Category: Tribunnews.com Kesehatan

  • Tips Sehat untuk Pasien Jantung Koroner Pasca Pasang Stent – Halaman all

    Tips Sehat untuk Pasien Jantung Koroner Pasca Pasang Stent – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA —  Selain pengobatan medis, gaya hidup sehat sangat penting dalam menjaga kesehatan jantung.

    Hal ini disampaikan dokter spesialis jantung dari RS Siloam Kebon Jeruk, dr. Tito Phurbojoyo, Sp.JP (K), FIHA yang baru-baru ini melakukan tindakan Intravascular Lithotripsy (IVL).

    Tindakan ini memberikan harapan baru bagi pasien dengan kondisi jantung dengan pengapuran yang kompleks.

    Dokter Tirto menerangkan, pembuluh darah koroner yang kaku dan keras menyebabkan pemasangan stent menjadi sulit, karena pembuluh darah tidak dapat dikembangkan dengan optimal.

    Stent yang tidak dikembangkan secara optimal, di kemudian hari dapat menyebabkan terbentuknya bekuan darah di dalam stent (dikenal dengan istilah instent thrombosis) atau penyempitan kembali (dikenal dengan istilah instent restenosis).

    “IVL memungkinkan kami untuk mengatasi penyempitan pembuluh darah akibat endapan kapur yang keras, sehingga stent dapat terpasang dengan baik dan aliran darah ke jantung kembali lancar. Ini adalah salah satu terobosan besar dalam pengobatan penyakit jantung koroner,” kata dia ditulis di Jakarta, Selasa (7/1/2025).

    Alat ini menggunakan gelombang energi ultrasonik yang dipancarkan melalui balon kecil yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah yang menyempit.

    Prosedur ini minimal invasif, lantaran dilakukam melalui kateter kecil yang dimasukkan melalui pembuluh darah pada tangan. Prosedur ini tidak memerlukan pembedahan besar sehingga memungkinkan pemulihan yang lebih cepat.

    Berikut beberapa tips yang dapat diikuti oleh pasien jantung koroner:

    1. Diet Sehat untuk Jantung 

    Ilustrasi diet sehat. (Harvard Edu)

    Konsumsilah makanan rendah lemak jenuh, perbanyak serat dari buah, sayur, dan biji-bijian, serta pilih lemak sehat seperti minyak zaitun dan alpukat. Kurangi makanan asin untuk menjaga tekanan darah tetap stabil.

     2. Aktivitas Fisik Teratur 

    Lakukan olahraga ringan secara rutin untuk memperkuat jantung dan menjaga berat badan ideal. Selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum memulai program olahraga.

     3. Mengelola Stres 

    Ilustrasi stres (Mindful.org)

    Stres dapat mempengaruhi kesehatan jantung, jadi penting untuk mencari cara relaksasi seperti meditasi atau yoga untuk menjaga keseimbangan mental.

    4. Kontrol Berat Badan dan Tekanan Darah 

    Ilustrasi seseorang yang berusaha menambah berat badan (parapuan.co)

    Menjaga berat badan sehat dan mengontrol tekanan darah sangat penting dalam mengurangi beban pada jantung. Pemeriksaan rutin sangat dianjurkan untuk memantau kondisi jantung.

    Penyebab Jantung Koroner

    Penyakit jantung koroner masih menjadi penyakit dengan risiko kematian tertinggi di dunia.

    Penyakit jantung koroner memiliki berbagai faktor risiko seperti hipertensi, diabetes, merokok, serta gaya hidup tidak sehat memperburuk prevalensinya.

    Penyakit jantung koroner terjadi ketika pembuluh darah koroner yang berfungsi untuk mengalirkan darah kaya oksigen ke jantung, mengalami penyempitan akibat penumpukan plak (dikenal dengan istilah plak aterosklerosis).

    Kondisi ini membuat pasien akan mengalami gejala nyeri dada (angina pektoris) atau sesak napas, bahkan pada keadaan yang lebih berat bisa mengalami serangan jantung atau kematian mendadak.

     

  • Respons WHO soal Virus HMPV di China: Bukan Sebuah Ancaman Besar – Halaman all

    Respons WHO soal Virus HMPV di China: Bukan Sebuah Ancaman Besar – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA – Juru bicara badan kesehatan dunia atau WHO Dr. Margaret Harris mengatakan, virus pernapasan yang berkembang pesat di China atau human metapneumovirus (HMPV), bukanlah ancaman baru dan besar.

    Ia mengatakan, infeksi pernafasan yang meningkat di China memang sering meningkat di musim dingin.

    “Ini tidak mewakili ancaman baru atau besar. Tingkat infeksi pernapasan yang dilaporkan di China berada dalam kisaran yang biasa untuk musim dingin,” jelas Dr. Harris.

