Category: Tribunnews.com Kesehatan

  • Donald Trump Ingin AS Keluar dari Keanggotaan, WHO Ingatkan ‘Kenangan Manis’ saat Atasi Cacar – Halaman all

    Donald Trump Ingin AS Keluar dari Keanggotaan, WHO Ingatkan ‘Kenangan Manis’ saat Atasi Cacar – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM,JENEWA — Keputusan mengejutkan diungkapkan Donald Trump, Presiden Amerika Serikat (AS), Senin (20/1/2025). Ia memerintahkan negara yang sekarang dipimpinnya keluar dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). 

    WHO pun buka suara terkait pernyataan yang diungkapkan Trump usai resmi dilantik sebagai Presiden AS.

    Melalui keterangan tertulis, WHO merespon pernyataan Trump. 

    WHO menyesalkan pengumuman penarikan diri Amerika Serikat dari organisasi tersebut. Lembaga ini bahkan ungkap ‘kenangan manis’ bersama negara besar ini dalam upaya pemeberantasan penyakit dan membangun sistem kesehatan global.

    Berikut ulasan Tribunnews.com.

    Amerika dan Perannya Pada Sejarah Berdirinya WHO

    Masih dikutip dari keterangan tertulisnya, WHO mengenang sejarah berdirinya lembaga ini dan peran Amerika Serikat.

    Amerika termasuk jajaran negara anggota WHO yang berperan dalam terbentuknya organisasi ini pada tahun 1948.

    Terhitung sejak tahun itu, Amerika Serikat dan telah berpartisipasi dalam membentuk dan mengatur kerja WHO.

    Amerika bersama dengan 193 Negara Anggota lainnya memiliki peran penting. 

    Termasuk melalui partisipasi aktifnya dalam Majelis Kesehatan Dunia dan Dewan Eksekutif.

    Kenangan Manis WHO dan Amerika Serikat

    WHOt. (CBS News)

    WHO menjelaskan bagaimana kolaborasi Amerika di Lembaga ini begitu banyak meninggalkan ‘kenangan manis’.

    WHO bersama negara-negara anggota termasuk Amerika memainkan peran penting dalam melindungi kesehatan dan keamanan masyarakat dunia.

    Perlindungan ini juga dirasakan manfaatnya untuk warga Amerika.

    WHO menandai kolaborasi ini salah satunya ialah upaya merespons keadaan darurat kesehatan seperti wabah penyakit.

    Selama lebih dari tujuh dekade, WHO dan Amerika Serikat telah menyelamatkan banyak nyawa dan melindungi warga Amerika dan semua orang dari ancaman kesehatan.

    Diantara kenangan manis iyu adalah pemberantasan wabah cacar dan polio.

    Monkeypox atau cacar monyet (freepik)

    “Bersama-sama, WHO dan AS mengakhiri penyakit cacar, dan bersama-sama kita membawa polio ke ambang pemberantasan. Institusi-institusi Amerika telah berkontribusi dan memperoleh manfaat dari keanggotaan WHO,” tulis WHO dilaman resminya, Selasa (22/1/2025).

    Data berbagai sumber, pada 2022 lalu, Amerika tercatat sebagai satu dari kawasan yang paling terdampak wabah cacar monyet.

    Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus kepada wartawan di Jenewa pada Rabu (27/7/2022) menyatakan hal ini.

    Pada tahun sama, di bulan Agustus mengutip Our World in Data, kasus positif cacar monyet di skala global Amerika Serikat menjadi negara dengan kasus terkonfirmasi tertinggi dalam skala global.

    Dengan partisipasi Amerika Serikat dan Negara Anggota lainnya, WHO selama 7 tahun terakhir telah menerapkan rangkaian reformasi terbesar dalam sejarahnya, untuk mengubah akuntabilitas, efektivitas biaya, dan dampaknya di berbagai negara.

    Oleh sebab itu, WHO berharap Amerika Serikat tetap ada di organisasi ini. 

    “Kami berharap Amerika Serikat akan mempertimbangkan kembali dan kami berharap dapat terlibat dalam dialog konstruktif untuk mempertahankan kemitraan antara Amerika Serikat dan WHO, demi kepentingan kesehatan dan kesejahteraan jutaan orang di seluruh dunia,” lanjut keterangan tersebut.

    AS Keluar dari Keanggotaan WHO Adakah Dampaknya untuk Indonesia?

    Menteri Kesehatan RI (Menkes) Budi Gunadi Sadikin saat wawancara eksklusif dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network, Febby Mahendra Putra di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta, Senin(18/11/2024). (Tribunnews/Jeprima)

    Menteri Kesehatan RI (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, penarikan diri Amerika Serikat dari keanggotaan WHO tidak memiliki dampak langsung terhadap Indonesia.

    Sekalipun soal pendanaan, Budi menyebut hal ini tidak signifikan berdampak kepada Indonesia.

    Indonesia hanya mendapat porsi sedikit pembiayaan tersebut.

    Diketahui, Amerika Serikat banyak menyumbang WHO untuk melakukan pencegahan penyakit menular dinegara-negara berkembang di Asia Tenggara .

    “Itu berdampak pada pendanaan WHO. Di RI nggak terlalu banyak dapat dari WHO,” kata dia saat ditemui di kantornya, Jakarta, Rabu (22/1/2025).

    Trump Kritik WHO, Merasa Ditipu Soal Covid-19 dan Memilih Keluar 

    Ramai sebelumnya, pernyataan mengejutkan dari Donald Trump. Ia Trump mengumumkan AS keluar dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). 

    Pernyataan resmi ini dilontarkan dari Gedung Putih pada Senin (20/1/2025) waktu setempat. 

    Mengutip dari BCC, kebijakan itu diumumkan pada Senin (20/1/2025) melalui penandatangan perintah eksekutif.

    Apa dampaknya pada kelangsungan sistem kesehatan dunia? Berikut ulasannya

    Banyak yang menduga jika efek pertama keluarnya Amerika Serikat (AS) sebagai anggota WHO ialah pada pendanaan dan anggaran WHO.

    Induk kesehatan dunia milik PBB itu berulang kali dikritik Trump atas penanganannya terhadap pandemi Covid-19.

    Beberapa jam setelah pelantikan, Trump berujar bahwa AS membayar jauh lebih banyak ke WHO daripada China.

    “(Badan) Kesehatan Dunia menipu kita,” lanjutnya, dikutip Kompas.com.

    Trump sering mengkritik cara badan internasional tersebut menangani Covid-19 dan memulai proses penarikan diri dari lembaga yang berbasis di Jenewa tersebut selama pandemi.

    Sayangnya saat masa Presiden Joe Biden, Biden membatalkan keputusan itu.

    “WHO sangat menginginkan USA kembali, jadi  dilihat saja apa yang terjadi,” kata Trump.

    Trump beralasan jika AS menarik diri karena kesalahan organisasi tersebut dalam menangani pandemi Covid-19 yang muncul di Wuhan, Tiongkok, dan krisis kesehatan global lainnya, kegagalan organisasi tersebut untuk mengadopsi reformasi yang sangat diperlukan, dan ketidakmampuannya untuk menunjukkan kemandirian.

    Trump menuduh WHO bias terhadap Tiongkok dalam cara mereka mengeluarkan pedoman selama wabah ini terjadi.

    Jadi Penyandang Dana Terbesar, Trump Pernah Berupaya Bawa AS Keluar dari WHO

    Tindakan ini merupakan kali kedua Trump memerintahkan AS keluar dari WHO.

    Awalnya, ia berupaya membawa AS keluar dari WHO saat masa jabatan pertamanya.

    Trump sebagai presiden ke-45 AS menuduh WHO dipengaruhi China selama awal pandemi.

    Sehari setelah dilantik, Presiden AS Donald Trump mempertimbangkan rencana untuk memberlakukan tarif sebesar 10 persen pada impor barang-barang buatan Tiongkok, berlaku  mulai 1 Februari 2025. (CNBC International)

    Namun, upaya Trump dibatalkan oleh Joe Biden setelah politisi Demokrat itu menang pemilihan presiden atau pilpres AS 2020.

