Category: Tribunnews.com Kesehatan

  • Kemenkes Keluarkan Surat Edaran Tingkatkan Kesiapsiagaan Hadapi Flu Burung – Halaman all

    Kemenkes Keluarkan Surat Edaran Tingkatkan Kesiapsiagaan Hadapi Flu Burung – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia bergerak cepat dengan menerbitkan Surat Edaran Nomor PM.03.01/C/28/2025 sebagai respons atas laporan peningkatan kasus flu burung (Avian Influenza) di beberapa negara. 

    Langkah ini menjadi bagian dari strategi nasional untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi penyebaran flu burung.

    Plt. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, dr. Yudhi Pramono, menegaskan bahwa meskipun risiko flu burung terhadap kesehatan manusia secara global saat ini dinilai rendah, langkah antisipasi tetap diperlukan.

    “Kita harus terus waspada terhadap potensi penyebaran flu burung. Langkah pencegahan yang dilakukan sejak dini adalah kunci untuk melindungi masyarakat,” ungkapnya dilansir dari website resmi Kemenkes, Kamis (9/1/2025). 

    Surat Edaran ini memberikan panduan strategis kepada para pihak yang menjadi tujuan surat. 

    Langkah-langkah antisipasi tersebut meliputi penguatan sistem surveilans untuk memantau kasus, peningkatan kapasitas fasilitas kesehatan dan laboratorium untuk deteksi dini.

    Serta, kolaborasi lintas sektor menggunakan pendekatan One Health.

    Masyarakat juga diimbau untuk berperan aktif dalam pencegahan dengan menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). 

    Beberapa langkah yang disarankan untuk melindungi diri dan lingkungan sekitar meliputi menghindari kontak langsung dengan unggas yang sakit atau mati mendadak.

    Melaporkan kejadian tersebut ke dinas peternakan setempat.

    Serta segera memeriksakan diri jika mengalami gejala seperti demam, batuk, atau sesak napas.

    “Kami yakin dengan kerja sama yang baik antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat, potensi penyebaran flu burung dapat diminimalkan, sekaligus memastikan kesehatan publik tetap terjaga,” tambah dr. Yudhi.

    Sebagai informasi, Indonesia hingga kini masih merupakan daerah endemis flu burung pada unggas, dengan virus jenis Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI) dan Low Pathogenic Avian Influenza (LPAI) yang terus bersirkulasi. 

    Laporan dari World Health Organization (WHO), Food and Agriculture Organization (FAO), dan World Organisation for Animal Health (WOAH) pada Desember 2024 juga mencatat peningkatan kasus flu burung pada mamalia di berbagai negara.

  • Pemanfaatan Teknologi AI di Sektor Kesehatan Tingkatkan Kualitas Penanganan Pasien – Halaman all

    Pemanfaatan Teknologi AI di Sektor Kesehatan Tingkatkan Kualitas Penanganan Pasien – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sektor kesehatan saat ini menghadapi tantangan yang semakin kompleks, dan transformasi teknologi ke digital menjadi keharusan untuk meningkatkan kualitas layanan ke pasien.

    Pendekatan yang berfokus pada pasien serta efisiensi operasional menjadi sangat penting dalam lingkungan kesehatan saat ini. 

    Teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI) diyakini mampu mengatasi berbagai kendala kompleks tersebut diantaranya ketika memerlukan informasi pasien yang lengkap dan akurat.

    InterSystems, perusahaan penyedia teknologi data kreatif, terus mengembangkan teknologi data terintegrasi dan aplikasi Generative AI (GenAI) untuk meningkatkan kualitas perawatan pasien di rumah sakit dan bisa disesuaikan dengan kebutuhan individu pasien.

    Luciano Brustia, Regional Managing Director Asia Pacific InterSystems mengatakan, sistem EMR TrakCare mengonsolidasikan data dari seluruh departemen.

    Selain itu juga memungkinkan penyedia yang berwenang bisa mengakses informasi pasien secara instan, mengurangi waktu tunggu, dan memfasilitasi transisi yang mulus selama kunjungan rumah sakit.

    Misalnya, pemberitahuan ketika hasil laboratorium siap agar memungkinkan koordinasi perawatan pasien secara efisien.

    “Teknologi ini memungkinkan tenaga medis berinteraksi dengan TrakCare melalui antarmuka percakapan serta menyederhanakan akses ke informasi pasien,” ujarnya, Kamis, 9 Januari 2024. 

    Tenaga medis dapat mengajukan pertanyaan sederhana tentang riwayat medis atau alergi, memastikan mereka mendapatkan informasi yang tepat.