    Dari laporan otoritas setempat dinyatakan bahwa peningkatan tempat tidur di rumah sakit saat ini lebih rendah daripada waktu yang sama tahun lalu.

    “Belum ada deklarasi darurat,” tambahnya dikutip dari United Nations, Rabu (8/1/2025).

    Dokter Harris mengungkapkan, virus ini pertama kali teridentifikasi pada tahun 2001 dan telah ada di populasi manusia sejak lama.

    Ia menambahkan, virus ini adalah virus umum yang beredar di musim dingin dan semi dan menyebabkan gejala pernapasan yang mirip dengan flu biasa.

    Seperti ratusan virus flu biasa yang diketahui ada, virus ini dapat menyebabkan penyakit yang lebih serius pada pasien dengan kekebalan tubuh rendah, khususnya tetapi tidak terbatas pada bayi baru lahir dan orang tua.

    Disinggung soal tingkat kematian HMPV, Dr. Harris mengatakan risikonya sangatlah rendah.

    “Virus ini bukanlah patogen yang biasanya menyebabkan kematian pada manusia, kecuali pada yang paling rentan, simpulnya, dan merekomendasikan tindakan pencegahan sederhana”, seperti mengenakan masker, meningkatkan ventilasi ruang tertutup, dan mencuci tangan,” pesan dia.

     

  • Lepas ASI, Bunda Bingung Mau Beri Anak Susu Formula atau UHT? Yuk Simak Beda Kandungan Gizinya  – Halaman all

    Lepas ASI, Bunda Bingung Mau Beri Anak Susu Formula atau UHT? Yuk Simak Beda Kandungan Gizinya  – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA — Seringkali orangtua terutama ibu merasa bingung saat memilih asupan gizi untuk anak selepas masa menyusui atau 2 tahun pertama.

    Orangtua akan dihadapkan pada pilihan susu formula (susu pertumbuhan) atau susu Ultra High Temperature (UHT).

    Bagaimana kandungan gizi dalam dua tersebut, berikut penjelasan dari ahli.

    Dokter spesialis anak dr Dian Sulistya Ekaputri mengatakan, susu formula mengandung banyak nutrisi seperti dari zat besi dan vitamin C yang sangat dibutuhkan anak di masa pertumbuhannya.

    Susu pertumbuhan juga dilengkapi dengan IronC, yaitu kombinasi unik zat besi dan vitamin C, yang dapat mendukung penyerapan zat besi hingga 2 kali lipat.

    “Nutrisi yang terkandung dalam susu formula dapat memberikan dukungan yang dibutuhkan untuk kemampuan belajar, kreativitas, dan pemecahan masalah,” ucap Dr. Dian.

    Pernyataan tersebut diaminkan oleh ibu di Jakarta Eka Yus dan Rati Gustina.

    Keduanya   memberikan susu formula kepada  anaknya di masa pertumbuhannya, tidak lain karena kandungannya.

    “Saat anak saya kecil memang saya selalu berikan mereka susu formula,” ucap Eka Yus.

    Ilustrasi susu formula – Pemerintah menerbitkan aturan tentang penyelenggaraan upaya kesehatan, salah satunya memuat penjualan susu formula, termasuk iklan dan promosinya (Istimewa)

    Meski disajikan dalam keadaan steril, susu UHT tidak diperuntukkan untuk segala usia, khususnya bayi.

    Adapun zat besi pada susu UHT cukup rendah.

    Padahal, zat besi memiliki peranan penting mencegah terjadinya anemia dan menjaga kesehatan sel-sel tubuhnya.

    Susu formula mengandung tambahan nutrisi penting yang kemungkinan tidak ada pada susu UHT seperti prebiotik FOS:GOS, asam lemak esensial omega-3&6, serta AHA, DHA, dan LA.

    Pad beberapa sufor dibuat khusus untuk bayi  yang baru genap 1 tahun dimana pencernaannya belum siap menerima protein dan lemak dalam susu sapi murni yang notabene sulit dicerna. 

  • Mengenal Virus HMPV yang Sedang Ramai di China dan Bedanya dengan Covid-19  – Halaman all

    Mengenal Virus HMPV yang Sedang Ramai di China dan Bedanya dengan Covid-19  – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA– Wabah virus Human Metapneumovirus (HMPV) sedang merebak di China telah menjadi perhatian internasional dalam beberapa waktu terakhir. 

    Bahkan, beberapa negara seperti Malaysia dan India melaporkan telah ditemukan kasus penyakit HMPV ini. 

    Lantas apa itu virus HMPV, dan apa perbedaannya dengan Covid-19? 

    Dilansir dari Deccan Herald,  HMPV adalah patogen virus yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan pada orang-orang dari semua kelompok usia. 