    AS Jadi Donatur Terbesar, Trump Perintahkan Stop Transfer Dana ke WHO

    Pada keputusannya kali ini, Trump meneken perintah eksekutif yang memerintahkan badan-badan terkait menghentikan sementara transfer dana, dukungan, atau sumber daya Pemerintah AS ke WHO.

    Amerika Serikat adalah donatur terbesar bagi organisasi yang berkantor pusat di Jenewa, Swiss, tersebut. 

    Dukungan finansial AS sangat penting bagi operasional WHO.

    Di bawah pemerintahan Biden, AS terus menjadi penyandang dana terbesar bagi WHO dan pada tahun 2023 menyumbang hampir seperlima anggaran badan tersebut. 

    Anggaran tahunan organisasi ini adalah $6,8 miliar (£5,5 miliar).

    Efek untuk Amerika Jika Keluar dari WHO

    Pakar kesehatan masyarakat mengkritik keputusan Trump untuk keluar dari WHO, dan memperingatkan bahwa mungkin ada konsekuensi bagi kesehatan masyarakat Amerika.

    Beberapa orang berpendapat bahwa langkah ini memutus kemajuan AS dalam memerangi penyakit menular seperti malaria, tuberkulosis, dan Hiv & Aids.

    “Ini adalah keputusan presiden yang sangat dahsyat. Penarikan diri dari program ini merupakan luka yang sangat menyedihkan bagi kesehatan dunia, namun luka yang lebih dalam bagi Amerika Serikat,” kata pakar kesehatan masyarakat global dan profesor di Universitas Georgetown, Lawrence Gostin.

    Jika Amerika keluar dari WHO, akan memicu restrukturisasi besar-besaran lembaga itu dan dapat mengganggu rencana-rencana kesehatan global.

    Pengamat kesehatan Prof Tjandra Yoga Aditama. (istimewa)

    Kabinet Trump juga mengumumkan rencana meninjau dan membatalkan Strategi Keamanan Kesehatan Global AS 2024, yang dirancang Biden untuk mencegah, mendeteksi, serta menanggapi ancaman penyakit menular.

    AS keluar dari WHO saat kekhawatiran dunia meningkat mengenai pandemi flu burung (H5N1). Puluhan orang terinfeksi dan satu pasien meninggal di Amerika Serikat.

    Negara-negara anggota WHO sejak akhir 2021 merundingkan perjanjian pertama di dunia tentang pencegahan, kesiapsiagaan, dan tanggapan pandemi.

    Dengan keluarnya AS, negosiasi akan dilanjutkan tanpa partisipasi Washington.

    Amerika Keluar dari WHO Bakal Berdampak pada Situasi Kesehatan Dunia?

    Keputusan Presiden Trump yang mengeluarkan Amerika Serikat dari keanggotaaan WHO menimbulkan kekhawatiran pada situasi kesehatan global.

    Hal ini disampaikan Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama di Jakarta, Selasa (21/1/2025).

    Ia menuturkan, Amerika Serikat mempunyai berbagai pusat kajian kesehatan yang diakui dunia seperti Center of Diseases Control and Prevention (CDC), National Institute of Health (NIH) dan lainnya.

    “Bagaimana peran berbagai organisasi ini sesudah Amerika Serikat menarik diri dari WHO,” ujar Prof Tjandra.

    Banyak pakar Amerika Serikat yang aktif dalam kesehatan global, termasuk bekerja di World Health Organization (WHO).

    Ada berbagai Universitas ternama di Amerika Serikat yang bergerak dalam kesehatan global pula.

    “Tentu patut ditelusuri bagaimana peran para pakar ini di kesehatan global kelak, sehubungan dengan kebijakan Trump di hari pertama kerjanya ini,” kata dia.

    Lebih jauh, aspek pendanaan dan anggaran WHO terkena dampak cukup bermakna jika kontribusi dari Amerika Serikat dihentikan.

    Amerika Serikat sudah lama dikenal sebagai donatur WHO.

    Imbasnya, apakah kondisi setelah ini tetap bisa terjaga kesehatan dunia.

    Situasi kesehatan dunia akan jadi perhatian penting karena besarnya jumlah penduduk Amerika Serikat, yang juga banyak melakukan perjalanan ke berbagai negara di dunia.

    Kondisi ini membawa dampak dalam pengawasan perjalanan kesehatan internasonal.

    “Harus ditunggu bagaimana implementasi atau eksekusi keputusan itu, apakah akan ada waktu tertentu sampai ini benar-benar terlaksana. Pernah ada informasi bahwa prosesnya akan memakan waktu 1 tahun, tetapi mungkin saja situasinya berbeda kini,” kata direktur pascasarjana RS YARSI ini.

     

    (Tribunnews.com/Anita K Wardhani/Rina Ayu/Rizki Sandi Saputra/BBC/Kompas.com)

  • Kemenkes: Rokok dan Tembakau Jadi Tantangan di Bidang Gizi di Indonesia – Halaman all

    Kemenkes: Rokok dan Tembakau Jadi Tantangan di Bidang Gizi di Indonesia – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Dirjen Kesehatan Primer dan Komunitas Kementerian Kesehatan, dr. Maria Endang Sumiwi, menyebut pengeluaran belanja keluarga untuk rokok dan tembakau nyaris setara dengan pengeluaran untuk protein hewani. 

    Hal ini berdasarkan data dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2023.

    Di sisi lain, pengeluaran untuk protein hewani, yang mencakup ikan, udang, cumi, kerang, daging, telur, dan susu, juga menunjukkan angka yang signifikan.

    “Salah satu masalah yang signifikan adalah stunting pada balita mencapai 21,5 persen, sehingga berpengaruh langsung terhadap kualitas sumber daya manusia kita,” ujar dr. Endang pada Konferensi Pers Hari Gizi Nasional di Gedung Kemenkes, Jakarta, Selasa (21/1).

    Tidak hanya rokok dan tembakau, tantangan di bidang gizi semakin kompleks dan beragam, termasuk masalah gizi kurang, kekurangan mikronutrien, serta overweight atau obesitas.

    Masalah gizi kurang pada balita tercatat 8,5 persen sedangkan anemia pada remaja mencapai 16,3 persen dan anemia pada ibu hamil 27,7 persen.

    Selain itu, overweight pada remaja tercatat 12,1 persen, sedangkan obesitas pada orang dewasa juga menjadi perhatian serius. Kondisi ini karena adanya perubahan pola makan.

    Konsumsi protein hewani pada balita masih rendah, yakni hanya 21,6 persen. Sementara, konsumsi minuman manis tinggi mencapai 52 persen, makanan asin 32 persen, makanan instan 11 persen, dan penggunaan penyedap rasa tercatat 78 persen.

    Bahkan, 65 persen masyarakat Indonesia cenderung tidak sarapan setiap hari.

    Menurut Endang, data ini menunjukkan bahwa tantangan untuk meningkatkan kualitas gizi masyarakat Indonesia masih sangat besar.

    “Untuk itu, semua perlu memberikan prioritas pada pola makan yang bergizi seimbang, terutama bagi anak-anak. Gizi seimbang sangat penting untuk mendukung tumbuh kembang yang optimal, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan,” katanya.

    Menurut Endang, makanan bergizi seimbang harus mencakup beragam jenis makanan, termasuk sayur dan buah, serta lauk yang kaya protein.

    Masyarakat juga perlu mengurangi konsumsi makanan manis, asin, dan berlemak secara berlebihan, serta membiasakan sarapan dan cukup minum air putih setiap hari.

    Endang menambahkan, tahun ini Indonesia memperingati Hari Gizi Nasional (HGN) pada 25 Januari, yang menandai 65 tahun sejak pertama kali diperingati pada 1960.

    Dengan tema “Pilih Makanan Bergizi untuk Keluarga Sehat”, HGN 2025 menekankan pentingnya pola konsumsi makanan bergizi dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan keluarga Indonesia.

