Category: Tribunnews.com Kesehatan

  • Pemerintah Datangkan Dokter dari Arab Saudi untuk Bantu Operasi Anak dengan Penyakit Jantung Bawaan – Halaman all

    Pemerintah Datangkan Dokter dari Arab Saudi untuk Bantu Operasi Anak dengan Penyakit Jantung Bawaan – Halaman all

     

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA – Setiap tahun, ada sekitar 50 ribu bayi yang lahir di Indonesia dengan Penyakit Jantung Bawaan (PJB). 

    Kondisi ini menjadi masalah kesehatan serius yang dihadapi anak-anak Indonesia.

    Ditambah lagi daftar tunggu operasi yang lama serta biaya yang mahal makin mematahkan harapan keluarga pasien agar anak memiliki masa depan yang lebih baik.

    Bersama Kerajaan Arab Saudi melalui King Salman Humanitarian Aid and Relief Centre (KSR), Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RSJPDHK) menggelar operasi massal untuk anak-anak dengan kelainan jantung bawaan.

    Selama 10 hari mulai tanggal 21-31 Januari 2025, sebanyak 28 orang anggota tim KSR terdiri dari manajemen dan tim medis berkolaborasi dengan para ahli bedah jantung anak di RSJPDHK.

    Tim medis dari Arab terdiri daro dokter jantung, dokter bedah jantung anak, dokter anestesi jantung, dokter intensivis jantung, perawat anestesi, perawat bedah dan perawat intensivist melakukan 38 operasi penyakit jantung bawaan.

    TIM MEDIS ARAB SAUDI – Tim medis dari Kerajaan Arab Saudi melalui King Salman Humanitarian Aid and Relief Centre (KSR) datang ke Indonesia. Tim ini bersama Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RSJPDHK) dalam jumpa pers Kamis (30/1/2025) memberi informasi akan menggelar operasi massal untuk anak-anak dengan kelainan jantung bawaan di Indonesia. (Tribunnews.com/Rina Ayu)

    Operasi ini tidak hanya mencakup kasus-kasus sederhana, tetapi 75 persen diantaranya merupakan kasus yang kompleks yang membutuhkan penanganan khusus berbiaya tinggi.

    Tidak hanya bantuan tenaga medis tindakan operasi, KSR juga membantu dalam penyediaan peralatan habis pakai dan obat obatan operasi bedah penyakit jantung bawaan.

    Direktur Utama RSJPD Harapan Kita, Dr. dr. lwan Dakota, Sp.JP(K)., M.A.R.S., mengungkapkan pada tahun 2024, RSJPDHK hanya mampu mengoperasi sekitar 1.500 anak dengan kelainan jantung bawaan.

    Data terakhir antriannya sudah mencapai 15 bulan dimana bisa meningkatkan risiko kematian anak dan semakin buruknya kualitas hidup anak dengan kelainan jantung bawaan.

    Lamanya daftar tunggu untuk operasi ini bukan tanpa alasan. Fasilitas yang belum bertambah dan mahalnya biaya peralatan kesehatan dan obat obatan yang dibutuhkan untuk operasi merupakan tantangan yang dihadapi.

    “Kami sangat berterima kasih atas bantuan dari King Salman Humanitarian Aid and Relief Centre, Kedutaan Besar Saudi Arabia, serta dukungan dari Kementerian Kesehatan, dan Kementerian Keuangan yang telah mendukung terlaksananya kegiatan misi Kemanusiaan ini,” kata Dokter Iwan Dakota.

    Bantuan ini kata Dokter Iwan, juga bertujuan meningkatkan cakupan tindakan dan mempercepat antrian tindakan kasus penyakit jantung bawaan maupun meningkatkan kapasitas melalui transfer of skill dan transfer of knowledge dari tenaga medis

    Hadir di kesempatan yang sama Menteri Kesehatan (Menkes RI) Budi Gunadi Sadikin.

    Pihaknya telah merencanakan perluasan kemampuan pelayanan penyakit jantung bawaan di Rumah Sakit milik Kementerian Kesehatan RI dan RS milik pemerintah provinsi dengan strata paripurna melalui program pengampuan jejaring kardiovaskular nasional program yang dikoordinir oleh RSJPD Harapan Kita sebagai pengampu nasional.

    Serta telah disiapkan program untuk deteksi dini atau skrining penyakit jantung bawaan pada bayi baru lahir melalui pemeriksaan saturasi oksigen dan pemeriksaan USG jantung yang dapat dilakukan oleh Dokter Spesialis Anak dan Dokter Spesialis Jantung Anak.

    “Bila terdapat indikasi penyakit jantung bawaan, bayi akan dirujuk ke RS kabupaten / RS provinsi untuk mendapatkan diagnosa dan penanganan lebih lanjut . Hal ini dimaksudkan agar pasien dengan penyakit jantung bawaan dapat segera ditemukan dan ditangani,” harap Menkes Budi.