    Pertama kali ditemukan pada tahun 2001, virus ini termasuk dalam famili Paramyxoviridae dan berkerabat dekat dengan Respiratory Syncytial Virus (RSV). 

    “HMPV menyebar melalui droplet pernapasan dari batuk atau bersin, serta dengan menyentuh permukaan yang terkontaminasi atau melakukan kontak langsung dengan orang yang terinfeksi,” tulis Deccan Herald dilansir, Rabu (8/1/2025). 

    Virus ini diketahui dapat menyebabkan berbagai penyakit, mulai dari gangguan pernapasan ringan hingga komplikasi berat. 

    Terutama pada populasi yang rentan seperti bayi, orang dewasa yang lebih tua, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. 

    Virus ini tersebar luas di seluruh dunia dan cenderung mencapai puncaknya pada akhir musim dingin dan awal musim semi di wilayah beriklim sedang 

    Meskipun dapat bersirkulasi sepanjang tahun di beberapa wilayah.

    Gejala HMPV bervariasi tergantung pada usia, kesehatan umum, dan respons imun seseorang. 

    Kasus ringan biasanya disertai dengan hidung meler, sakit tenggorokan, batuk, dan demam, menyerupai flu biasa. Gejala sedang mungkin meliputi batuk terus-menerus, mengi, dan kelelahan.

    Dalam kasus yang parah, terutama pada bayi, orang dewasa yang lebih tua, dan mereka yang memiliki penyakit kronis, HMPV dapat menyebabkan komplikasi seperti bronkitis, bronkiolitis, atau pneumonia.

    Penyakit Pernapasan Akut Berat (SARI) yang memerlukan rawat inap juga dapat terjadi. Gejala berat ini sangat mengkhawatirkan bagi kelompok berisiko tinggi.

    Penularan dan pencegahan

    HMPV menyebar dengan cara yang mirip dengan virus pernapasan lainnya seperti RSV dan influenza. 

    Penularan utamanya terjadi melalui droplet pernapasan dari orang yang terinfeksi atau kontak dengan permukaan yang terkontaminasi. 

    Untuk mencegah penyebaran HMPV, menjaga kebersihan tangan dengan baik sangatlah penting, termasuk sering mencuci tangan dengan sabun dan air.

    Etika pernapasan, seperti menutup mulut dan hidung saat bersin atau batuk serta mengenakan masker, juga dapat membatasi penyebaran. 

    Menghindari kontak dekat dengan orang yang terinfeksi dan secara teratur mendisinfeksi permukaan yang sering disentuh merupakan tindakan pencegahan tambahan.

    Kasus HMPV pada manusia yang ringan biasanya berlangsung beberapa hari hingga seminggu. 

    Pada kasus yang parah, mungkin butuh waktu lebih lama untuk merasa lebih baik. 

    Hanya saja, gejala yang menetap, seperti batuk, mungkin butuh waktu lebih lama untuk hilang.

    Diagnosa HMPV

    Ilustrasi virus HMPV (St. Michael’s Elite Hospital)

    Mendiagnosis HMPV hanya berdasarkan gejala bisa jadi sulit, karena mirip dengan infeksi pernapasan lain seperti RSV dan influenza. 

    Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) adalah alat diagnostik standar untuk mendeteksi RNA HMPV, sementara uji deteksi antigen menawarkan hasil yang lebih cepat.

    Di India, program pengawasan seperti ICMR dan Program Pengawasan Penyakit Terpadu (IDSP) secara rutin menguji virus pernapasan, termasuk HMPV, sebagai bagian dari upaya mereka untuk memantau dan mengendalikan penyakit pernapasan.

    Pengobatan HMPV

    Saat ini, belum ada obat antivirus atau vaksin khusus yang tersedia untuk HMPV. Pengobatan bersifat suportif dan bergantung pada tingkat keparahan infeksi. 

    Untuk kasus ringan, istirahat, hidrasi yang cukup, dan obat bebas untuk mengatasi demam dan hidung tersumbat sudah cukup.

    Dalam kasus yang parah, terutama yang melibatkan pneumonia atau bronkiolitis, terapi oksigen dan rawat inap mungkin diperlukan. 

    Pasien yang mengalami gangguan pernapasan yang signifikan mungkin memerlukan ventilasi mekanis.

    Sementara, penelitian terus dilakukan untuk mengembangkan terapi dan vaksin yang ditargetkan, tindakan pencegahan dan intervensi medis dini tetap menjadi kunci untuk mengelola infeksi HMPV.

    HMPV bukanlah patogen baru dan kasusnya telah dilaporkan di seluruh dunia. 

    Di India, sistem pengawasan seperti ICMR dan IDSP memantau tren penyakit pernapasan, termasuk HMPV, bersama patogen lain seperti influenza dan RSV.

