Category: Tribunnews.com Kesehatan

  • Daftar Rempah-rempah yang Baik Untuk Imunitas Tubuh, Bisa Atasi Penyakit Musiman Seperti Flu & Batuk – Halaman all

    Daftar Rempah-rempah yang Baik Untuk Imunitas Tubuh, Bisa Atasi Penyakit Musiman Seperti Flu & Batuk – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Rempah-rempah tidak hanya terkenal sebagai bumbu dapur, tetapi juga memiliki berbagai manfaat kesehatan yang luar biasa.

    Karena sifat-sifat penyembuhannya, rempah-rempah sering digunakan dalam pengobatan tradisional, terutama untuk melawan penyakit musiman seperti batuk dan pilek yang kerap muncul saat musim hujan.

    Menurut artikel dari Times of India, ada beberapa rempah yang bisa membantu meredakan gejala batuk dan pilek selama cuaca dingin.

    Berikut adalah beberapa rempah yang dapat menjadi pilihan untuk menjaga kesehatan di musim hujan:

    Rempah-rempah (solusisehatku.com)

    Kunyit

    Kunyit, atau yang juga dikenal dengan kurkumin, adalah salah satu rempah yang sangat populer baik dalam dunia kuliner maupun pengobatan.

    Penelitian menunjukkan bahwa kunyit memiliki berbagai manfaat kesehatan berkat kandungan sifat antiradang, antioksidan, antibakteri, antivirus, dan antiparasit.

    Kunyit dapat membantu mengurangi stres oksidatif dalam tubuh dengan cara membersihkan radikal bebas berbahaya, yang pada gilirannya mengurangi peradangan dan meningkatkan daya tahan tubuh.

    Jahe

    Jahe tidak hanya memberikan rasa pedas yang menyegarkan, tetapi juga memiliki kemampuan untuk menghangatkan tubuh.

    Selain itu, jahe memiliki kualitas antiinflamasi yang efektif meredakan sakit kepala dan nyeri otot, serta sifat ekspektoran yang membantu meringankan hidung tersumbat dan batuk.

    Jahe juga dikenal dapat mendukung sistem pencernaan, mengurangi peradangan, serta meredakan gejala pilek.

    Jahe mengandung senyawa yang disebut gingerol dan shogaols (Pixabay)

    Fenugreek

    Fenugreek, atau klabet, adalah rempah yang kaya akan kandungan antiviral, yang efektif dalam melawan infeksi penyebab sakit tenggorokan dan pilek.

    Karena khasiatnya ini, fenugreek sering digunakan dalam pengobatan herbal untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan mengatasi gejala flu.

    Kayu Manis

    Kayu manis telah digunakan sejak zaman dahulu sebagai rempah pengobatan, termasuk untuk tujuan pembalsaman dan pengurapan.

    Memiliki sifat antibakteri, antioksidan, antiradang, serta antidiabetik, kayu manis tidak hanya bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan secara keseluruhan, tetapi juga dapat membantu menurunkan kadar gula darah.

    Sebuah tinjauan yang diterbitkan oleh Perpustakaan Kedokteran Nasional pada tahun 2015 menunjukkan potensi kayu manis dalam mengatur kadar gula darah, menjadikannya pilihan yang baik untuk mendukung kesehatan selama musim hujan.

    Dengan mengonsumsi rempah-rempah ini secara teratur, kita bisa menjaga tubuh tetap kuat dan sehat, terutama di tengah cuaca yang lebih dingin dan rentan terhadap penyakit musiman.

    (Tribunhealth.com)

  • Pemeriksaan Kesehatan Gratis untuk Warga yang Ulang Tahun, Ini Daftar Penyakit yang Bisa Dideteksi – Halaman all

    Pemeriksaan Kesehatan Gratis untuk Warga yang Ulang Tahun, Ini Daftar Penyakit yang Bisa Dideteksi – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA — Pemeriksaan kesehatan gratis di hari ulang tahun menjadi salah satu program yang dihadirkan oleh Prabowo Subianto dengan anggaran APBN mencapai Rp3,2 triliun.

    Medical check-up gratis ini meliputi 14 penyakit dan dibagi menjadi beberapa kelompok usia.

    Mulai balita hingga lansia.

    Caranya masyarakat yang berulang tahun cukup mendatangi puskesmas terdekat dengan membawa Kartu Tanda Penduduk (KTP).

    Pemeriksaan kesehatan gratis saat ulang tahun untuk balita:

    Hipotiroid kongenital
    Penyakit jantung bawaan kritis
    Hiperplasia adrenal kongenital
    Defisiensi G6PD
    Pertumbuhan
    Perkembangan
    Indera pendengaran
    Indera penglihatan
    Gigi dan mulut
    Talasemia
    Hepar

    Pemeriksaan kesehatan gratis saat ulang tahun untuk remaja:

    Indera pendengaran
    Indera penglihatan
    Gigi dan mulut
    Talasemia
    Anemia
    Obesitas
    Diabetes melitus
    Hipertensi
    Paru-paru
    Kesehatan jiwa
    Kebugaran
    Hepar

    Pemeriksaan kesehatan gratis saat ulang tahun untuk dewasa (18-39 tahun):