    Teknologi mendengarkan suara yang didukung GenAI dapat merekam, mentranskripsi, dan merangkum interaksi pasien, serta memperbarui catatan medis dengan efisien.

    Manfaatnya, bisa mengurangi beban kerja tenaga medis yang berat dan memungkinkan mereka lebih fokus pada pasien.

    Dengan demikian, hubungan tenaga medis-pasien meningkat dan memastikan akurasi informasi yang dicatat.

    Luciano mengungkapkan, integrasi GenAI ke dalam platformnya memungkinkan tenaga medis berinteraksi dengan data pasien agar pengambilan keputusan bisa dilakukan lebih tepat waktu.

    Contoh lainnya adalah model prediktif yang dikembangkan oleh salah satu mitra besar InterSystems untuk memprediksi ketidakhadiran pasien. 

    Dengan menganalisis variabel seperti kehadiran sebelumnya dan status sosial ekonomi, model ini memprediksi janji yang terlewat, membantu penyedia mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya dan mengurangi kehilangan pendapatan.

    Pihaknya ke depan akan mengembangkan FHIR-Satusehat yang merupakan ekstensi IRIS for Health yang memungkinkan penyelenggara layanan kesehatan di Indonesia terhubung dengan Satusehaat, BPJS, dan sistem kesehatan lainnya seperti rumah sakit, klinik, apotek, laboratorium, maupun bank darah, sehingga bisa menciptakan ekosistem kesehatan yang lebih terhubung.

    Perusahaan juga menjajaki penerapan teknologi GenAI baru ke dalam sistem TrakCare untuk memberdayakan tenaga medis dan meningkatkan perawatan pasien.

  • Menteri Kesehatan: Skrining Kesehatan Gratis Direncanakan Mulai Februari 2025 – Halaman all

    Menteri Kesehatan: Skrining Kesehatan Gratis Direncanakan Mulai Februari 2025 – Halaman all

    Menkes: Skrining Kesehatan Gratis Direncanakan Mulai Februari 2025

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA — Selain Program Makan Bergizi Gratis (MGB), skrining kesehatan saat hari ulang tahun bakal dimulai.

    Menteri Kesehatan (Menkes RI) Budi Gunadi Sadikin menuturkan, program unggulan Presiden Prabowo itu direncanakan mulai pada bulan Februari 2025 dengan jangkauan target 280 juta masyarakat Indonesia.

    Sejumlah persiapan juga sudah dilakukan salah satunya sosialisasi.

    “Skrining gratis, memang kami sudah laporkan ke Pak Presiden. Rencananya di bulan Februari, jelasnya akan ditentukan (waktunya) oleh Pak Presiden. Sosialisasi akan mulai lakukan di bulan ini,” ujar Menkes Budi yang ditemui di kantor Kemenkes Jakarta, Kamis (9/1/2025).

    Ia mewanti-wanti, skrining kesehatan di hari ulang tahun ini bukan seperti medical check up untuk golongan masyarakat menengah ke atas.

    “Tidak se-sophisticated atau se-canggih yang dibayangkan untuk elit golongan menengah. Ini bener-bener skrining untuk 280 juta rakyat Indonesia yang selama ini nggak pernah di-skrining,” tutur dia. 

    Diharapkan melalui skrining ini bisa mencegah penyakit penyebab kematian tertinggi seperti stroke dan jantung.

    Pemeriksaan tekanan darah, gula darah, sama lemak darah atau kolesterol menjadi kunci pencegahan kedua penyakit tersebut. 

    Skrining ini nanti akan dilakukan di 10 ribu puskesmas dan kemungkinan juga nanti akan dilakukan di klinik-klinik swasta.

    “Kami akan pakai sistem satu sehat atau peduli lindungi. Jadi mulai minggu ini kita akan promosikan supaya di-download lagi satu sehat dan dapatkan. Karena lewat satu sehat nanti akan kita kirim pesan-pesannya, nanti ada questionnaire yang harus diisi,” tutur BGS.

  • Menkes Beri Penghargaan Kstaria Bakti Husada Arutala kepada Dokter Aulia Risma – Halaman all

    Menkes Beri Penghargaan Kstaria Bakti Husada Arutala kepada Dokter Aulia Risma – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA -Menteri Kesehatan (Menkes RI) Budi Gunadi Sadikin memberikan penghargaan Ksatria Bakti Husada Arutala kepada dr Aulia Risma Lestari.