  • 5 Cara Mempertahankan Kesuburan bagi Pasien Kanker agar Punya Anak – Halaman all

    5 Cara Mempertahankan Kesuburan bagi Pasien Kanker agar Punya Anak – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Perawatan medis seperti kemoterapi atau radioterapi, penyakit tertentu merupakan beberapa faktor yang dapat berdampak pada kesuburan.

    Seringkali seorang perempuan dengan kanker mengalami kesulitan untuk memiliki anak.

    Dokter Spesialis Kandungan & Kebidanan Eka Hospital Family & Grand Family dr. Victor Prana Andika Santawi, Sp.OG, M.Res mengatakan, pasien kanker tetap memiliki peluang hamil dengan metode mempertahankan kesuburan atau fertility preservation.

    “Prosedur medis ini memungkinkan individu untuk menjaga peluang memiliki keturunan di masa depan,” kata dia dalam temu media di Jakarta Selatan, Kamis (30/1/2025).

    Metode ini menjadi solusi bagi setiap orang yang ingin merencanakan keluarga meski menghadapi situasi kesehatan yang kompleks.

    Selain pasien kanker, fertility preservation bisa dilakukan juga oleh untuk pasien dengan perawatan medis yang dapat merusak fungsi ovarium atau testis, pasangan yang ingin menunda kehamilan karena alasan pribadi atau profesional, serta ingin membangun keluarga di suatu masa nanti.

    Ada berbagai metode fertility preservation:

    1. Pembekuan Sel Telur (Oocyte Cryopreservation)

    Sel telur diambil dan dibekukan untuk digunakan di masa mendatang.

    2. Pembekuan Sperma

    Sampel sperma dibekukan dan dapat digunakan saat dibutuhkan untuk reproduksi.

    3. Pembekuan Embrio

    Sel telur yang telah dibuahi dibekukan untuk ditanamkan kembali di masa depan.

    4. Pembekuan Jaringan Ovarium atau Testis

    Solusi ini diperuntukkan bagi pasien yang belum memasuki masa pubertas atau memiliki kondisi kesehatan tertentu.

    5. Penggunaan Obat Pelindung Kesuburan dengan Agonis GnRH

    Penggunaan agonis hormon pelepas gonadotropin (GnRH) merupakan salah satu metode perlindungan kesuburan selama kemoterapi.

    “Agonis GnRH bekerja dengan menekan fungsi ovarium sementara, menciptakan kondisi yang menyerupai menopause selama terapi medis. Hal ini membantu sel telur berada dalam fase istirahat sehingga lebih terlindungi dari efek merusak kemoterapi,” jelas dia.

    Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan agonis GnRH dapat menurunkan risiko menopause dini secara signifikan.

    Sebuah studi melaporkan penurunan kejadian menopause dini dari 67 persen menjadi 11 persen pada pasien yang menerima agonis GnRH bersamaan dengan kemoterapi.

    Penggunaan Agonis GnRH biasanya diberikan sebelum dan selama kemoterapi dengan efek samping berupa gejala mirip menopause, seperti hot flashes dan perubahan mood.
     

    Lebih jauh dokter Victor mengingatkan, sebelum menjalani metode fertility preservation sebaiknya lakukan diskusi dengan dokter spesialis onkologi dan fertilitas untuk memastikan kondisi Anda.
     
    “Karena kondisi dan kebutuhan setiap individu berbeda, berkonsultasi dengan spesialis fertilitas adalah langkah penting untuk menentukan metode yang tepat. Dengan informasi dan penanganan yang akurat, harapan untuk memiliki keturunan di masa depan tetap dapat terjaga,” harap dia.

  • Sama-sama Prosedur Bayi Tabung, Ini Beda IVM dan IVF yang Perlu Diketahui Pejuang Dua Garis Biru – Halaman all

    Sama-sama Prosedur Bayi Tabung, Ini Beda IVM dan IVF yang Perlu Diketahui Pejuang Dua Garis Biru – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Program hamil (promil) dengan bantuan teknologi semakin berkembang.

    Berbagai teknologi reproduksi kini jadi harapan baru bagi pasangan yang menghadapi masalah kesuburan.

    Mulai dari promil inseminasi, IVF (In Vitro Fertilization), hingga terobosan IVM (In Vitro Maturation).  

    Dokter spesialis Obsgyn dengan subspesialisasi di bidang fertilitas endokrinologi reproduksi
    Dr. Malvin Emeraldi, SpOG, Subsp.FER(K) menerangkan, IVM atau In Vitro Maturation adalah teknologi reproduksi berbantu yang memungkinkan pematangan sel telur dilakukan di laboratorium, bukan di dalam tubuh.

