT KL​ saat talkshow yang diselenggarakan Kementerian Kesehatan, Selasa (24/12/2024).

    Menurutnya, risiko pertama yang bisa dimunculkan akibat kontak earphone dengan kulit adalah iritasi. Makin lama berkontak, maka risiko iritasi kulit liang telinga atau kulit daun telinga bisa semakin membesar.

    Kedua, terjadi kelembaban yang terperangkap di dalam liang telinga saat menggunakan earphone atau headphone. Tentunya hal ini dapat menyebabkan peningkatan potensi pertumbuhan bakteri di dalam sana.

    Pada saat terjadi iritasi, dilanjutkan dengan infeksi. Yaitu masuknya kuman atau bakteri ke dalam luka tersebut.

    Tidak hanya berupa luka biasa saja, tetapi juga berisiko terjadi pertumbuhan kuman yang memicu radang.  Radang memicu pembengkakan di kulit liang telinga dan itu bisa sangat nyeri.

    “Dan ya akibatnya, jangankan untuk memakai earphone, earphone dilepas saja, telinga kita masih merasakan nyeri,” ujarnya.

    Tidak hanya itu akibatnya, penggunaan earphone terlalu lama juga dapat mempengaruhi saraf pendengaran. Terutama pada sel saraf pendengaran di rumah siput telinga.

    Hal ini dikarenakan suara yang dihasilkan dapat memberikan tekanan.”Karena (suara) dia berupa gelombang. Jadi tekanan tadi tentunya tergantung volume suara yang diatur, itu dapat mempengaruhi saraf pendengaran kita,” jelasnya.

    Pada kondisi yang cukup parah, justru dapat menimbulkan kerusakan. Kerusakan itu bisa bersifat sementara dan permanen.

    Kerusakan yang bersifat sementara, orang tersebut dapat merasakan suara berdengung di telinganya, atau yang disebut sebagai tinnitus.  Dengung itu tidak berhubungan dengan gangguan pendengaran, tapi cukup mengganggu.

    “Jadi, walaupun dia berada di tempat sunyi, atau tempat ramai, itu akan seperti ada suara dengungan di telinganya. Tetapi karena dia sifatnya tidak permanen sementara, sel tersebut yang rusak tadi dapat pulih kembali, dan suara dengungan itu hilang,” paparnya.

    Tetapi kalau itu terjadi terus-menerus, kemampuan sel tersebut untuk memperbaiki diri ada batasnya. Oleh karena itu, di satu titik tertentu dia akan mengalami kerusakan permanen. Dan saat itulah terjadi kerusakan saraf pendengaran yang berimbas kepada menurunnya kemampuan untuk mendengar suara.

    Untuk mendengar suara dengan efek yang sama yang kita rasakan, perlu volume yang lebih besar. “Semakin besar tekanannya, semakin besar pula potensi kerusakan pada syaraf tadi,” pungkasnya. 

  • Anak Kecil Laki-laki Harus Diajarkan Duduk Saat Buang Air Kecil, Setelah Itu Baru Berdiri – Halaman all

    Anak Kecil Laki-laki Harus Diajarkan Duduk Saat Buang Air Kecil, Setelah Itu Baru Berdiri – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Seiring pertumbuhan si kecil, orang tua tentu pelan-pelan harus berupaya mengajarkan anak agar mandiri melakukan beberapa hal. Salah satunya melatih anak untuk buang air sendiri di kamar mandi atau toilet. 

    Namun sampai saat ini masih menjadi perdebatan terkait anak laki-laki, sebaiknya diajarkan buang air kecil berdiri atau duduk. 

    Konsultan tumbuh kembang anak Dr. Meitha P. E. Togas, Sp.A (K), pun menjawab pertanyaan tersebut. Menurutnya, sama dengan anak perempuan, anak laki-laki juga harus diajarkan duduk saat buang air kecil.

    “Mungkin sama dengan pertanyaan tadi ya. Kalau pada anak laki-laki kita ajarkan dulu duduk,” ujarnya pada seminar media yang diadakan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Selasa (24/12/2024).

    Selain itu, orang tua juga harus memastikan bahwa anak mesti paham dulu posisi yang tepat ketika menggunakan kloset. Baru nanti setelahnya diajarkan bagaimana untuk dia buang air kecil secara berdiri. 

    “Jadi kita ajarkan dulu duduk,” imbuhnya. 