    Penghargaan itu diberikan sebagai bentuk penghormatan dan pengakuan atas keberanian dan perjuangan almarhumah dr Risma saat menjadi peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (FK Undip).

    Penghargaan itu diterima langsung oleh ibunda Risma, Nuzmatun Malinah di kantor Kemenkes RI, Jakarta, Kamis (9/11/2024).

     

    “Saya berharap dengan adanya momentum ini kita bisa memperbaiki sistem pendidikan dokter spesialis agar bisa membangun sistem pendidikan dan budaya berempati, tidak menekan para serta didiknya sehingga mereka nanti pada saat lulus memiliki kondisi mental yang baik pada saat nanti menghadapi pasienn,” kata Menkes Budi.

    Kedepan, menjalin dengan pihak terkait seperti Kemdikbudristek, Kemenkes berupaya terus mencegah budaya atau perilaku bullying di pendidikan dokter spesialis dan rumah sakit.

    “Ini seharusnya kita kembalikan lagi kepada metode-metode yang sesuai dengan pendidikan dokter,” harap mantan dirut Bank Mandiri ini.

    Dikesempatan yang sama, Nuzmatun mengucapkan terima kasih atas penghargaan yang diberikan.

    Pasca penetapan tiga tersangka pemerasan, ia berharap pelaku bisa diberikan hukuman yang setimpal.

    “Mohon untuk bisa diberikan kekuatan sehingga penegak hukum bisa memberikan keadilan sebagaimana yang telah mereka lakukan terhadap almarhumah Risma,” ungkap dia.

    Tiga Tersangka Pemerasan

    Pemakaman ayah dokter Aulia Risma Lestari di TPU Panggung Kota Tegal, Jawa Tengah, Selasa (27/8/2024) (kiri) (Kolase tribunpantura.com/ Fajar Bahruddin Achmad)

    Polisi telah menetapkan tiga tersangka dalam kasus pemerasan terhadap korban dokter Aulia.

    Ketiganya adalah TEN (pria) Ketua Program Studi (Prodi) Anestesiologi Fakultas Kedokteran Undip, SM (perempuan) kepala staf medis kependidikan prodi Anestesiologi Undip, dan ZYA (perempuan) yang merupakan senior dari dr Aulia.

    Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Artanto menjelaskan pada Selasa (24/12/2024) bahwa peran para tersangka dalam kasus ini yakni TEN memanfaatkan senioritasnya di kalangan PPDS untuk meminta uang Biaya Operasional Pendidikan (BOP) yang tidak diatur dalam akademik.

    Sementara tersangka SM turut serta meminta uang BOP yang tidak diatur akademi dengan meminta langsung ke bendahara PPDS.

    Tersangka ZYA dikenal sebagai senior korban yang paling aktif membuat aturan, melakukan bullying dan makian. 

  • Praktisi Kesehatan: Sulit Harapkan Kecukupan Kalori dan Gizi dari Menu Rp10 Ribuan  – Halaman all

    Praktisi Kesehatan: Sulit Harapkan Kecukupan Kalori dan Gizi dari Menu Rp10 Ribuan  – Halaman all

     

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Praktisi kesehatan Ngabila Salama menyampaikan beberapa catatan yang perlu diperhatikan terkait penyelenggaraan program Makan Siang Bergizi Gratis yang dijalankan pemerintahan Prabowo Subianto. 

    Pertama soal kecukupan kalori dan gizi dari menu makanan yang disajikan. 

    “Sulit mengharapkan kecukupan kalori dan gizi dari menu 10 ribu yang ini pun perlu dipastikan. Tidak dipotong pajak tinggi, adanya pemotongan anggaran dan lain-lain,” kata Ngabila pada keterangannya, Rabu (8/1/2025). 

    Yang juga perlu, konsep menu yang digunakan harus sesuai dengan isi piringk. Setengah piring sayur dan buah. Setengah piring lauk tinggi protein hewani dan karbohidrat. 

    Hal ini karena anak masih butuh hormon untuk tumbuh kembang, tentunya protein hewani sangat dibutuhkan.

    Kedua, penyedia makanan harus dipastikan memiliki sertifikat layak kebersihan dari puskesmas setempat untuk mencegah infeksi atau keracunan makanan massal. 

    Sebaiknya tidak menggunakan kemasan plastik atau kertas. 

    “Sebaiknya pakai peralatan makan yang bisa dipakai kembali agar komposisi anggaran untuk lauk protein hewani lebih tinggi,” imbuhnya. 