    Prosedur ini dilakukan dengan mengambil oosit (sel telur) yang belum matang dari ovarium, kemudian mematangkannya di laboratorium hingga siap untuk dibuahi.

    IVM mulai diteliti pada 1930-an oleh Gregory Pincus yang mempelajari pematangan oosit mamalia di luar tubuh, lalu berkembang pesat penerapannya pada manusia sejak akhir 1980-an hingga awal 1990-an.

    Kelahiran bayi pertama melalui IVM dilaporkan oleh Cha et al terjadi di Korea Selatan pada 1991.

    “Saat ini teknologi IVM sudah mulai diaplikasikan oleh Morula IVF Indonesia. Berbeda dengan IVF, IVM tak memerlukan stimulasi hormon ovarium secara intensif,” kata dia ditulis Kamis (30/1/2025).

    Dibandingkan IVF, risiko efek samping IVM seperti OHSS (Ovarian Hyperstimulation Syndrome) relatif lebih rendah dan ketidaknyamanan pasca-pengambilan oosit juga relatif ringan.

    IVM juga menjadi solusi ideal untuk pasien dengan risiko tinggi OHSS atau respon berlebihan terhadap obat-obatan yang merangsang produksi sel telur di ovarium, seperti wanita dengan sindrom ovarium polikistik (PCOS).

     Meski begitu, tingkat keberhasilan IVM umumnya lebih rendah sekitar (20–35 persen) dibandingkan IVF konvensional (40–50 persen).

    Dokter lulusan USU ini menuturkan, In Vitro Maturation (IVM) dan In Vitro Fertilization (IVF) sama-sama merupakan prosedur bayi tabung, namun keduanya memiliki perbedaan penting dalam hal penggunaan hormon, risiko kesehatan, biaya, serta kenyamanan bagi pasien.

    Pada IVM rangsangan hormon ovarium hanya sedikit atau bahkan tidak digunakan sama sekali, sehingga menurunkan risiko sindrom hiperstimulasi ovarium (OHSS).

    Hal ini berbeda dengan IVF yang membutuhkan stimulasi hormon lebih intensif, sehingga risikonya lebih tinggi, terutama pada pasien dengan PCOS.

    Dari segi biaya, IVM biasanya lebih terjangkau karena minimnya obat hormon yang diperlukan, sedangkan IVF cenderung lebih tinggi biayanya.

    Selain itu, pasien yang menjalani IVM hanya membutuhkan sedikit suntikan hormon dan kunjungan medis, sehingga prosesnya menjadi lebih nyaman.

    “Secara umum, IVM direkomendasikan untuk pasien dengan risiko tinggi OHSS, PCOS, atau mereka yang resistensi terhadap hormon. Sementara itu, IVF lebih cocok untuk berbagai kasus infertilitas dengan ovarium responsif dan memiliki tingkat keberhasilan lebih tinggi, terutama pada wanita di bawah 35 tahun,” ujar dokter Malvin.

    Teknologi IVM terus berkembang berkat metode seperti CAPA-IVM, yang dapat meningkatkan keberhasilan pematangan sel telur, kualitas embrio, dan kehamilan klinis.

    “Dengan berbagai inovasi dan teknologi terbaru, IVM bisa menjadi pilihan untuk membantu mewujudkan impian memiliki buah hati,” kata dia.

  • 100 Hari Pemerintahan Prabowo-Gibran Bidang Kesehatan, 66 RSUD Dibangun Jadi Tipe C – Halaman all

    100 Hari Pemerintahan Prabowo-Gibran Bidang Kesehatan, 66 RSUD Dibangun Jadi Tipe C – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Kesehatan (Menkes RI) Budi Gunadi Sadikin membeberkan 100 hari kerja pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka bidang kesehatan.

    Ia mengatakan, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mulai melakukan peletakan batu pertama atau groundbreaking untuk pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) menjadi tipe C.

    “Saya sudah groundbreaking 2 minggu yang lalu di Reda Bolo. Untuk groundbreaking rumah sakit kedua rencananya di RSUD Borong Manggarai Timur NTT,”  kata dia saat ditemui di RS Jantung Harapan Kita, Jakarta, Kamis (30/1/2025).

    Diketahui, Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) atau Quick Win Presiden Prabowo Subianto salah satunya adalah untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas RSUD.

    Rencananya ujar Menkes, akan ada 66 RSUD dibangun menjadi tipe C di daerah-daerah terpencil, perbatasan, dan kepulauan.

    Sebanyak 32 RSUD akan ditingkatkan pada tahun 2025, sementara 34 lainnya pada tahun 2026. 