    Baru, setelah anak tahu dan paham menggunakan kloset duduk, orang tua bisa menuju ke tahap selanjutnya.

    “Nanti setelah dia paham bagaimana toilet duduk, dia merasakan sensasi kandung kemihnya untuk eliminasi, baru nanti kita mengajarkan anak ini bagaimana kalau buang air kecil secara berdiri,” tutupnya. 

  • Kemenkes: Pelayanan Kesehatan BPJS Bebas PPN 12 Persen – Halaman all

    Kemenkes: Pelayanan Kesehatan BPJS Bebas PPN 12 Persen – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA – Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) menegaskan, kenaikan pajak pertambahan nilai atau PPN menjadi 12 persen hanya menyasar pada layanan kesehatan premium seperti VIP dan VVIP.

    Sementara pada layanan kesehatan melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN/BPJS Kesehatan) bebas dari PPN.

    Ditegaskan PPN hanya dikenakan pada kelompok masyarakat sangat mampu yang menggunakan layanan kesehatan premium.

     

    “PPN 12 persen tidak berlaku untuk pelayanan kesehatan umum. Pajak hanya dikenakan pada layanan premium seperti perawatan di kelas VIP atau VVIP,” tulis Kemenkes dikutip pada Selasa (24/12/2024).

    Ditambahkan Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Aji Mulawarman, contoh layanan kesehatan premium seperti RSCM Kencana yang memiliki poli eksekutif dimana terbatas diakses oleh kelompok orang yang mampu.

    “Yang jelas seperti di RS akan ada layanan umum di poli umum dan spesialistik dengan JKN atau biaya sendiri dengan fasilitas atau sarana prasarana dasar. Beda dengan klinik atau poli eksekutif di RS misalkan di RSCM Kencana,” kata dia dihubungi terpisah.

    Sementara Kepala Asisten Deputi Komunikasi Publik dan Humas BPJS Kesehatan Rizzky Anugrah mengatakan, pihaknya tidak bisa memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai PPN 12 persen.

    “Ini bukan kapasitas kami untuk menjelaskan. Namun untuk besaran iuran dan tarif masih mengikuti dengan ketentuan yang berlaku saat ini,” kata dia saat dihubungi Tribunnews.com.

    Diketahui, Pemerintah resmi menerapkan tarif 12 persen yang akan mulai 1 Januari 2025 sesuai Undang-undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP).

    Selain RS kelas VIP atau layanan kesehatan premium, pendidikan standar internasional berbayar mahal atau pelayanan pendidikan premium maupun listrik pelanggan rumah tangga dengan daya 3600-6600 VA juga bakal dikenakan PPN 12 persen.

  • 50 Publikasi Ilmiah Dorong Penurunan Stunting dan Solusi Kesehatan Berbasis Data untuk Indonesia – Halaman all

    50 Publikasi Ilmiah Dorong Penurunan Stunting dan Solusi Kesehatan Berbasis Data untuk Indonesia – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA  – Di tengah upaya Indonesia mengatasi tantangan kesehatan seperti  stunting dan anemia, penelitian ilmiah menjadi kunci penting untuk menciptakan solusi nyata.

    Solusi berbasis penelitian ini salah satunya dituangkan dalam 50 publikasi ilmiah di konferensi dan jurnal ilmiah internasional serta nasional di tahun 2024 yang diterbitkan Danone Specialized Nutrition (SN) Indonesia.

    Pilar penelitian utama yang menjadi fokus pemecahan masalah kesehatan ini meliputi publikasi terkait stunting dan anemia, kesehatan pencernaan dan imunitas, breastfeeding, nutrisi orang dewasa, dan kesehatan digital.

    Riset ini tidak hanya memberikan kontribusi besar pada ilmu pengetahuan tetapi juga memperkuat upaya pemerintah dan pemangku kepentingan dalam menciptakan dampak positif bagi masyarakat.

    Riset tersebut menyoroti beberapa isu kesehatan penting seperti stunting yang memengaruhi kognitif dan generasi mendatang, anemia yang menurunkan produktivitas, serta pentingnya kesehatan pencernaan dan imunitas untuk kesejahteraan jangka panjang.

    Medical and Scientific Affairs Director Danone Specialized Nutrition (SN) Indonesia, Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH, menjelaskan bahwa pihaknya terus mendorong transformasi kesehatan masyarakat dengan berinvestasi dalam penelitian inovatif yang bekerja sama dengan berbagai institusi akademik serta medis terkemuka seperti PKGM Universitas Gadjah Mada (UGM), Departemen Ilmu Kesehatan Anak Universitas Airlangga, Rumah Sakit Dr. Soetomo, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, dan Universitas Hasanuddin.