    Ketiga, program ini perlu didukung secara penuh oleh seluruh lapisan masyarakat. 

    Program ini juga perlu monitoring evaluasi berkala dan penyeragaman menu di cakupan wilayah mikro (kecamatan) sekaligus memungkinkan dikonsultasikan dengan ahli gizi. 

    Ngabila juga mengomentari tidak adanya susu pada program makanan bergizi gratis ini. Menurutnya, saat ini Indonesia tidak lagi menggunakan skema 4 sehat 5 sempurna, dan susu produk UPF (tidak alami).

    Ada juga orang Indonesia yang mengalami alergi protein susu sapi. Sehingga tidak dapat mengonsumsi susu.

    “Jadi saya pribadi ketimbang susu, lebih baik meningkatkan komposisi protein hewani (sumber makanan alami langsung yang bukan UPF / ultra processed food),” tambahnya. 

    Terakhir, Ngabila melihat program makan bergizi gratis ini punya potensi bertujuan menciptakan generasi yang sehat fisik dan mental.

    Sehingga diharapkan dapat menyongsong puncak bonus demografi 2030 dan Indonesia Emas 2045.

    “Dengan menciptakan kultur makanan sehat, ekonomis setiap hari, akan menjadi contoh untuk diterapkan di rumah dan kehidupan sehari-hari,” tutupnya. 

  • Antisipasi Virus HMPV yang Masuk ke Indonesia, Masyarakat Diminta Jaga Pola Hidup Bersih – Halaman all

    Antisipasi Virus HMPV yang Masuk ke Indonesia, Masyarakat Diminta Jaga Pola Hidup Bersih – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Kesehatan RI menyatakan, wabah virus Human Metapneumovirus (HMPV) yang merebak di China juga sudah ditemukan di Indonesia.  

    Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) meminta masyarakat agar tidak terlalu panik dalam menyikapi kemunculan kasus virus HMPV di Indonesia.

    Masyarakat tetap diminta untuk waspada terhadap potensi penularan penyakit HMPV. 

    “Sebagaimana Kemenkes juga menghimbau masyarakat untuk tidak terlalu panik, namun tetap menambah kewaspadaan tentang penularan, terutama penularan HMPV ini,” ungkap Anggota Bidang Penanggulangan Penyakit Menular Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dan Ketua Satgas Covid PB IDI Prof DR Dr Erlina Burhan, SpP(K) pada media briefing virtual, Rabu (8/1/2025). 

    Ia juga menekankan bahwa virus HMPV bukanlah penyakit yang baru ditemukan. Virus ini sudah ada bahkan sejak tahun 2001 atau 24 tahun yang lalu. 

    Sebagian masyarakat mungkin saja sudah pernah terinfeksi dan memiliki imunitas terhadap infeksi HMPV. 

    “Walaupun HMPV ini mudah menular melalui droplet, percikan dari saluran pernapasan, dan gejalanya mirip flu, mayoritas dapat sembuh sendiri. Penyakit saluran pernapasan karena virus umumnya self limiting disease. Kecuali pada kasus-kasus yang berat,” imbuhnya. 

    Namun masyarakat diharapkan tetap waspada terutama pada kelompok berisiko, seperti anak-anak, orang lanjut usia, orang dengan penyakit komorbid dan mereka yang memiliki imunitas rendah. 

    “Terkait HMPV ini,  direkomendasikan kepada masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Menghindari kontak dengan pasien atau orang dengan gejala flu. Dan membersihkan benda-benda yang terkontaminasi,” imbuhnya. 

    Pada orang yang tengah mengalami gejala flu atau batuk, diminta untuk menggunakan masker agar tidak menularkan penyakit pada orang lain. 

    Sedangkan pada kelompok berisiko, Erlina mengimbau untuk memakai masker. Khususnya ketika berada di tengah keramaian, bekerja atau bepergian. 

    Lakukan pola hidup sehat, seperti mencuci tangan pakai sabun, tutup mulut serta hidung dengan siku yang dilipat. 

    Bisa pula menutup hidup dan mulut menggunakan tisu atau masker.

    “Hindari juga menyentuh wajah karena mulut, hidung, mata menjadi pintu masuk virus. Bersihkan benda atau permukaan atau alat-alat yang sering digunakan. Seperti meja, pegangan pintu, keyboard komputer, dan lain-lain,” paparnya. 

    Sedangkan pada pemerintah, PB IDI merekomendasikan untuk memperkuat surveillance epidemiologi.

    Atau setidaknya, ada penyampaian edukasi terkait keharusan mematuhi penerapan protokol kesehatan di pintu masuk negara seperti bandara. 