    “Peringatan Hari Gizi Nasional diharapkan menjadi momentum perubahan ke arah yang lebih baik pada seluruh komponen masyarakat, khususnya untuk perilaku makan bergizi seimbang,” ucapnya.

    Masyarakat diharapkan mampu memilih makanan yang lebih sehat sebagai asupan sehari-hari.

    Sebagai contoh, masyarakat dapat memilih jus buah tanpa gula daripada minuman berpemanis atau minuman bersoda, serta makanan olahan rumah tangga daripada makanan cepat saji. Saat snack time, masyarakat dapat memilih buah-buahan sebagai camilan daripada gorengan atau makanan tinggi gula.

    Selain itu, menyempatkan sarapan pagi lebih baik daripada melewatkan sarapan pagi.

  • Kamu Tau, Jamur jadi Penyebab Keputihan? Begini 4 Cara Mengatasinya! – Halaman all

    Kamu Tau, Jamur jadi Penyebab Keputihan? Begini 4 Cara Mengatasinya! – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Keputihan adalah hal yang umum dialami oleh wanita. Namun, jika keputihan berubah warna, berbau tidak sedap, atau disertai rasa gatal, bisa jadi itu adalah tanda infeksi jamur. Jamur Candida albicans adalah salah satu penyebab keputihan yang tidak normal. 

    Nah, jika hal ini terjadi, kamu sebaiknya segera mengatasinya. Sebab, keputihan bisa mengganggu aktivitas kamu, terutama jika kamu beraktivitas aktif di luar ruang.

    Kamu mungkin bertanya-tanya, apa yang bisa dilakukan untuk mengatasinya? Yuk, simak artikel ini untuk tahu penyebabnya dan cara mengatasinya!

    4 Cara Mengatasi Jamur yang Menyebabkan Keputihan

    Keputihan yang disebabkan oleh infeksi jamur memang sering kali membuat rasa tidak nyaman. Biasanya, infeksi ini terjadi ketika keseimbangan mikroorganisme di area kewanitaan terganggu, sehingga jamur seperti Candida albicans berkembang biak dengan cepat. 

    Gejalanya meliputi rasa gatal, sensasi terbakar, dan keputihan yang bertekstur kental menyerupai keju. Jika tidak ditangani dengan benar, kondisi ini bisa memengaruhi aktivitas harianmu. 

    Oleh karena itu, penting untuk memahami langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengatasi masalah ini. Ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi jamur yang menyebabkan keputihan. Berikut ini di antaranya:

    1. Menggunakan Bawang Putih

    Kamu pasti sudah tahu kalau bawang putih punya segudang manfaat untuk kesehatan. Tapi tahukah kamu kalau bawang putih juga bisa membantu melawan infeksi jamur? 

    Bawang putih mengandung senyawa allicin yang memiliki sifat antijamur. Kamu bisa mengonsumsi bawang putih mentah secara langsung atau mencampurkannya dalam makanan sehari-hari. 

    Ada jenis bawang putih yang memang dikhususkan untuk pengobatan dan menjaga kesehatan, yaitu bawang putih tunggal. Bawang putih ini memang tidak berkoloni seperti bawang putih pada umumnya.

    Konsumsi bawang putih secara rutin untuk mendapatkan hasil maksimal. Namun jika masih belum bisa, coba cara kedua, ya!

    2. Menggunakan Yogurt

    Yogurt, terutama yang mengandung probiotik seperti Lactobacillus, dapat membantu menjaga keseimbangan bakteri baik di area intim kamu. Bakteri baik ini dapat menghambat pertumbuhan jamur penyebab keputihan. 

    Cara penggunaannya cukup sederhana: konsumsi yogurt tanpa tambahan gula secara rutin. Selain baik untuk kesehatan kewanitaan, yogurt juga bermanfaat untuk pencernaan kamu.

    3. Menggunakan Cuka Apel

    Cuka apel adalah bahan alami yang sering digunakan untuk berbagai keperluan kesehatan, termasuk mengatasi jamur. Kandungan asam dalam cuka apel dapat membantu mengembalikan pH alami area kewanitaan, sehingga jamur sulit berkembang biak. 

    Kamu bisa mencampurkan dua sendok makan cuka apel ke dalam segelas air hangat minum secara rutin. Namun, kamu harus menghentikan penggunaan jika memiliki gerd ya.

    4. Menggunakan Obat Antijamur

    Kalau kamu merasa bahan alami belum cukup membantu, obat antijamur bisa jadi pilihan terbaik. Obat-obatan ini biasanya bekerja dengan cara menghambat pertumbuhan jamur atau membasmi jamur sepenuhnya. Jadi, gejala keputihan bisa mereda dalam waktu relatif singkat. 

    Kamu bisa menemukan obat antijamur dalam bentuk krim, tablet, atau supositoria yang dijual bebas di apotek. Namun, penting untuk membaca instruksi penggunaannya dengan teliti agar pengobatan berjalan optimal. 

    Jika infeksi cukup parah atau tidak membaik setelah menggunakan obat bebas, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan resep yang sesuai. Dengan pengobatan yang tepat, kamu bisa merasa lebih nyaman dan kembali beraktivitas tanpa gangguan

    Selain cara-cara di atas, menjaga kebersihan dan kesehatan area kewanitaan juga sangat penting. Hindari pakaian dalam yang terlalu ketat dan berbahan sintetis karena dapat membuat area kewanitaan lembab. Area yang lembab merupakan lingkungan ideal untuk jamur berkembang biak. 

    Selain melakukan perawatan dari dalam dengan minum beberapa bahan alami, kamu juga sebaiknya melakukan perawatan dari luar. Salah satu cara menjaga kesehatan kewanitaan adalah dengan menggunakan sabun yang diformulasikan khusus untuk area intim. 

    Sabun kewanitaan yang baik harus memiliki pH yang sesuai dengan area kewanitaan, yaitu antara 3,5 hingga 4,5, agar tidak mengganggu keseimbangan flora alami. Penggunaan sabun ini bisa membantu membersihkan area kewanitaan dari kotoran dan bakteri penyebab infeksi, tanpa membuatnya terlalu kering. 

    Pilihlah produk yang tidak mengandung parfum atau bahan kimia keras. Sebaiknya, pilih yang berbahan alami seperti manjakani. Sebab, manjakani memiliki banyak sekali manfaat, seperti membersihkan area kewanitaan. 

    Produk yang cocok untuk kamu merawat organ kewanitaan adalah Resik-V Khasiat Manjakani Whitening. Produk ini bermanfaat sebagai pembersih organ kewanitaan kamu. Produk alami yang satu ini merupakan pembersihan kewanitaan dengan ekstrak manjakani dari Persia dan dengan ekstrak bengkoang. Kamu tidak perlu khawatir, karena Resik-V sudah memiliki izin resmi dan bisa kamu pakai sesuai dengan anjuran penggunaan produk. 

    Ekstrak manjakani dapat mengencangkan otot area kewanitaan dan ekstrak bengkoang untuk membantu mencerahkan area sekitar kewanitaan, terutama setelah kamu melahirkan. Resik-V Khasiat Manjakani Whitening juga bermanfaat membersihkan secara maksimal area kewanitaan, mengurangi penyebab keputihan berbau, serta harum dan melembutkan. 

    Yuk, jadikan manjakani sebagai bagian dari gaya hidup sehat kamu! Produk tersedia dalam kemasan 50 ml, 90 ml, dan 200 ml, lho! Resik-V #LebihDariBersih!Rasakan manfaat manjakani dengan melakukan pembelian dan cari tahu informasi produk di sini. Dapatkan produk ini dengan mudah di online shop official store favorit kamu seperti Shopee, Tokopedia, atau kunjungi minimarket terdekat seperti Alfamart dan Indomaret.

  • Jangan Abaikan, Ini Pemeriksaan Kesehatan yang harus Dilakukan Sebelum Menikah – Halaman all

    Jangan Abaikan, Ini Pemeriksaan Kesehatan yang harus Dilakukan Sebelum Menikah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pemeriksaan kesehatan sebelum menikah menjadi langkah penting yang sering diabaikan oleh banyak pasangan. 