    Pemerintah telah menekankan ketahanan infrastruktur kesehatan dan jaringan pengawasannya, yang tetap waspada untuk mendeteksi dan menanggapi ancaman yang muncul.

    Persamaan dan Perbedaan antara HMPV dan COVID-19

    HMPV dan Covid-19, yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2, keduanya merupakan patogen pernapasan.

    Tapi, keduanya berbeda secara signifikan dalam virologi, dinamika penularan, dan dampak kesehatan masyarakat.

    Persamaannya meliputi cara penularannya — keduanya menyebar melalui droplet pernapasan, kontak langsung, dan permukaan yang terkontaminasi. 

    Keduanya dapat menyebabkan gejala pernapasan ringan hingga berat.

    Seperti batuk, demam, dan sesak napas, dan keduanya sangat berbahaya bagi populasi yang rentan, termasuk bayi, orang dewasa yang lebih tua, dan mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.

    Perbedaannya terletak pada virus yang mendasarinya Covid-19 memiliki spektrum gejala yang lebih luas.

    Termasuk hilangnya rasa dan penciuman serta potensi lebih tinggi untuk komplikasi sistemik seperti pembekuan darah dan kegagalan multi-organ.

    Vaksin dan perawatan antivirus tersedia untuk Covid-19. Sedangkan penanganan HMPV terbatas pada perawatan suportif tanpa antivirus atau vaksin khusus yang tersedia saat ini.

  • Respons WHO soal Virus HMPV di China: Bukan Sebuah Ancaman Besar – Halaman all

    Virus HMPV Bukan Penyakit Baru, Hanya Bersifat Ringan Seperti Flu Biasa  – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA –  Lonjakan infeksi saluran pernapasan baru-baru ini di China utara dan wilayah lain di Asia memicu gelombang ketakutan dan misinformasi di media sosial.

    Beberapa informasi di media sosial bahkan ada menunjukkan bahwa pandemi serupa Covid-19 mungkin akan segera terjadi.

    Sebagai informasi, China dilaporkan sedang menghadapi lonjakan infeksi saluran pernapasan mirip flu yang gejalanya meliputi batuk, demam, hidung tersumbat yang disebabkan oleh human metapneumovirus atau HMPV.

    Otoritas kesehatan di Malaysia, India, Kazakhstan dan tempat lain juga telah mencatat kasus HMPV.

    Namun, dilansir dari VOA, klaim bahwa HMPV adalah virus misterius, atau spekulasi bahwa virus baru mungkin muncul dari China, adalah salah.

    HMPV adalah virus terkenal yang ditemukan pada tahun 2001 di Belanda, dan termasuk dalam famili virus Pneumoviridae, yang mencakup virus sinsitial pernapasan, yang umumnya dikenal sebagai RSV.

    Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan sebagian besar kasus HMPV bersifat ringan, dengan gejala serupa dengan flu biasa.

    “Tidak ada ‘penyakit misterius’ yang beredar di Tiongkok saat ini,” kata kantor pers WHO dilansir dari VOA, Rabu (8/1/2025). 

    HMPV merupakan jenis virus yang dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan, dengan gejala yang mirip flu biasa seperti batuk, pilek, demam, dan sesak napas.   (Bloomberg)

    Dengan meningkatnya kekhawatiran akan “virus China baru” di India, Menteri Kesehatan Jagat Prakash Nadda mengatakan kepada publik pada tanggal 6 Januari bahwa “HMPV bukanlah virus baru.”

    “Tidak ada alasan untuk khawatir. Kami terus memantau situasi,” katanya.

    Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS mengatakan HMPV paling aktif selama akhir musim dingin dan musim semi dan dapat “beredar secara bersamaan selama musim virus pernapasan” dengan RSV dan influenza, yang umumnya dikenal sebagai flu.

    Media berita AS Nexstar melaporkan bahwa CDC sedang memantau laporan peningkatan kasus HMPV di China, mengutip juru bicara lembaga tersebut.

    “CDC menyadari adanya laporan peningkatan HMPV di Tiongkok dan secara berkala melakukan kontak dengan mitra internasional serta memantau laporan peningkatan penyakit tersebut,” kata juru bicara tersebut.

    Data dari Sistem Pengawasan Virus Pernapasan dan Enterik Nasional CDC, yang memantau aktivitas virus di Amerika Serikat, menunjukkan kasus HMPV telah meningkat di AS sejak 2 November tetapi masih mendekati tingkat “pra-pandemi” yang umum.