    Pemerintah juga diimbau untuk melibatkan komunitas untuk edukasi dan sosialisasi. “Sejauh ini sih waspada saja, tidak perlu khawatir, apa lagi panik. Karena HMPV ini bersifat ringan,” tutupnya.

     

  • PB IDI: Masa Inkubasi Virus HMPV 3-6 Hari. Menyebar Lewat Percikan Droplet – Halaman all

    PB IDI: Masa Inkubasi Virus HMPV 3-6 Hari. Menyebar Lewat Percikan Droplet – Halaman all

     

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Wabah virus Human Metapneumovirus (HMPV) yang merebak di China menjadi perhatian internasional belakangan ini.

    Beberapa negara seperti Malaysia dan India telah melaporkan adanya temuan kasus penyakit HMPV ini di negara mereka. 

    Terkait hal ini, Anggota Bidang Penanggulangan Penyakit Menular Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dan Ketua Satgas Covid PB IDI Prof DR Dr Erlina Burhan, SpP(K) mengungkapkan, virus HMPV memiliki gejala yang mirip dengan flu. Virus ini biasanya membutuhkan masa inkubasi rata-rata tiga hingga enam hari.

    Jadi begitu terinfeksi atau menghirup virus HMPV, maka butuh waktu tiga sampai enam hari sebelum menimbulkan gejala.

    Virus ini diketahui sangat mudah menular, karena menyebar melalui percikan droplet dari orang yang sudah terinfeksi seperti batuk atau bersin.

    “Dan ada orang sehat di sekitarnya yang menghirup percikan droplet mengandung virus ini. Kemudian masuk ke dalam seluruh nafas. Bila mana sistem imunnya baik, maka bisa jadi virusnya akan dimusnahkan oleh sistem imun,” imbuhnya.

    Tapi jika sistem imunnya sedang kurang baik atau belum berkembang, virus akan memperbanyak diri. 

    Setelah tiga hingga enam hari kemudian bakal menimbulkan gejala. Walau pun ringan, virus HMPV bisa cukup berisiko pada kelompok rentan. 

    Seperti bayi atau anak-anak yang berusia di bawah 5 tahun. Orang lanjut usia atau berusia di atas 65 tahun juga termasuk dalam kelompok rentan. 

    Begitu pula pada orang yang memiliki masalah sistem imun atau mengidap penyakit tertentu. 

    Selain gejala batuk dan bersin, sebagian orang yang terinfeksi HMPV ini bisa mengalami demam hingga sakit kepala. 

    Kemudian ada kelelahan, malas makan, Mengi dan penyempitan saluran nafas. 

    “Dan gejala dari penyakit HMPV ini, ada gejalanya bisa jadi berat kalau memang pasiennya sudah punya asma sebelumnya. Sehingga terjadilah serangan asma, ada mengi, hingga sesak,” paparnya lagi.

    Pada kondisi yang lumayan berat, virus bisa memperbanyak diri, melebar dan merusak jaringan paru-paru, sehingga menimbulkan pneumonia. 

    “Pada bayi biasanya timbul bronchiolitis. Bronchiolitis itu adalah inflamasi di saluran napas yang kecil,” tutupnya. 

    Jangan Panik Hadapi Penyebaran Virus HMPV

    Dia juga mengajak masyarakat agar tidak perlu panik. 

    Karena, penyakit HMPV ini umumnya bergejala ringan. Dan jika terlanjur terinfeksi, cukup dilakukan rawat jalan. 

    “Jadi gejalanya dikatakan ringan, sehingga cukup dirawat jalan saja,” ungkapnya dalam media briefing virtual yang diselenggarakan oleh PB IDI, Rabu (8/1/2025).  

    Selain itu, Erlina mengungkapkan jika virus HMPV bukanlah penyakit baru. Virus HMPV sudah ditemukan sejak 2001 atau 24 tahun yang lalu. 

    Sehingga, tidak heran jika virus ini sudah beredar lama ke banyak negara, termasuk Indonesia. 

    Namun karena gejala yang ditimbulkan ringan, tidak dilakukan pemeriksaan atau surveilance untuk mendeteksi virus tersebut. 

    “Iya, bukan saja di China, sebetulnya sekitar akhir tahun di Amerika juga demikian. Terjadi sedikit peningkatan. Nah, mungkin juga ada berhubungan dengan bahwa penyebaran ini lebih banyak pada musim dingin. Musim semi atau musim dingin,” imbuhnya.

