Category: Tribunnews.com Kesehatan

  • Tingkat Penolakan Vaksin Masih Tinggi, Orangtua Perlu Diedukasi Bertahap – Halaman all

    Tingkat Penolakan Vaksin Masih Tinggi, Orangtua Perlu Diedukasi Bertahap – Halaman all

    TRIBUNEWS.COM, JAKARTA – Penolakan terhadap vaksinasi anak masih menjadi tantangan di lapangan, terutama karena maraknya informasi yang simpang siur di internet.

    Hal ini diungkapkan oleh dr Vinia Rusli, Sp.A(K), yang menilai bahwa kekhawatiran orangtua kerap kali terbentuk oleh narasi keliru yang tersebar luas di media sosial.

    “Banyak orangtua yang mendadar (terpengaruh spontan) karena baca story atau informasi yang belum tentu benar. Itu membuat mereka khawatir, bahkan menolak vaksin,” kata Vinia saat sesi talkshow interaktif di event ParenTale di ICE BSD, Tangerang, Banten, Jumat (2/5/2025).

    Menurut Vinia, penolakan vaksinasi bisa dibagi dalam beberapa level mulai yang terrendah (level 0) hingga tinggi (level 5).

    “Orangtua yang berada di level 3 hingga 5 biasanya sudah menunjukkan penolakan aktif atau bahkan keras terhadap vaksinasi,” katanya. 

    Dalam situasi seperti itu, edukasi menjadi lebih menantang karena pola pikir mereka sudah terbentuk kuat.

    “Kita tidak bisa langsung memaksa. Edukasi harus bertahap, disesuaikan dengan tingkat resistensinya,” jelasnya.

    Dokter spesialis anak konsultan yang berpraktek di Siloam Hospitals Lippo Village ini menyarankan agar edukasi dilakukan dengan pendekatan yang lebih lunak.

    “Misalnya memulai dari kelompok orangtua yang masih ragu-ragu (level 1 atau 2), yang masih membuka kemungkinan untuk berdialog dan menerima informasi dari tenaga medis terpercaya,” katanya.

    Pendekatan lunak pada orangtua bisa melalui sesi parenting seperti ParenTale  yang jadi wadah edukatif bagi para orang tua dalam mendampingi tumbuh kembang anak usia 0–10 tahun akan berlangsung hingga MInggu (4/5/2025) ini.

    Sementara itu, event ParenTale 2025 hadir sebagai festival keluarga,  gratis dan terbuka bagi seluruh masyarakat, khususnya keluarga muda, calon orang tua, dan komunitas parenting se-Jabodetabek.

    “Mengusung tema Embracing the Diversity of Parenting Journey, ParenTale 2025  ingin memberikan ruang bagi semua pihak untuk merasakan pengalaman parenting yang mendalam dan inspiratif,” kata  Edwina Tirta, Partnership and Event Creation Director ICE Events.

    Dikatakannya, ParenTale adalah representasi nyata dari bagaimana dunia parenting terus berkembang dan semakin inklusif.

    “Kami mendesain acara ini dengan pendekatan yang personal dan emosional, karena setiap keluarga memiliki kisah dan kebutuhan unik yang layak dirayakanm,” katanya.

    Event ini tidak hanya mengedepankan aspek edukatif, tetapi juga menyediakan area playground interaktif hasil kolaborasi dengan XCocoland, dirancang khusus untuk mendukung kreativitas dan eksplorasi anak.

    Fasilitas penunjang seperti nursery room, stroller parking, dan jastiper lounge disediakan demi kenyamanan seluruh keluarga.

    Ayunda Wardhani, CEO Bridestory – Parentstory, menekankan, sebagai platform yang dekat dengan orang tua milenial dan Gen Z, kami ingin menghadirkan pengalaman yang tidak hanya bermanfaat secara edukatif, tetapi juga menyenangkan dan relevan.” 

    “Event ini tidak hanya mengedepankan aspek edukatif, tetapi juga menyediakan area playground interaktif hasil kolaborasi dengan XCocoland, dirancang khusus untuk mendukung kreativitas dan eksplorasi anak,” katanya.

     

  • Tips Meringankan Nyeri Haid Secara Alami – Halaman all

    Tips Meringankan Nyeri Haid Secara Alami – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Nyeri haid, atau dismenore, adalah pengalaman umum yang dialami banyak perempuan setiap bulannya.

    Rasa sakit yang menyertai periode menstruasi ini bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari.

    Namun, ada banyak cara alami untuk mengurangi nyeri haid yang mungkin belum banyak diketahui.