    Dokter spesialis paru & pernapasan dari Eka Hospital Depok, dr Gatut Priyonugroho, Sp.P(K)-Onk FISR mengatakan, pemeriksaan ini tidak hanya bertujuan untuk mengetahui kondisi kesehatan masing-masing pasangan, tetapi juga untuk mencegah penyebaran penyakit menular dan memastikan keturunan yang sehat.

    “Pemeriksaan kesehatan sebelum menikah penting untuk mengetahui apakah ada kondisi medis yang bisa berpengaruh pada pasangan atau anak di masa depan,” kata dr. Gatut ditemui di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (21/1/2025). 

    Ia menekankan bahwa pemeriksaan ini mencakup berbagai aspek kesehatan, termasuk kesehatan paru-paru, penyakit infeksi, serta kondisi genetik yang mungkin diwariskan.

    Salah satu aspek yang perlu diperhatikan adalah kesehatan paru-paru. 

    Menurut dr. Gatut, beberapa penyakit paru, seperti TBC, bisa menular melalui droplet udara dan berisiko menular kepada pasangan. 

    “Jika seseorang memiliki gejala seperti batuk berkepanjangan, sebaiknya dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, seperti rontgen dada atau tes dahak, untuk memastikan tidak ada infeksi paru yang dapat membahayakan pasangan,” jelasnya.

    Selain pemeriksaan paru, ada beberapa tes kesehatan lain yang sebaiknya dilakukan sebelum menikah, di antaranya:

    Tes darah, untuk mengetahui golongan darah, rhesus, dan kemungkinan adanya penyakit seperti anemia atau gangguan pembekuan darah.

    Tes penyakit menular seksual, seperti HIV, hepatitis B, dan sifilis.

    Pemeriksaan genetik, terutama jika ada riwayat penyakit keturunan dalam keluarga, seperti thalassemia.

    Gatut mengatakan, pemeriksaan kesehatan sebelum menikah juga merupakan bagian dari pencegahan penyakit dalam jangka panjang. 

    “Lebih baik mengetahui kondisi kesehatan sejak awal daripada menemui masalah di kemudian hari. Dengan pemeriksaan ini, pasangan bisa lebih siap menghadapi kehidupan berumah tangga dengan kondisi kesehatan yang optimal,” ungkapnya.

    Ia juga mengingatkan bahwa selain pemeriksaan medis, gaya hidup sehat sebelum menikah juga penting untuk menjaga kesehatan pasangan dan calon anak. 

    “Menjaga pola makan sehat, rutin berolahraga, dan menghindari kebiasaan buruk seperti merokok dapat membantu meningkatkan kualitas hidup pasangan setelah menikah,” katanya.
     

  • Donald Trump Ingin AS Keluar dari Keanggotaan, WHO Ingatkan ‘Kenangan Manis’ saat Atasi Cacar – Halaman all

    Amerika Serikat Keluar dari WHO, Donald Trump Hentikan Transfer Dana, Apa Efek pada Kesehatan Dunia? – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JENEWA – Pernyataan mengejutkan keluar dari Donald Trump usai resmi dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat (AS), Senin (20/1/2025).

    Donald Trump mengumumkan AS keluar dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). 

    Pernyataan resmi ini dilontarkan dari Gedung Putih pada Senin (20/1/2025) waktu setempat. 

    Mengutip dari BCC, kebijakan itu diumumkan pada Senin (20/1/2025) melalui penandatangan perintah eksekutif.

    Apa dampaknya pada kelangsungan sistem kesehatan dunia? Berikut ulasannya

    Banyak yang menduga jika efek pertama keluarnya Amerika Serikat (AS) sebagai anggota WHO ialah pada pendanaan dan anggaran WHO.

    Kritik Trump Pada WHO, Merasa Ditipu Soal Covid-19 dan Memilih Keluar 

    Induk kesehatan dunia milik PBB itu berulang kali dikritik Trump atas penanganannya terhadap pandemi Covid-19.

    Beberapa jam setelah pelantikan, Trump berujar bahwa AS membayar jauh lebih banyak ke WHO daripada China.

    Presiden Donald Trump mengumumkan keputusan untuk menarik Amerika Serikat (AS) keluar dari WHO. (Tangkap layar ABC News)

    “(Badan) Kesehatan Dunia menipu kita,” lanjutnya, dikutip Kompas.com.

    Trump sering mengkritik cara badan internasional tersebut menangani Covid-19 dan memulai proses penarikan diri dari lembaga yang berbasis di Jenewa tersebut selama pandemi.

    Sayangnya saat masa Presiden Joe Biden, Biden membatalkan keputusan itu.

    “WHO sangat menginginkan USA kembali, jadi  dilihat saja apa yang terjadi,” kata Trump.

    Trump beralasan jika AS menarik diri karena kesalahan organisasi tersebut dalam menangani pandemi Covid-19 yang muncul di Wuhan, Tiongkok, dan krisis kesehatan global lainnya, kegagalan organisasi tersebut untuk mengadopsi reformasi yang sangat diperlukan, dan ketidakmampuannya untuk menunjukkan kemandirian.

    Trump menuduh WHO bias terhadap Tiongkok dalam cara mereka mengeluarkan pedoman selama wabah ini terjadi.

    Bukan Kali Pertama, Trump Pernah Berupaya Bawa AS Keluar dari WHO

    Kali kedua Trump memerintahkan AS keluar dari WHO.

    Tindakan ini merupakan kali kedua Trump memerintahkan AS keluar dari WHO.

    Awalnya, ia berupaya membawa AS keluar dari WHO saat masa jabatan pertamanya.

    Trump sebagai presiden ke-45 AS menuduh WHO dipengaruhi China selama awal pandemi.

    Namun, upaya Trump dibatalkan oleh Joe Biden setelah politisi Demokrat itu menang pemilihan presiden atau pilpres AS 2020.

    AS Jadi Donatur Terbesar, Trump Perintahkan Stop Transfer Dana ke WHO

    Kantor pusat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Geneva, Swiss. WHO menyerukan tindakan segera dan terpadu untuk menindaklanjuti temuan kasus kematian anak-anak di sejumlah negara usai mengonsumsi obat batuk sirup. (Global Times/VCG)

    Pada keputusannya kali ini, Trump meneken perintah eksekutif yang memerintahkan badan-badan terkait menghentikan sementara transfer dana, dukungan, atau sumber daya Pemerintah AS ke WHO.

    Amerika Serikat adalah donatur terbesar bagi organisasi yang berkantor pusat di Jenewa, Swiss, tersebut. 

    Dukungan finansial AS sangat penting bagi operasional WHO.

    Di bawah pemerintahan Biden, AS terus menjadi penyandang dana terbesar bagi WHO dan pada tahun 2023 menyumbang hampir seperlima anggaran badan tersebut. 

    Anggaran tahunan organisasi ini adalah $6,8 miliar (£5,5 miliar).

    Efek untuk Amerika Jika Keluar dari WHO

    Pakar kesehatan masyarakat mengkritik keputusan Trump untuk keluar dari WHO, dan memperingatkan bahwa mungkin ada konsekuensi bagi kesehatan masyarakat Amerika.

    Beberapa orang berpendapat bahwa langkah ini memutus kemajuan AS dalam memerangi penyakit menular seperti malaria, tuberkulosis, dan Hiv & Aids.

    “Ini adalah keputusan presiden yang sangat dahsyat. Penarikan diri dari program ini merupakan luka yang sangat menyedihkan bagi kesehatan dunia, namun luka yang lebih dalam bagi Amerika Serikat,” kata pakar kesehatan masyarakat global dan profesor di Universitas Georgetown, Lawrence Gostin.

    Jika Amerika keluar dari WHO, akan memicu restrukturisasi besar-besaran lembaga itu dan dapat mengganggu rencana-rencana kesehatan global.

