Category: Tribunnews.com Kesehatan

  • Bukan Fakir Miskin, Mengapa Harvey Moeis&Sandra Dewi Jadi Penerima Bantuan Iuran BPJS Sejak 2018 – Halaman all

    Bukan Fakir Miskin, Mengapa Harvey Moeis&Sandra Dewi Jadi Penerima Bantuan Iuran BPJS Sejak 2018 – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA – Dinas Kesehatan DKI Jakarta (Dinkes) membenarkan bahwa status kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) BPJS Kesehatan atas nama Harvey Moeis dan Sandra Dewi sebagai peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBD. Keduanya terdaftar sejak 1 Maret 2018

    Hal ini ditegaskan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Ani Ruspitawati dalam keterangan tertulis yang diterima Tribunnews.com, Senin (30/12/2024).

    Ani menjelaskan, sesuai Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 169 Tahun 2016 tentang Kepesertaan dan Jaminan Pelayanan Kesehatan pada periode 2017-2018, Pemprov DKI Jakarta memiliki target dari Pemerintah Pusat untuk mendaftarkan sebanyak 95 persen penduduk sebagai peserta JKN tanpa memandang status sosial.

    Kebijakan ini bertujuan untuk memberikan perlindungan kesehatan bagi seluruh warga DKI Jakarta.

    “Pergub tersebut merupakan komitmen Pemprov DKI Jakarta untuk memberikan akses layanan kesehatan kepada seluruh masyarakat yang belum terdaftar dalam JKN. Pergub melindungi hak penuh kesehatan masyarakat Jakarta,” terang Ani.

    Harvey Moeis dan Sandra Dewi pun masuk dalam kriteria memenuhi kriteria administratif menerima PBI APBD BPJS Kesehatan.

    Seperti memiliki KTP DKI Jakarta dan bersedia dirawat di kelas 3, pada saat itu dapat didaftarkan oleh perangkat daerah setempat (lurah/camat).

    Namun, sejak 2020, Pemprov DKI Jakarta berproses menata ulang data penerima PBI APBD agar lebih tepat sasaran.

    Saat ini kata Ani, Pemprov DKI Jakarta sedang merevisi Peraturan Gubernur Nomor 46 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan untuk menyesuaikan kriteria peserta PBI APBD.

    Harapannya agar bantuan ini benar-benar dimanfaatkan oleh masyarakat yang membutuhkan, dengan tetap menjaga prinsip keadilan dan transparansi dalam pelaksanaannya. 

    Ilustrasi BPJS Kesehatan dan terdakwa kasus korupsi tata niaga komoditas timah Harvey Moeis. (Kolase Tribunnews.com)

    “Kami akan berkoordinasi juga dengan BPJS Kesehatan terkait revisi Pergub, sehingga perlindungan kesehatan bagi setiap warga bisa terpenuhi tetapi tepat sasaran,” harap Ani.

    Dalam kesempatan berbeda, Kepala Asisten Deputi Komunikasi Publik dan Humas BPJS Kesehatan Rizzky Anugrah menjelaskan bahwa Harvey Moeis dan Sandra Dewi berdasarkan hasil pengecekan data masuk dalam segmen PBPU Pemda (nomenklatur lama PBI APBD) Pemprov DKI Jakarta.

    Adapun PBPU adalah peserta yang tidak menerima upah dari pemberi kerja, seperti pekerja mandiri, wiraswasta, atau pekerja sektor informal.

    “Itu sebagai bentuk kepedulian Pemprov DKI terhadap penduduknya untuk Universal Health Coverage (UHC) sehingga seluruh penduduk dijamin bagi yang belum dapat jaminan kesehatannya,” terang dia.

    Ia menjelaskan lebih lanjut bahwa segmen PBPU Pemda persyaratannya tidak harus fakir miskin maupun orang yang tidak mampu, melainkan seluruh penduduk pada suatu daerah yang belum terdaftar sebagai peserta Program JKN dan bersedia diberikan hak kelas 3.

    “Nama-nama yang termasuk dalam segmen PBPU Pemda ini, sepenuhnya ditetapkan oleh pemerintah daerah setempat,” kata dia kepada wartawan.

  • Berikut Tips Ajarkan Anak Menggunakan Toilet Jongkok – Halaman all

    Berikut Tips Ajarkan Anak Menggunakan Toilet Jongkok – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Umumnya saat ini, di fasilitas umum atau sebagian rumah sudah menggunakan toilet duduk.

    Namun, ada beberapa tempat yang masih menggunakan toilet jongkok.

    Oleh karena itu, tidak ada salahnya mengajarkan anak menggunakan toilet jongkok ini.