    Berikut beberapa tips yang dapat membantu meringankan rasa sakit tersebut.

    Memahami Penyebab Nyeri Haid

    Sebelum membahas cara mengurangi nyeri haid, penting untuk memahami apa yang menyebabkan rasa sakit ini.

    Selama menstruasi, rahim berkontraksi untuk membantu mengeluarkan lapisan dinding rahim yang tidak diperlukan.

    Kontraksi ini dapat menyebabkan rasa sakit yang bervariasi dari ringan hingga sangat parah.

    Faktor yang Mempengaruhi Nyeri Haid

    Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tingkat nyeri haid yang dialami, antara lain:

    Kadar hormon:

    Fluktuasi estrogen dan progesteron dapat berkontribusi pada intensitas nyeri.

    Kesehatan umum:

    Perempuan yang memiliki kondisi medis seperti endometriosis atau fibroid mungkin mengalami nyeri lebih hebat.

    Stres:

    Kondisi emosional yang tinggi dapat memperburuk persepsi rasa sakit.

    Penggunaan Kompres Hangat

    Salah satu cara termudah dan paling efektif untuk mengurangi nyeri haid adalah dengan menggunakan kompres hangat.

    Mengaplikasikan panas pada perut dapat membantu merelaksasi otot-otot rahim yang berkontraksi.

    Cara Membuat Kompres Hangat

    – Siapkan botol air panas atau kain bersih yang direndam dalam air hangat.

    – Tempelkan pada perut bagian bawah selama 15 hingga 20 menit.

    – Rasakan perbedaannya saat ketegangan mulai berkurang.

    Mengonsumsi Teh Herbal

    Teh herbal seperti jahe dan chamomile dapat memiliki efek menenangkan yang membantu mengurangi nyeri haid.

    Jahe dikenal karena sifat anti-inflamasi yang dapat membantu meredakan peradangan, sedangkan chamomile memiliki sifat relaksasi yang baik untuk mengurangi kecemasan dan ketegangan.

    Resep Teh Jahe

    – Rebus sepotong jahe segar dalam air selama 10 menit.

    – Tambahkan sedikit madu atau lemon untuk rasa.

    – Nikmati teh hangat untuk menenangkan perut.

    Berolahraga Secara Teratur

    Meskipun mungkin terdengar sulit dilakukan saat mengalami nyeri haid, berolahraga secara teratur dapat membantu mengurangi gejala.

    Aktivitas fisik meningkatkan aliran darah dan memproduksi endorfin, hormon yang berfungsi sebagai pereda rasa sakit alami.

    Jenis Olahraga yang Direkomendasikan

    Yoga:

    Beberapa pose yoga dapat merelaksasi otot-otot perut dan mengurangi ketegangan.

    Berjalan kaki:

    Aktivitas sederhana ini dapat meningkatkan sirkulasi darah dan membantu meredakan nyeri.

    Mengatur Pola Makan Sehat

    Apa yang Anda makan juga dapat mempengaruhi nyeri haid.

    Mengonsumsi makanan yang kaya akan omega-3, seperti ikan salmon dan biji chia, dapat membantu mengurangi peradangan.

    Selain itu, mengurangi konsumsi garam, kafein, dan gula dapat membantu meringankan gejala.

    Contoh Menu Sehat

    – Sarapan:

    Oatmeal dengan biji chia dan buah-buahan segar.

    – Makan Siang:

    Salad dengan ikan salmon panggang dan sayuran segar.

    – Makan Malam:

    Quinoa dengan sayuran kukus dan ayam panggang.

    Menciptakan Lingkungan yang Nyaman

    Lingkungan yang nyaman dapat membantu mengurangi rasa sakit secara keseluruhan.

    Luangkan waktu untuk bersantai di tempat yang tenang, gunakan aroma terapi dengan minyak esensial, atau dengarkan musik yang menenangkan untuk meningkatkan suasana hati.

    Tips Menghadirkan Kenyamanan

    – Siapkan ruangan yang tenang dengan pencahayaan lembut.

    – Gunakan bantal atau selimut kesayangan untuk memberikan rasa nyaman.

    – Meditasi atau praktik pernapasan dalam untuk menenangkan pikiran.

    Menghadapi Nyeri Haid dengan Bijak

    Nyeri haid adalah bagian dari siklus menstruasi yang dialami banyak perempuan, namun dengan pendekatan yang tepat, Anda bisa mengurangi rasa sakit dan menjalani hari-hari dengan lebih baik.

