Category: Tribunnews.com Kesehatan

  • Wajib Download Aplikasi Satu Sehat, Warga yang Tak Punya Smartphone Bisakah Cek Kesehatan Gratis? – Halaman all

    Wajib Download Aplikasi Satu Sehat, Warga yang Tak Punya Smartphone Bisakah Cek Kesehatan Gratis? – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menegaskan, warga yang tidak memiliki smartphone tetap bisa mendapatkan program Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG).

    Staf Ahli Bidang Teknologi Kesehatan Setiaji mengatakan, program kesehatan gratis tetap dapat diakses oleh seluruh anggota keluarga tanpa terkecuali.

    Bagi anggota keluarga seperti anak-anak atau lansia yang tidak memiliki smartphone atau gawai pintar, bisa ditambahkan sebagai profil bertaut di akun SATUSEHAT Mobile milik anggota keluarga lain.

    Ia mengimbau, masyarakat mulai mengunduh aplikasi SATUSEHAT mobile agar memudahkan masyarakat mengakses berbagai informasi program tersebut.

    Masyarakat diharapkan mengisi dan melengkapi data diri terlebih dahulu untuk memastikan proses berjalan lancar

    “Masyarakat mulai mengunduh aplikasi SATUSEHAT mobile, dimana didalamnya ada informasi mengenai PKG termasuk juga mendaftarkan keluarga ataupun anak-anak yang mungkin tidak punya handphone bisa dicatat di dalam aplikasi,” kata dia saat ditemui di JS Luwansa Hotel, Jakarta, Selasa (4/2/2025).

    Program PKG ini ditargetkan menjangkau 60 juta orang pada 2025 dan secara bertahap dalam lima tahun ke depan, dapat melayani 200 juta warga Indonesia.

    Rencananya program ini akan diluncurkan pada pertengahan Februari ini.

    Berikut sasaran peserta program PKG, waktu dan tempat pelaksanaan, serta jenis pemeriksaan hingga cara mendaftar:

    1.       Sasaran Peserta

    PKG diberikan kepada seluruh kelompok sasaran melalui berbagai cara, yaitu PKG Hari Ulang Tahun ditujukan bagi bayi dan anak hingga usia 6 tahun (balita dan anak prasekolah) dan bagi usia 18 tahun ke atas (dewasa dan lanjut usia).

    PKG Sekolah ditujukan bagi anak usia 7-17 tahun (usia sekolah dan remaja) yang dilaksanakan setiap tahun ajaran baru; dan PKG Khusus ditujukan bagi ibu hamil, bayi, dan anak hingga usia 6 tahun (balita dan anak prasekolah) meliputi pemeriksaan kesehatan yang dilakukan sesuai standar pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).

    2.       Waktu dan Tempat Pelaksanaan

    Waktu pelayanan PKG bagi bayi baru lahir, pemeriksaan akan dilakukan dua hari setelah kelahiran untuk memastikan spesimen yang diambil relevan secara klinis. Sementara untuk kelompok usia lainnya, pemeriksaan dilakukan pada hari ulang tahun mereka, atau paling lambat satu bulan setelahnya.

    PKG Hari Ulang Tahun ini dilaksanakan sesuai dengan siklus hidup secara terintegrasi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan fasilitas lainnya, serta menggunakan sistem informasi yang terintegrasi dengan Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKN).

    3.       Jenis Pemeriksaan

    Jenis pemeriksaan yang diberikan akan disesuaikan dengan usia dan beban penyakit terbanyak pada setiap kelompok sasaran. Untuk bayi baru lahir, pemeriksaan meliputi deteksi dini terhadap kondisi seperti kekurangan hormon tiroid, G6PD, adrenal, penyakit jantung bawaan kritis, serta masalah pertumbuhan.

    Balita dan anak prasekolah akan menjalani pemeriksaan pertumbuhan, perkembangan, serta deteksi dini terhadap penyakit seperti tuberkulosis, gangguan pendengaran, masalah mata, gigi, talasemia dan diabetes melitus.

    Pada usia dewasa, pemeriksaan akan mencakup evaluasi terhadap faktor risiko kardiovaskular, paru seperti tuberkulosis dan PPOK, deteksi dini terhadap kanker payudara, kanker leher rahim, kanker paru, dan kanker usus, fungsi indera, serta kesehatan jiwa, hati, dan calon pengantin.