    Kabinet Trump juga mengumumkan rencana meninjau dan membatalkan Strategi Keamanan Kesehatan Global AS 2024, yang dirancang Biden untuk mencegah, mendeteksi, serta menanggapi ancaman penyakit menular.

    AS keluar dari WHO saat kekhawatiran dunia meningkat mengenai pandemi flu burung (H5N1). Puluhan orang terinfeksi dan satu pasien meninggal di Amerika Serikat.

    Negara-negara anggota WHO sejak akhir 2021 merundingkan perjanjian pertama di dunia tentang pencegahan, kesiapsiagaan, dan tanggapan pandemi.

    Dengan keluarnya AS, negosiasi akan dilanjutkan tanpa partisipasi Washington.

    Situasi Kesehatan Dunia Jika AS Keluar dari WHO

    Keputusan Presiden Trump yang mengeluarkan Amerika Serikat dari keanggotaaan WHO menimbulkan kekhawatiran pada situasi kesehatan global.

    Hal ini disampaikan Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama di Jakarta, Selasa (21/1/2025).

    Prof Tjandra Yoga Aditama (HO/TRIBUNNEWS)

    Ia menuturkan, Amerika Serikat mempunyai berbagai pusat kajian kesehatan yang diakui dunia seperti Center of Diseases Control and Prevention (CDC), National Institute of Health (NIH) dan lainnya.

    “Bagaimana peran berbagai organisasi ini sesudah Amerika Serikat menarik diri dari WHO,” ujar Prof Tjandra.

    Banyak pakar Amerika Serikat yang aktif dalam kesehatan global, termasuk bekerja di World Health Organization (WHO).

    Ada berbagai Universitas ternama di Amerika Serikat yang bergerak dalam kesehatan global pula.

    “Tentu patut ditelusuri bagaimana peran para pakar ini di kesehatan global kelak, sehubungan dengan kebijakan Trump di hari pertama kerjanya ini,” kata dia.

    Lebih jauh, aspek pendanaan dan anggaran WHO terkena dampak cukup bermakna jika kontribusi dari Amerika Serikat dihentikan.

    Amerika Serikat sudah lama dikenal sebagai donatur WHO.

    Imbasnya, apakah kondisi setelah ini tetap bisa terjaga kesehatan dunia.

    Situasi kesehatan dunia akan jadi perhatian penting karena besarnya jumlah penduduk Amerika Serikat, yang juga banyak melakukan perjalanan ke berbagai negara di dunia.

    Kondisi ini membawa dampak dalam pengawasan perjalanan kesehatan internasonal.

    “Harus ditunggu bagaimana implementasi atau eksekusi keputusan itu, apakah akan ada waktu tertentu sampai ini benar-benar terlaksana. Pernah ada informasi bahwa prosesnya akan memakan waktu 1 tahun, tetapi mungkin saja situasinya berbeda kini,” kata direktur pascasarjana RS YARSI ini.

    Respon WHO, Masih Berharap AS  Tak Keluar dari Keanggotaan

     (Times of Israel)

    Organisasi kesehatan dunia atau WHO buka suara terkait keluarnya Amerika Serikat dari keanggotaan WHO.

    Melalui keterangan tertulis, WHO menyesalkan pengumuman penarikan diri Amerika Serikat dari organisasi tersebut.

    WHO memainkan peran penting dalam melindungi kesehatan dan keamanan masyarakat dunia, termasuk warga Amerika dalam merespons keadaan darurat kesehatan seperti wabah penyakit.

    Amerika Serikat merupakan anggota pendiri WHO pada tahun 1948 dan telah berpartisipasi dalam membentuk dan mengatur kerja WHO sejak saat itu, bersama dengan 193 Negara Anggota lainnya, termasuk melalui partisipasi aktifnya dalam Majelis Kesehatan Dunia dan Dewan Eksekutif. 

    Selama lebih dari tujuh dekade, WHO dan Amerika Serikat telah menyelamatkan banyak nyawa dan melindungi warga Amerika dan semua orang dari ancaman kesehatan. 

    “Bersama-sama, WHO dan AS mengakhiri penyakit cacar, dan bersama-sama kita membawa polio ke ambang pemberantasan. Institusi-institusi Amerika telah berkontribusi dan memperoleh manfaat dari keanggotaan WHO,” tulis WHO dilaman resminya, Selasa (22/1/2025).

    Dengan partisipasi Amerika Serikat dan Negara Anggota lainnya, WHO selama 7 tahun terakhir telah menerapkan rangkaian reformasi terbesar dalam sejarahnya, untuk mengubah akuntabilitas, efektivitas biaya, dan dampaknya di berbagai negara. 

    “Kami berharap Amerika Serikat akan mempertimbangkan kembali dan kami berharap dapat terlibat dalam dialog konstruktif untuk mempertahankan kemitraan antara Amerika Serikat dan WHO, demi kepentingan kesehatan dan kesejahteraan jutaan orang di seluruh dunia,” lanjut keterangan tersebut.

    Pengamat: Potensi Amerika Serikat jadi ‘Preman Dunia’ di Bawah Kendali Donald Trump 2.0

    Terpisah, Direktur Eksekutif Center for Strategic and International Studies (CSIS) Yose Rizal Damuri membeberkan soal kemungkinan-kemungkinan yang terjadi di dunia global usai Donald Trump kembali memimpin Amerika Serikat.

    Menurut Yose, pemerintahan administrasi Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Donald Trump jilid dua dimungkinkan akan lebih kontroversial dibandingkan periode pertama Trump memimpin.

    “Dan kemarin-kemarin juga dengan statement-statement yang diberikan itu kelihatan sekali bahwa presiden Trump dan administrasi nya itu akan menjadi kontroversial dibandingkan tahun tahun sebelumnya,” kata Yose saat media briefing dengan tema Pelantikan Trump Dinamika Baru persaingan AS-China dan Tantangan bagi Indonesia, di Auditorium CSIS, Jakarta, Selasa (21/1/2025).

    Bahkan, pada hari ini atau belum tepat 24 jam Donald Trump dilantik, presiden yang berasal dari Republican Party tersebut sudah meneken beberapa kesepakatan.

    Satu di antaranya keputusan Amerika Serikat yang keluar dari Paris Agreement dan keluar sebagai anggota World Health Organization (WHO).

    “Sudah ada beberapa eksekutif order yang sudah ditandatangani yang kemudian memperlihatkan bahwa berbagai tindak kontroversial itu akan dijalankan oleh presiden Trump sendiri,” kata dia.

    “Jadi kelihatan nya ada keinginan dari administrasi baru ini untuk work the talk, apa yang mereka sudah kabarkan sudah beritakan sebelumnya,” sambung Yose.

    Atas hal itu, Yose menilai kondisi tersebut harus diantisipasi ke depan dan jangan sampai setiap bangsa khususnya Indonesia, merasa terkejut dengan berbagai tindakan yang dilakukan oleh pemerintahan Trump yang baru ini.

    “Dan untuk itu kita di Indonesia juga perlu untuk mengantisipasi serta merespons dengan tepat berbagai kemungkinan-kemungkinan tadi,” beber dia.

    Tak cukup di situ, Yose juga melihat kalau kebijakan Trump yang dinilai bakal menuai kontroversial itu akan turut didukung oleh banyak pihak.

    “Catatan saya adalah bahwa ini kelihatan nya kebijakan-kebijakan yang akan diambil oleh adminstrasi baru ini mendapatkan dukungan yang cukup luas dari berbagai pihak di Amerika Serikat sendiri,” kata dia.

    “Baik itu dari, sisi pemerintahannya karena memang kita bisa lihat sendiri Republikan itu sendiri mendapatkan porsi dukungan yang cukup kuat di kongres serta juga di berbagai tempat-tempat yang lainnya,” sambung Yose.

    Bahkan lebih jauh, beberapa pegiat bisnis yang berbasis di Amerika Serikat juga sudah mulai mengarah untuk memberikan dukungan terhadap kebijakan Trump.

    Padahal menurut Yose, pada masa kepemimpinan Trump yang pertama, banyak pebisnis yang tidak sejalan dengan kebijakan Presiden berusia 78 tahun itu.