    Indera pendengaran
    Indera penglihatan
    Gigi dan mulut
    Obesitas
    Diabetes melitus
    Hipertensi
    Penyakit ginjal kronik
    Paru-paru
    Kesehatan jiwa
    Kebugaran
    Kanker payudara
    Kanker leher rahim
    Faktor risiko jantung stroke
    Hepar
    Osteoporosis

    Pemeriksaan kesehatan gratis saat ulang tahun untuk dewasa (40-59 tahun):

    Indera pendengaran
    Kolesterol
    Indera penglihatan
    Gigi dan mulut
    Obesitas
    Diabetes melituS
    Hipertensi
    Faktor risiko stroke
    Faktor risiko jantung
    Penyakit ginjal kronis
    Paru-paru
    Kesehatan jiwa
    Kebugaran
    Kanker payudara
    Kanker leher rahim
    Kanker usus
    Hepar
    Osteoporosis

    Pemeriksaan kesehatan gratis saat ulang tahun untuk lansia (60 tahun ke atas):

    Indera pendengaran
    Indera penglihatan
    Gigi dan mulut
    Obesitas
    Diabetes melitus
    Hipertensi
    Kolesterol
    Faktor risiko stroke
    Faktor risiko jantung
    Penyakit ginjal kronis
    Paru-paru
    Kesehatan jiwa
    Kebugaran
    Kanker payudara
    Kanker leher rahim
    Kanker usus
    Geriatri
    Hepar
    Osteoporosis

    Program ini sebagai upaya deteksi dini dan pencegahan penyakit sesuai kategori usia

    Menteri Kesehatan (Menkes RI) Budi Gunadi Sadikin menyebut, program skrining kesehatan saat ulang tahun akan dilaksanakan secara bertahap di tahun 2025 ini.

    Kemenkes masih melakukan berbagai persiapan seperti ketersediaan alat, tenaga medis dan tenaga kesehatan, hingga lokasi skrining kesehatan seperti Puskesmas dan sekolah-sekolah sesuai dengan kategori usia yang relevan.

  • Pakar Beberkan Tantangan Kesehatan yang Dihadapi Indonesia di Tahun 2025, Ada Pandemi Baru? – Halaman all

    Pakar Beberkan Tantangan Kesehatan yang Dihadapi Indonesia di Tahun 2025, Ada Pandemi Baru? – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pakar Kesehatan sekaligus Epidemiolog, Dicky Budiman ungkap apa saja tantangan. Kesehatan yang akan dihadapi pada 2025. 

    “Indonesia menghadapi tantangan kesehatan yang kompleks pada 2025. Termasuk ancaman penyakit menular yang sudah ada (malaria, HIV, TBC, DHF), risiko pandemi flu burung, dan resistensi antimikroba,” ungkapnya pada Tribunnnews, Kamis (2/1/2024). 

    Selain itu, ada tantangan lagi yang mungkin dihadapi seperti zoonosis, sanitasi buruk, minim akses air bersih dan masalah gangguan gizi.

    Dampak perubahan iklim juga akan semakin memperumit upaya pengendalian penyakit.

    Lebih lanjut, Dicky pun membuat rincian potensi ancaman kesehatan utama di tahun 2025:

    1. Penyakit Menular yang Masih Menjadi Beban Besar

    Malaria, HIV, dan Tuberkulosis (TBC), diperkirakan tetap menjadi masalah besar di Indonesia pada 2025, mengingat tingkat kematian globalnya mencapai sekitar 2 juta jiwa setiap tahun.

    Malaria masih menjadi endemik di beberapa wilayah Indonesia, terutama di daerah timur seperti Papua dan Nusa Tenggara.

    Sedang HIV,  Indonesia menghadapi tantangan besar dalam meningkatkan akses pengobatan antiretroviral (ARV) dan mengurangi stigma sosial.

    Tuberkulosis di Indonesia termasuk dalam daftar negara dengan beban TBC tertinggi, dan timbulnya resistensi antibiotic dapat memperburuk situasi.

    2. Flu Burung (H5N1) dan Risiko Pandemi Baru

    Flu burung tipe H5N1, yang telah menyebar luas pada unggas domestik dan liar, menjadi perhatian global dan nasional.

    “Di Amerika Serikat, kasus penularan pada manusia meningkat dengan angka kematian mencapai 30 persen dari total infeksi manusia,” imbuhnya. 

    Di Indonesia, populasi unggas yang besar dan kurangnya pengawasan ketat meningkatkan risiko transmisi ke manusia, terutama di peternakan kecil yang belum tersentuh regulasi ketat.

    Di sisi lain, ada kemungkinan terjadi pada mutasi. Satu mutasi genetik saja pada virus ini dapat membuatnya lebih mudah menular antar manusia, yang berpotensi memicu pandemi.

    3. Resistensi Antimikroba (AMR)

    Penyalahgunaan antibiotik, resep obat tidak terkontrol dan antimikroba dapat menyebabkan peningkatan kasus infeksi yang sulit diobati.

    Penyakit yang disebabkan oleh patogen resisten, seperti HIV drug resistant, TBC resisten obat, gonorrhoea resisten antibiotik dan infeksi bakteri lainnya, menjadi ancaman serius. 