    Anggota Unit Kelompok Kerja Tumbuh Kembang Pediatri Sosial Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Meitha Pingkan Esther pun bagikan tips anak menggunakan toilet jongkok.

    “Memang sekarang ini agak menjadi kesulitan pada anak-anak yang biasa duduk di rumah, kemudian akan (menggunakan) closet jongkok,” ungkapnya pada media briefing virtual, Minggu (29/12/2024).

    Oleh karena itu, langkah pertama yang bisa dilakukan adalah orang tua bisa mencontoh pada anak.

    Anak-anak bisa meniru, orangtua mungkin bisa mencontohkan bagaimana posisi di toilet jongkok.

    Sebelumnya dicontohkan, orang tua perlu memastikan bahwa anak sudah memahami betul toilet training.

    Toilet training adalah proses mengajarkan anak untuk menggunakan toilet dengan benar dan teratur.

    Serta, mengenali sinyal tubuhnya untuk buang air kecil dan besar.

    “Makanya anak-anak yang sudah bisa untuk toilet training itu dia sudah mampu untuk meniru. Oh orangtuanya kalau di toilet jongkok seperti ini,” imbuhnya.

    Jadi, anak bisa belajar dengan orangtua sebagai role model dulu.

    Jangan lupa, setiap anak yang berhasil, itu juga karena selalu diberikan penguatan positif.

    “Supaya anak itu tahu, ternyata saya melakukan itu dengan benar. Jadi selalu penguatan positif dan anak itu jangan dihukum,” tutupnya.

  • Benarkah Earphone Bluetooth Bisa Sebabkan Paparan Radiasi Berbahaya? Ini Kata Dokter – Halaman all

    Benarkah Earphone Bluetooth Bisa Sebabkan Paparan Radiasi Berbahaya? Ini Kata Dokter – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Penggunaan True Wireless Stereo (TWS) atau earphone bluetooth belakangan sangat banyak diminati oleh masyarakat.

    Namun, di tengah banyak penggemar, muncul kekhawatiran jika penggunaan earphone bluetooth dapat mengganggu kesehatan karena radiasi yang dipancarkan.

    Lantas benarkah penggunaan earphone bluetooth bisa membahayakan kesehatan?

    Terkait hal ini, Dokter Spesialis Telinga, Hidung, Tenggorok, Bedah Kepala dan Leher, dr Abdillah Hasbi A, Sp THTBKL beri penjelasan.

    Menurutnya, paparan earphone bluetooth masih terbilang aman dan tidak membahayakan.

    “Jadi sebetulnya paparan radiasi bluetooth itu berbeda dengan wifi. Jadi radiasi dari bluetooth memang selalu dibawa batas aman. Tidak pernah lebih dari batas yang disarankan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO),” ungkapnya pada talkshow kesehatan virtual Kementerian Kesehatan, Minggu (29/12/2024).

    Jadi, penggunaan earphone bluetooth dapat dikatakan lebih aman.

    Di sisi lain, saat ini tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa ada pengaruh radiasi bluetooth terhadap otak atau kesehatan.

    Namun, ada hal lain yang perlu diwaspadai. Selain gelombang bluetooth, tentu ada baterai pada perangkat ini.

    Baterai, diketahui akan menghasilkan panas. Panas yang muncul dari baterai ditakutkan dapat mengganggu kesehatan.

    “Nah tipsnya adalah kalau kita menggunakan dalam jangka waktu cukup lama sebetulnya gunakanlah earphone kabel atau headphone kabel,” sarannya.

    Selain itu, manfaat lain menggunakan earphone kabel adalah tidak ada gelombang radiasi ke telinga, tentunya.

  • Dokter Bagikan Tips Cara Mencegah Fibrosis pada Paru-paru  – Halaman all

    Dokter Bagikan Tips Cara Mencegah Fibrosis pada Paru-paru  – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA– Fibrosis paru adalah gangguan pernapasan akibat terbentuknya jaringan parut di organ paru-paru. 

    Kondisi ini menyebabkan paru-paru tidak berfungsi fungsi secara normal.

    Jika fungsi paru-paru tidak normal, maka bisa membuat penderitanya mudah mengalami sesak napas.

    Terkait hal ini, Dokter Spesialis Paru dr Arini Purwono SpP pun bagikan beberapa tips bagaimana mencegah fibrosis pada paru-paru. 

    Pertama, hal yang perlu dilakukan adalah menghindari paparan asap rokok. 

    Kedua, jika memang sudah tidak merokok, minimalisir pajanan yang bisa terhirup dan merusak paru-paru.