    Menggunakan kombinasi metode alami seperti kompres hangat, teh herbal, dan olahraga secara teratur dapat membuat perbedaan signifikan.

    Dengan melakukan hal-hal kecil ini, Anda tidak hanya meringankan nyeri, tetapi juga memberikan diri Anda perhatian dan cinta yang layak Anda dapatkan.

    Jika rasa sakit berlanjut atau semakin parah, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan tenaga medis untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • 400 Ribu Vial Obat Bius Disalahgunakan, Termasuk untuk Vape & Pelecehan oleh Dokter, Ini Sikap BPOM – Halaman all

    400 Ribu Vial Obat Bius Disalahgunakan, Termasuk untuk Vape & Pelecehan oleh Dokter, Ini Sikap BPOM – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kepala BPOM RI Taruna Ikrar hari ini, Jumat (2/5/2025) melakukan kunjungan ke Puskesmas Cakung, Jakarta Timur.

    Dalam sidak kali ini, ia bersama jajaran ingin memastikan pelayanan farmasi di puskesmas tersebut sudah sesuai standar.

    Hal ini merespons banyaknya kasus penyalahgunaan obat bius di tanah air, termasuk kasus vape berisi obat keras atau etomidate.

    Taruna menjabarkan, pada tahun 2024 saja tercatat ada 400 ribu vial obat ketamin atau yang awam disebut obat bius atau anestesi yang digunakan tidak tepat atau ilegal oleh masyarakat.

    Kemudian, kasus obat bius yang digunakan oleh dokter PPDS di RSHS Bandung dalam kasus dugaan pelecehan seksual kepada anak pasien.

    “Kami bertekad, karena tidak digunakan sesuai dengan aturan, kami akan mengatur ini lebih ketat lagi, termasuk sanksinya. Sanksinya tentu berpatokan pada 12 tahun penjara dan denda minimal 5 miliar,” ujar dia kepada wartawan.

    Selain memperketat pengawasan obat bius di tempat instalasi kefarmasian, pihaknya juga bekerja sama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) untuk memasukkan ketamin atau obat bius sebagai golongan psikotropika.

    Dengan demikian, hukuman dan sanksi penyalahgunaan obat bius itu bisa menjadi lebih tinggi.

    “Kami atur lebih ketat lagi dan kami masukkan nanti ketamin ini menjadi obat-obat tertentu. Dan kalau dia masuk ke obat-obat tertentu, hukumannya lebih tinggi. Kami ingin tegas,” ujar dia.

    Menyinggung, kasus obat keras yang digunakan dalam rokok elektrik atau vape, Badan POM tengah mencari kemungkinan adanya modus baru penyalahgunaan obat keras itu.

     

  • Kasus Dugaan Keracunan MBG, Siswa Alami Gejala Ini hingga Dirawat di RS – Halaman all

    Kasus Dugaan Keracunan MBG, Siswa Alami Gejala Ini hingga Dirawat di RS – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA — Pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dimulai pada Januari 2025 ini masih saja diwarnai laporan dugaan keracunan.

    Tercatat ada sekitar 5 kasus keracunan terjadi sejak program unggulan Presiden Prabowo ini diluncurkan.

    Sebagai pelaksana program, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menyatakan, akan melakukan evaluasi menyeluruh guna memastikan efektivitas program dalam memberikan manfaat yang optimal.

    Berikut rangkuman kasus dugaan keracunan program MBG yang dihimpun Tribunnews.com:

    1. Kasus di Sukoharjo

    Puluhan siswa Sekolah Dasar 03, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, mengalami keracunan setelah mengkonsumsi menu MBG pada Kamis (16/1/2025).

    Siswa mengalami gejala mual, muntah dan pusing namun tidak sampai dirujuk ke rumah sakit.

    Dugaan keracunan disebabkan oleh hindangan yang belum matang.

    2. Kasus di Cianjur

    Keracunan menu MBG juga dialami puluhan siswa MAN 1 dan SMP PGRI 1 di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada Selasa (22/4/2025).

    Jumlah korban dilaporkan mencapai 78 orang.

     

    Para korban mendapatkan perawatan di RSUD Sayang Cianjur dan RS Bhayangkara.

    Dari hasil uji laboratorium yang dilakukan penyebab sementara keracunan di Cianjur disebabkan oleh bakteri di wadah tempat makan.

    Hasil uji laboratorium terhadap wadah makan menunjukkan adanya bakteri Staphylococcus sp, Escherichia coli, dan Salmonella sp. 