    Resistensi antibiotik dapat membuat pengobatan penyakit yang sebelumnya mudah diobati menjadi sulit dan berbiaya tinggi.

    4. Zoonosis dan Penyakit Baru yang Muncul

    Penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia (zoonosis), seperti Mpox (cacar monyet), Ebola, Zika dan rabies, tetap menjadi tantangan.

    Terutama di daerah dengan literasi rendah, kontak dengan alam liar dan populasi hewan liar yang tinggi serta tingkat vaksinasi hewan yang rendah.

    5. Dampak Perubahan Iklim pada Penyebaran Penyakit

    Demam Berdarah Dengue (DBD): Perubahan iklim yang meningkatkan suhu dan curah hujan di beberapa wilayah memperluas habitat nyamuk Aedes aegypti, vektor utama DBD.

    Penyakit pernapasan: Polusi udara dan kebakaran hutan dapat memicu peningkatan kasus penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) dan asma.

    6. Lonjakan Penyakit Mental

    Masalah kesehatan mental diprediksi terus meningkat akibat stres ekonomi, ketidakpastian global, dan isolasi sosial.

    Depresi, kecemasan, dan bunuh diri menjadi tantangan utama, terutama di kalangan remaja dan dewasa muda.

    7. Permasalahan penyakit tidak menular

    Penyakit yang dimaksud seperti diabetes, hipertensi dan penyakit jantung serta pembuluh darah akan semakin meningkat. 

    Seiring dengan populasi penduduk di atas 60 tahun semakin meningkat, gaya sedentary life yang makin merebak. 

    Ditambah dengan pola makan minum yang tinggi kalori, lemak dan gula garam. 

    Masyarakat juga cenderung semakin terpapar polutan dan tata kota yang tidak ramah pejalan kaki dan ruang terbuka hijau semakin menjauhkan publik dari kualitas hidup sehat. 

    8. Masalah BPJS Kesehatan 

    Potensi kisruh akibat defisit dana jaminan sosial BPJS Kesehatan bisa terjadi, jika tidak ada Solusi cepat dan bijak dari pemerintah. 

    9. Krisis Kesehatan Anak dan Gizi Buruk

    Pertama malnutrisi, baik kekurangan gizi maupun obesitas, menjadi masalah besar di negara berkembang dan maju.

    Kemudian penyakit terkait gizi buruk, seperti stunting dan diabetes tipe 2 pada anak, memerlukan intervensi lebih besar. 

    Tidak cukup hanya dengan program makan bergizi gratis yang direncanakan akan dimulai di tahun 2025 

    “Selain penuh tantangan dari sisi pelaksanaannya yang memerlukan konsistensi, keberlanjutan dan kualitas, program ini juga harus disertai dengan perubahan pola hidup. Serta juga perubahan aspek atau sektor lain,” saran Dicky. 

    Perubahan ini, kata Dicky berkaitan dengan lingkungan, sanitasi, air bersih dan lain-lain . Sehingga dapat mendukung peningkatan status gizi masyarakat Indonesia. (*)

  • Tujuh Harapan WHO untuk Kesehatan Dunia di 2025: Pengendalian Pandemi hingga Penurunan Stunting – Halaman all

    Tujuh Harapan WHO untuk Kesehatan Dunia di 2025: Pengendalian Pandemi hingga Penurunan Stunting – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA – Di awal tahun ini, organisasi kesehatan dunia atau WHO mengungkapkan  tujuh harapan yang perlu dicapai bagi kesehatan dunia di 2025, sepertinya pengendalian pandemi maupun penurunan angka stunting dunia hingga 40 persen.

    Hal ini diungkapkan Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Tjandra Yoga Aditama di Jakarta, Kamis (2/1/2024).

    Ia mengatakan, harapan itu terbagi dalam 4 target dan 3 prioritas kesehatan.

    Target pertama kesehatan dunia adalah 1,5 miliar penduduk dunia yang di tahun 2025 menjadi lebih sehat dan sejahtera atau better health and well-being.

    Ini tentu suatu target yang mulia dan perlu diwujudkan juga Indonesia.

    Lalu target yang kedua, WHO memproyeksikan di tahun 2025, sekitar 585 juta orang dapat dilayani dengan pelayanan kesehatan esensial dan tidak mengalami hambatan keuangan untuk mendapat pelayanan ini.

    Target ketiga, di tahun 2025 ini akan ada tambahan 776,9 juta penduduk dunia yang terlindungi dari kegawat-daruratan kesehatan (health emergencies) seperti wabah besar dan pandemi.

    Sejalan dengan itu maka WHO mengupayakan agar  di tahun 2025 ini dapat menyelesaikan Aturan Dunia untuk mengendalikan pandemi, atau semacam  Pandemic Agreement, agar dunia dapat lebih terlindungi dalam menghadapi kemungkinan pandemi di waktu mendatang.