    Sementara itu, pemeriksaan pada lanjut usia (lansia) akan difokuskan pada deteksi masalah kesehatan umum, seperti geriatri (kesehatan usia lanjut), gangguan kardiovaskular, paru, kanker, fungsi indera, serta kesehatan jiwa dan hati.

    4.       Cara Mendaftar

    Masyarakat harus mengunduh dan membuat akun di SATUSEHAT Mobile.

    Masyarakat yang telah mendaftar, akan mendapat tiket pemeriksaan yang dikirim melalui aplikasi SSM atau WhatsApp. Pengingat akan dikirim pada H-30, H-7, H-1, dan pada hari H ulang tahun. Selain itu, pada H-7 sebelum ulang tahun, peserta juga akan menerima kuesioner skrining yang perlu diisi secara mandiri.

    Tiket pemeriksaan tersebut dapat digunakan di FKTP maksimal 30 hari setelah hari ulang tahun (H+30) untuk mendapatkan PKG Hari Ulang Tahun. Namun, khusus masyarakat yang berulang tahun pada Januari, Februari, dan Maret 2025, dapat berkunjung ke FKTP hingga 30 April 2025.

    Lebih lanjut, guna mengantisipasi potensi masalah kesehatan yang mungkin ditemukan selama pemeriksaan, masyarakat yang belum terdaftar dalam JKN atau memiliki status kepesertaan yang tidak aktif diimbau untuk segera mendaftar atau mengaktifkan kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) setidaknya sebulan sebelum hari ulang tahun.

  • Pakar Soroti Efektivitas Metode THR untuk Kurangi Kebiasaan Merokok, Apa Manfaat dan Risikonya? – Halaman all

    Pakar Soroti Efektivitas Metode THR untuk Kurangi Kebiasaan Merokok, Apa Manfaat dan Risikonya? – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Alivio Mubarak Junior

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA –  Metode Tobacco Harm Reduction (THR) terus menjadi perbincangan dalam dunia kesehatan sebagai salah satu pendekatan untuk mengurangi kebiasaan merokok. 

    Sejumlah praktisi kesehatan memberikan pandangan mereka mengenai efektivitas dan tantangan dalam penerapan metode ini di Indonesia.

    Praktisi kesehatan dr. Arifandi Sanjaya menjelaskan bahwa metode THR bertujuan untuk mengurangi dampak buruk dari kebiasaan merokok dengan menawarkan alternatif yang lebih rendah risiko. 

    “Prinsip dasar THR adalah memberikan solusi bagi perokok yang sulit berhenti total dengan menggunakan produk yang memiliki kadar zat berbahaya lebih rendah dibandingkan rokok konvensional,” kata dr. Arifandi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin (3/2/2025).

    Meskipun demikian, ia menekankan bahwa metode ini bukan berarti bebas risiko. 

    “THR bisa menjadi langkah awal bagi perokok untuk mengurangi konsumsi rokok, tetapi harus diimbangi dengan edukasi yang tepat serta dukungan dari tenaga kesehatan agar transisinya berjalan efektif,” ujarnya.

    Sementara itu, dr. Ronny Lesmana, dosen dari Fakultas Kedokteran Unpad Bandung sekaligus salah satu penulis Lives Saved Report, menyoroti pentingnya bukti ilmiah dalam penerapan metode ini. 

    “Studi yang ada menunjukkan bahwa THR memiliki potensi dalam menurunkan angka perokok aktif. Namun, penelitian lebih lanjut masih dibutuhkan, terutama dalam jangka panjang untuk memastikan keamanannya,” ungkapnya.

    Ia juga menyebutkan bahwa berdasarkan publikasi Public Health England, produk tembakau alternatif diklaim memiliki risiko 95 persen lebih rendah dibandingkan rokok konvensional. 

    “Meski demikian, kita harus berhati-hati dalam menerapkannya sebagai kebijakan kesehatan publik. Perlu ada regulasi yang ketat dan kontrol terhadap produk-produk yang beredar di pasaran,” ujar dr. Ronny.

    Dalam praktiknya, metode THR masih menghadapi tantangan besar di Indonesia, terutama terkait dengan stigma dan kurangnya pemahaman masyarakat. 