    Kerja sama ini bertujuan menghasilkan solusi kesehatan yang holistik dan relevan dengan kebutuhan masyarakat Indonesia, sekaligus mempercepat transformasi layanan kesehatan yang inklusif dan adaptif terhadap tantangan masa depan.

    Hasil riset telah dipublikasikan di berbagai konferensi seperti konferensi yang diadakan oleh The Professional Society for Health Economic and Outcomes Research (ISPOR) dan jurnal ilmiah internasional dan nasional seperti Heliyon, Nutrients, PGHN, The Open Public Health Journal, dan Bali Medical Journal.

    “Dengan pendekatan ilmiah berbasis data, penelitian ini memberikan rekomendasi untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, khususnya dalam menangani isu-isu kritis seperti stunting, anemia, dan kesehatan pencernaan,” papar dr. Ray.

    Dijelaskan juga jika semua riset dan publikasi yang dihasilkan ini berakar pada sains dan didasari oleh kebutuhan nyata serta gap kesehatan yang ada di masyarakat.

    Risetnya ini berpegangan pada beberapa pilar utama yang relevan dengan isu-isu kesehatan di Indonesia.

    Publikasi yang dihasilkan berfokus pada isu stunting dan anemia, kesehatan pencernaan dan imunitas, menyusui untuk kesehatan anak, nutrisi pada orang dewasa dan kesehatan digital.

    Setiap area riset ini bertujuan untuk memberikan solusi berbasis data yang relevan dan aplikatif untuk mendukung pemenuhan gizi dan peningkatan kualitas hidup masyarakat Indonesia.

    Inovasi Berbasis Teknologi untuk Kesehatan Berkelanjutan

    Seiring dengan kemajuan teknologi digital, inovasi dalam pengelolaan kesehatan semakin berkembang pesat.

    Ilustrasi data dan riset (Freepik.com/ijeab)

    Platform digital kini berperan penting dalam mempermudah pemantauan serta manajemen kesehatan, memberikan dampak signifikan dalam meningkatkan kualitas hidup sekaligus mengurangi risiko penyakit kronis.

    Salah satu area yang sedang diteliti oleh Danone SN Indonesia adalah bagaimana teknologi digital dapat digunakan untuk meningkatkan pemantauan gizi anak-anak, khususnya dalam mengatasi masalah stunting dan anemia.

    Penelitian-penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan aplikasi berbasis digital dan teknologi lainnya memungkinkan pemantauan yang lebih tepat terhadap kecukupan gizi dan perkembangan anak, serta memberikan rekomendasi yang lebih personal dan berbasis data.

    Pentingnya pertumbuhan fisik anak-anak yang sehat menjadi salah satu fondasi utama untuk menggapai visi Indonesia Emas 2045 dan susu berperan penting (istimewa)

    Teknologi ini memberikan kemudahan dalam mengakses informasi kesehatan yang relevan dan mendukung upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat.

    Hal ini juga menjadi perhatian utama untuk meningkatkan kesadaran kesehatan melalui solusi berbasis teknologi, sebagai bagian dari strategi proaktif dalam mendukung penyediaan layanan kesehatan yang lebih efektif dan berkelanjutan.

    Salah satu fokus utama riset yang dilakukan pemenuhan nutrisi pada periode 1000 Hari Pertama Kehidupan, fase penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak.

    Penelitian ini menyoroti peran susu pertumbuhan dalam mendukung pencegahan anemia, gangguan pencernaan, dan penurunan sistem kekebalan tubuh pada anak-anak di bawah lima tahun.

    Anak-anak pada fase ini sangat membutuhkan asupan gizi yang cukup untuk mendukung pertumbuhan fisik dan kognitif yang optimal.

    Sayangnya, pola makan yang tidak sesuai dengan standar gizi seringkali menyebabkan kekurangan nutrisi penting, yang berkontribusi pada masalah kesehatan jangka panjang. 

    Hasil riset menunjukkan bahwa konsumsi susu yang diperkaya nutrisi sebanyak dua kali sehari secara rutin dapat membantu meningkatkan tinggi dan berat badan anak, serta memperbaiki kesehatan pencernaan dan daya tahan tubuh.