    3. Kasus di Bombana

    Puluhan siswa SDN 33 Kasipute, Rumbia Tengah, Bombana, Sulawesi Tenggara juga mengalami gejala keracunan, karena menyantap menu MBG pada Rabu (23/4/2025).

    Belasan siswa muntah-muntah dan sakit perut karena menyantap ayam bumbu tepung yang diduga basi.

    Meski mengalami gejala namun tidak ada murid yang dirawat atau dirujuk ke RS.

    4. Kasus di Bandung

    Ratusan siswa SMP Negeri 35 Kota Bandung mengalami gejala keracunan usai menyantap makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Selasa (29/4/2025).

    Selain siswa, dua orang guru juga dilaporkan mengalami gejala serupa.

    Peristiwa ini terjadi di sekolah yang berlokasi di Jalan Dago Pojok, Kecamatan Coblong, Kota Bandung. 

    Para korban mengalami mual, pusing, muntah, dan diare, diduga akibat mengonsumsi menu MBG berupa makaroni dan sayuran yang tidak layak konsumsi

    5. Kasus di Tasikmalaya

    MAKAN GRATIS BOMBANA – Kolase foto tangkapan video murid Sekolah Dasar Negeri atau SDN 33 Kasipute, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra), mengalami muntah-muntah diduga menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG) di sekolahnya, pada Rabu (23/04/2025). (Kolase foto tangkapan video diterima TribunnewsSultra.com/Istimewa)

    Terbaru, puluhan pelajar di wilayah Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, mengalami keracunan setelah menyantap menu MBG pada Rabu (30/4/2025).

    Jumlah pelajar TK, SD, dan SMP yang mengalami keracunan setelah menyantap paket MBG mencapai 24 orang.

    Mereka mendapatkan penanganan di Puskesmas Rajapolah pada Kamis (1/5/2025) malam.

    Dari sejumlah pelajar yang memperoleh perawatan, sebagian sudah pulang ke rumah masing-masing.

    Mayoritas korbandatang dengan gejala umum seperti mual, muntah, hingga diare berulang.

    Dari total 8 orang yang dirawat dengan rincian dua laki-laki dan enam perempuan.

  • Selain Genetik, Diabetes Melitus Tipe 1 pada Anak Bisa Dipengaruhi Lingkungan – Halaman all

    Selain Genetik, Diabetes Melitus Tipe 1 pada Anak Bisa Dipengaruhi Lingkungan – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Unit Kerja Koordinasi (UKK) Endokrinologi IDAI, DR Dr. Nur Rochmah sampaikan diabetes melitus (DM) tipe 1 yang dialami anak dipengaruhi risiko genetik hingga faktor lingkungan. 

    “Patogenesisnya jadi ada proses kerentanan genetik ada gen yang berperan ini, kalau terpicu faktor lingkungan itu baru manifest, jadi proses autoimun,” ungkapnya dalam media talk yang digelar Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) secara daring, Jumat (2/5/2025). 

    Ia menjelaskan meskipun Diabetes Melitus tipe 1 pada anak dikaitkan dengan faktor genetik, ternyata itu hanya sekitar 20 persen menyumbangkan faktor risiko.

    Namun, pada beberapa kondisi DM tipe 1 dipicu karena proses autoimun, di mana itu sudah terjadi beberapa tahun sebelumnya

    “Ada faktor genetik ber disposisi ketemu faktor lingkungan dan ini bisa kekurangan vitamin D, bisa infeksi sebelumnya. Kemudian selama bertahun-tahun terjadi destruksi dan ketika pasien datang ke kita dengan gejala itu sudah tinggal 10 persen insulin secara teorinya,” paparnya lagi. 

    Faktor risiko genetik, kata dr Nur bisa dilakukan upaya pencegahan dengan pemberian vitamin D.

    “Faktor risiko dari genetik menjadi manifest itu hanya sekitar 20 persen, jadi bagaimana supaya tetap silent? Bisa memberikan pola hidup yang baik, terus ada peran vitamin D juga di situ untuk primary prevention ya, lifestyle yang sehat,” imbuhnya. 

    Lebih lanjut pada kesempatan yang sama Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dokter spesialis anak konsultan kardiologi Piprim Basarah Yanuarso ungkap kasus diabetes melitus tipe 1 masih banyak yang tidak terdiagnosis. 

    Umumnya, pasien baru datang jika kondisi sudah parah atau stadium lanjut.

    “Masalahnya adalah masih banyak kasus diabetes melitus tipe 1 yang tidak terdiagnosis atau salah diagnosis.”