    Sementara itu Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan RI, dr. Siti Nadia Tarmizi, menekankan perlunya intervensi kebijakan untuk memastikan metode ini diterapkan secara tepat.

    “Intervensi kebijakan harus dilakukan dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, akademisi, dan masyarakat, agar pengurangan bahaya rokok bisa lebih optimal,” ujar dr. Siti Nadia.

    Dengan semakin banyaknya bukti ilmiah yang mendukung metode THR, para ahli berharap pemerintah dapat mempertimbangkan strategi pengurangan dampak merokok dengan pendekatan yang lebih komprehensif.

    Analisis Lives Saved Report 2024 yang dikeluarkan oleh Global Health Consults pada akhir November 2024 menemukan bahwa lebih dari 4,6 juta jiwa dapat terselamatkan pada 2060 dengan menerapkan metode ini.

    Metode THR berfokus pada peralihan konsumsi rokok konvensional ke produk tembakau alternatif yang memiliki risiko lebih rendah. 

    Studi menunjukkan bahwa metode ini lebih efektif dalam membantu perokok berhenti dibandingkan terapi pengganti nikotin yang selama ini digunakan.

    Misalnya rokok-rokok alternatif seperti vape, oral nicotine pods, juga e-cigarettes. Produk-produk ini sebenarnya merupakan bagian dari metode THR.

    Namun jika dapat berhenti total tanpa alternatif tersebut sangat diutamakan.

  • Kemenkes Siapkan Obat untuk Bantu Proses Berhenti Merokok – Halaman all

    Kemenkes Siapkan Obat untuk Bantu Proses Berhenti Merokok – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Alivio Mubarak Junior

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Berhenti merokok merupakan tantangan besar bagi banyak orang, terutama bagi mereka yang sudah merokok dalam waktu lama. 

    Untuk itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia tengah mengembangkan berbagai strategi untuk membantu lebih banyak perokok berhenti, termasuk melalui layanan quitline dan Unit Berhenti Merokok (UBM).

    Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan RI, dr. Siti Nadia Tarmizi, UBM saat ini belum tersedia secara maksimal di seluruh wilayah Indonesia. 

    Oleh karena itu, Kemenkes berencana mendorong institusi seperti kampus untuk menyediakan UBM. 

    Langkah ini bertujuan untuk mendorong upaya berhenti merokok melalui fasilitas yang lebih mudah diakses.

    “Selain itu, kami juga akan melakukan screening rutin bagi mahasiswa dan dosen di kampus, agar mereka dapat diberikan bimbingan dalam upaya berhenti merokok,” kata dr. Siti Nadia di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin (3/2/2025).

    Kemenkes saat ini masih mengandalkan konseling sebagai metode utama dalam membantu perokok berhenti. 

    Konseling ini dilakukan untuk mengurangi kebiasaan merokok secara bertahap dan memotivasi perubahan aktivitas fisik. 

    Meskipun begitu, dr. Siti Nadia menjelaskan bahwa pada tahun ini, Kemenkes akan mulai menguji penggunaan obat untuk mendukung proses berhenti merokok.

    “Kami akan memantau perkembangan studi terkait efektivitas obat ini dan mempertimbangkan apakah metode Tobacco Harm Reduction (THR) bisa diterapkan secara lebih luas bagi perokok yang ingin berhenti,” jelas dr. Siti Nadia.

    Untuk mendukung kebijakan ini, Kemenkes juga menekankan pentingnya pendekatan dari hulu ke hilir, dengan fokus pada pencegahan merokok sejak dini. 

    Dr. Siti Nadia mengungkapkan bahwa lebih baik mencegah orang mulai merokok daripada harus menangani penyakit yang timbul akibat merokok.

    “Jika sudah masuk tahap intervensi, berarti kita berbicara tentang penanganan penyakit, yang tentu lebih mahal dari segi biaya,” ungkapnya.

    Dengan berbagai upaya ini, Kemenkes berharap jumlah perokok yang berhasil berhenti akan meningkat, sehingga dapat menciptakan Indonesia yang lebih sehat dan bebas dari dampak buruk rokok.

    Sebagai informasi tambahan, penerapan THR adalah beralih dari rokok ke alternatif yang lebih rendah risiko.

    Misalnya rokok-rokok alternatif seperti vape, oral nicotine pods, juga e-cigarettes. 