    Dengan memastikan pemenuhan gizi yang tepat, susu pertumbuhan dapat mendukung perkembangan anak secara optimal.

    Stunting menjadi isu utama di Indonesia dikarenakan dapat berdampak pada masa depan anak, seperti penurunan potensi akademik, peningkatan risiko penyakit tidak menular, tingginya biaya kesehatan, dan penurunan produktivitas.
    Dijelaskan dalam riset bahwa salah satu faktor utama penyebab stunting adalah rendahnya literasi gizi ibu, termasuk pemahaman mengenai pemberian makan anak, pemilihan makanan bergizi, dan akses terhadap layanan kesehatan.

    Untuk mengatasi hal tersebut, literasi gizi ibu melalui riset dan edukasi pun ditingkatkan.

    Langkah ini diharapkan dapat mendukung tumbuh kembang anak dan membantu menciptakan generasi yang lebih sehat dan produktif.

    “Kami berkomitmen mendukung pembangunan kesehatan berkelanjutan di Indonesia melalui kolaborasi lintas sektor dan solusi berbasis riset. Dengan fokus pada riset dan inovasi, kami bertujuan memperkuat peran ilmiah untuk menciptakan dampak jangka panjang yang meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan anak-anak Indonesia, menjadikan mereka generasi yang siap menghadapi tantangan masa depan,” papar Healthcare Nutrition Director Danone SN Indonesia, dr. Ashari Fitriyansyah.

  • 1.574 Pos Pelayanan Kesehatan di Sepanjang Jalur Mudik Libur Nataru Siap Siaga 24 Jam – Halaman all

    1.574 Pos Pelayanan Kesehatan di Sepanjang Jalur Mudik Libur Nataru Siap Siaga 24 Jam – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA – Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) menyiapkan sebanyak 1.574 pos pelayanan kesehatan dalam menghadapi libur Natal 2024 dan Tahun 2025.

    Juru bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) Drg. Widyawati menuturkan, pos-pos tersebut akan disiagakan pada 19 Desember 2024 – 3 Januari 2025 di sepanjang jalur mudik dan arus balik.

    “Pos-pos pelayanan kesehatan siap-siaga untuk 24 jam,” ujar perempuan yang biasa disapa Wiwid saat berbincang di kantor Tribunnews.com Jakarta, Senin (23/12/2024).

    Selain itu, pos pelayanan kesehatan juga ada lokasi wisata sesuai dengan waktu kunjungan wisata pada tempat wisata tersebut.

    “Nantinya Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota membentuk Tim untuk melakukan verifikasi dan validasi pelaporan dari pos pelayanan kesehatan di wilayah masing-masing,” ungkap dia.

    Kemenkes juga mengoptimalkan 13.865 fasyankes yang terdiri dari 3.214 RS, 10.212 Puskesmas, 51v Balai Kekarantinaan Kesehatan, 119 Public Safety Center, 17 Province Command Center.

    Informasi terkait penyelenggaraan kegiatan kesiapsiagaan dapat diakses sebagai berikut:

    Informasi kegiatan dapat diperoleh melalui Halo Kemkes Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan, melalui nomor telepon 1500-567, SMS: 081281562620, Surat elektronik: kontak@kemkes.go.id, IG: kemenkes_ri, X: @KemenkesRI, FB: Kementerian Kesehatan RI. b. Untuk akses kegawatdaruratan medis dapat menghubungi call center 119 extension 0. c. Untuk pelaporan kejadian bencana dapat menghubungi call center pusat krisis kesehatan telepon dan/atau WA 0811-163-119.

     

     

  • Tingkatkan Kepadatan Kolagen Cegah Tulang Keropos, Lakukan  Olahraga Ini – Halaman all

    Tingkatkan Kepadatan Kolagen Cegah Tulang Keropos, Lakukan  Olahraga Ini – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA – Kolagen sangat penting untuk menjaga kekuatan tulang, elastisitas sendi, dan fungsi otot.  

    Ahli kedokteran fisik dan rehabilitasi, dr. Adrian Setiaji Sp.KFR, AIFO-K mengatakan seiring bertambah usia yakni mulai usia 25 tahun maka kolagen cenderung berkurang dengan rata-rata penurunan sekitar 1–1,5 persen setiap tahun dan akan terus berkurang.

    Jika diakumulasi, pada usia 50 tahun, tubuh bisa kehilangan hingga 25 persen dari total kolagen alaminya. 