    “Dan itu mungkin catatan yang pertama, jadi ada kecenderungan dukungan yang cukup kuat juga dari dunia usaha terutama yang datangnya dari Amerika Serikat sendiri tentunya ini diberikan dengan berbagai konsesi-konsesi yang ada,” ucap Yose.

    Lebih lanjut, dia juga berpandangan kalau ke depan di sektor ekonomi, pemerintahan Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Donald Trump akan lebih mementingkan negaranya itu sendiri.

    Terkait dengan itu tentunya menurut Yose, posisi geopolitik Amerika Serikat akan menjadi lebih penting.

    Bahkan bukan tidak mungkin, Amerika Serikat ke depan akan banyak menarik diri dari beragam kesepakatan-kesepakatan internasional.

    “Itu dalam rangka agar Amerika Serikat sendiri bisa menerapkan kebijakan-kebijakan yang sifatnya lebih unilateral dan menekan mitra-mitra atau negara-negara yang lainnya,” ujar dia.

    Dalam momen ini, Yose berkelakar kalau bukan tidak mungkin, Amerika Serikat di bawah Donald Trump akan membuat kebijakan-kebijakan baru yang sifatnya lebih menekan kepada mitra negara.

    Lebih jauh, dirinya menyebut, jika sebelumnya Amerika Serikat kerap disebut Polisi Dunia, maka bukan tidak mungkin ke depan Amerika Serikat akan bersikap sebagai Preman Dunia.

    “Mungkin bisa dibilang secara bercanda ya, kalau dulu kita selalu komplain karena Amerika Serikat menempatkan diri sebagai polisi dunia, mengatur-atur dunia dan mencoba memberikan menetapkan rambu-rambu dunia, tapi ke depannya mungkin kita harus mengantisipasi ketika Amerika Serikat menjadi preman dunia,” kata dia.

    Preman di sini artinya menurut Yose, Amerika Serikat akan membuat kebijakan yang sifatnya unilateral dengan menekan berbagai negara mitra untuk mengikuti keinginan mereka.

    “Preman ini artinya memang maunya hanya menekan kepada berbagai negara-negara lain mitra-mitra lainnya untuk mengikuti keinginan atau interest mereka bahkan tidak mengindahkan rambu-rambu yang tadinya atau berbagai agreement-agreement yang tadinya dibuat oleh Amerika Serikat sendiri, ataupun juga bersama dengan negara-negara lainnya,” tukas dia.

    (Tribunnews.com/Anita K Wardhani/Rina Ayu/Rizki Sandi Saputra/BBC/Kompas.com)

  • Mulai Tahun Ajaran Baru Anak Sekolah Dapat Pemeriksaan Kesehatan Gratis, Apa Saja yang Diperiksa? – Halaman all

    Mulai Tahun Ajaran Baru Anak Sekolah Dapat Pemeriksaan Kesehatan Gratis, Apa Saja yang Diperiksa? – Halaman all

     

    Mulai Tahun Ajaran Baru Anak Sekolah Dapat Pemeriksaan Kesehatan Gratis, Apa Saja yang Diperiksa?

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA – Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) tak hanya untuk orang dewasa.  Anak sekolah pun mendapatkan hak yang sama. 

    Program PKG untuk anak sekolah yakni usia 6-18 tahun baru akan dimulai pada Juli mendatang saat memasuki tahun ajaran baru.

    Pelaksanaan PKG akan berlangsung di sekolah bukan di puskesmas sebagaimana orang dewasa. 

    Jika orang dewasa mendapatkan fasilitas PKG saat ulang tahun, Menteri Kesehatan (Menkes RI) Budi Gunadi Sadikin memaparkan, anak-anak sekolah diperiksa ketika ajaran baru.

    Hal ini didasari keterbatasan puskesmas dan klinik swasta di Indonesia.

    Menkes memberi alasan mengatakan anak-anak usia sekolah lebih efektif kalau diperiksa di sekolah bukan di puskesmas. 

    Program ini akan dilakukan secara serentak untuk seluruh rakyat Indonesia yang berjumlah 280 juta jiwa.

    “Anak-anak ini lebih bagus skriningnya dilakukannya di sekolah. Supaya distribusinya lebih merata. Karena targetnya masif 280 juta warga. Puskesmas dan klinik swasta ada sekitar 25 ribu,” kata dia beberapa waktu lalu.

    Lantas, apa saja yang diperiksa?

    Menkes Budi menjelaskan pemeriksaan untuk anak sekolah itu terdiri dari indera pendengaran, indera penglihatan, gigi dan mulut, talasemia, anemia, obesitas, diabetes melitus, hipertensi, paru-paru, kesehatan jiwa, kebugaran, hepar.

    PKG Saat Ulang Tahun Diluncurkan Mulai Februari 2025, Begini Caranya?

    Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) saat ulang tahun akan diluncurkan pada Februari mendatang.

    Warga yang ingin mengikuti disarankan memiliki kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional atau JKN BPJS Kesehatan.

    “Skiriningnya memang gratis. Tapi tindak lanjutnya harus disesuaikan dengan kepesertaan BPJS-nya. Misalkan ditemukan (saat PKG) diabetes melitus maka itu harus diobati,” kata dia pada webinar yang ditulis Selasa (14/1/2025).

    Rima membeberkan langkah persiapan masyarakat untuk mendapatkan PKG di hari ulang tahun.

    Pertama, mengunduh SATU SEHAT MOBILE (SSM)

    Cara Cek Sertifikat Vaksin di Satu Sehat Mobile (Tangkapan Layar Aplikasi Satu Sehat Mobile)

    Mengisi biodata diri, memilih tanggal pemeriksaan, pendaftaran PKG dapat didaftarkan oleh keluarga, bayi baru lahir didaftarkan oleh nakes di ASIK.

    Kedua, mendaftarkan/mengaktifkan JKN

    Untuk mengantisipasi masalah kesehatan yang ditemukan pada saat PKG dan penanganannya. 

    Masyarakat perlu mendaftarkan diri menjadi peserta JKN atau mengaktifkan kepesertaan JKN sebulan sebelum hari ulang tahunnya.

    Ketiga, notifikasi PKG dari SSM

    Masyarakat akan mendapatkan WA mengikuti PKG pada H-30, H-7, H-1. dan Hari H ulang tahun. Pada H-7 akan dikirimkan kuesioner skrining yang harus diisi secara mandiri.

    Bagi penderita hipertensi dan/atau DM Usia >40 tahun diminta untuk berpuasa: tidak makan dan minum kecuali air putih 8- 10 jam sebelum waktu PKG di Hari Ulang Tahun.

    Keempat, persiapan sebelum ke FKTP (Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama)

    Saat berkunjung ke FKTP harus membawa identitas diri (KTP)/Kartu identitas Anak/Kartu Keluarga (KK), buku Kesehatan Ibu Anak (KIA) bagi sasaran balita dan anak pra-sekolah, tiket pemeriksaan di aplikasi SSM/WA, hasil pengisian formular kuesioner skrining mandiri.

    Masyarakat yang belum mendaftar atau tidak mendapatkan notifikasi, dapat berkunjung langsung ke FKTP.

    Masyarakat dapat berkunjung ke FKTP hingga maksimal 30 hari setelah hari ulang tahun (H+3O) untuk mendapat PKG di Hari Ulang Tahun. Masyarakat yang berulang tahun di bulan Januari 2025, Februari 2025 dan Maret 2025 dikecualikan dari ketentuan tersebut dan dapat berkunjung ke FKTP hingga 30 April 2025.

    Lokasi Pemeriksaan Kesehatan dan Penyakit yang Dideteksi

    Menteri Kesehatan (Menkes RI) Budi Gunadi Sadikin mewanti-wanti warga bahwa pemeriksaan kesehatan yang akan menyasar 280 juta masyarakat Indonesia bukan seperti medical check up di rumah sakit yang biasanya berbiaya mahal.