    “Kalau memang kita tidak merokok, tidak ada ada sakit autoimun, tapi kita bekerja di tempat yang pajanan debunya tinggi, gunakan alat perlindungan diri,”ungkapnya pada talkshow kesehatan virtual yang diselenggarakan Kementerian Kesehatan, Minggu (29/12/2024). 

    Pajanan debu lain yang perlu diwaspadai seperti saat bekerja di kontruksi, pertambangan hingga perkebunan. 

    Selain itu, minimalisir paparan dari bulu-bulu hewan peliharaan. 

    “Karena ada namanya penyakit hypersensitivity pneumonitis. Itu sebenarnya diakibatkan oleh bulu-bulu hewan, terutama burung. Jika memang kita menyadari bahwa kita tidak bisa lepas dari pajanan tersebut, paling tidak cegah dengan gunakan alat perlindungan diri yang sesuai,” paparnya. 

    Ketiga, lakukan deteksi dini. Kalau memang sudah ada keluhan respirasi atau masalah pernapasan, maka segera periksakan diri ke dokter.

    Baru setelahnya akan dilakukan pemeriksaan scan thorax. 

    Karena dari situ bisa langsung dideteksi apakah sudah ada fibrosis atau belum. 

    “Terakhir, jika memang individu dengan penyakit autoimun atau penyakit lain, kemudian bisa menjadi fibrosis paru-paru, maka segerakan berobat ke dokter,” imbaunya. 
     

  • Lakukan Satu Hal Ini Setiap Minggu Dapat Bantu Perlambat Penuaan Usia Biologis – Halaman all

    Lakukan Satu Hal Ini Setiap Minggu Dapat Bantu Perlambat Penuaan Usia Biologis – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Penelitian baru menunjukkan, hanya lakukan satu aktivitas mingguan ini, dapat membantu hidup lebih lama dan lebih sehat.

    Satu hal tersebut adalah menjadi sukarelawan.

    Hal tersebut diungkapkan dalam studi yang akan diterbitkan jurnal Social Science & Medicine edisi Januari.

    Dilansir dari Healthy, studi ini menemukan bahwa menjadi sukarelawan, bahkan hanya satu jam dalam seminggu, dikaitkan dengan penuaan biologis yang lebih lambat.

    Para peneliti mengontrol variabel kesehatan lain yang dapat memperlambat penuaan biologis.

    Termasuk frekuensi aktivitas fisik, status merokok, minum berlebihan, obesitas, dan banyak lagi.

    Hasilnya, masih menemukan hubungan antara kesukarelaan dan penuaan biologis yang lebih lambat.

    Hubungan Antara Kesukarelaan dan Penuaan Biologis

    Para peneliti menganalisis data yang dilaporkan sendiri dari 2.605 orang Amerika berusia 62 tahun ke atas.

    Mereka meneliti seberapa sering peserta menjadi relawan, mencatat apakah mereka bekerja atau pensiun, dan menentukan usia biologis menggunakan alat canggih untuk mengukur penuaan pada tingkat seluler.

    Hasil penelitian menunjukkan, orang yang menjadi sukarelawan selama satu hingga empat jam per minggu, mengalami penuaan biologis yang lebih lambat dibandingkan dengan mereka yang tidak menjadi sukarelawan sama sekali.

    Selain itu, semakin sering seseorang menjadi relawan, semakin terasa dampaknya terhadap kesehatan.

    Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa menjadi sukarelawan dapat mengurangi angka kematian di kalangan orang lanjut usia.

    Meski demikian, penelitian baru ini bukannya tanpa keterbatasan.

    “Menjadi relawan bukanlah tindakan yang berdiri sendiri,” kata Sajad Zalzala, MD, dokter spesialis umur panjang dan direktur medis AgelessRx, dilansir, Minggu (29/12)2024).

    “Untuk menjadi relawan, harus dalam kondisi kesehatan yang baik. Harus optimis terhadap sesama. Anda harus memiliki cukup waktu luang dan penghasilan,” kata Zalzala.

    Jadi mengapa menjadi relawan memiliki dampak yang sangat besar pada kesehatan dan umur panjang?

    Para ahli menunjuk pada kombinasi manfaat fisik, sosial, dan psikologis.

    Pertama, menjadi sukarelawan sering kali melibatkan aktivitas fisik, seperti berjalan kaki, yang berkontribusi pada penuaan yang lebih sehat.

    Koneksi sosial juga memainkan peran penting. “Kita hidup dalam masyarakat yang cenderung tidak terhubung sebagaimana mestinya,” kata Zalzala.