    “Saya sendiri pernah ikut menjadi anggota Delegasi Republik Indonesia (DELRI) dalam pembahasan  Pandemic Agreement ini, dan memang akhir 2024 sayangnya belum dicapai kesepakatan antar negara anggota WHO. Negosiasinya masih amat alot. Mudah-mudahan akan ada titik terang yang lebih jelas agar dunia lebih siap menghadapi pandemi mendatang, yang pasti akan ada, hanya belum tahu kapan dan apa jenis penyakitnya,” ujar Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara ini.

    Target WHO keempat, di tahun 2025 akan ada penurunan 40 persen stunting pada balita di dunia.

    Dalam hal ini perlu upaya keras agar stunting di Indonesia juga dapat diturunkan secara bermakna.

    Prof Tjandra menuturkan, selain target, WHO juga mencanangkan tiga prioritas kesehatan pada 2025.

     Pertama adalah memprioritaskan investasi multi-sektoral dalam pengendalian penyakit tidak menular (PTM) dan kesehatan jiwa.

    Prioritas kedua adalah mengintegrasikan pengendalian dan respon penyakit tidak menular (PTM) dan

    Prioritas ketiga adalah melakukan berbagai program untuk akselerasi pencapaian Universal Health Coverage atau UHC.

    “Semoga derajat kesehatan di Indonesia juga akan dapat meningkat di tahun 2025 ini, dengan kerja bersama pemerintah, tenaga kesehatan dan peran aktif masyarakat,” harap dia.

  • Lima Tahun Pandemi, WHO Desak Tiongkok Ungkap Asal Usul Virus Covid-19 – Halaman all

    Lima Tahun Pandemi, WHO Desak Tiongkok Ungkap Asal Usul Virus Covid-19 – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Organisasi kesehatan dunia atau WHO mendesak Tiongkok untuk mengungkap asal usul virus Covid-19 yang menjadi pandemi.

    Lima tahun lalu, tepatnya tanggal 31 Desember 2019, Kantor Perwakilan WHO di Tiongkok membuat pernyataan media mengenai kasus ‘pneumonia virus’ di Wuhan, Tiongkok.

    Kemudian, dalam beberapa minggu, bulan, dan tahun setelah itu, Covid-19 datang berkembang menjadi pandemi dan  membuat banyak pelajaran di kehidupan dunia.

    “Kami terus meminta Tiongkok untuk berbagi data dan akses sehingga kami dapat memahami asal-usul Covid-19. Ini adalah keharusan moral dan ilmiah. Tanpa transparansi, berbagi, dan kerja sama antarnegara, dunia tidak dapat mencegah dan mempersiapkan diri secara memadai untuk epidemi dan pandemi di masa mendatang,” kata Direktur Jenderal WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers beberapa lalu.

    Di tahun 2020 lalu, seluruh dunia mengaktifkan sistem darurat setelah WHO menerbitkan panduan komprehensif mengenai SARS-CoV-2 pertama.

    Sejak saat itu, pihaknya terus mengumpulkan para ahli dan kementerian kesehatan dari seluruh dunia, mengumpulkan dan menganalisis data tentang SARS-CoV-2 pertama.

    “Kami menandai tonggak sejarah ini, mari kita luangkan waktu untuk menghormati kehidupan yang berubah dan hilang. Kami mengucapkan terima kasih kepada para petugas kesehatan yang telah berkorban begitu banyak. Semua berkomitmen untuk belajar dari Covid-19 untuk membangun masa depan yang lebih sehat,” ungkap dia.

    Diketahui pandemi Covid-19 membuat lebih 775,5 juta orang di dunia terkonfirmasi positif Covid-19 dengan angka kematian menyentuh 7 juta orang, seperti yang dilaporkan hingga 13 April 2024.

    Sementara di Indonesia, angka kasus konfirmasi Covid-19 berdasarkan data Kemenkes sebanyak 6,4 juta kasus dengan kematian mencapai 157 ribu orang.

    WHO pun mengumumkan per 5 Mei 2023, Covid-19 sudah tidak lagi menjadi kedaruratan internasional hal ini juga membuat hampir semua negara melonggarkan protokol kesehatan berupa pakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.

     

     

  • RS di China Kewalahan, Pasien Influenza A dan HMPV Melonjak, Kemenkes: Belum Terdeteksi di Indonesia – Halaman all

    RS di China Kewalahan, Pasien Influenza A dan HMPV Melonjak, Kemenkes: Belum Terdeteksi di Indonesia – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kasus infeksi Influenza A dan HMPV atau human meta pneumo virus sedang merebak di China. 

    Sejumlah rumah sakit bahkan kewalahan karena jumlah pasien naik signifikan.

    Gejala kedua penyakit itu mirip dengan Covid-19 yakni demam tinggi, batuk, sakit tenggorokan maupun sulit bernapas. Otoritas pengendalian penyakit China pada akhir Desember lalu mengumumkan, tengah menguji coba sistem pemantauan khusus untuk pneumonia yang belum diketahui penyebabnya.

    Influenza A merupakan influenza yang paling umum terjadi di negara Tirai Bambu dan sekitarnya. Kondisi ini selalu terjadi di akhir tahun, lantaran di sana sedang musim dingin.

    Penyakit bisa sembuh dengan sendirinya seiring kekebalan tubuh seseorang makin membaik. Sementara HMPV merupakan virus yang menyebabkan infeksi saluran pernafasan akut.