    “Banyak yang bilang akan seperti medical check-up, kayak di rumah sakit. Bukan, bukan seperti itu. Ini kan untuk 280 juta rakyat, yang mungkin diukur tensi aja nggak pernah,” kata dia baru-baru ini.
    Pemeriksaan kesehatan gratis merupakan upaya mendeteksi secara lebih dini kalau ada kondisi kesehatan yang mengkhawatirkan seperti stroke dan jantung.

    Lokasi Pemeriksaan Kesehatan Gratis

    PKG rencananya bukan dilakukan di rumah sakit.

    Skirining kesehatan akan dilakukan  dilakukan di 10 ribu puskesmas serta klinik-klinik swasta yang jumlah yang mencapai 20 ribu.

    Selain itu ujar Menkes, khusus anak-anak skrining kesehatan akan dilakukan di sekolah.

    Anak-anak akan menerima pemeriksaan kesehatan pada awal masuk sekolah.

    “Nggak mungkin ini dilakukan di rumah sakit, jumlah rumah sakit kurang. Karena ini kan banyak sekali targertnya, ratusan juta. Tidak se-sophisticated atau se-canggih yang dibayangkan untuk elit golongan menengah,” ungkap dia.

    Penyakit yang Bisa Dideteksi

    Skrining kesehatan gratis saat ulang tahun menjadi salah satu program yang dihadirkan oleh Presiden Prabowo Subianto dengan anggaran APBN mencapai Rp3,2 triliun.

    Apa saja yang bisa dideteksi dalam skrining kesehatan gratis saat ulang tahun ini?

    Dikutip dari akun media sosial X Partai Gerindra, skrining kesehatan gratis ini meliputi 14 penyakit dan dibagi menjadi beberapa kelompok usia.

    Balita:
    Hipotiroid kongenital
    Penyakit jantung bawaan kritis
    Hiperplasia adrenal kongenital
    Defisiensi G6PD
    Pertumbuhan
    Perkembangan
    Indera pendengaran
    Indera penglihatan
    Gigi dan mulut
    Talasemia
    Hepar

    Remaja:
    Indera pendengaran
    Indera penglihatan
    Gigi dan mulut
    Talasemia
    Anemia
    Obesitas
    Diabetes melitus
    Hipertensi
    Paru-paru
    Kesehatan jiwa
    Kebugaran
    Hepar

    Dewasa (18-39 tahun):
    Indera pendengaran
    Indera penglihatan
    Gigi dan mulut
    Obesitas
    Diabetes melitus
    Hipertensi
    Penyakit ginjal kronik
    Paru-paru
    Kesehatan jiwa
    Kebugaran
    Kanker payudara
    Kanker leher rahim
    Faktor risiko jantung stroke
    Hepar
    Osteoporosis

    Dewasa (40-59 tahun):
    Indera pendengaran
    Kolesterol
    Indera penglihatan
    Gigi dan mulut
    Obesitas
    Diabetes melituS
    Hipertensi
    Faktor risiko stroke
    Faktor risiko jantung
    Penyakit ginjal kronis
    Paru-paru
    Kesehatan jiwa
    Kebugaran
    Kanker payudara
    Kanker leher rahim
    Kanker usus
    Hepar
    Osteoporosis

    Lansia (60 tahun ke atas):
    Indera pendengaran
    Indera penglihatan
    Gigi dan mulut
    Obesitas
    Diabetes melitus
    Hipertensi
    Kolesterol
    Faktor risiko stroke
    Faktor risiko jantung
    Penyakit ginjal kronis
    Paru-paru
    Kesehatan jiwa
    Kebugaran
    Kanker payudara
    Kanker leher rahim
    Kanker usus
    Geriatri
    Hepar
    Osteoporosis

    (Tribunnews.com/Rina Ayu/Anita K Wardhani) 

  • Pentingnya Vaksin Influenza Mencegah Infeksi Pernapasan, Khususnya Bagi Lansia, Ini Kata Dokter – Halaman all

    Pentingnya Vaksin Influenza Mencegah Infeksi Pernapasan, Khususnya Bagi Lansia, Ini Kata Dokter – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Alivio Mubarak Junior

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Vaksin influenza menjadi salah satu langkah penting dalam mencegah infeksi pernapasan, terutama bagi lansia dan kelompok rentan lainnya. 

    Dokter spesialis paru dan pernapasan dr. Gatut Priyonugroho, Sp.P(K)-Onk., FISR, menjelaskan bahwa vaksin ini sangat dianjurkan untuk mengurangi risiko komplikasi akibat influenza.

    “Vaksin influenza sebenarnya sudah lama tersedia, hanya saja belum menjadi bagian dari program nasional. Vaksin ini sangat penting, terutama bagi lansia, karena angka kematian akibat influenza meningkat drastis pada kelompok usia ini,” kata dr. Gatut di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (21/1/2025).

    Ia menjelaskan bahwa influenza dapat merusak saluran napas dan membuatnya lebih rentan terhadap infeksi sekunder seperti bakteri dan jamur, yang bisa berujung pada perawatan intensif di ICU atau bahkan kematian. 

    Oleh karena itu, vaksinasi influenza menjadi langkah pencegahan yang sangat dianjurkan.

    Influenza merupakan penyakit yang ditularkan melalui udara atau true airborne, yang berarti virus ini selalu ada di udara dan jumlahnya meningkat pada musim tertentu, seperti musim hujan di Indonesia. 

    Dalam penelitian di negara lain, jumlah virus di udara saat wabah bisa meningkat hingga 100 kali lipat dibandingkan dengan musim biasa.

    “Virus ini terus mengalami mutasi, itulah sebabnya vaksin influenza harus diperbarui setiap enam bulan. Jika tidak memungkinkan, vaksinasi setahun sekali juga tetap bisa memberikan perlindungan. Yang terpenting, semakin sering seseorang divaksin, semakin baik daya tahan tubuhnya terhadap virus influenza,” jelasnya.

    Meski vaksin influenza tidak secara langsung melindungi dari penyakit lain seperti Human Metapneumovirus (HMPV) atau COVID-19, vaksinasi tetap membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh secara keseluruhan. 

    Dengan daya tahan tubuh yang lebih kuat, risiko terkena berbagai virus pernapasan lainnya bisa berkurang.

    “Influenza sering dianggap sepele, padahal pada kelompok rentan, infeksi ini bisa memicu komplikasi serius. Dengan vaksinasi yang rutin, kita bisa menekan angka kejadian penyakit yang lebih berat,” ungkap dr. Gatut.

    Selain vaksinasi, masyarakat juga disarankan untuk menjaga kesehatan dengan menerapkan pola hidup sehat, mencuci tangan secara rutin, menggunakan masker saat berada di tempat umum, serta menjaga daya tahan tubuh dengan asupan gizi seimbang dan olahraga teratur.

  • Main Hujan Bikin Anak Sakit Ternyata Mitos, Sebaliknya Tingkatkan Daya Tahan Tubuh – Halaman all

    Main Hujan Bikin Anak Sakit Ternyata Mitos, Sebaliknya Tingkatkan Daya Tahan Tubuh – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Alivio Mubarak Junior

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Banyak orangtua melarang anak-anak bermain hujan -hujanan karena khawatir mereka jatuh sakit. 

    Menanggapi hal ini, dokter spesialis paru & pernapasan Eka Hospital Depok, dr. Gatut Priyonugroho, Sp.P(K)-Onk., FISR, menjelaskan bahwa kebiasaan hujan-hujanan sebenarnya dapat membantu tubuh beradaptasi dengan lingkungan.

    “Di negara-negara dengan musim dingin seperti Finlandia dan Swedia, anak-anak justru dibiarkan bermain di luar meskipun ada salju. Ini bertujuan agar mereka terbiasa dengan kondisi lingkungan mereka,” kara dr. Gatut ditemui di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (21/1/2025).

    Menurutnya, Indonesia memiliki dua musim, yakni kemarau dan hujan. Oleh karena itu, idealnya tubuh juga harus terbiasa dengan kedua kondisi tersebut. 

    Jika seseorang tidak pernah terkena hujan, sistem imun tubuhnya tidak akan beradaptasi dengan baik.