    “Kerelawanan dapat menyediakan jaringan sosial itu,” imbuhnya.

    Kedua, hal ini dapat mengurangi stres dan meningkatkan fungsi kognitif.

    Ketiga, menjadi sukarelawan juga dapat menciptakan rasa memiliki tujuan, meningkatkan kesehatan mental.

    Dan meringankan segala bentuk kehilangan peran penting, seperti pasangan atau orang tua, seiring bertambahnya usia.

    “Kesukarelaan dapat memberikan sedikit dorongan psikologis dan membuat seseorang merasa seperti mereka tengah berusaha melakukan sesuatu untuk membuat dunia menjadi lebih baik,” kata Zalzala.

    Baik itu menjadi mentor, menyelenggarakan acara komunitas, atau membagikan makanan, menjadi relawan dapat membantu kamu hidup lebih lama dan lebih baik.

    Apa itu Usia Biologis?

    Usia biologis adalah ukuran seberapa tua sel dan jaringan pada tubuh. Berbeda dengan usia kronologis, yaitu dihitung sejak kita lahir.

    Ada sejumlah tes berbeda yang dapat menentukan usia biologis.

    Mulai dari memeriksa biomarker seperti tekanan darah dan detak jantung hingga mengamati penampilan fisik seperti kerutan dan uban.

    Salah satu metode umum untuk menilai usia biologis—yang digunakan dalam penelitian baru—adalah tes epigenetik, yang memeriksa bagaimana perilaku dan lingkungan menyebabkan perubahan dalam ekspresi.

    “Seiring bertambahnya usia, terjadi keausan pada materi genetik DNA kita,” kata Gary Small, MD, ketua psikiatri di Hackensack University Medical Center.

    Sebagai contoh, kata Zalzala, jika usia biologis seseorang yang berusia 40 tahun adalah 60 tahun, itu bisa menjadi indikator kesehatan yang buruk dan berkurangnya umur panjang.

    Di sisi lain, jika usia biologis seseorang lebih muda dari usia kronologisnya, itu merupakan tanda kesehatan yang lebih baik dan harapan hidup yang lebih panjang.

    Namun, perlu dicatat bahwa ilmu pengujian epigenetik mungkin belum cukup matang.

  • Pentingnya Skrining Kesehatan Untuk Deteksi Penyakit Kronis pada Tubuh – Halaman all

    Pentingnya Skrining Kesehatan Untuk Deteksi Penyakit Kronis pada Tubuh – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Skrining kesehatan penting dilakukan untuk mendeteksi adanya kelainan pada tubuh secara dini.

    Dengan melakukan skrining secara rutin, berbagai penyakit seperti diabetes, hipertensi, dan kolesterol tinggi dapat dideteksi sebelum menimbulkan gejala yang lebih serius.

    Menyadari itu, PT Dexa Medica hadir dengan menawarkan program Cek Segitiga. Tujuannya  untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya deteksi dini penyakit kronis.

    Program Cek Segitiga menawarkan pemeriksaan kesehatan yang komprehensif, meliputi pemeriksaan gula darah untuk mendeteksi risiko diabetes melitus, pemeriksaan tekanan darah untuk mendeteksi risiko hipertensi, serta pemeriksaan kolesterol untuk mendeteksi risiko penyakit jantung. Selain itu, program ini juga menawarkan konsultasi kesehatan dengan tenaga medis profesional. 

    Dexa Medica telah melakukan Program Cek Segitiga di berbagai kota. Terbaru, diadakan di Kota Yogyakarta, setelah sebelumnya sukses diadakan di Jakarta, Tangerang Selatan, Palembang, Surabaya, dan Bandung.

    President Director Dexa Medica V Hery Sutanto mengatakan bahwa Dexa Medica terus berkomitmen untuk memberikan kontribusi di bidang kesehatan kepada masyarakat Indonesia.

    Rangkaian program Cek Segitiga di 6 kota diikuti oleh lebih dari 3.000 peserta sehingga melampaui target 2.000 peserta. “Program Cek Segitiga juga sejalan dengan salah satu program Quick Win pemerintah yakni skrining kesehatan gratis,” kata Hery dałam keterangannya, Sabtu (28/12/2024).

    Selain pemeriksaan kesehatan gratis, Dexa juga  menghadirkan pakar kesehatan yang memberikan konsultasi dan edukasi kesehatan secara gratis dalam program tersebut.

    Sales Director OGB-Zeta PT Dexa Medica, Jopie Johansyah mengungkapkan bahwa masyarakat sangat antusias mengikuti program ini. Menurutnya, hal itu pertanda bahwa masyarakat semakin sadar akan pentingnya cek kesehatan untuk mencegah penyakit kronis.