    HMPV rentan dialami bayi, anak kecil dan siapa saja yang memiliki kekebalan tubuh yang lemah. HMPV bisa mengakibatkan bronkitis, asma, dan pneumonia.

    Melihat kondisi ini, Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama menyarankan lima hal yang perlu dipersiapkan Indonesia untuk menghadapi penyakit-penyakit tersebut.

    Pertama, survailans dan deteksi dini merupakan kunci utama pengendalian penyakit menular. “Ini suatu langkah yang amat baik, dan perlu juga dipertimbangkan di negara kita, baik untuk infeksi pernapasan sampai pneumonia maupun penyakit menular lainnya,” kata dia di Jakarta, Rabu (1/1/2025).

    Kedua, tentang inluenza A selalu ada fluktuasi peningkatannya dari waktu ke waktu di berbagai belahan dunia. 

    Karena itulah WHO selalu mengkompilasi data ini dan diumumkan agar negara-negara dapat mengambil langkah yang diperlukan.

    Ketiga  terkait, HMPV (human meta pneumo virus) bukanlah penyakit baru di China. Karena sudah banyak diulas tentang pola epidemiologik dan karakteristik genetikanya.

    Sehingga bisa jadi panduan pemerintah China untuk program pengendalian dan bahkan proses vaksinasinya kelak. 

    “Akan baik kalau pola epidemiologik dan genetik berbagai penyakit menular Indonesia juga dipublikasikan dalam jurnal ilmiah resmi seperti ini untuk jadi panduan pula,” terang Mantan Dirjen Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes ini.

    Terakhir, menjaga dan meningkatkan pengendalian penyakit menular, mulai dari tingkat dasar yaitu pemahaman dan pola hidup masyarakat, lalu vaksinasi, lalu surveilans dan deteksi dini dan belakangan lalu penangannan kasus dan kontaknya.

    Dalam hal ini perlu diingatkan kembali bahwa promotif preventif amatlah perlu, jangan hanya bertumpu ke penanganan kasus yang sudah sakit saja. 

    Terpisah, Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) Drg. Widyawati menuturkan, kasus infeksi Influenza A dan HMPV atau human meta pneumo virus yang sedang merebak di China belum ditemukan di Indonesia. “Saat ini belum ditemukan di Indonesia,” kata dia.

    Kemenkes mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga kesehatan dengan menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) antara lain : rajin mencuci tangan, menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin atau memakai masker, serta disarankan tetap di rumah jika mengalami demam, batuk, pilek atau gejala flu.

    “Tidak perlu panik, tetapi tetap waspada, pantau perkembangan kasus melalui media terpercaya. Jika harus bepergian ke luar negeri, pastikan untuk memeriksa situasi dan kebijakan di negara tujuan. Jangan lupa terapkan protokol kesehatan,” ungkap perempuan yang biasa disapa Wiwid ini. 

    Gejala Mirip Covid-19

    Gejala HMPV mirip Covid-19, seperti batuk, demam, hidung tersumbat, mengi, serta bronkitis atau pneumonia. Hingga kini, belum ada vaksin berlisensi untuk mengatasi HMPV. 

    Sementara flu burung atau Influenza A yang menyerang warga China berasal dari subtipe antara lain H1N1 dan H9N2.

    Ilustrasi  (Freepik.com)

    Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman membenarkan bahwa virus Influenza A dan HMPV tengah merebak di China. 

    “Influenza A itu salah satu penyebab flu musiman, bukan virus baru ya. Virus ini endemi dan sangat menular,” ujar Dicky.

    Menurut Dicky, penderita Influenza A akan mengalami infeksi saluran pernapasan atas dan bawah. 

    Gejalanya berupa demam, batuk, sakit tenggorokan, nyeri otot, dan kelelahan. Dia mengungkapkan, Influenza A termasuk wabah yang dipantau ketat oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Sebab, ada kondisi-kondisi yang membuatnya bisa menjadi pandemi. 

    “Jika varian barunya (Influenza A) muncul yang bisa menyebar luas di kalangan manusia. Ini yang dikhawatirkan,” lanjutnya.

    Meski Influenza A termasuk kondisi serius, Dicky menekankan, penularan wabah tersebut saat ini belum dalam level yang sangat membahayakan. 

    Sementara itu, lanjutnya, HMPV termasuk virus pernapasan mirip Respiratory Syncytial Virus (RSV)  yang diidentifikasi sejak 2001.

    Penularan Influenza A dan HMPV dapat melalui droplets atau percikan air liur saat penderita virus tersebut batuk, bersin, atau bicara. 

    Virus ini juga bisa disebarkan lewat kontak langsung dengan orang terinfeksi atau sentuhan barang yang terkontaminasi. “Ini mirip penularan Covid-19,” tegas Dicky.(Tribun Network/rin/kps/wly)

  • Ini Gejala yang Muncul Saat Terkena Paru-paru Basah di Usia Dewasa Muda – Halaman all

    Ini Gejala yang Muncul Saat Terkena Paru-paru Basah di Usia Dewasa Muda – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Penyebab utama paru-paru basah atau yang dikenal pneumonia adalah kuman.