    Namun, Erlina tetap mengingatkan masyarakat untuk jangan berpikir bahwa Indonesia tidak mungkin akan terinfeksi virus HMPV ini. 

    Kementerian Kesehatan sudah merilis ditemukannya kasus-kasus HMPV pada anak di Indonesia.

     

  • Mewabah di China, HMPV Gejalanya Ringan, PB IDI Tegaskan Penyembuhan Cukup dengan Rawat Jalan – Halaman all

    Mewabah di China, HMPV Gejalanya Ringan, PB IDI Tegaskan Penyembuhan Cukup dengan Rawat Jalan – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wabah virus Human Metapneumovirus (HMPV) sedang merebak di China telah menjadi perhatian internasional dalam beberapa waktu terakhir. 

    Bahkan, beberapa negara seperti Malaysia dan India melaporkan telah ditemukan kasus penyakit HMPV ini. 

    Terkait hal ini, Anggota Bidang Penanggulangan Penyakit Menular Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dan Ketua Satgas Covid PB IDI Prof DR Dr Erlina Burhan, SpP(K) mengungkapkan jika masyarakat tidak perlu panik. 

    Karena, penyakit HMPV ini umumnya bergejala ringan. Dan jika terlanjur terinfeksi, cukup dilakukan rawat jalan. 

    “Jadi gejalanya dikatakan ringan, sehingga cukup dirawat jalan saja,” ungkapnya dalam media briefing virtual yang diselenggarakan oleh PB IDI, Rabu (8/1/2025).  

    Selain itu, Erlina mengungkapkan jika virus HMPV bukanlah penyakit baru. Virus HMPV sudah ditemukan sejak 2001 atau 24 tahun yang lalu. 

    Sehingga, tidak heran jika virus ini sudah beredar lama ke banyak negara, termasuk Indonesia. 

    Gejala Mirip dengan Flu

    Namun karena gejala yang ditimbulkan ringan, tidak dilakukan pemeriksaan atau surveilance untuk mendeteksi virus tersebut. 

    “Iya, bukan saja di China, sebetulnya sekitar akhir tahun di Amerika juga demikian. Terjadi sedikit peningkatan. Nah, mungkin juga ada berhubungan dengan bahwa penyebaran ini lebih banyak pada musim dingin. Musim semi atau musim dingin,” imbuhnya.

    Namun, Erlina tetap mengingatkan masyarakat untuk jangan berpikir bahwa Indonesia tidak mungkin akan terinfeksi virus HMPV ini. 

    Demam menjadi salah satu gejala ISPA akibat paparan polusi udara. ()

    Kementerian Kesehatan pun sudah merilis bahwa ditemukan kasus-kasus HMPV pada anak.

    Lebih lanjut Erlina menjelaskan jika virus HMPV memiliki gejala yang mirip dengan flu.

    Virus ini biasanya membutuhkan masa inkubasi rata-rata tiga hingga enam hari.

    Jadi begitu terinfeksi atau menghirup virus HMPV, maka butuh waktu tiga sampai enam hari sebelum menimbulkan gejala.

    Virus ini diketahui sangat mudah menular, karena menyebar melalui percikan droplet dari orang yang sudah terinfeksi seperti batuk atau bersin.

    “Dan ada orang sehat di sekitarnya yang menghirup percikan droplet mengandung virus ini. Kemudian masuk ke dalam seluruh nafas. Bila mana sistem imunnya baik, maka bisa jadi virusnya akan dimusnahkan oleh sistem imun,” imbuhnya.

    Tapi jika sistem imunnya sedang kurang baik atau belum berkembang, virus akan memperbanyak diri. 

    Dan setelah tiga hingga enam hari kemudian bakal menimbulkan gejala.

     

    Kelompok Rentan Berisiko

    Walau pun ringan, virus HMPV bisa cukup berisiko pada kelompok rentan. 

    Seperti bayi atau anak-anak yang berusia di bawah 5 tahun. Orang lanjut usia atau berusia di atas 65 tahun juga termasuk dalam kelompok rentan. 

    Begitu pula pada orang yang memiliki masalah sistem imun atau mengidap penyakit tertentu. 

    Ilustrasi Batuk. (Freepik)

    Selain gejala batuk dan bersin, sebagian orang yang terinfeksi HMPV ini bisa mengalami demam hingga sakit kepala. 

    Kemudian ada kelelahan, malas makan, Mengi dan penyempitan saluran nafas. 