     

     

  • Tiga Komunitas Mahasiswa Jakarta Sosialisasikan Penanganan Stunting Lewat Screening Film  – Halaman all

    Tiga Komunitas Mahasiswa Jakarta Sosialisasikan Penanganan Stunting Lewat Screening Film  – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA  – Tiga kelompok mahasiswa yaitu Kawan Bestari, Indonesia Youth Action, dan Futurizzteam menggelar kegiatan eredukasi tentang stunting melalui inisiatif kreatif kepada sekitar 150 anak muda di Jakarta.

    Mereka menggelar screening film “Indonesia’s Silent Emergency: Stunting in Rural Populations”, produksi MD Entertainment, yang mengupas tuntas permasalahan stunting di Indonesia.

    Film ini mengungkap berbagai tantangan yang dihadapi masyarakat pedesaan, khususnya NTT, mulai dari kurangnya akses terhadap makanan bergizi dan layanan kesehatan, hingga kepercayaan pada mitos yang memperburuk kondisi, seperti larangan memakan telur karena takut bayi akan bau.

    Screening film ini juga disertai talkshow yang dihadiri oleh berbagai narasumber untuk memperdalam pemahaman peserta.

    Yogi Riyanto, Team Leader Indonesian Youth Action menyatakan, stunting bisa jadi ancaman
    besar bagi negara.

    “Melalui nobar dan talkshow, masyarakat semakin sadar bahwa stunting di NTT menjadi perhatian penting. Sudah saatnya kita tidak tinggal diam, mengambil kesempatan baik untuk perubahan. Karena kalau bukan kita, siapa lagi? Kalau bukan sekarang, kapan lagi?” ungkapnya, Rabu, 8 Januari 2025.

    Stunting menjadi tantangan besar bagi Indonesia, dengan prevalensi yang masih mencapai 21,5 persen
    pada 2023, berdasarkan data Tim Percepatan Penanggulangan Stunting.

    Angka ini menunjukkan perlunya upaya ekstra untuk mencapai target pemerintah, yaitu menurunkan prevalensi stunting hingga 14% pada 2024.

    Dr. Elsa Fitri Ana, S. Keb, dosen Pendidikan Masyarakat FIP UNJ, dalam salah satu sesi diskusi menjelaskan bahwa stunting bukan sekadar persoalan tinggi badan, tetapi juga berdampak pada kecerdasan, kesehatan, dan beban sosial serta ekonomi bagi masyarakat.

    “Jika bayi dan balita kita banyak yang stunting, dampaknya tidak hanya bagi individu, tetapi juga bagi negara secara keseluruhan pada masa depan,” ungkapnya.

    Kegiatan ini merupakan bagian dari kampanye sosial #CegahStunting yang didukung oleh 1000
    Days Fund, Campaign #ForABetterWorld, Bayu Buana Travel Services, dan Yayasan Dunia
    Lebih Baik.

    Melalui aplikasi Campaign masyarakat dapat berpartisipasi dalam berbagai challenge seperti “Ayo Bantu Indonesia Bebas Stunting” atau “Aksiku untuk mencegah stunting.

    Dengan menyelesaikan challenge ini, peserta berkontribusi pada edukasi stunting dan membantu membuka donasi hingga 30 juta rupiah untuk 1000 Days Fund.

    Dana tersebut akan digunakan untuk mendukung berbagai inisiatif melawan stunting, termasuk program di daerah seperti Labuan Bajo.

    Kepala Program & Advokasi 1000 Days Fund, Dodi Nuriana mengatakan, stunting bukan hanya tentang tinggi badan, namun juga perkembangan otak, kemampuan belajar, dan bahkan mimpi mereka terancam pupus.

    “Ini krisis yang sunyi, tapi nyata, dan kita sangat mengapresiasi aksi serta semangat generasi muda yang tidak hanya peduli, tetapi juga aktif mencari solusi. Kami akan mengundang penyelenggara terbaik untuk secara langsung berkontribusi serta mendokumentasikan perjuangan melawan stunting di Labuan Bajo,” ujarnya.

     

  • Pemerintah India Konfirmasi Ada Temuan Tujuh Kasus HMPV – Halaman all

    Pemerintah India Konfirmasi Ada Temuan Tujuh Kasus HMPV – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Pejabat India telah mengonfirmasi kasus pertama human metapneumovirus atau yang sering disebut HMPV. 

    Dilansir CBS News, telah ada tujuh orang dikatakan tertular virus tersebut hingga Selasa (7/1/2025) menurut Dewan Penelitian Medis India.

    Dua kasus infeksi HMPV dilaporkan di kota Nagpur, India bagian tengah, pada hari Selasa.

    Sementara dua kasus dilaporkan di kota Bengaluru, dan masing-masing satu di Ahmedabad, Chennai, dan Salem pada hari Senin. 

    Kasus tersebut mencakup seorang anak perempuan berusia tiga bulan yang dinyatakan positif terinfeksi HMPV pada hari Senin. 