    Produk-produk ini sebenarnya merupakan bagian dari metode THR.

    Namun jika dapat berhenti total tanpa alternatif tersebut sangat diutamakan.

  • 28,85 Juta Warga Tunggak Iuran BPJS Kesehatan, Totalnya Capai Rp 21,4 Triliun – Halaman all

    28,85 Juta Warga Tunggak Iuran BPJS Kesehatan, Totalnya Capai Rp 21,4 Triliun – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA — Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS Kesehatan) menyebut, sampai Desember 2024, ada 28,85 juta jiwa warga yang menunggak iuran.

    Totalnya mencapai Rp21,48 triliun.

    Sebagai langkah strategis, BPJS Kesehatan meluncurkan Program New Rehab 2.0 atau Program Rencana Pembayaran Bertahap BPJS Kesehatan, dimana peserta bisa mencicil tunggakan dengan flexibel.

    “Sampai Desember 2024 itu ada tunggkan iuran sebesar 28,85 juta jiwa dengan total nilai tunggakan Rp21,48 triliun,” kata dia di Jakarta, Senin (3/2/2025).

    Direktur utama BPJS Kesehatan, Ghufron Mukti mengungkapkan, dari 28,85 juta jiwa tersebut sebanyak 10,98 juta jiwa telah beralih ke segmen kepesertaan lainnya.

    Untuk total tunggakan bagi peserta yang pindah kepesertaannya sebanyak  Rp7,37 triliun.

    Sisanya sebanyak 17,87 juta jiwa memiliki total tunggakan sebesar 14,17 triliun.

    “Mereka adalah kategori peserta bukan penerima upah (PBPU) dan bukan pekerja,” jelas Ghufron.

    Ia mengatakan, tunggakan iuran ini masih terjadi karena keterbatasan kemampuan iuran (Ability to Pay) dan willingness to pay atau kesadaran untuk membayar.

    “Kami memahami bahwa dalam situasi ini, peserta mengalami kesulitan dalam melunasi tunggakan secara langsung. Terutama masyarakat PBPU/BP kelas 3 yang mungkin memiliki ability to pay yang cukup rentan,” kata dia.

    Ghufron menjelaskan, kehadiran Program REHAB ternyata disambut positif oleh peserta JKN.

     

    Per 31 Desember 2024 sebanyak 1,73 juta jiwa peserta telah mengikuti Program REHAB dan
    sebanyak 910,66 ribu jiwa sudah kembali aktif. Dari Program REHAB, total iuran yang terkumpul mencapai Rp1,69 triliun, dengan rincian sebesar Rp923,76 miliar telah diterima dan sebesar Rp767,09 miliar masih dalam proses mengangsur.

    Ditambahkan, Direktur Keuangan dan Investasi BPJS Kesehatan Arief Witjaksono Juwono Putro dalam sistem Program New REHAB 2.0, dapat dimanfaatkan bagi peserta PBPU dan BP yang
    memiliki tunggakan 4-24 bulan dengan maksimal periode angsuran paling lama 12 bulan atau setengah dari jumlah bulan menunggak.

    Selain itu, khusus untuk peserta mandiri atau PBPU yang masih memiliki tunggakan iuran tetapi saat ini terdaftar aktif sebagai peserta segmen lainnya, misalnya Pekerja Penerima Upah (PPU) atau Penerima Bantuan luran (PBI), juga dapat mengikuti Program New REHAB 2.0.

    Tunggakan iuran yang dicicil pun lebih fleksibel, minimal satu bulan iuran (atau Rp35.000 untuk kelas 3) serta maksimal cicilan sampai 36 kali.

    Peserta JKN yang memiliki tunggakan iuran dapat mendaftar program melalui aplikasi Mobile JKN atau dapat langsung ke kantor cabang BPJS Kesehatan terdekat.

  • ASI Jadi Jembatan Emosional Ibu dan Anak  – Halaman all

    ASI Jadi Jembatan Emosional Ibu dan Anak  – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA –  Air Susu Ibu (ASI) menjadi makanan terbaik bagi bayi untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal.

    Anak yang tidak mengonsumsi ASI berisiko terserang penyakit-penyakit infeksi seperti diare, infeksi saluran pernapasan atas, dan infeksi lainnya.