    Penyelenggaraan Cek Segitiga Yogyakarta bekerja sama dengan RS Ludira Husada Tama dan Bethesda Hospital. Para dokter dari kedua rumah sakit tersebut memberikan konsultasi kesehatan gratis kepada warga yang telah melakukan cek kadar kolesterol, tekanan darah, dan gula darah.

    General Practitioner RS Ludira Husada Tama Hospital Yogyakarta, Reza Setyono Ashari, memaparkan mengenai pentingnya pemeriksaan kesehatan rutin sebagai langkah deteksi dini terhadap risiko penyakit. 

    “Pemeriksaan kesehatan seperti ini sangat penting untuk mengetahui kondisi tubuh sejak dini. Dengan deteksi dini, kita dapat mengetahui faktor risiko penyakit yang mungkin ada, sehingga langkah pencegahan dapat dilakukan lebih cepat,” ujar Reza.

    Sementara General Practitioner dari Bethesda Hospital Yogyakarta, Praptana yang menekankan bahwa kesadaran masyarakat untuk melakukan cek kesehatan secara berkala merupakan salah satu langkah preventif terbaik untuk menjaga kesehatan jangka panjang.(Kontan) 

  •  Bersiap Sambut Resolusi Sehat Tahun Depan, Yuk Ubah Gaya Hidup, Lebih Aktif dan Pilih Nutrisi Tepat – Halaman all

     Bersiap Sambut Resolusi Sehat Tahun Depan, Yuk Ubah Gaya Hidup, Lebih Aktif dan Pilih Nutrisi Tepat – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA  – Tahun Baru 2025 datang tinggal menghitung hari dan salah satu yang layak menjadi resolusi untuk tahun depan adalah hidup sehat.

    Bagaimana agar tetap sehat? Tentu perlu perjuangan melalui gaya hidup sehat juga.

    Gaya hidup sehat yang bisa diterapkan sehari-hari dengan mudah adalah olahraga ringan dan mengonsumsi makanan bernutrisi.

    Terlihat mudah, tak jarang ada yang merasa berat dengan kunci sehat ini. Ada saja alasan tidak olahraga, mulai mager (malas gerak) hingga padatnya aktivitas.

    Beruntungnya, tak sedikit perhelatan olahraga masal yang murah meriah seperti lomba lari marathon.

    Seperti Fun Run 5K yang digelar Aurora Saffron Collagen di Gelora Bung Karno, Jakarta, baru-baru ini.

    Berkolaborasi dengan komunitas olahraga 910 Runners, Fun Run 5K ini disertai peluncuran Aurora Saffron Collagen Guava Energy Booster.

    Kegiatan ini diikuti oleh berbagai kalangan dan berhasil menarik perhatian para penggiat olahraga.

    Direktur Aurora Saffron Collagen, Elsa Clarinda, menjelaskan latar belakang kolaborasi tersebut ialah demi promosi gaya hidup sehat dengan nutrisi praktis.

    Mengapa nutrisi praktis? Di zaman sekarang tidak sedikit penganut gaya hidup sehat yang tak dibet.

    “Kami ingin mempromosikan gaya hidup sehat dengan cara yang sangat mudah dan bisa diterapkan sehari-hari, yaitu melalui olahraga ringan seperti lari serta konsumsi makanan bernutrisi,’ kata Elsa Clarinda.

    Ia mengatakan konsep nutrisi praktis ini mendukung kesehatan otot dan energi, baik bagi yang gemar olahraga maupun mereka yang ingin menjaga kebugaran otot dalam jangka panjang,” ungkapnya.

    Sementara itu, Diki Prayugo, Ketua Komunitas 910 Runners, menyampaikan apresiasinya atas kolaborasi ini.

    “Antusiasme peserta sangat tinggi. Terasa kesegaran setelah olahraga. Banyak peserta yang merasa energinya pulih dan kembali fit,” kata Diki Prayugo.

    Salah satu peserta, Dian Paramitha (29), juga berbagi pengalamannya mengikuti perhelatan kolaborasi ini.

  • Mutasi Baru Flu Burung Ditemukan di AS, Penularan Melalui Kucing yang Meresahkan – Halaman all

    Mutasi Baru Flu Burung Ditemukan di AS, Penularan Melalui Kucing yang Meresahkan – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Penyebaran flu burung yang terus terjadi di Amerika Serikat (AS) telah membuat para ahli khawatir.

    Bukan hanya karena kasus pada manusia yang menyebabkan penyakit parah, tetapi juga karena kasus baru infeksi pada kucing yang meresahkan.