    Kasus lainnya melibatkan seorang anak laki-laki berusia delapan bulan yang dinyatakan positif terinfeksi HMPV dan virus pernapasan syncytial, atau RSV.

    HMPV dapat menyebabkan penyakit pernapasan atas dan bawah pada orang-orang dari segala usia. 

    Anak-anak kecil, orang dewasa yang lebih tua, dan orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah adalah yang paling berisiko terkena penyakit serius akibat virus tersebut. 

    Menurut CDC, gejala yang umumnya dikaitkan dengan HMPV meliputi batuk, demam, hidung tersumbat, dan sesak napas.

    Keberadaan virus ini memang sedang menarik perhatian dunia. 

    Terlebih, infeksi HMPV dilaporkan melonjak di Tiongkok, China. 

    Walau begitu,Direktur Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Children’s Medical Center Plano di Texas, Dr. Carla Garcia Carreno, mengatakan tidak ada kekhawatiran atas potensi pandemi baru.

    “Virus ini sudah beredar cukup lama, jadi masyarakat sudah punya kekebalan,” ujarnya dilansir, Rabu (8/1/2025).

    Ia menambahkan bahwa virus ini cukup stabil, tidak seperti virus Covid-19 yang sering bermutasi, sehingga lebih sulit dilawan.

    Pemerintah federal India meminta negara bagian pada hari Senin untuk meningkatkan pengawasan terhadap penyakit pernapasan dan menyebarkan kesadaran tentang cara mencegah penularan HMPV. 

    Langkah-langkah pencegahan meliputi menutup mulut dan hidung saat bersin atau batuk, sering mencuci tangan, dan mengenakan masker di tempat-tempat ramai.

    “Para pakar kesehatan telah mengklarifikasi bahwa HMPV bukanlah virus baru; virus ini pertama kali diidentifikasi pada tahun 2001 dan telah beredar di seluruh dunia selama bertahun-tahun,” kata Menteri Kesehatan India JP Nadda. 

    “Sistem kesehatan dan jaringan pengawasan negara ini waspada dan tidak ada alasan untuk khawatir,” imbuhnya. 

    Nadda mengatakan orang-orang yang terinfeksi di India tidak memiliki riwayat perjalanan baru-baru ini dan bahwa pemerintah “memantau dengan cermat situasi di China dan negara-negara tetangga.”

    Kementerian Kesehatan setempat juga menyatakan bahwa infeksi HMPV, tidak perlu dikhawatirkan.

    Karena tidak ada lonjakan penyakit pernapasan yang tidak biasa yang terdeteksi di negara tersebut, dan disebutkan bahwa India telah siap menghadapi lonjakan apa pun jika terjadi.

    “Infeksi virus biasanya merupakan kondisi ringan dan dapat sembuh sendiri dan sebagian besar kasus pulih dengan sendirinya,”tutupnya. 

     

     

  • Usia Pensiun Naik Jadi 59 Tahun, Dari Sisi Kesehatan Bisakah Tetap Produktif ? – Halaman all

    Usia Pensiun Naik Jadi 59 Tahun, Dari Sisi Kesehatan Bisakah Tetap Produktif ? – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA – Mulai 2025, usia pensiun pekerja di Indonesia resmi menjadi 59 tahun yang sebelumnya 58 tahun.

    Aturan ini merujuk pada peraturan pemerintah Nomor 45 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Pensiun.

    Perubahan ini bertujuan untuk memperpanjang masa aktif pekerja dengan harapan pekerja bisa menyiapkan keuangan dan perlindungan di masa tua lebih matang.

    Misalkan menyiapkan dana pensiun atau melunasi utang.

    Bisakah di usia 59 tahun seseorang  efektif bekerja?

    Merujuk data dari WHO disebutkan bahwa usia produktif seseorang berlangsung pada usia 15-64 tahun, dimana usia tersebut seseorang bisa dengan efektif dan efisien dalam beraktivitas sehari-hari dan bekerja.

    Sementara di Indonesia usia Angkatan kerja berada pada rentang usia 19 – 64 tahun.

    Di berbagai negara, usia produktif merupakan penggerak kemajuan perekonomian, pendapatan, dan kesejahteraan. 

    Karena itu menjaga kesehatan usia produktif penting dan wajib dilakukan untuk mendukung produktivitas dan kualitas hidup.

    Kesehatan pada rentang usia dewasa ini dipengaruhi oleh pola hidup sehat, seperti makanan sehat dan seimbang, aktivitas fisik teratur, serta pengelolaan stres yang efektif.

    Orang dewasa perlu memperhatikan asupan makanan yang sehat dan bergizi,  menjaga berat badan serta kesehatan jantung dengan melakukan aktivitas fisik yang teratur.