    “Air susu ibu (ASI) bukan hanya nutrisi terbaik, tetapi juga menjadi jembatan emosional antara ibu dan anak,” kata dokter anak, dr Hans Natanael, Sp.A, BCSS, CIMI, CBATR, C.HydroT saat talkshow bertema Strong Baby Comes from Strong Bonding saat perayaan hari jadi ke-1 Momyes di Tangerang belum lama ini.

    Dengan dukungan yang tepat, kata dia perjalanan menyusui bisa menjadi momen yang tak terlupakan bagi keluarga.

    Dokter anak yang terkenal dengan pendekatan modern dan praktis dalam pola asuh mengajak para mommy untuk terus berbagi pengalaman dan cerita misalnya bergabung dalam sebuah komunitas.

    “Keberhasilan memberikan ASI bagi bayi juga membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, baik keluarga hingga teman sesama ibu,” katanya.

    Dalam kesempatan itu, sejumlah pakar kesehatan yang tergabung dalam tim Momyes, yaitu bidan Regina Locita Pratiwi Amd Keb, bidan Resy Irwindiani SST, ahli gizi Stefani Ratna Indriati SGz, dan dr Gresilva Sevyanti CBCFF turut memberikan edukasi kepada para bunda.

    Bidan Regina menekankan pentingnya dukungan emosional dan edukasi dalam menyusui dan Stefani berbagi tips nutrisi optimal untuk ibu menyusui.

    Founder Momyes Yesica Yestiana mengatakan, pihaknya hadir menjadi support system bagi para mommy dalam memberikan ASI untuk buah hati mereka.

    Brand Ambassador Momyes, Tengku Dewi Putri, menyapa para bunda dan berbagi pengalaman pribadinya sebagai bunda yang juga menjalani perjalanan menyusui.

     

  • Waspada, Kelompok Orang Ini Paling Berisiko Tertular TBC – Halaman all

    Waspada, Kelompok Orang Ini Paling Berisiko Tertular TBC – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, Jakarta – Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit menular melalui udara ketika orang batuk, bersin atau meludah.

    Indonesia menempati urutan kedua kasus TBC terbanyak di dunia pada tahun 2023, dengan estimasi 1.090.000 kasus TBC baru setiap tahun dan 125.000 kematian akibat TBC.

    TBC berisiko menginfeksi semua orang. 

    Namun, ada kelompok masyarakat yang paling berisiko terkena TBC seperti yang disampaikan Sekretaris Ditjen Penanggulangan Penyakit Kementerian Kesehatan RI, dr. Yudhi Pramono, MARS.

    Ada kelompok yang lebih berisiko tinggi tertular TBC, yaitu orang yang kontak serumah dan kontak erat dengan pasien TBC, orang dengan HIV (ODHIV), dan perokok.

    Kemudian, orang dengan diabetes melitus (DM), bayi, anak-anak, dan lansia yang memiliki interaksi dengan pasien TBC, warga binaan pemasyarakatan (WBP), tunawisma, pengungsi, serta masyarakat yang tinggal di permukiman kumuh-padat dan kumuh-miskin juga berisiko tinggi tertular TBC.

    “Bakteri TBC dalam percikan (droplet) dapat bertahan selama beberapa jam di ruangan yang lembab dan tidak terpapar sinar matahari. Bila percikan droplet tersebut dihirup oleh orang lain, terutama mereka yang memiliki kontak erat dengan pasien TBC, maka risiko penularan semakin tinggi,” terang dia ditulis pada Sabtu (1/2/2025).

    Setelah seseorang terinfeksi, kuman Mycobacterium tuberculosis bisa dalam kondisi aktif atau tidak aktif (dormant) dalam tubuhnya.

    Saat daya tahan tubuhnya baik, maka bakteri TBC akan tetap tidur. Namun, jika daya tahan tubuh menurun, bakteri ini bisa menjadi aktif dan menyebabkan penyakit.

    Penting untuk mengetahui gejala penyakit TBC yang terdiri dari gejala utama dan gejala penyerta atau tambahan yang dikutip dari laman Kementerian Kesehatan.

    Batuk merupakan gejala utama TBC. Batuk yang mengarah TBC biasanya berlangsung terus menerus (kadang disertai dengan batuk berdahak atau batuk darah).

    TBC bisa membuat seseorang tidak nafsu makan. Batuk yang terus-menerus bahkan bisa menyulitkan orang dengan TBC untuk menelan makanan.