    Kuman ini terdiri atas bakteri, jamur, dan virus, kecuali virus penyebab TBC.

    Penyakit ini tak pandang usia, mulai dari bayi hingga lansia.

    Dokter spesialis paru-paru Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) dr Kudiarto Sp P, mengatakan, gejala sepertu batuk, demam, hingga nyeri dada merupakan gejala yang bersifat umum ketika terserang infeksi pneumonia.

    Namun lebih lanjut, gejala-gejala tersebut akan menyesuaikan kondisi masing-masing pasien.

    “Contohnya pada pasien lansia di atas 65 tahun, jarang dijumpai keempatnya muncul. Terkadang hanya demam disertai nafsu makan yang turun,” kata dia dalam talkshow Dokter Unair TV.

    Berikut adalah gejala yang muncul saat terkena pneumonia pada usia dewasa muda.

    Ia menjelaskan, pada usia dewasa muda, bakteri kerap menjadi penyebab pneumonia.

    Bakteri ini selanjutnya diklasifikasikan menjadi bakteri tipikal dan atipikal.

    Pada bakteri tipikal, penderita akan mengalami gejala-gejala umum pneumonia.

    Namun, bakteri atipikal akan memunculkan gejala-gejala tak umum seperti tidak enak badan, diare, serta mual-mual.

    Sementara pada anak-anak, paru-paru basah umumnya disebabkan oleh virus. 

    Pengobatan pneumonia

    Jika penyebabnya bakteri, akan diberikan antibiotik.

    Namun jika jamur, maka akan diberikan antijamur.

    Lalu jika penyebabnya virus, maka akan diberikan antivirus.

    Pemberian obat-obatan antimikroba ini nantinya akan dilanjutkan dengan pengobatan keluhan dan pengobatan komplikasi.

    Penyakit ini dapat sembuh total, namun memang setiap mikroba membutuhkan terapi yang berbeda. 

    Dokter Kudiarto menyebut, paru-paru basah merupakan salah satu penyakit berbahaya.

    Bahkan WHO telah menetapkan pneumonia sebagai penyebab terbanyak kematian pada balita.

    Maka dari itu, penting untuk digaungkan upaya pencegahan dan edukasi terkain bahaya pneumonia. 

    Pencegahan infeksi ini terdiri atas enam rantai. Pertama, adalah kuman.

    Kedua, reservoir yang merupakan tempat tinggal kuman tersebut.

    Ketiga, portal exit yang menjadi tempat kuman dikeluarkan, seperti batuk.

    Lalu, terdapat pula entry point yang menjadi tempat masuknya kuman ke dalam tubuh, transmisi atau media penyebaran kuman, dan kekuatan imunitas individu. 

  • Tiga Alasan Mengapa Liburan Berisiko Buruk Bagi Kesehatan Jantung – Halaman all

    Tiga Alasan Mengapa Liburan Berisiko Buruk Bagi Kesehatan Jantung – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Selama liburan, banyak yang melewatkan hari dengan berjalan-jalan dan makan-makanan enak. 

    Namun, perlu diwaspadai. Beberapa makanan dan pola hidup selama liburan berpotensi meningkatkan risiko buruk bagi jantung. 

    Di antaranya seperti konsumsi alkohol, stres yang meningkat dan rutinitas yang terganggu.

    Di bawah ini, dokter pun berbagi risiko bahaya kardiovaskular yang diabaikan dari musim liburan bersama dengan cara untuk menikmati waktu ini dengan aman.

    1. Minum terlalu banyak alkohol dapat menyebabkan ‘sindrom jantung liburan’.

    “Hidiran jantung liburan mengacu pada gangguan irama jantung, aritmia,” kata Dr. Ahmed Tawakol, co-director dari Cardiovascular Imaging Research Center di Massachusetts General Hospital, dilansir dari Science Alert, Senin (1/1/2024).

    Ini menyebabkan irama jantung yang tidak teratur (juga dikenal sebagai fibrilasi atrium). Kadang-kadang ini bisa terjadi pada orang sehat setelah minum berlebihan atau pesta.

    Beberapa orang yang mengalami sindrom jantung liburan melaporkan detak jantung yang cepat atau tidak teratur sementara yang lain merasakan kecemasan.

    “Dan beberapa orang dapat menyebabkan sesak napas atau nyeri dada, pusing – tentu bisa menyebabkan kelelahan.”

    Sementara, sindrom jantung liburan dapat terjadi pada siapa saja, dan sering terjadi pada orang sehat.

    “(Namun) mereka yang “sudah cenderung terkena penyakit jantung, tekanan darah tinggi atau sleep apnea mungkin berisiko lebih tinggi selama masa-masa minum berat ini,” Dr. Mrin Shetty, direktur Program Jantung Wanita di University of Louisville, mengatakan kepada HuffPost melalui email.

    “Mekanisme yang tepat di balik fenomena ini tidak sepenuhnya dipahami, tetapi alkohol dapat mempengaruhi sinyal listrik di jantung,” jelas Shetty. 

    Minuman alkohol juga bisa menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit dan stres pada jantung, yang semuanya dapat membuat jantung lebih rentan terhadap ritme abnormal.