    Adapun rumah sakit Tipe C dikutip dari laman Kemenkes diwajibkan memiliki dokter spesialis dasar, seperti spesialis penyakit dalam, bedah, kebidanan, dan anak.

    Selain itu, rumah sakit Tipe C akan dilengkapi dengan fasilitas modern, seperti ruang operasi (OK), ICU, NICU, laboratorium lengkap, dan peralatan radiologi canggih.

    Dengan fasilitas dan tenaga medis yang memadai, rumah sakit Tipe C juga berperan sebagai penghubung penting dalam sistem rujukan, sehingga dapat mengurangi beban rumah sakit besar dan mempercepat akses pelayanan bagi masyarakat.

    Sementara, quick win lainnya adalah program Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) bakal diluncurkan pada bulan Februari.

  • Trump Hentikan Dana Program HIV, TBC & Malaria ke Negara-negara Miskin, Ini Dampaknya pada Indonesia – Halaman all

    Trump Hentikan Dana Program HIV, TBC & Malaria ke Negara-negara Miskin, Ini Dampaknya pada Indonesia – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA – Menteri kesehatan (Menkes RI) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, Indonesia turut terdampak atas kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump hentikan dana untuk program HIV, TBC maupun malaria ke negara-negara berpenghasilan menengah dan rendah.

    Saat ini, Indonesia sedang berencana mencari dana hibah dari negara lain seperti Australia.

    “Itu memang Amerika freeze semua bantuan. Indonesia juga terasa. Indonesia beruntung bahwa sumber Hibah dari Indonesia sudah diversifikasi. 

    Bukan hanya dari Amerika Serikat. Tapi juga ada negara-negara lain juga,” ujar dia saat ditemui di RS Jantung Harapan Kita, Jakarta, Kamis (30/1/2025).

    Menkes menuturkan, seperti penanganan TBC di Indonesia, bukan hanya menggunakan APBN saja tetapi juga menggunakan dana hibah dari CDC,  USAID, WHO dari Global Fund maupun GAVI.

    Karena itu pembekuan yang tiba-tiba tentu akan berdampak ke Indonesia.

    “Untuk menangani misalnya TBC di Indonesia. Pasti akan ada dampaknya, karena dana yang masuk akan kurang. Langsung lewat CDC atau USAID. Atau tidak langsung lewat WHO, lewat Global Fund. GAVI yang sebagian besar juga masih bergantung terhadap donor Amerika Serikat,” jelas mantan dirut Bank Mandiri ini.

    Gejala batuk terus-menerus bisa saja infeksi TBC. (Freepik)

    Kemenkes ujar dia, tengah menghitung keseluruhan dampak dari pembekuan dana oleh Presiden Trump ini dan berencana mencari sumber dana hibah dari negara lain.

    “Sekarang kami sedang hitung dampaknya berapa. Kami coba cari dari sumber pendanaan yang lain. Saya insyaallah minggu depan akan ke Australia. Untuk bisa melihat kesempatan apakah bisa ditambah,” harap Menkes.

    Sebelumnya, dalam laman resminya, WHO mengungkapkan kehawatiran mendalam atas penghentian sementara pendanaan program itu.

    Kondisi ini dapat menyebabkan peningkatan infeksi dan kematian baru serta melemahkan upaya untuk mencegah penularan di masyarakat dan negara.

    Jika pembekuan dana berlangsung lama maka berpotensi membawa dunia kembali ke tahun 1980-an dan 1990-an dimana jutaan orang meninggal karena HIV setiap tahun di seluruh dunia, termasuk banyak di Amerika Serikat.

    Bagi masyarakat global, hal ini dapat mengakibatkan kemunduran yang signifikan terhadap kemajuan program kesehatan masyarakat termasuk obat-obatan yang terjangkau dan pemberian layanan HIV di masyarakat.

    “Kami meminta Pemerintah Amerika Serikat untuk memberikan pengecualian tambahan guna memastikan penyediaan pengobatan dan perawatan HIV yang menyelamatkan nyawa,” tulis WHO.

  • DBD, Gatal-gatal hingga ISPA, Penyakit yang Muncul Pasca-banjir, Ini Cara Mencegahnya – Halaman all

    DBD, Gatal-gatal hingga ISPA, Penyakit yang Muncul Pasca-banjir, Ini Cara Mencegahnya – Halaman all

    Genangan air kotor yang ada di sekitar saat banjir bisa berdampak pada kesehatan. Berikut penyakit yang sering dialami pasca-banjir dan cara cegah.

    Tayang: Kamis, 30 Januari 2025 10:28 WIB

    TribunJakarta.com/Bima Putra

    BANJIR JAKARTA – Permukiman warga RT 04/RW 06, Kelurahan Cakung Barat yang terendam banjir luapan Kali Cakung Drain, Cakung, Jakarta Timur, Rabu (29/1/2025). Intensitas hujan pada Selasa malam disebut berlangsung di luar prediksi. 