    Stres yang tidak terkontrol dapat mempengaruhi kesehatan mental dan fisik. Orang dewasa juga harus belajar cara mengatasi stres dan mencari dukungan ketika dibutuhkan.

    Ilustrasi (dok.)

    Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bahkan menganjurkan pemeriksaan kesehatan berkala sebagai upaya mencegah dan mengidentifikasi dini kondisi kesehatan yang memerlukan perawatan medis.

    Orang dewasa perlu memeriksakan kesehatan mereka secara teratur dan berkonsultasi dengan dokter atau fasilitas kesehatan terdekat jika ada keluhan atau tanda-tanda tidak sehat.

    Pola hidup sehat dapat membantu menjaga kesehatan usia produktif dan mendukung produktivitas dan kualitas hidup yang optimal.

    Tidak bisa dipungkiri, usia yang semakin tua membuat perubahan pada fisik dan mental makin terlihat.

    Kondisi umum terjadi bisa berupa gangguan pendengaran, gangguan penglihatan katarak dan kelainan refraksi, nyeri punggung dan leher serta osteoartritis.

    Maupun keluhan berupa penyakit paru obstruktif kronik, diabetes, depresi, dan demensia. Seiring bertambahnya usia, orang cenderung mengalami beberapa kondisi sekaligus.

     

  • Ramai Kabar Pegawai BPJS Kesehatan Difasilitasi Asuransi Swasta, Benarkah? – Halaman all

    Ramai Kabar Pegawai BPJS Kesehatan Difasilitasi Asuransi Swasta, Benarkah? – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA – Ramai di media sosial X sedang ramai cuitan mengenai pegawai BPJS Kesehatan yang diberikan fasilitas asuransi swasta oleh kantor dengan alasan pelayanan lebih cepat.

    Kepala Asisten Deputi Komunikasi Publik dan Humas BPJS Kesehatan Rizzky Anugrah buka suara dan memberikan penjelasan.

    Ia mengungkapkan bahwa seluruh pegawai BPJS Kesehatan diberikan fasilitas berupa BPJS kesehatan dengan iuran yang dibayarkan oleh kantor sebanyak 4 persen dan 1 persen dipotong dari gaji pegawai.

    “Pegawai kami pasti diberikan fasilitas BPJS Kesehatan. Seluruh pegawai jika sakit dan mereka masuk jadi peserta JKN, bisa memakai BPJS,” kata dia saat dihubungi Tribunnnews.com, Rabu (8/1/2025).

    Meski demikian, pihaknya tidak menutup kesempatan para pegawai yang ingin meningkatkan manfaat lebih dari BPJS Kesehatan.

    Misalkan dengan naik kelas lebih tinggi atau menambahkan dengan asuransi swasta, dimana pembayaran tambahan pelayanan kesehatan itu ditanggung oleh masing-masing pegawai.

    Hal ini kata Rizzky merujuk pada Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2024 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan.

    Pada Pasal 51 Ayat (1) karyawan dapat meningkatkan perawatan yang lebih tinggi dari haknya, termasuk rawat jalan eksekutif tambahan, dengan mengikuti asuransi kesehatan tambahan atau membayar selisih antara biaya yang dijamin oleh BPJS Kesehatan dengan biaya yang harus dibayar akibat peningkatan pelayanan.

    “Kalau ada tambahan 1 atau 2 asuransi swasta ya silakan tapi harus dibayar oleh masing-masing pegawai,” ungkap dia.

    Cuitan Dokter Gigi Kritik BPJS Kesehatan 

    Mengutip Tribunnews.com, kabar ini dibagikan oleh dokter gigi, drg Mirza melalui akun Instagram pribadinya pada Senin (6/1/2025).

    Dalam unggahan disebutkan bahwa karyawan BPJS Kesehatan pakai asuransi swasta untuk berobat. 

    Sampai dengan Perpres Nomor 59 Tahun 2024 diundangkan, nominal iuran yang berlaku bagi peserta JKN masih mengacu pada Perpres 64 Tahun 2020 tentang Perubahan Kedua atas Perpres Nomor 82 Tahun 2018. (dok. BPJS Kesehatan)

    Lewat postingannya tersebut, drg Mirza menampilkan pengakuan diduga dari seorang pegawai BPJS Kesehatan yang sebelumnya disampaikan melalui media sosial.

    “Ijin dok, sebagai karyawan BPJS Kesehatan kami emang dapet asuransi swasta non-BPJS dari kantor karena mungkin alasan kecepatan pelayanan.

    Jadi bukan karena BPJS jelek ya dok, mohon diklarifikasi,” tulis orang yang mengaku sebagai pegawai BPJS Kesehatan tersebut.

    Drg Mirza merespons pengakuan tersebut dengan kritis.