    “Dan gejala dari penyakit HMPV ini, ada gejalanya bisa jadi berat kalau memang pasiennya sudah punya asma sebelumnya. Sehingga terjadilah serangan asma, ada mengi, hingga sesak,” paparnya lagi.

    Pada kondisi yang lumayan berat, virus bisa memperbanyak diri, melebar dan merusak jaringan paru-paru, sehingga menimbulkan pneumonia. 

    “Pada bayi biasanya timbul bronchiolitis. Bronchiolitis itu adalah inflamasi di saluran napas yang kecil,” tutupnya. 

  • Catatan Makan Bergizi Gratis, Praktisi Kesehatan:Sulit Harapkan Kecukupan Kalori Dari Menu Rp10 Ribu – Halaman all

    Catatan Makan Bergizi Gratis, Praktisi Kesehatan:Sulit Harapkan Kecukupan Kalori Dari Menu Rp10 Ribu – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk menuntaskan janji Kampanye Presiden Prabowo Subianto sudah dijalankan.

    Program yang menyediakan makanan sehat bagi siswa sekolah dasar dan menengah telah diluncurkan sejak Senin (6/1/2025) lalu.

    Terkait jalannya program ini, Praktisi kesehatan Ngabila Salama tinggalkan beberapa catatan yang perlu diperhatikan. 

    Pertama soal kecukupan kalori dan gizi dari menu makanan yang disajikan. 

    “Sulit mengharapkan kecukupan kalori dan gizi dari menu 10 ribu yang ini pun perlu dipastikan. Tidak dipotong pajak tinggi, adanya pemotongan anggaran dan lain-lain,” kata Ngabila pada keterangannya, Rabu (8/1/2025). 

    Selain itu, perlu diingat bahwa konsep menu yang digunakan harus sesuai dengan isi piringku.

    Setengah piring sayur dan buah. Setengah piring lauk tinggi protein hewani dan karbohidrat. 

    Hal ini karena anak masih butuh hormon untuk tumbuh kembang, tentunya protein hewani sangat dibutuhkan.

    Kedua, penyedia makanan harus dipastikan memiliki sertifikat layak kebersihan dari puskesmas setempat untuk mencegah infeksi atau keracunan makanan massal. 

    Menu siswa dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SDN 06 dan SDN 07 Pulogebang, Jakarta Timur, tidak menyertakan susu sebagai salah satu komponennya.  (Tribunnews/Mario Christian Sumampow)

    Sebaiknya tidak menggunakan kemasan plastik atau kertas. 

    “Baiknya pakai peralatan makan yang bisa dipakai kembali agar komposisi anggaran untuk lauk protein hewani lebih tinggi,” imbuhnya. 

    Ketiga, program ini perlu didukung secara penuh oleh seluruh lapisan masyarakat. 

    Program ini juga perlu monitoring evaluasi berkala dan penyeragaman menu di cakupan wilayah mikro (kecamatan).

    Sekaligus, memungkinkan dikonsultasikan dengan ahli gizi. 

    Menu siswa dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SDN 06 dan SDN 07 Pulogebang, Jakarta Timur, tidak menyertakan susu sebagai salah satu komponennya.  (Tribunnews/Mario Christian Sumampow)

    Di sisi lain, Ngabila juga mengomentari tidak adanya susu pada program makanan bergizi gratis ini. 

    Menurutnya, saat ini Indonesia tidak lagi menggunakan skema 4 sehat 5 sempurna, dan susu produk UPF (tidak alami).

    Ada juga orang Indonesia yang mengalami alergi protein susu sapi. Sehingga tidak dapat mengonsumsi susu.

    “Jadi saya pribadi ketimbang susu, lebih baik meningkatkan komposisi protein hewani (sumber makanan alami langsung yang bukan UPF / ultra processed food),” tambahnya. 

    Terakhir, Ngabila melihat program makan bergizi gratis ini punya potensi bertujuan menciptakan generasi yang sehat fisik dan mental.

    Sehingga diharapkan dapat menyongsong puncak bonus demografi 2030 dan Indonesia Emas 2045.

    “Dengan menciptakan kultur makanan sehat, ekonomis setiap hari, akan menjadi contoh untuk diterapkan di rumah dan kehidupan sehari-hari,” tutupnya. 

  • Jalan Kaki hingga Konsumsi Protein, Wujudkan Resolusi 2025 Sehatkan Tubuh dan Panjang Umur – Halaman all

    Jalan Kaki hingga Konsumsi Protein, Wujudkan Resolusi 2025 Sehatkan Tubuh dan Panjang Umur – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA – Berikut pola hidup yang bisa membuat tubuh makin sehat dan panjang umur di tahun 2025.