    “Jadi, anak-anak yang terdeteksi diabetes ini (sudah) dalam kondisi yang sudah berat, baru ketahuan,” ungkapnya pada media briefing virtual, Jumat (2/5/2025). 

    Diabetes melitus tipe 1 adalah kondisi penyakit autoimun di mana pankreas tidak bisa memproduksi atau sedikit sekali produksi insulin.

    Berbeda dengan diabetes tipe 2 yang memang disebabkan oleh gaya hidup, sehingga bisa menyerang siapa saja. 

    Menurut dr Piprim, salah satu penyebab terlambatnya deteksi dini adalah karena kurangnya kesadaran akan gaya hidup sehat. 

    Selain itu, masih banyak masyarakat yang belum begitu mengenal gejala atau tanda dari penyakit ini. 

     

  • Selain Genetik, Diabetes Melitus Tipe 1 pada Anak Bisa Dipengaruhi Lingkungan – Halaman all

    5 Langkah Tata Laksana Agar Kadar Gula Anak dengan Diabetes Melitus Tipe 1 Tetap Stabil – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menjaga kadar gula anak dengan diabetes melitus tipe 1 agar tetap stabil adalah salah satu upaya mencegah terjadinya komplikasi. 

    Lantas, bagaimana menjaga kadar gula darah anak dengan diabetes tetap stabil?

    Terkait hal ini, Dokter Spesialis Anak, DR Dr. Nur Rochmah, Sp.A, Subsp.Endo(K), dari Unit Kerja Koordinasi (UKK) Endokrinologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) beri penjelasan. 

    Setidaknya ada lima langkah tata laksana agar gula anak dengan diabetes melitus tipe 1 stabil. 

    “Untuk cara menjaga kadar gula darah anak dengan diabetes tetap stabil, itu ada lima langkah tata laksana,” ungkapnya dalam media talk yang digelar Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) secara daring, Jumat (2/5/2025). 

    Berikut lima langkah tata laksana tersebut:

    Penberian insulin

    Anak dengan diabetes melitus tipe 1 tidak memiliki insulin. 

    Hal ini disebabkan pankreas tidak dapat memproduksi insulin secara memadai. 

    Insulin sendiri merupakan hormon penting yang berfungsi mengatur kadar gula darah dalam tubuh.

    “Karena tidak memiliki insulin jadi kita berikan insulin,” imbuhnya.

    2. Pola makan seimbang

    Anak dengan diabetes melitus tipe 1 butuh makanan yang sehat.

    Namun orang tua tetap harus dihitung kalorinya. Kalori makanan untuk anak dengan diabetes tipe 1 ini harus diperhatikan.

    “Nanti akan dihitung sehari berapa, nanti dihitung pagi, siang, malam dan zat di antara makan besarnya berapa. Jadi anak dengan diabetes tipe satu tetap makan 3 kali dan snack 3 kali,” kata dr Nur lagi. 

    3. Aktivitas fisik

    Bukan hanya mengatur pola makan saja agar kadar gula darah seimbang. 

    Aktivitas fisik atau olahraga juga jadi hal penting yang perlu dilakukan. 

    Ini dikarenakan olahraga membantu tubuh memanfaatkan glukosa dengan baik dan membuat kerja insulin jadi lebih optimal.

    Aktivitas fisik menjadi salah satu cara efektif jaga keseimbangan gula darah dan mencegah lonjakan yang berbahaya.

    4. Pemberian edukasi

    Dr Nur Rochmah mengungkapkan edukasi menjadi kunci utama agar anak serta keluarga dapat memahami kondisi diabetes dan cara mengelolanya dengan baik. 

    Keluarga yang teredukasi dengan baik akan lebih mudah dalam mengambil langkah-langkah yang tepat dalam perawatan anak dengan diabetes.

    5. Monitoring gula secara mandiri

    Diketahui jika orang dengan diabetes melitus tipe 1 diharuskan melakukan pengecekan gula sebelum maka. 

    Pengecekan dilakukan untuk mengetahui berapa kadar gula darah, dan kemudian akan diberikan suntik insulin mandiri oleh pasien atau keluarga di rumah

    “Kemudian setelah disuntik 2 jam, dilakukan pemeriksaan gula darah untuk memastikan insulin yang diberikan sudah sesuai. Dan setiap 3 bulan, pasien perlu melakukan pemeriksaan HbA1c,” pungkasnya. 