    Ia menyoroti kontradiksi antara kebijakan BPJS dan praktik yang dilakukan oleh pegawainya.

    “BPJS ini lucu, bikin produk asuransi kesehatan dan MEWAJIBKAN semua orang ikut.

    Bahkan pengurusan dokumen-dokumen penting juga mewajibkan orangnya punya BPJS.

    Ini asuransi atau pajak sih sebenarnya? Kok wajib?

    Aku juga nggak bilang BPJS jelek kok, aku bilang bahwa aku mendukung program ini JIKA DIJALANKAN DENGAN BAIK,” ujarnya.

     

     

  • Kemenkes Pastikan HMPV Sudah Masuk Indonesia, Apakah HMPV Ada Obatnya? – Halaman all

    Kemenkes Pastikan HMPV Sudah Masuk Indonesia, Apakah HMPV Ada Obatnya? – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Human Metapneumovirus atau HMPV dilaporkan telah ditemukan di Indonesia.

    Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat untuk tidak panik, karena HMPV bukanlah virus baru dan sudah dikenal dalam dunia medis.

    “HMPV sudah lama ditemukan di Indonesia, kalau dicek apakah ada, itu ada.”

    “Saya sendiri kemarin melihat data di beberapa lab, ternyata beberapa anak ada yang terkena HMPV,” kata Menkes, dikutip dari laman resmi Kemenkes.

    Menurut Budi, HMPV adalah virus yang berbeda dengan Covid-19.

    Covid-19, lanjut Budi, merupakan virus baru, sedangkan HMPV adalah virus lama yang sifatnya mirip dengan flu.

    Budi mengatakan, sistem imunitas manusia sudah mengenal virus ini sejak lama dan mampu meresponsnya dengan baik.

    “Berbeda dengan COVID-19 yang baru muncul beberapa tahun lalu, HMPV adalah virus lama yang sudah ada sejak 2001 dan telah beredar ke seluruh dunia sejak 2001.”

    “Selama ini juga tidak terjadi apa-apa juga,” ucap mantan Dirut Bank Mandiri itu.

    Lantas, apakah ada obat untuk HMPV?

    Mengutip Mayo Clinic, hingga saat ini tidak ada obat untuk mengobati pasien penderita HMPV.

    Kebanyakan orang dapat mengatasi gejalanya di rumah hingga merasa lebih baik.

    Namun, ada beberapa tindakan tertentu bila seorang pasien mengalami gejala HMPV yang parah.

    Berikut beberapa tindakan yang dapat diterima ketika mengalami gejala yang parah:

    1. Terapi Oksigen

    Jika Anda mengalami kesulitan bernapas, penyedia layanan kesehatan dapat memberikan oksigen tambahan melalui selang di hidung atau masker di wajah Anda.

    2. Cairan Infus

    Cairan yang diberikan langsung ke pembuluh darah vena (IV) dapat menjaga Anda tetap terhidrasi.

    3. Kortikosteroid

    Steroid dapat mengurangi peradangan dan dapat meringankan beberapa gejala Anda.

    Untuk mengobati HMPV, Anda tidak perlu menggunakan antibiotik.

    Perlu diketahui, antibiotik hanya untuk mengobati bakteri, sedangkan HMPV adalah virus.

    Namun, terkadang antibiotik dapat digunakan untuk orang yang mengalami pneumonia akibat HMPV, karena infeksi bakteri pada saat yang sama atau infeksi sekunder.

    Maka dari itu, jika dokter meresepkan antibiotik, berarti hal tersebut digunakan untuk mengobati infeksi sekunder.

    Cara Mencegah HMPV

    Berikut beberapa cara untuk mencegah tertular dari HMPV:

    Sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air. Jika Anda tidak dapat menggunakan sabun dan air, gunakan hand sanitizer.
    Tutupi hidung dan mulut — dengan siku, bukan tangan kosong — saat bersin atau batuk.
    Hindari berada di sekitar orang lain saat Anda atau mereka sedang sakit pilek atau penyakit menular lainnya.
    Pertimbangkan untuk mengenakan masker jika Anda sakit dan tidak dapat menghindari berada di sekitar orang lain.
    Hindari menyentuh wajah, mata, hidung, dan mulut Anda.
    Jangan berbagi makanan atau peralatan makan (garpu, sendok, cangkir) dengan orang lain.

    Kasus human metapneumovirus yang ringan biasanya berlangsung beberapa hari hingga seminggu.

    Jika memiliki gejala yang parah, mungkin butuh waktu lebih lama untuk merasa lebih baik.

    Anda mungkin juga mengalami gejala yang menetap, seperti batuk, yang butuh waktu lebih lama untuk hilang.

    (Tribunnews.com/Whiesa)