    Sampel virus yang ditemukan pada pasien sakit kritis di Amerika Serikat telah menunjukkan tanda-tanda bermutasi agar lebih cocok dengan saluran pernapasan manusia, meskipun tidak ada indikasi virus tersebut telah menyebar ke luar individu tersebut, demikian laporan pihak berwenang.

    Awal bulan ini, para pejabat mengumumkan bahwa seorang pasien lanjut usia di Louisiana berada dalam “kondisi kritis” karena infeksi H5N1 yang parah.

    Sebuah analisis yang dipublikasikan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) pada 27 Desember 2024  mengungkapkan bahwa sebagian kecil virus di tenggorokan pasien membawa perubahan genetik yang dapat meningkatkan kemampuan virus untuk mengikat reseptor sel tertentu yang ditemukan di saluran pernapasan bagian atas manusia.

    CDC mencatat bahwa perubahan ini belum terdeteksi pada unggas – termasuk pada kawanan unggas halaman belakang yang diyakini menjadi sumber infeksi awal pasien.

    Sebaliknya, badan tersebut mengatakan mutasi tersebut “kemungkinan besar dihasilkan oleh replikasi virus ini pada pasien dengan penyakit lanjut,” dan menekankan bahwa tidak ada penularan strain yang bermutasi ke manusia lain yang telah diidentifikasi.

    Beberapa ahli yang dihubungi AFP, Jumat (27/12/2024), memperingatkan bahwa masih terlalu dini untuk menentukan apakah perubahan ini akan membuat virus lebih mudah menular atau lebih parah pada manusia.

    Dr Angela Rasmussen, seorang ahli virus di Universitas Saskatchewan di Kanada, menjelaskan bahwa meskipun mutasi dapat membantu virus memasuki sel dengan lebih mudah, bukti tambahan – seperti pengujian pada hewan – diperlukan untuk mengonfirmasi adanya efek pada penularan.

    Selain itu, mutasi serupa telah terjadi pada pasien sakit kritis sebelumnya tanpa menyebabkan wabah yang lebih luas.

    “Senang rasanya mengetahui bahwa kita harus mewaspadai hal ini,” kata Dr. Rasmussen, “namun hal ini tidak benar-benar memberi tahu kita, ‘Wah, kita kini semakin dekat dengan pandemi.’”

    Profesor Thijs Kuiken, dari Erasmus University Medical Center di Belanda, setuju.

    “Penempelan yang efisien pada sel saluran pernapasan atas manusia diperlukan, tetapi tidak cukup, untuk penularan yang lebih efisien antarmanusia,” katanya.

    Seraya menambahkan bahwa proses tersebut hanyalah satu dari beberapa langkah yang diperlukan untuk replikasi virus yang berhasil.

    Prof Kuiken menegaskan, alih-alih memperparah penyakit, adaptasi semacam itu justru dapat mengakibatkan infeksi yang lebih ringan dengan mengutamakan sel-sel di saluran pernapasan atas – yang menyebabkan gejala seperti pilek atau sakit tenggorokan – alih-alih memengaruhi saluran pernapasan bawah, yang menyebabkan pneumonia yang lebih parah.

    ‘Lompatan evolusi yang cepat’ mungkin terjadi

    Dr. Rasmussen mengemukakan kekhawatiran yang lebih besar mengenai banyaknya jumlah flu burung yang beredar saat ini.

    CDC telah melaporkan 65 kasus manusia yang terkonfirmasi pada tahun 2024, dan masih banyak lagi yang mungkin tidak terdeteksi di antara pekerja peternakan sapi perah dan unggas.

    Sirkulasi yang meluas ini, Dr. Rasmussen memperingatkan, meningkatkan kemungkinan virus tersebut bercampur dengan influenza musiman, yang berpotensi memicu “lompatan evolusi yang cepat,” mirip dengan peristiwa yang menyebabkan pandemi flu tahun 1918 dan 2009.

    Para peneliti juga terus mencermati meningkatnya kasus infeksi flu burung pada kucing.

    Seekor kucing di Oregon mati setelah mengonsumsi makanan hewan peliharaan mentah yang dipastikan terkontaminasi H5N1, yang memicu penarikan kembali makanan hewan peliharaan mentah dan beku Feline Turkey Recipe dari Northwest Naturals.

    “Kucing ini benar-benar kucing rumahan, ia tidak terpapar virus di lingkungannya,” kata dokter hewan negara bagian Ryan Scholz dalam sebuah pernyataan.