  • 1,3 Juta Anak Indonesia Belum Terima Imunisasi DPT 1, Jumlahnya Terbanyak Keenam Sedunia – Halaman all

    1,3 Juta Anak Indonesia Belum Terima Imunisasi DPT 1, Jumlahnya Terbanyak Keenam Sedunia – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Data Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO tahun 2023 ungkap terdapat 14,5 juta anak di dunia yang belum mendapatkan imunisasi atau disebut sebagai zero dose.

    Sedangkan Indonesia menempati peringkat keenam tertinggi secara global, dengan sekitar 1,3 juta anak belum menerima imunisasi Difteri, Pertusis, Tetanus (DPT) 1 selama periode 2019–2023.

    Hal ini disampaikan oleh Direktur Imunisasi Kemenkes RI, dr. Prima Yosephine. 

    “Ini bukan sekedar angka yang tertulis di atas kertas, tapi gambaran nyata bahwa masih banyak anak-anak kita di Indonesia yang belum terlindungi, dan akan menjadi ancaman serius bagi negeri ini jika tidak bergerak melakukan sesuatu apapun,” ujar dr. Prima dilansir dari website resmi, Jumat (2/5/2025). 

    Ia menekankan bahwa cakupan imunisasi yang tinggi, merata, dan berkualitas sangat penting untuk mencegah kesakitan, kecacatan, bahkan kematian akibat penyakit. 

    Imunisasi juga sekaligus membangun generasi sehat yang siap menghadapi tantangan masa depan.

    “Imunisasi bukan sekadar layanan dasar, tetapi investasi jangka panjang untuk melindungi anak-anak kita,” tambahnya.

    Lebih lanjut perwakilan United Nations Children’s Fund, atau Dana Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa Maniza Zaman menyebut vaksin sebagai salah satu inovasi paling berpengaruh dalam sejarah kesehatan masyarakat.

    “Selama lima dekade terakhir, vaksin telah menyelamatkan 154 juta jiwa di seluruh dunia. Di Indonesia, UNICEF tetap berkomitmen mendukung imunisasi anak melalui kerja sama erat dengan Kementerian Kesehatan dan para mitra,” jelas Maniza.

    Ia menambahkan bahwa investasi berkelanjutan dalam imunisasi adalah memastikan anak-anak tumbuh sehat dan siap membangun masa depan bangsa.

  • Kasus Diabetes Melitus Tipe 1 pada Anak Masih Jarang Terdiagnosis – Halaman all

    Kasus Diabetes Melitus Tipe 1 pada Anak Masih Jarang Terdiagnosis – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Dokter spesialis anak konsultan kardiologi Piprim Basarah Yanuarso ungkap kasus diabetes melitus tipe 1 masih banyak yang tidak terdiagnosis. 

    Menurut Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) ini, umumnya pasien baru datang jika kondisi sudah parah atau stadium lanjut.

    “Masalahnya adalah masih banyak kasus diabetes melitus tipe 1 yang tidak terdiagnosis atau salah diagnosis. 

    Jadi, anak-anak yang terdeteksi diabetes ini (sudah) dalam kondisi yang sudah berat, baru ketahuan,” ungkapnya pada media briefing virtual, Jumat (2/5/2025). 

    Diabetes melitus tipe 1 adalah kondisi penyakit autoimun di mana pankreas tidak bisa memproduksi atau sedikit sekali produksi insulin.

    Berbeda dengan diabetes tipe 2 yang memang disebabkan oleh gaya hidup, sehingga bisa menyerang siapa saja. 

    Menurut dr Piprim, salah satu penyebab terlambatnya deteksi dini adalah karena kurangnya kesadaran akan gaya hidup sehat. 

    Selain itu, masih banyak masyarakat yang belum begitu mengenal gejala atau tanda dari penyakit ini. 

    Padahal, kata dr Piprim, salah satu ciri yang mudah dikenali pada anak dengan diabetes melitus tipe 1 ini adalah berat badan yang berkurang atau kurus.  

    Selain itu anak yang alami penyakit ini juga menunjukkan tanda seperti haus berlebihan, kelaparan, kelelahan atau berkeringat. 

    Penanganan anak dengan diabetes melitus tipe 1 ini adalah diberikan insulin sepanjang usianya.

    Jika tidak tertangani dengan segera, anak berisiko mengalami berbagai komplikasi serius. Dan ini tentu saja bisa menganggu tumbuh kembang anak. 

    “Sebetulnya ini bisa dilakukan skrining untuk diabetes melitus tipe 1. Sehingga bisa terdeteksi lebih awal,” kata dr Piprim lagi. 