    Asupan nutrisi pada pasien TBC yang tidak tercukupi dengan baik menyebabkan orang dengan TBC bisa kehilangan berat badan secara cepat dalam waktu singkat.

    Ciri TBC yang satu ini kemudian hilang dan timbul dalam beberapa waktu. Waspadai jika demam tidak kunjung sembuh lebih dari 2 minggu.

    Berkeringat di Malam Hari Tanpa Melakukan Aktivitas

    Salah satu gejala penyerta yang khas dari TBC adalah keringat berlebih di malam hari walaupun tidak melakukan kegiatan atau aktivitas. Ciri TBC ini biasanya juga diikuti dengan kondisi tubuh yang lemas dan mengalami nyeri di bagian otot dan sendi.

    Nyeri saat Bernafas atau Batuk

    Perkembangan infeksi bakteri di paru menyebabkan terjadinya peradangan yang meningkatkan produksi lendir di paru. Hal ini membuat dada terasa nyeri saat bernafas atau batuk.

    TBC terjadi ketika daya tahan tubuh seseorang menurun. Akibat daya tahan tubuh yang lemah tersebut, badan akan terasa cepat lemas dan mudah lelah terus menerus. Namun dengan pengobatan yang disiplin, pasien TBC dapat sembuh dan kembali melakukan aktivitas seperti biasa.

  • Indonesia Targetkan Bebas Kusta dan Kaki Gajah di Tahun 2030 – Halaman all

    Indonesia Targetkan Bebas Kusta dan Kaki Gajah di Tahun 2030 – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Indonesia menargetkan bebas Penyakit Tropis Terabaikan (Neglected Tropical Diseases/NTDs), khususnya kusta dan filariasis pada tahun 2030.

    Direktur Penyakit Menular, dr. Ina Agustina mengatakan, ada berbagai tantangan masih harus diatasi, di antaranya stigma sosial, keterlambatan diagnosis, serta rendahnya kesadaran dan kepatuhan masyarakat dalam menjalani pengobatan.

    Indonesia masih menempati peringkat tiga dunia dalam jumlah kasus baru kusta, dengan total 12.798 kasus baru.

    “Provinsi yang mencatat jumlah kasus kusta tertinggi, yakni Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Gorontalo, Maluku, dan Papua,” kata dia dalam temu media, Kamis (31/1/2025).

    Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia Prof. Linuwih menekankan, stigma terhadap penderita kusta menjadi hambatan utama dalam upaya eliminasi.

    “Banyak pasien yang sudah sembuh masih mengalami diskriminasi sosial, sehingga mereka enggan mencari pengobatan sejak dini,” ungkapnya.

    Ada lima strategi utama yang dilakukan untuk eliminasi di tahun 2030. Pertama, deteksi dini dan pengobatan cepat dengan terapi Multi-Drug Therapy (MDT) selama 6 hingga 12 bulan.

    Kedua, pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) di daerah dengan kasus tinggi. Ketiga, surveilans aktif untuk menemukan kasus secara cepat.

    Keempat, edukasi dan promosi kesehatan untuk mengurangi stigma dan meningkatkan kesadaran masyarakat. Kelima, kolaborasi lintas sektor untuk mempercepat eliminasi kusta.

    Sementara itu, filariasis atau kaki gajah merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi cacing filaria yang ditularkan melalui gigitan nyamuk.

    Indonesia menghadapi tantangan unik dalam eliminasi penyakit ini karena menjadi satu-satunya negara di dunia yang memiliki tiga spesies cacing filaria, yaitu Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, Brugia timori (spesies yang hanya ditemukan di Indonesia dan Timor Leste).

    Dosen FKUI Departemen Parasitologi Prof. Dr. Taniawati Supali menjelaskan, filariasis adalah penyebab kecacatan terbesar kedua di dunia setelah gangguan jiwa, dengan dampak ekonomi yang signifikan bagi penderitanya.

    “Filariasis memperburuk kemiskinan karena penderitanya kehilangan kemampuan bekerja dan akhirnya dikucilkan oleh masyarakat,” jelasnya.

    Salah satu tantangan utama dalam eliminasi filariasis adalah banyaknya individu yang sudah terinfeksi tetapi belum menunjukkan gejala.