    2. Stres juga mempengaruhi kesehatan jantung Anda selama musim ini.

    Liburan bagi sebagian orang terkadang benar-benar bisa menimbulkan stres.

    Karena masalah keuangan, masalah keluarga, jadwal sibuk dan perjalanan liburan semua datang di depan pikiran.

    “Orang-orang lebih cenderung mengalami serangan jantung di sekitar gempa bumi, acara olahraga, setelah pemilihan dan “kami juga melihat peningkatan serangan jantung di sekitar liburan,” kata Shetty. 

    “Stres kronis dapat meningkatkan tekanan darah, meningkatkan denyut jantung dan meningkatkan kadar kortisol, yang semuanya berkontribusi terhadap penyakit jantung dari waktu ke waktu,” lanjut Shetty.

    Stres juga dapat mengganggu tidur. Dan tidur sangat penting untuk begitu banyak aspek kesehatan kita, termasuk kesehatan jantung kita. 

    “Tidak tidur nyenyak dapat meningkatkan risiko penyakit jantung Anda,” kata Dr. Elizabeth Jackson, direktur Program Penelitian Hasil dan Efektivitas Kardiovaskular di University of Alabama di Birmingham Medicine.

    Ketika stres, mungkin juga membuat keinginan untuk berolahraga  jadi tidak ada. 

    3. Cuaca dingin juga bisa menyebabkan masalah jantung.

    Cuaca dingin itu sendiri bisa menjadi faktor. Jika tubuh tidak terlindungi dengan baik, dingin dapat mempersempit pembuluh darah.

    “Sehingga menyebabkan detak jantung seseorang dan tekanan darah meningkat,” kata Shetty. 

    “Ini memberi tekanan ekstra pada jantung, yang mungkin tidak ditoleransi oleh mereka yang memiliki kondisi jantung seperti angina atau gagal jantung,” lanjutnya. 

    Menyekop salju tebal juga dapat menyebabkan masalah jantung pada orang yang rentan, menurut Tawakol.

    Ketika dingin, penting untuk berpakaian hangat untuk mengurangi ketegangan pada jantung.

  • Mengenang Tren Perawatan Kulit Terbaik 2024, Menurut Dermatologists – Halaman all

    Mengenang Tren Perawatan Kulit Terbaik 2024, Menurut Dermatologists – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Tren perawatan kulit datang dan pergi karena setiap tahun berlalu.

    Dan pada tahun 2024 lalu, ada banyak tren yang berfokus pada pemulihan penghalang kulit.

    Dilansir Huffpost, tren perawatan kulit memilih rute yang kurang lebih, dan lebih berhati-hati tentang perawatan matahari. 

    Dengan mendekati tahun baru, ini adalah waktu yang tepat untuk mengenang tren perawatan kulit yang mempengaruhi ritual kulit pribadi kita tahun ini.

    1. Tabir Surya Tinat

    Tabir surya berwarna adalah produk hebat untuk dimiliki bagi mereka yang menginginkan perlindungan matahari. Tapi tidak ingin melombakan banyak produk di wajah mereka.

    “Tinted sunscreens populer karena ditawarkan dalam berbagai warna untuk mengakomodasi warna kulit yang lebih terang dan lebih gelap,” kata Dr. Brendan Camp, dokter kulit bersertifikat ganda dan asisten dokter.

    Tinted sunscreen juga melindungi kulit dari cahaya tampak karena mereka termasuk oksida besi, yang tidak ada dalam tabir surya.

    2. Kebangkitan Minimalis Kulit

    “Sementara media sosial sangat bagus bagi orang untuk belajar tentang tren dan produk perawatan kulit, itu dapat menyebabkan beberapa orang menggunakan lebih banyak produk daripada yang dibutuhkan,” kata Dr. Noah Gratch, seorang dokter kulit bersertifikat dan salah satu pendiri MDCS Dermatology di New York.

    Dr. Howard Sobel, ahli bedah dermatologi kosmetik klinis di Lenox Hill Hospital, mengatakan tren ini “kurang lebih” adalah favoritnya.

    “Saya pikir ada banyak orang yang menggunakan terlalu banyak produk perawatan kulit,” imbuh Noah.

    3. Bercak Semalam Untuk Garis-garis Halus

    Sama seperti tambalan jerawat, tambalan semalam menawarkan perbaikan sementara berkaitan dengan garis-garis halus.

    Camp mengatakan ini populer “di antara mereka yang ingin membatasi penampilan keriput tanpa melakukan perawatan di kantor seperti neurotoksin atau pengisi.”

    Jika Anda penasaran, Frownies adalah merek patch kerut yang sangat populer.

    4. Semprotan Asam Hypochlorous

    Semprotan asam hipoklarium telah semakin populer tahun ini karena betapa mudahnya mereka untuk digunakan, serta seberapa efektif mereka.

    Menurut laporan HuffPost sebelumnya, bahannya adalah antimikroba yang menenangkan dan kuat yang membantu mengobati eksim dan dermatitis.

    Mengurangi kemerahan, ketenangan berjerawat dan memperkuat penghalang kulit.