    Oleh karena itu, dr Piprim pun mengimbau kepada orang tua untuk lebih waspada dengan gejala diabetes tipe 1 ini. 

    Kalau muncul gejala yang mengarah pada diabetes melitus tipe 1, segera bawa anak ke fasilitas layanan kesehatan. 

    Sehingga anak bisa mendapatkan perawatan yang optimal. 

    Anak pun bisa tumbuh kembang dengan dengan baik dan mampu meraih cita-citanya.

    Selain itu pihaknya juga mendorong pemerintah untuk memastikan akses dan fasilitas di layanan kesehatan tersedia dengan baik. 

    Terlebih saat ini masih ditemukan anak-anak yang sulit mengakses insulin. 

    “Di daerah juga masih banyak anak-anak yang akses ke insulinnya terbatas, padahal diabetes tipe 1 ini dia independent insulin. Seumur hidupnya dia butuh sedikit insulin,”tegasnya. 

    Terakhir dr Piprim mengingatkan pada orang tua jika anak-anak perlu juga diajarkan bagaimana memantau gula darah dan cara menggunakan insulin.

  • Sebabkan Risiko Fatal hingga Kematian, DBD Jadi Tantangan Kesehatan di Indonesia – Halaman all

    Sebabkan Risiko Fatal hingga Kematian, DBD Jadi Tantangan Kesehatan di Indonesia – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA — Sejak pertama kali ditemukan di Indonesia pada 1968, angka kejadian demam berdarah dengue (DBD) terus meningkat.

    Peningkatan kasus DBD ini disebabkan oleh perubahan karakteristik penularan.

    Dengan kondisi ini, siapa saja menjadi lebih berisiko terjangkit DBD, tanpa memandang usia, tempat tinggal, dan gaya hidup.

    Diketahui, seseorang yang terinfeksi dengue untuk kedua kalinya mempunyai risiko lebih besar terkena demam berdarah parah yang ditandai dengan sakit perut yang parah, muntah terus-menerus, pernapasan cepat, gusi atau hidung berdarah, kelelahan, kegelisahan, darah dalam muntahan atau feses, menjadi sangat haus, kulit pucat dan dingin, serta merasa lemah.

    Berbagai gejala ini sering kali muncul setelah demamnya hilang.

    Berangkat dari kondisi ini, DBD menjadi sorotan dalam gelaran seminar dan lokakarya nasional 2025 Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia (ADINKES) pada 29 April hingga 2 Mei 2025 di Bali.

    Ketua ADINKES dr. M. Subuh, MPPM, menyatakan, kegiatan ini memperkuat peran desa sebagai garda terdepan dalam pencegahan dan pengendalian penyakit.

    “Melalui forum ini, kami mendorong sinergi antara Dinas Kesehatan, Puskesmas, dan pemerintah desa untuk menghadapi berbagai tantangan kesehatan seperti hipertensi hingga dengue,” ujar dia di Jakarta, Jumat (2/5/2025).

    Kementerian Kesehatan pun mengapresiasi penyelenggaraan forum edukatif dan strategis ini.

    Melalui dukungan dari mitra strategis seperti adinkes, dapat mempercepat pencapaian tujuan pembangunan kesehatan nasional dan mewujudkan masyarakat Indonesia yang lebih sehat.

    Di sisi lain, dengue sampai saat ini belum ada obatnya, maka pencegahan menjadi kunci.

    Dr. dr. I Made Susila Utama, SpPD-KPTI FINASIM menjelaskan, salah satu pencegahan yang penting untuk dipertimbangkan adalah vaksinasi.

    Saat virus akibat gigitan nyamuk memasuki tubuh, tubuh akan mengeluarkan pertahanan alaminya, sehingga memutus rantai penularan virus. Namun, untuk memperoleh perlindungan yang optimal, vaksinasi dengue harus dilakukan sesuai dengan dosis yang dianjurkan oleh dokter.

    Pengalaman dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dan Pemerintah Kabupaten Probolinggo dalam menerapkan metode pencegahan inovatif ini, patut diapresiasi dan dapat menjadi inspirasi bagi daerah lainnya.

    Sementara itu salah satu mitra penyelenggaraan acara  Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines Andreas Gutknecht menyampaikan, pihaknya berkomitmen untuk mendukung upaya melawan dengue, melalui penerapan 3M Plus (menguras, menutup, mengubur/mendaur ulang, dan mempertimbangkan penggunaan metode pencegahan inovatif untuk memperkuat perlindungan dengan lebih komprehensif,” ujar Andreas.