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA – Genangan air kotor yang ada di sekitar saat banjir bisa berdampak pada kesehatan, apalagi bagi masyarakat yang langsung berdampak dengan banjir.

    Berbagai penyakit pasca-banjir bisa mengganggu kesehatan.

    Dikutip dari Kementerian Kesehatan, berikut penyakit yang sering dialami pasca-banjir dan cara mencegahnya.

    Pertama, Diare diakibatkan oleh makanan yang terkontaminasi atau mengandung bakteri, virus atau parasit.

    Kedua, Demam Berdarah Dengue (DBD) yang berasal dari nyamuk dengue dan banyak berkembang biak pada genangan-genangan air.

    Ketiga, Leptospirosis, penyakit ini dapat terjadi akibat bakteri leptospira yang menginfeksi manusia melalui kontak dengan air atau tanah yang masuk ke dalam tubuh melalui selaput lendir mata atau luka lecet pada bagian tubuh.

    Perawat memeriksa pasien demam berdarah dengue (DBD) pada ruang perawatan pasien di RSUD Taman Sari, Jakarta Barat, Rabu (17/4/2024). Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) pada pekan ke-15 tahun 2024 ada di angka 62.001 kasus. Angka itu sudah lebih dari setengah dari total kasus yang tercatat sepanjang tahun 2023, yang mencapai angka 114.720 kasus. Pada tahun ini angka kematian akibat DBD di Indonesia capai 475 kasus. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

    Keempat, penyakit kulit, seperti infeksi jamur hingga kurap yang dapat menyebabkan seseorang mengalami gatal hebat pada kulit.

    Kelima, ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) akibat dari adanya infeksi pada saluran napas oleh virus atau bakteri yang muncul pada lingkungan tidak sehat.

    Cara mencegah penyakit pasca-banjir

    Beberapa langkah teknis yang dapat dilakukan oleh masyarakat secara mandiri dalam upaya menghindari potensi penyakit pasca banjir, di antaranya adalah:

    Bersihkan rumah dari sampah dan kotoran yang terbawa banjir. Bersihkan semua area rumah termasuk dinding dan lantai dengan desinfektan.
    Hindari dalam menggunakan sumber air seperti air sumur dan keran, karena dikhawatirkan telah terjadi adanya kontaminasi zat yang tidak sehat bagi tubuh.
    Pakai alat pelindung seperti sepatu boot apabila berjalan di genangan air, serta menutup berbagai akses yang berpotensi menjadi sarang hewan, seperti tikus.
    Tingkatkan daya tahan tubuh dengan makan makanan yang sehat dan bergizi, serta beristirahat yang cukup

    Segera lakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat, jika mengalami luka saat melakukan pembersihan maupun evakuasi.
     

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’61’,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • WHO: Kematian Akibat Tenggelam Bisa Dicegah, Anak-anak Perlu Keterampilan Berenang  – Halaman all

    WHO: Kematian Akibat Tenggelam Bisa Dicegah, Anak-anak Perlu Keterampilan Berenang  – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA – Organisasi kesehatan dunia atau WHO melaporkan, sejak tahun 2000, angka kematian akibat tenggelam di dunia telah turun hingga 38 persen.

    Dari 6,1 menjadi 3,8 per 100.000 penduduk.

    “Penurunan signifikan dalam kematian akibat tenggelam sejak tahun 2000 adalah berita bagus dan bukti bahwa intervensi sederhana dan praktis yang direkomendasikan WHO berhasil,” kata Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO, mengutip laman WHO, Rabu (29/1/2025).

    Meskipun ada kemajuan ini, kematian akibat tenggelam tetap menjadi krisis kesehatan masyarakat yang dapat dicegah.

    Anak-anak kecil memiliki risiko tenggelam yang sangat tinggi karena kemampuan mereka yang belum berkembang untuk menilai risiko, dan kurangnya keterampilan berenang serta keselamatan di air. 

    Risiko tenggelam meningkat ketika anak-anak berinteraksi dengan air di luar pengawasan aktif orang dewasa.

    Anak-anak dan dewasa muda berusia 0–29 tahun menyumbang lebih dari separuh (57 persen) dari semua kematian akibat tenggelam. 

    Angka kematian tenggelam tertinggi per populasi terjadi pada anak-anak berusia 0–4 tahun. Pada tingkat regional, angka kematian tenggelam pada anak-anak berusia 0-4 tahun tertinggi terjadi di Wilayah Mediterania Timur WHO dengan 16,8 kematian per 100.000 populasi. 

    Di Wilayah Pasifik Barat WHO, anak-anak berusia 5–14 tahun lebih sering meninggal karena tenggelam daripada penyebab lainnya.