    “Saya suka produk ini untuk tas olahraga atau perawatan kulit on-the-go. Botol semprot membuatnya mudah diaplikasikan dan sebagian besar mengandung bahan-bahan alami yang bekerja untuk membunuh bakteri yang menyebabkan jerawat,” kata Gratch,

    5. Menggunakan SPF

    Sementara SPF selalu penting untuk digunakan untuk melindungi kulit Anda dari sinar yang keras,

    Dr. David Kim, seorang dokter kulit bersertifikat di Idriss Dermatology, New York City, mengatakan, semakin banyak orang akhirnya memahami pentingnya SPF untuk anti-penuaan, mencegah hiper pigmentasi, pencegahan kanker kulit dan banyak lagi.”

    Banyak orang menerapkannya ke dalam ritual perawatan kulit dan makeup sehari-hari mereka, bahkan setelah bulan-bulan musim panas berlalu. 

    6. Benzoyl Peroksida Mencuci Wajah

    Banyak penggemar perawatan kulit dan pengguna media sosial telah mengoceh tentang manfaat dan kemungkinan hasil penggunaan benzoil peroksida face wash.

    Terutama bagi mereka yang berjuang dengan jerawat.

    Karena dibuat dengan benzoil peroksida – formula yang lebih kuat, dapat disertai dengan efek samping seperti kulit kering, bersisik. Bahkan lebih banyak jerawat.

    Kim mengatakan bahwa penting untuk memahami cara yang benar untuk menggunakannya.

    “Tinggalkan di wajah Anda selama 30 detik sampai satu menit sebelum mencucinya,” saat Anda menggunakannya untuk mengatasi jerawat.

    Pencucian wajah berbusa PanOxyl mengandung 10 persen benzoil peroksida.

    7. Perawatan Bibir

    “Banyak merek telah merilis produk bibir yang berfokus pada menjaga bibir tetap terhidrasi sambil memberikan efek mengkilap yang sama dengan lip gloss.

    Ingredients yang harus diwaspadai adalah ceramides, asam hyaluronic, peptida, vitamin E, dan minyak seperti jojoba. 

  • Gigi Retak Tidak Selalu Dicabut, Ketahui Penyebab dan Cara Penanganannya – Halaman all

    Gigi Retak Tidak Selalu Dicabut, Ketahui Penyebab dan Cara Penanganannya – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Gigi Retak bisa terjadi pada siapa saja. 

    Kondisi gigi retak biasanya  menyebabkan rasa tidak nyaman atau sakit, terutama saat mengunyah atau menggigit makanan.

    Namun, tidak perlu khawatir. Penanganan gigi retak tidak selalu harus dicabut. 

    Hal ini diungkapkan oleh Dokter Gigi Spesialis Konservasi Gigi di RS Pondok Indah – Puri Indah,  drg. Hanny Ilanda.

    “Gigi retak itu tidak selalu harus dicabut. Kita lihat dulu untuk retakannya sudah seberapa dalam sudah seberapa besar. Kemudian gejala dari pasiennya seperti apa dan semua itu kita memerlukan faktor penunjang,” ungkapnya pada kanal YouTube RS Pondok Indah dilansir, Senin (1/1/2025). 

    Beberapa faktor penunjang yang dibutuhkan seperti foto rontgen. 

    Lebih lanjut, drg Hanny pun menjelaskan apa saja gejala dari gigi retak. 

    Biasanya, gigi yang retak akan sangat sensitif saat mengonsumsi minuman dingin.

    Kemudian ia akan merasa ngilu saat mengonsumsi minuman yang dingin atau manis. 

    “Sangat nyeri apabila mengunyah makanan.  Kemudian apabila retakan itu terjadi pada gigi yang sudah mati gigi, itu tidak akan ada sensasi seperti gigi yang hidup,” imbuhnya. 

    Seperti, tidak ada rasa sensitif terhadap suhu.

    Lantas apa saja penyebab terjadinya  retak pada gigi?

    Menurut drg Hanny, ada beberapa penyebab gigi retak. Seperti kebiasaan mengunyah sesuatu yang keras, misal es batu. 

    Kebiasaan ini dapat memperbesar kemungkinan retak.

    Kemudian gigi yang berlubang dan ditambal, itu juga mudah sekali menyebabkan retak.

    Faktor lain adalah apa bila gigi sudah dicabut, tidak diganti maka bebannya semakin besar.

    Sehingga apa bila digunakan untuk mengunyah, akan mudah sekali retak.

    Untuk penanganan lebih lanjut, harus diketahui dahulu apa penyebab keretakan tersebut. 

    Setelah itu diperiksa, apakah memungkinkan untuk dilakukan penambalan gigi. 

    Kalau ada nyeri yang berulang dan tidak berhenti, maka harus dilakukan perawatan saluran gigi terlebih dahulu. 

    Kemudian, baru memasangkan mahkota selubung untuk melindungi gigi tersebut.

    Tujuannya, agar retakan jadi tidak semakin besar.

    “Apabila gigi retakannya sudah besar, biasanya sudah terasa seperti ada goyangan.  Kemudian sudah split hingga mengenai akar giginya. Dan ini tidak bisa diselamatkan lagi maka kita harus mencabut gigi tersebut. Lalu menggantinya dengan implan atau gigi palsu,” tuturnya.