    “Hujan-hujanan bisa membantu meningkatkan daya tahan tubuh, terutama jika dilakukan secara bertahap. Sejak bayi, anak-anak bisa mulai dikenalkan dengan beberapa tetes air hujan, lalu durasinya ditingkatkan secara perlahan. Saat sudah balita, mereka sebaiknya sudah bisa bermain di bawah hujan tanpa masalah,” jelasnya.

    Dr. Gatut juga menambahkan bahwa suhu udara saat hujan di Indonesia biasanya sekitar 22 derajat Celsius, yang masih relatif hangat dibandingkan suhu AC yang sering digunakan di dalam ruangan. 

    Oleh karena itu, paparan hujan dalam waktu yang wajar tidak akan langsung menyebabkan sakit.

    “Bahkan, suhu AC di dalam ruangan bisa lebih dingin daripada suhu hujan di luar. Jadi, yang terpenting adalah bagaimana tubuh kita beradaptasi terhadap lingkungan,” tambahnya.

    Namun, ia mengingatkan bahwa hujan-hujanan tetap harus dilakukan dengan cara yang benar. 

    Jika dilakukan secara mendadak tanpa pembiasaan, tubuh bisa mengalami stres akibat perubahan suhu mendadak, yang berisiko menurunkan daya tahan tubuh sementara.

    “Semakin sering seseorang terkena hujan dan tetap sehat, maka daya tahan tubuhnya akan semakin kuat. Yang harus dihindari adalah perubahan suhu ekstrem secara tiba-tiba, seperti langsung masuk ke ruangan ber-AC setelah kehujanan tanpa mengeringkan tubuh terlebih dahulu,” tutupnya.

    Dengan pemahaman yang lebih baik, masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan terhadap hujan. 

    Sebaliknya, jika dilakukan dengan cara yang benar, hujan-hujanan bisa menjadi bagian dari proses alami untuk memperkuat daya tahan tubuh.

  • Panduan Pemeriksaan Kesehatan Paru-paru, Apa Saja yang Perlu Diketahui? – Halaman all

    Panduan Pemeriksaan Kesehatan Paru-paru, Apa Saja yang Perlu Diketahui? – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Alivio Mubarak Junior

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pemeriksaan kesehatan paru-paru menjadi langkah penting dalam mendeteksi dan mencegah penyakit pernapasan sejak dini. 

    Menurut dr. Gatut Priyonugroho, Sp.P(K)-Onk., FISR, dokter spesialis paru & pernapasan dari Eka Hospital Depok, pemeriksaan kesehatan paru sebaiknya tidak hanya dilakukan oleh mereka yang memiliki keluhan, tetapi juga sebagai bagian dari pemeriksaan rutin, terutama bagi kelompok dengan risiko tinggi.

    “Pemeriksaan kesehatan paru mencakup beberapa tahap, mulai dari asesmen keluhan pasien, pemeriksaan fisik, hingga tes penunjang seperti rontgen dan analisis dahak jika diperlukan,” jelas dr. Gatut di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (21/1/2025).

    Ia menambahkan bahwa pemeriksaan ini sangat penting bagi individu yang sering mengalami batuk kronis, sesak napas, atau memiliki riwayat penyakit paru seperti asma dan bronkitis.

    Dalam pemeriksaan kesehatan, ada empat tahap utama yang menjadi pedoman, yaitu:

    1. Promosi kesehatan, yaitu edukasi kepada masyarakat mengenai penyakit paru dan cara pencegahannya.

    2. Pencegahan (preventif), termasuk vaksinasi dan menghindari faktor risiko seperti paparan asap rokok dan polusi udara.

    3. Kuratif, yaitu pengobatan bagi mereka yang telah terdiagnosis penyakit paru.

    4. Rehabilitasi, untuk pasien dengan kondisi kronis agar tetap dapat menjalani kehidupan dengan baik.

    Menurut dr. Gatut, pemeriksaan kesehatan paru di fasilitas kesehatan seperti puskesmas biasanya dimulai dengan wawancara medis untuk menilai gejala dan riwayat kesehatan pasien. 

    Jika ditemukan indikasi penyakit serius seperti infeksi paru, TBC, atau tumor paru, pasien akan dirujuk untuk pemeriksaan lebih lanjut.

    “Jika pasien mengalami batuk berkepanjangan, sesak napas yang tidak kunjung membaik, atau nyeri dada, dokter akan menyarankan pemeriksaan lanjutan seperti rontgen dada atau tes dahak untuk melihat apakah ada infeksi atau masalah lain pada paru-paru,” paparnya.

    Selain itu, dr. Gatut juga mengingatkan pentingnya pemeriksaan kesehatan bagi individu yang bekerja di lingkungan dengan risiko paparan zat berbahaya. 

    “Mereka yang bekerja di lingkungan dengan paparan debu, asap, atau bahan kimia sebaiknya melakukan pemeriksaan kesehatan paru secara berkala untuk memastikan tidak ada gangguan fungsi paru yang berkembang,” ungkapnya.

    Pemeriksaan kesehatan paru tidak hanya ditujukan untuk mereka yang sudah mengalami gejala, tetapi juga sebagai upaya deteksi dini agar penyakit dapat dicegah atau ditangani sebelum berkembang lebih parah. 

    “Lebih baik mencegah daripada mengobati. Dengan pemeriksaan yang rutin dan pola hidup sehat, kita bisa menjaga kesehatan paru-paru lebih baik,” pungkas dr. Gatut.

     

  • Kemenkes Soroti Pola Makan Tak Sehat Sebabkan Remaja Indonesia Alami Anemia – Halaman all

    Kemenkes Soroti Pola Makan Tak Sehat Sebabkan Remaja Indonesia Alami Anemia – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM,Jakarta – Satu dari lima remaja di Indonesia alami anemia, pola makan kurang zat besi jadi penyebab, seperti yang diungkapkan oleh Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Maria Endang Sumiwi.

    “Masalah perilaku kebiasaan di rumah. Ada banyak faktor penyebab anemia, namun saat ini bertebaran iklan komersil yang jadi tandingan makanan sehat,” ujar dia dalam temu media Hari Gizi Nasional di kantor Kemenkes RI, Selasa (21/1/2025).

    Melihat kondisi ini, pemberian tablet tambah darah (TTD) menjadi upaya mendukung remaja dalam proses pertumbuhannya.

    Dengan minum TTD rutin, maka mampu mengurangi potensi terkena anemia.

    “Sasarannya remaja untuk tingkat SMP dan SMU. Anak-anak minum TTD satu kali dalam satu pekan selama 1 tahun” kata Maria.

    Selain remaja, di Indonesia masalah anemia juga banyak dialami oleh wanita usia subur dimana 1 dari 5 wanita usia subur mengalami anemia.

    Kemudian, 1 dari 3 ibu hamil mengalami anemia atau 27,7 persen.

    Serta pada anak usia 6-14 tahun juga mengalami anemia atau 16,3 persen.

    “Di perkotaan ini makanan terlalu banyak pilihan dan semuanya diiklankan. Sementara makanan berbasis lokal mulai ditinggalkan,” ungkap Maria.

    Ia memaparkan, telah terjadi perubahan pola konsumsi di masyarakat yang perlu diwaspadai, seperti pada remaja.

    Pada remaja, 52 persen konsumsi minuman berpemanis tinggi, 32 persen konsumsi makanan asin, 11 persen konsumsi makanan instan, 78 persen konsumsi makanan berpenyedap tinggi, serta 65 persen tidak sarapan.

    Pemerintah ujar dia, melalui Program Makan Bergizi Gratis (MBG) membantu memperbaiki asupan gizi.

    Namun, hal itu juga perlu dibarengi dengan memilih makanan bergizi secara mandiri di rumah dalam 3 kali makan sehari.

    Kemenkes mengangkat tema “Pilih Makanan Bergizi untuk Keluarga Sehat” dalam perayaan Hari Gizi Nasional ke-65, agar meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memilih makanan yang bergizi. (*)