    Pengurutan genom menunjukkan bahwa virus dalam makanan hewan peliharaan tersebut sama persis dengan jenis yang ditemukan pada kucing tersebut.

    “Di Negara Bagian Washington, dua puluh kucing besar di tempat perlindungan juga mati baru-baru ini setelah tertular flu burung,” tulis Pusat Advokasi Kucing Liar Washington di Facebook.

    Dr. Rasmussen memperingatkan bahwa kucing luar yang terinfeksi dapat kembali ke rumah dan menularkan virus kepada manusia melalui kontak dekat.

    “Jika Anda memiliki kucing yang tinggal di luar rumah dan tertular H5 setelah memakan burung yang mati,” jelasnya,

    “Dan kucing itu kembali ke rumah Anda dan Anda memeluknya, Anda tidur dengannya, hal itu akan menimbulkan risiko paparan tambahan.” 

     

     

  • Cara Menerapkan Kebiasaan Digital yang Sehat pada Anak Remaja di Masa Liburan – Halaman all

    Cara Menerapkan Kebiasaan Digital yang Sehat pada Anak Remaja di Masa Liburan – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA – Psikolog keluarga dan anak, Samanta Elsener, membagikan cara menerapkan kebiasaan digital yang sehat pada anak remaja di masa liburan.

    Di musim liburan seperti ini akan banyak momen dan kegiatan yang dilakukan para remaja maupun orang tua dalam menghabiskan waktu bersama.

    Namun sering kali anak remaja memilih sibuk beraktivitas di ruang digital dengan bermain game, menjelajahi media sosial, atau mencari hiburan daring.

    “Peran orang tua sangat penting dalam memastikan keseimbangan kehidupan digital remajanya selama masa liburan,” tutur dia di Jakarta, Jumat (27/12/2024).

    Berikut tips yang dapat membantu menciptakan liburan sekolah menjadi lebih bermanfaat:

    1. Buat Jadwal Kegiatan yang Seimbang

    Selama liburan, orang tua tetap perlu mengajak anak remaja menyusun jadwal kegiatan yang seimbang antara kegiatan di dunia maya maupun di dunia nyata.

    “Dengan jadwal yang teratur, mereka dapat lebih mudah mengembangkan keterampilan sosial dan emosional yang seimbang,” lanjut Samanta.

    Beri batasan waktu menatap layar gadget.

    Bila tidak dikelola dengan seimbang, maka daya konsentrasi anak dapat menurun, keterampilan belajarnya terhambat, keterampilan sosialnya tidak terlatih dengan optimal, dan risiko kecemasan serta depresi pun meningkat.

    Pada platform TikTok misalnya terdapat kebijakan batas waktu layar maksimal 60 menit untuk pengguna di bawah 18 tahun.

    Ini bisa menjadi patokan bagi orang tua untuk menerapkan pengaturan waktu layar yang sesuai bagi anak remajanya.

    2. Pantau Kegiatan Digital dengan Gentle Parenting

    Pola asuh gentle parenting dapat membantu orang tua mendukung perkembangan kecerdasan emosional anak sekaligus membangun rasa percaya diri dan ketahanan mereka.

    Pola asuh ini menekankan pentingnya mendengarkan secara aktif, menjagakomunikasi yang terbuka, serta membangun rasa saling percaya, termasuk tentang kegiatan digital anak re ajanya.

    Orang tua tetap perlu melakukan pemantauan, tanpa terlalu mengontrol. Pendampingan yang hangat dan suportif mendorong anak untuk terbuka tentang pengalaman mereka di dunia maya.

    Orang tua pun bisa memanfaatkan fitur keamanan Pelibatan keluarga di platform media sosial, dimana memungkinkan orang tua untuk memantau dan mengelola aktivitas anak di platform, termasuk mengatur batas waktu penggunaan, membatasi konten, dan mengelola privasi.

    “Orang tua dapat menggunakan momen ini untuk berdialog, memberikan edukasi tentang etika digital, dan membantu anak menghadapi tantangan online dengan lebih percaya diri,” ungkap Samantha.

    Sebagai platform digital TikTok mendorong penggunaan platform digital yang lebih bijak melalui program school roadshow bertajuk Seru Berkreasi dan #SalingJaga bersama SEJIWA Foundation pada tahun ini.

    3. Bangun Bonding dengan Anak Remaja

    Ilustrasi ibu dan anak (Grid.ID)

    Koneksi emosional yang terbangun antara orang tua dan anak remaja dapat menciptakan hubungan yang lebih hangat dan mendalam.

    Orang tua yang aktif berinteraksi dengan anak, menyediakan waktu khusus bermain setidaknya 20 menit sehari, dapat membuat anak merasa lebih hangat dan diperhatikan.