    Infeksi membutuhkan waktu 5 hingga 8 tahun untuk berkembang menjadi kondisi yang terlihat, sehingga banyak orang sehat yang sebenarnya sudah memiliki cacing dalam darahnya, tetapi tidak merasakan sakit.

    Untuk mencapai target eliminasi filariasis 2030, ada lima strategi utama yang diterapkan.

    Pertama, Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) setiap tahun selama lima tahun di daerah endemis.

    Kedua, penerapan strategi pengobatan tiga obat (IDA therapy) yang dapat mempercepat eliminasi hanya dalam dua tahun.

    Ketiga, surveilans ketat untuk memastikan tidak ada transmisi baru.

    Keempat, peningkatan edukasi masyarakat tentang bahaya dan pencegahan filariasis.

    Kelima, kolaborasi lintas sektor, termasuk dengan peternakan dan lingkungan, karena filariasis juga ditemukan pada hewan seperti kera, kucing, dan anjing.

    Dengan keterlibatan semua pihak dan langkah-langkah strategis yang lebih inovatif, Indonesia dapat mencapai target eliminasi kusta dan filariasis lebih cepat.

    Ini sekaligus memastikan tidak ada lagi penderita yang mengalami kecacatan, diskriminasi, atau dampak ekonomi akibat penyakit ini.

     

  • Maesa Dental Clinic: Jadi Solusi Gigi Ompong untuk Senyum Lebih Percaya Diri – Halaman all

    Maesa Dental Clinic: Jadi Solusi Gigi Ompong untuk Senyum Lebih Percaya Diri – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kehilangan gigi atau yang sering disebut gigi ompong masih menjadi permasalahan besar yang sering dialami masyarakat. Bukan hanya berdampak pada estetika wajah, kondisi ini juga memengaruhi kesehatan mulut dan kualitas hidup seseorang. Mulai dari gangguan bicara, kesulitan mengunyah, hingga menurunnya rasa percaya diri adalah beberapa efek yang sering dikeluhkan oleh pasien.

    Untuk menjawab tantangan tersebut, Maesa Dental Clinic hadir dengan layanan kesehatan gigi yang inovatif dan berkualitas tinggi. Klinik yang dipimpin oleh drg. Maesa Uswa Eastyqoma ini telah memiliki tiga cabang di lokasi strategis, yaitu Senopati (Jakarta Selatan), Pamulang (Tangerang Selatan), dan Gading Serpong (Tangerang). Dengan pengalaman lebih dari 10 tahun, Maesa Dental Clinic menjadi salah satu klinik terpercaya di Indonesia.

    Kehilangan gigi dapat terjadi karena berbagai faktor, seperti usia, kecelakaan, hingga penyakit gusi atau karies. Meski terkesan sepele, masalah ini dapat memberikan dampak besar, seperti kesulitan mengunyah makanan yang memengaruhi sistem pencernaan, gangguan bicara karena beberapa huruf sulit diucapkan tanpa gigi lengkap, pergeseran gigi di sekitar area ompong yang mengganggu susunan gigi keseluruhan, serta penurunan rasa percaya diri karena merasa enggan tersenyum atau berbicara di depan umum.

    Untuk mengatasi masalah tersebut, Maesa Dental Clinic menawarkan berbagai solusi berbasis teknologi terkini yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan pasien. Beberapa perawatan unggulan yang ditawarkan di antaranya adalah Dental Implant, solusi permanen menggunakan implan titanium yang menyerupai akar gigi asli; Dental Bridge, perawatan untuk menggantikan satu atau beberapa gigi hilang dengan memanfaatkan gigi di sekitarnya sebagai penyangga; dan Gigi Tiruan Lepasan, solusi ekonomis yang dapat dilepas-pasang sesuai kebutuhan pasien.

    “Kami percaya bahwa kesehatan gigi bukan hanya soal estetika, tetapi juga tentang fungsi dan kesehatan tubuh secara keseluruhan. Setiap pasien memiliki kebutuhan yang berbeda, dan kami selalu memberikan solusi yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka,” jelas drg. Maesa Uswa Eastyqoma.

    Sebagai pelopor edukasi kesehatan gigi, Maesa Dental Clinic juga aktif menjalankan kampanye bertajuk “Dental Awareness Creator”. Melalui media sosial, seminar, dan program edukasi di sekolah maupun komunitas, klinik ini terus berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi sejak dini. 