    “Padahal semakin rendah kadar kolagen, semakin besar risiko kekakuan sendi, nyeri, dan bahkan gangguan mobilitas. Tanpa asupan kolagen yang cukup, jaringan ikat menjadi lebih lemah dan kurang fleksibel,” ujar dia saat ditemui di Jakarta Utara, baru-baru ini.

    Kolagen adalah protein utama yang membentuk jaringan ikat, termasuk ligamen, tendon, dan tulang rawan. 

    Ketika kadar kolagen menurun, tubuh kehilangan kekuatan strukturalnya.

    Hal ini dapat memicu osteoporosis, melemahnya otot, dan penurunan mobilitas, terutama di usia lanjut.

    Berikut adalah olahraga yang disarankan untuk meningkatkan kepadatan kolagen.

    “Olahraga beban ini penting seperti nge-gym ataupun body weight traning. Itu penting. Bagaimana untuk melatih otot. Melatih untuk tulang kita. Supaya mencegah tulang untuk keropos,” kata dia.

    Khusus untuk mereka yang baru menjalani olahraga saat masuk usia lansia, olahraga yang disarankan adalah olahraga low impact seperti rutin jalan kaki maupun sepeda statis.

    Juga bisa gym yang tentu harus didampingi oleh personal trainer.

    “Tidak disarankan lari, lompat-lompat itu berisiko,” jelas dokter Adrian.

  • Ibu, Yuk Semangat Menyusui! Hadapi Tantangan Pemberian ASI, Ini Krusial untuk Perkembangan Otak Bayi – Halaman all

    Ibu, Yuk Semangat Menyusui! Hadapi Tantangan Pemberian ASI, Ini Krusial untuk Perkembangan Otak Bayi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menyusui diyakini jadi bagian krusial bagi tumbuh kembang bayi. Meski dalam pelaksanannya, banyak tantangan yang dihadapi ibu menyusui. 

    Menurut dr. Dewi Virdianti P, Health Communicator Prenagen, memberikan Air susu Ibu (ASI) dengan menyusui merupakan periode krusial bagi perkembangan organ tubuh dan otak bayi yang dikenal juga sebagai masa brain time. 

    “Periode ini bersifat irreversible atau tidak dapat diulang, sehingga pemenuhan nutrisi yang tepat sangat penting,” kata dr Dewi dalam keterangan kepada media. 

    Diakui dr Dewi jika tak mudah bagi ibu menyusui di zaman sekarang. Banyak tantangan seperti pola kehidupan yang serba cepat, tuntutan peran ganda dalam keluarga dan karier, serta ekspektasi sosial yang tinggi.

    Meski demikian, banyak ibu tetap berusaha memberikan ASI sebagai bentuk cinta dan dedikasi bagi buah hati mereka. 

    Semangat menyusui pun digelorakan demi mencetak generasi masa depan yang mumpuni. 

    Kiranya patut ada apresiasi perjuangan luar biasa para ibu menyusui dalam menghadapi berbagai tantangan, baik fisik maupun emosional, sekaligus memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya mendukung ibu menyusui di Indonesia.

    Pihaknya menurut dr Dewi memahami perjalanan  menyusui yang penuh dinamika in.

    Ilustrasi ibu menyusui (Freepik)

    “Kami ingin memberikan inspirasi dan semangat baru bagi para ibu untuk terus memberikan yang terbaik bagi buah hati mereka.,” lanjutnya.

    Ia juga menunjukkan data pola konsumsi di Indonesia, 80 persen wanita usia subur, termasuk ibu menyusui, masih mengalami kekurangan asupan protein.

    Padahal zat ini dibutuhkan untuk mendukung perkembangan bayi dan menjaga kesehatan ibu sendiri. 

    Kondisi kurangnya protein ini kerap mempengaruhi produksi ASI, kepercayaan diri, serta kesehatan fisik dan mental para ibu. 

    Tantangan terasa semakin berat ketika kurangnya dukungan dari lingkungan, baik keluarga maupun tempat kerja, menjadi hambatan tambahan. 

    “Melalui kampanye kami ingin mengajak masyarakat untuk lebih mengapresiasi perjuangan ibu menyusui. Upaya ini kami wujudkan melalui berbagai inisiatif, seperti sesi edukasi, program loyalitas dan dukungan komunitas,” ungkap Nita Novita, Business Unit Head Prenagen.