    Forum dihadiri oleh perwakilan dinas kesehatan, dinas pemberdayaan masyarakat desa (DPMD), puskesmas, laboratorium kesehatan, Komisi Penanggulangan AIDS, tenaga kesehatan, akademisi/praktisi kesehatan hingga pegiat kesehatan dari seluruh Indonesia.

  • Perawat Indonesia Berpeluang Meniti Karier di Eropa Lewat Jalur Beasiswa – Halaman all

    Perawat Indonesia Berpeluang Meniti Karier di Eropa Lewat Jalur Beasiswa – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Perawat Indonesia kini berpeluang meniti karier dan mendapatkan penghasilan lebih baik di luar negeri di tengah viralnya tagar #KaburAja Dulu yang jadi simbol kekecewaan generasi muda terhadap kondisi dunia kerja dalam negeri, 

    Sebanyak 55 tenaga kesehatan profesional asal Indonesia terpilih mengikuti program beasiswa pengembangan karier internasional di Austria melalui program Binawan Eropa.

    Program ini dijalankan oleh Universitas Binawan lewat program international Nurse Development Program Scholarship hasil kolaborasi Universitas Binawan dengan universitas di Austria dan mendapat dukungan Pemerintah RI.

    Menteri Penempatan dan Perlindungan Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding menyatakan, pemerintah mendukung inisiatif sektor pendidikan dan sektor swasta memperluas akses kerja profesional ke luar negeri seperti dijalankan Universitas Binawan.

    Menteri Penempatan dan Perlindungan Migran indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding dalam sambutannya mengatakan, Terima kasih sekali lagi kepada Universitas Binawan atas dedikasinya yang terus mendorong penciptaan lapangan kerja yang berkualitas dan pembangunan manusia Indonesia yang berketerampilan bagus.

    “Saya berharap universitas lain atau lembaga pendidikan lain dapat mencontoh model yang dilakukan Binawan ini. Saya kira adalah salah satu model perusahaan penempatan pekerja migran indonesia yang sudah cukup baik dan bisa kita jadikan role model untuk seluruh P3MI yang ada di indonesia ” ujar Abdul Kadir.

    CEO Binawan Group sekaligus Ketua Yayasan Binawan, Said Saleh Alwaini mengatakan, program beasiswa ini merupakan bagian dari upaya Yayasan Binawan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan memperluas jaringan kerjasama dengan institusi-institusi terkemuka di berbagai negara.

    “Kami menyadari bahwa di era globalisasi ini memiliki jaringan internasional dan pengalaman lintas budaya adalah aset yang sangat berharga. Karena itu, kami akan terus berupaya untuk menjalin kerjasama dengan berbagai pihak di tingkat internasional untuk memberikan kesempatan yang lebih luas bagi para mahasiswa dan lulusan Universitas Binawan,” kata Said,

    Dia menegaskan, keberhasilan program ini adalah hasil dari sinergi dan kolaborasi yang baik antara berbagai pihak. 

    International Nurse Development Program Scholarship adalah program kolaborasi Universitas Binawan dengan Universitas di Austria yang mencakup pelatihan bahasa Jerman, bimbingan adaptasi budaya, serta pembekalan kompetensi sesuai standar kesehatan Eropa.

    Para peserta disiapkan secara intensif untuk bekerja di rumah sakit dan fasilitas kesehatan di Austria yang kekurangan tenaga medis terlatih.

    Binawan menjadi lembaga pertama di Indonesia yang membuka jalur beasiswa plus. penempatan kerja luar negeri secara terstruktur untuk profesi perawat, menjawab langsung tantangan surplus sarjana keperawatan yang terus meningkat di Indonesia.

    Melalui Program Binawan Eropa yang didukung pemerintah dan mitra global, #KaburAjaDulu secara legal menjadi langkah nyata menuju karier internasional di Austria, Jerman, Swiss, dan Belanda.

    Said menambahkan, Yayasan Binawan membuka kesempatan beasiswa pelatihan bagi perawat di seluruh Indonesia, dengan pendaftaran dan proses seleksi berlangsung hingga Juni 2025.

    Sejauh ini Binawan telah menempatkan 131.000 tenaga terampil dan profesional di berbagai sektor industri di luar negeri.

    Antara lain, Australia, Singapur, Malaysia, Jepang, Korea Selatan, Britania Raya, Austria, Jerman, Swiss, Belanda, Slovakia, Saudi Arabia, Qatar, Kuwait, Uni Emirat Arab, Oman, dan sejumlah negara lainnya. (tribunnews/fin)