    Ada banyak tindakan untuk mencegah tenggelam. 

    Seperti menutup sumur, menggunakan penghalang pintu dan tempat bermain, memagari kolam renang, dan mengendalikan akses ke sumber air dapat mengurangi risiko dan paparan bahaya air.

    Pengasuhan anak berbasis masyarakat yang diawasi untuk anak-anak prasekolah dapat mengurangi risiko tenggelam dan memiliki manfaat kesehatan lain yang terbukti. 

    Mengajarkan anak-anak usia sekolah dasar-dasar berenang, keselamatan air, dan keterampilan penyelamatan yang aman adalah pendekatan lain. 

    Namun, upaya ini harus dilakukan dengan penekanan pada keselamatan, dan manajemen risiko menyeluruh yang mencakup kurikulum yang teruji keselamatan, area pelatihan yang aman, penyaringan dan pemilihan siswa, dan rasio siswa-instruktur yang ditetapkan untuk keselamatan.

    Mengajarkan keterampilan berenang dasar kepada anak-anak, akan mencegah 774.000 anak yang dipreduksi tenggelam antara tahun sekarang dan 2050. 

    Lebih jauh lagi, 178.000 anak lainnya akan terhindar dari cedera parah yang mengancam jiwa akibat tenggelam yang tidak berakibat fatal selama periode yang sama. 

    “Tenggelam terus menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama, tetapi kemajuan mungkin terjadi, terutama jika pemerintah bekerja sama dengan mitra yang kuat di tingkat lokal,” kata Duta Besar Global WHO untuk Penyakit dan Cedera Tidak Menular Michael R. Bloomberg.

  • Indonesia-India Resmi Jalin Kerjasama Bidang Kesehatan, Termasuk Pelatihan Robotic Surgery – Halaman all

    Indonesia-India Resmi Jalin Kerjasama Bidang Kesehatan, Termasuk Pelatihan Robotic Surgery – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA — Indonesia dan India resmi menjalin kerjasama bidang kesehatan.

    Nota Kesepahaman (MoU) di bidang kesehatan itu ditandatangani oleh Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin dan Menteri Urusan Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar dalam kunjungan kenegaraan Presiden RI Prabowo Subianto ke India pada 24-26 Januari 2025.

    MoU ini menandai hubungan bilateral yang telah terjalin selama lebih dari tujuh dekade.

    MoU ini mencakup pengembangan kapasitas tenaga kesehatan, alih teknologi farmasi, hingga kemitraan dalam produksi vaksin dan alat diagnostik.

    Juga komitmen India untuk memberikan pelatihan langsung bagi tenaga kesehatan Indonesia, termasuk program fellowship dengan izin praktik sementara selama satu tahun.

    Program ini bertujuan memperkuat kompetensi tenaga kesehatan Indonesia di bidang-bidang kritis seperti robotic surgery, transplantasi hati, dan manajemen kegawatdaruratan.

    “Kerja sama ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di kedua negara tetapi juga memperluas akses masyarakat terhadap layanan medis berkualitas tinggi,” ujar Menkes Budi.

    Dalam kunjungan ke RS Apollo di New Delhi, Menkes RI melihat langsung pelatihan berbasis rumah sakit yang memungkinkan optimalisasi fasilitas medis seperti MRI dan Cath Lab.

    Indonesia berencana mengadopsi pendekatan serupa untuk mempercepat pengembangan dokter spesialis dan subspesialis.

    Indonesia dan India juga memperkuat hubungan di sektor farmasi melalui kolaborasi antara Bio Farma dan Serum Institute of India (SII).

    MoU antara kedua entitas ini mencakup produksi dan distribusi alat diagnostik TB laten serta vaksin BCG rekombinan (rBCG).

    SII bahkan berkomitmen menjadikan fasilitas manufakturnya sebagai pusat pengembangan countermeasures untuk pandemi di masa depan.

    Selain itu, Biotis Indonesia menjalin kerja sama dengan Biological E Limited untuk transfer teknologi produksi vaksin anak seperti DPT-HepB-Hib, PCV, dan JE.

    Selama fasilitas produksi di Indonesia dikembangkan, Biological E akan menyediakan pasokan vaksin untuk memastikan ketersediaan imunisasi bagi anak-anak Indonesia.

    Salah satu poin penting dalam MoU ini adalah pengakuan bersama terhadap kualifikasi tenaga kesehatan dari kedua negara.

    Langkah ini membuka peluang bagi dokter dan perawat untuk bekerja lintas negara, meningkatkan transfer pengetahuan, dan memperluas cakupan layanan kesehatan, terutama di daerah terpencil di Indonesia.