    Anak bukan saja butuh bermain untuk mengembangkan keterampilan sosialnya, melainkan juga membutuhkan kehadiran dan perhatian kasih sayang orang tua secara konsisten sehingga anak merasa lebih aman dan percaya diri.

    “Orang tua bisa memanfaatkan platform digital untuk mendapatkan inspirasi seputar kegiatan bersama keluarga, seperti memasak bersama, membuat vlog, atau mencoba tantangan kreatif. Anak remaja pun bisa sekaligus dilatih untuk mengambil peran dan tanggung jawab, misalnya dengan membuat mini vlog saat liburan, atau menjadi kameramen,” tutur Samantha.

    Aktivitas ini tidak hanya menyenangkan tetapi juga melatih kreativitas mereka sekaligus mempererat momen bersama dengan keluarga.

    Liburan akhir tahun adalah momen yang tepat untuk menciptakan kebiasaan digital yang sehat bagi anak remaja.

    Pendekatan ini tidak hanya membantu anak remaja mereka dalam mengembangkan keterampilan sosial dan emosional, tetapi juga memastikan mereka tetap terlindungi dari risiko dunia digital.

  • Daun Kelor Alternatif Susu di Program Makan Bergizi Gratis, Berapa Jumlah Kandungan Kalsiumnya ? – Halaman all

    Daun Kelor Alternatif Susu di Program Makan Bergizi Gratis, Berapa Jumlah Kandungan Kalsiumnya ? – Halaman all

    Jadi Menu Alternatif Pengganti Susu di Program Makan Bergizi Gratis, Berapa Jumlah Kandungan Kalsium pada Daun Kelor?

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA – Pemerintah melalui Badan Gizi Nasional (BGN) sebentar lagi akan memulai pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG).

    Persiapan terus dilakukan termasuk ketentuan menu makanan yang akan disajikan.

    Salah satunya adalah menyiapkan menu alternatif pengganti susu yakni telur untuk protein dan daun kelor untuk memenuhi kalsium.

    Menu alternatif ini dikhususkan pada daerah yang kesulitan mendapatkan suplai susu sapi.

    “(Menu susu) cukup bisa diganti dengan telur. Kalsiumnya bisa dengan kelor. Yang jauh dari susu dan logistiknya susah ya tidak usah dipaksakan. Bisa ada telur, bisa kelor,” jelas Kepala BGN Dadan Hindayana usai mengikuti Rakortas CPP 2025 di Jakarta, Senin (23/12/2024).

    Lalu berapakah jumlah kandungan kalsium pada daun kelor?

    Mengutip dari laman BRIN, tanaman bernama latin Moringa oleifera Lam ini memiliki kandungan kalsium yang tinggi.

    “Kandungan kalsium kelor lebih tinggi dibanding tanaman lain. Bahkan, jika dibandingkan dengan susu sapi sekalipun. Padahal selama ini susu sapi dikenal sebagai sumber utama kalsium bagi manusia,” ujar Peneliti Pusat Riset Hortikultura dan Perkebunan Ridwan.

    Dari sejumlah literatur, Doktor lulusan IPB ini mengungkapkan bahwa susu sapi rata-rata mengandung 143mg/100 gr kalsium, sedangkan kandungan kalsium daun kelor kering dapat mencapai 17 kali lipatnya.

    Ridwan juga pernah menganalisis dan membandingkan kandungan kalsium daun kelor dari beberapa daerah di Indonesia.

    Hasilnya ada yang mencapai hingga 21 kali lipat, yaitu mencapai 3000mg/100gr.

    “Sehingga jangan heran, jika di NTT pernah mewajibkan masyarakatnya mengonsumsi kelor, khususnya bagi ibu hamil dan menyusui,” tutur dia.

    Lebih dari itu ujarnya, tanaman ini juga memiliki kandungan protein yang cukup tinggi, sekitar 25-34 persen, setara dengan kandungan protein pada kacang-kacangan.

    Kandungan vitamin dan mineral dalam kelor juga terbukti mencukupi gizi harian yang dibutuhkan oleh tubuh.

    Tak heran jika pada beberapa tahun belakangan, tanaman dengan julukan The Miracle Tree oleh World Healthy Organization ini selain jadi makanan, juga dijadikan bahan baku untuk obat-obatan bahkan kosmetik.

    “Kelor juga mengandung berbagai senyawa metabolit sekunder yang berfungsi sebagai antibakteri, antioksidan, antifungi, antiinflamasi, antikanker, anti obesitas, dan anti kolesterol,” kata Ridwan.