    Nutrition Education and Training Lead, Asia Pacific, Herbalife Dr. Vipada Sae-Lao menuturkan, mulailah dengan hal yang mudah dan praktis dalam perjalanan kesehatan dan kesejahteraan seperti menerapkan pola hidup sederhana seperti ini.

     

    1.    Rajin Jalan Kaki Setiap Hari

    Berjalan tidak hanya meningkatkan kebugaran kardiovaskular, tetapi juga memperkuat tulang dan otot serta meningkatkan daya tahan otot.

     

    Studi berjalan selama sepuluh menit setelah makan, dapat membantu pencernaan dan menurunkan kadar gula darah.

    Oleh karena itu, berjalan setelah makan bisa meningkatkan metabolisme dan menjaga berat badan.

     

    Berjalan cepat secara teratur dikombinasikan dengan pola makan sehat sangat efektif untuk penurunan berat badan.

     

    Penelitian terbaru yang diterbitkan oleh Journal of American College of Cardiology menemukan, berjalan 2.600 – 8.800 langkah per hari dikaitkan dengan risiko kematian yang lebih rendah (kematian semua penyebab).

     

    2.    Latihan Resistensi

    Ilustrasi wanita melakukan push ups (Freepik)

    Pentingnya latihan resistensi untuk kesehatan fisik secara keseluruhan.

     

    Seiring bertambahnya usia, tubuh mulai kehilangan massa otot.

     

    Efek ini tidak hanya mengurangi kekuatan kita, tetapi juga mulai mengurangi kepadatan tulang, karena otot adalah struktur pendukung bagi tulang.

     

    Seseorang dapat menerapkan latihan resistensi ke dalam rutinitas harian dengan cara sederhana seperti melakukan push-up, dimulai dengan push-up dinding, dan kemudian beralih ke lantai seiring meningkatnya kekuatan mereka.

     

    Studi menunjukkan latihan resistensi dan promosi sintesis protein otot sangat baik untuk umur panjang karena melawan perubahan fisiologis terkait usia seperti penurunan kekuatan dan massa otot, meningkatkan kepadatan tulang, serta mengurangi lemak tubuh, memperkuat sistem kekebalan tubuh dan mempromosikan fungsi kognitif.

     

    3.    Konsumsi Protein

    ilustrasi protein (Freepik)

    Salah satu alasan terbesar untuk mengonsumsi protein adalah bahwa massa otot menurun tiga hingga delapan persen setiap dekade setelah usia 30 tahun dan laju penurunan ini bahkan lebih tinggi setelah usia 60 tahun.

     

    Proses perbaikan dan pertumbuhan otot bisa dilakukan dengan mengonsumsi 20-30 gram protein berkualitas tinggi setelah latihan kekuatan dan di setiap makanan dengan protein berkualitas tinggi seperti daging tanpa lemak, ayam, ikan, telur, whey, kasein, dan protein nabati seperti kedelai, kacang-kacangan dan quinoa.

     

    4.    Merawat Kesehatan Usus

    Istilah “kesehatan usus” merujuk pada keberadaan mikrobioma yang berfungsi baik di usus kecil dan besar serta tidak adanya gejala pencernaan yang berlebihan.

     

    Seiring perjalanan hidup, stres, pola makan tidak seimbang, terlalu banyak gula, makanan gorengan dan sangat diproses serta penggunaan antibiotik dapat merusak mikrobioma.

     

    Berikut cara menjaga usus. Meningkatkan metabolisme, menjaga pencernaan yang sehat, membantu kesehatan imun (dengan 70-80 persen sel imun berada di usus) serta mendukung manajemen berat badan.

     

    Adapun makanan terbaik yang mendukung kesehatan usus optimal adalah buah dan sayuran yang kaya akan fitonutrien dan serat makanan, makanan fermentasi seperti miso, sauerkraut, kimchi, yogurt atau kefir, serta konsumsi suplemen probiotik.

     

    5.    Mencari Dukungan

    Bergabunglah dengan agar menginspirasi untuk mendorong dan memotivasi kebiasaan gaya hidup sehat. Lingkungan yang mendukung juga memberikan kesempatan untuk berbagi pengalaman, perspektif dan dapat membantu menemukan apa yang paling sesuai dengan tujuan.

     

    Umur panjang bukan hanya tentang usaha individu, namun berkembang melalui koneksi, dorongan komunitas dan menciptakan pondasi untuk kehidupan yang lebih sehat dan memuaskan.