    Melalui implementasi MoU ini, kedu negar optimis dapat membawa perubahan nyata dalam sektor kesehatan, baik di tingkat nasional maupun internasional. Kolaborasi ini menjadi wujud nyata dari semangat “Gerak Bersama untuk Sehat Bersama” yang terus digaungkan Indonesia.

  • Cara Sederhana Cegah Skoliosis, Hindari Pakai Tas Berat Bertumpu di Satu Bahu – Halaman all

    Cara Sederhana Cegah Skoliosis, Hindari Pakai Tas Berat Bertumpu di Satu Bahu – Halaman all

    Laporan Willem Jonata

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Skoliosis atau tulang punggung bengkok seperti hurup C atau S  bisa terjadi pada siapa saja. Bukan hanya anak-anak, tapi juga orang dewasa.

    Dengan kata lain, lengkungan pada tulang punggung adalah suatu kondisi yang tak hanya berkembang selama masa anak-anak atau remaja, tetapi nyatanya kondisi ini juga bisa muncul di usia dewasa. 

    Ada dua bentuk skoliosis, yakni skoliosis idiopatik dan skoliosis degeneratif.

    Mengutip Swiss Surgery, skoliosis idiopatik terjadi pada pasien muda. Asal usulnya tidak diketahui, oleh karena itu disebut “skoliosis remaja idiopatik”.

    Anak perempuan umumnya lebih mungkin terkena daripada anak laki-laki.

    Beberapa ahli berteori bahwa skoliosis idiopatik bisa berkembang akibat genetik dan bisa berasal dari lembutnya ligamen, lemahnya otot, atau perkembangan abnormal dari tulang. 

    Sementara itu, skoliosis degeneratif disebabkan oleh atrisi atau karena proses pengikisan pada tulang.

    Karena atrisi, tulang kehilangan bentuk lurusnya, yang menyebabkan skoliosis.

    Badan Kesehatan Dunia atau WHO mencatat prevalensi skoliosis di Indonesia mencapai tiga sampai lima persen dari jumlah populasi.

    Skoliosis yang berat dapat mengganggu kesehatan, menimbulkan keluhan yang dapat mengganggu produktivitas, menyebabkan berbagai komplikasi, seperti nyeri punggung, kesulitan bernapas, dan gangguan pada organ dalam.

    Kurangnya wawasan mengenai pentingnya peduli dengan kesehatan tulang belakang, membuat penderita skoliosis makin tahun makin bertambah.

    Dalam seminar edukasi yang digelar Holywings Peduli baru-baru ini, dr. Singgih, MKM dari RS Siloam Mampang, Jakarta Selatan, menjelaskan serba-serbi tentang skoliosis.

    Khususnya mengenai langkah-langkah pencegahan.

    Menurut dia, pencegahan skoliosis bisa dimulai dari perubahan kecil dalam gaya hidup seperti mengonsumsi berbagai nutrisi baik, dan melakukan olahraga secara rutin.

    “Sebaiknya juga hindari menggunakan tas dalam kondisi berat terlalu sering menggunakan satu bahu saja,” jelasnya.

    Selain seminar edukasi, digelar pula kegiatan cek kesehatan gratis. Termasuk mengecek kondisi tulang.

    Kegiatan tersebut digelar di HW Livehouse dan Tiger Kemang, untuk warga RW 01 kelurahan Bangka, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.

    Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan antara lain pengukuran gula darah, kolesterol, tekanan darah, hingga konsultasi medis yang langsung dilakukan oleh tenaga medis dari RS Siloam Mampang.

    Selain itu, 50 peserta yang mengikuti medical check up gratis ini juga mendapatkan obat-obatan atau vitamin sesuai hasil pemeriksaan.

    Andrew Susanto, Komisaris Utama Holywings Group sekaligus Ketua Program CSR Holywings Peduli, berharap acara ini bisa menjadi inspirasi bagi warga untuk lebih peduli pada kesehatan mereka.

    “Kami ingin acara ini memotivasi masyarakat agar lebih rutin menjaga kesehatan dan menjalani gaya hidup sehat. Ini adalah bagian dari komitmen Holywings Peduli untuk mendukung kesehatan masyarakat,” ujarnya.

    Cek kondisi tulang punggung yang dilakukan oleh tim medis RS Siloam Mampang mengunakan metode pemeriksaan fisik menggunakan skoliometer.

    Pada setiap peserta Skoliometer diletakan melintasi deformitas tulang belakang. Kemudian akan dibaca sudut rotasi batang tubuh yang ditunjukkan oleh skoliometer.

    Pemeriksaan dianggap positif jika angka yang ditunjukkan skoliometer lebih dari 7 derajat. 

    Kegiatan ini disambut antusias oleh para peserta yang hadir di HW Livehouse dan Tiger Kemang.

    Seorang warga, Nurhayati, menilai acara ini punya manfaat penting.

    “Banyak dari kami belum pernah melakukan pemeriksaan tulang belakang sebelumnya. Dengan bantuan ini, kami jadi lebih paham akan kondisi tubuh dan tulang punggung kami. Terima kasih atas perhatian yang luar biasa ini,” katanya.

  • Penderita Diabetes Diprediksi Meningkat, Ketahui Batas Konsumsi Gula untuk Cegah Risiko – Halaman all

    Penderita Diabetes Diprediksi Meningkat, Ketahui Batas Konsumsi Gula untuk Cegah Risiko – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Diabetes menjadi perhatian karena jumlah kasus yang tinggi serta perannya sebagai faktor risiko utama penyakit jantung dan pembuluh darah.

    Data dari International Diabetes Federation (IDF) menunjukan Indonesia menduduki peringkat kelima negara dengan jumlah penderita diabetes terbanyak, yakni 19,5 juta penderita di tahun 2021.

    Masih menurut IDF, penderita diabetes di Indonesia diprediksi akan menjadi 28,6 juta pada 2045 jika masyarakatnya tak menerapkan pola hidup sehat. 

    Seperti diketahui, World Health Organization (WHO) dan Kementerian Kesehatan Indonesia memiliki pedoman mengenai batas konsumsi gula harian.

    WHO sendiri menyarankan agar asupan gula tambahan per hari tidak melebihi 10 persen dari total kalori harian untuk manfaat kesehatan yang signifikan, termasuk penurunan risiko obesitas dan penyakit lainnya.

    “Kami memiliki bukti bahwa membatasi asupan gula hingga kurang dari 10 persen dari total asupan energi harian, juga dapat mengurangi risiko diabetes, obesitas, dan kerusakan gigi,” kata Dr. Francesco Branca, Direktur Departemen Nutrisi untuk Kesehatan dan Pembangunan WHO seperti dikutip dari situs resmi WHO. 

    Membatasi konsumsi gula hingga kurang dari 10 persen dari total kalori harian mengurangi beban penyakit tidak menular.

    Kementerian Kesehatan Indonesia menyarankan batas konsumsi gula, yakni 50 gram atau 4 sendok makan per hari. 

    Dikutip Health dan WebMD, manfaat mengurangi konsumsi gula sangat signifikan untuk kesehatan.

    Pertama, menurunkan berat badan. Membatasi asupan gula per hari dapat meningkatkan rasa kenyang sehingga berat badan akan cenderung turun dan lingkar perut akan mengecil.

    Kemudian menstabilkan kadar gula darah. Apalagi dibarengi perubahan pola makan serta rutin olahraga. Hal itu meningkatkan sensitivitas insulin sehingga kadar gula darah lebih stabil.

    Mengurangi konsumsi gula per hari juga menurunkan tekanan darah, kolesterol, dan trigliserida, sehingga risiko penyakit jantung akan berkurang.

    Selain itu, dapat meningkatkan kesehatan gigi dan mulut. Gula diketahui membuat bakteri di dalam mulut memproduksi asam yang dapat merusak permukaan gigi, menyebabkan gigi berlubang dan infeksi gusi. 

    Membatasi asupan gula membantu untuk mengurangi jerawat dan menyehatkan kulit sehingga munculnya tanda-tanda penuaan dini dapat dicegah. Mengurangi asupan gula juga membantu menurunkan risiko penyakit lever.

    Karenanya, kampanye gaya hidup sehat pun digaungkan berbagai pihak.

    Bukan hanya aktif berolahraga, tapi juga pemenuhan nutrisi, termasuk membatasi konsumsi gula.

    “Kami percaya bahwa kampanye ‘Jadi Lebih Baik’ bisa dimulai dari memilih asupan yang bermanfaat bagi tubuh, salah satunya adalah susu,” kata Dhony Pratama, CEO Susu Mbok Darmi.

    Pihaknya mendukung gaya hidup sehat dan berusaha menginspirasi agar masyarakat semakin produktif dalam berbagai aktivitas. 

    Kampanye “Jadi Lebih Baik” merupakan wujud komitmen mereka dalam memberikan pilihan positif bagi masyarakat, seperti mengatur level manis dalam berbagai varian susu.

    Sebagai negara nomor tiga yang banyak mengkonsumsi gula di Asia Tenggara, masyarakat di Indonesia perlu memiliki kesadaran untuk mengubah gaya hidup.

    Mengurangi kadar asupan gula dapat menjadi awal dari resolusi tahun baru untuk memiliki tubuh yang lebih sehat. 

    “Melalui kampanye ini, kami tidak hanya ingin memperkenalkan cara konsumsi susu yang lebih sehat tetapi juga memotivasi untuk memulai kebiasaan positif yang memberikan kualitas hidup lebih baik,” tutup Dhony.