    Kampanye ini tidak hanya berfokus pada pencegahan kehilangan gigi, tetapi juga mengajak masyarakat untuk memahami bahwa kesehatan gigi adalah bagian penting dari kualitas hidup.

    Dengan kombinasi teknologi modern, layanan terbaik, dan edukasi yang konsisten, Maesa Dental Clinic terus menjadi solusi terpercaya bagi masyarakat Indonesia. Jangan biarkan gigi ompong menghalangi senyuman Anda. Kunjungi Maesa Dental Clinic hari ini dan kembalikan rasa percaya diri Anda!

  • BKKBN dan PBNU Jalin Kerja Sama untuk Wujudkan Keluarga Maslahat – Halaman all

    BKKBN dan PBNU Jalin Kerja Sama untuk Wujudkan Keluarga Maslahat – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Alivio Mubarak Junior

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dalam upaya mewujudkan keluarga maslahat di Indonesia. 

    Kerja sama ini sejalan dengan program prioritas PBNU yang telah berjalan sejak 2023 dan telah menjangkau lebih dari 1,5 juta keluarga di 10 provinsi.

    Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN, Wihaji, menegaskan pentingnya sinergi antara BKKBN dan PBNU dalam menangani berbagai isu keluarga di Indonesia. 

    “Program-program Kementerian kami memiliki keselarasan dengan inisiatif yang dijalankan PBNU, terutama dalam pembinaan keluarga,” kata Menteri Wihaji di kawasan Gatot Subroto, Jakarta, Jumat (31/1/2025).

    “Melalui kerja sama ini, kami ingin memastikan bahwa program keluarga maslahat dapat berjalan lebih efektif dengan dukungan dari berbagai pihak,” lanjutnya.

    Kongres Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama (KMNU) menjadi wadah diskusi multi-pihak yang melibatkan PBNU, Kementerian/Lembaga, serta organisasi masyarakat lainnya. 

    Forum ini bertujuan untuk merumuskan strategi dalam menangani berbagai tantangan keluarga di Indonesia, termasuk stunting, pernikahan dini, dan kekerasan dalam rumah tangga.

    Selain Kongres KMNU, Festival Keluarga Indonesia juga diselenggarakan sebagai bagian dari kerja sama ini. 

    Festival tersebut menjadi sarana edukasi masyarakat dengan pendekatan yang lebih interaktif dan menyenangkan.

    “Kami memahami bahwa berbagai permasalahan keluarga perlu diselesaikan dengan kolaborasi. PBNU memiliki jaringan hingga ke tingkat akar rumput yang sangat memahami kebutuhan masyarakat,” jelas Menteri Wihaji.

    “Oleh karena itu, sinergi ini akan sangat membantu dalam memastikan program-program yang kami jalankan dapat menyentuh lebih banyak keluarga di Indonesia,” tambahnya.

    Kerja sama ini juga mencakup integrasi data antara BKKBN dan PBNU guna meningkatkan efektivitas program. 

    “BKKBN memiliki data terkait keluarga berisiko stunting, sementara PBNU memiliki sistem pengelolaan data tersendiri. Kami akan saling mendukung dalam penggunaan data ini agar program intervensi dapat lebih tepat sasaran,” pungkasnya.

     

     

  • Pasokan Obat HIV, Malaria dan TBC Dihentikan Trump, Pakar: Tantangan Penting Pemerintahan Prabowo – Halaman all

    Pasokan Obat HIV, Malaria dan TBC Dihentikan Trump, Pakar: Tantangan Penting Pemerintahan Prabowo – Halaman all

     

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA –Penghentian sementara bantuan program HIV, Malaria dan TBC termasuk untuk obat ke negara-negara berpenghasilan menengah dan rendah oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump memiliki dampak serius.

    Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama menyebut, kebijakan tiba-tiba Trump itu menjadi tantangan penting yang perlu ditangani serius di 100 hari kerja pemerintahan Presiden Prabowo.

    “Masalah penghentian obat untuk HIV, TB dan Malaria dari Amerika Serikat yang terjadi pada masa 100 hari pemerintahan Presiden Prabowo tentu jadi salah satu tantangan kesehatan penting,” kata dia kepada Tribunnews.com, Jumat (31/1/2025).

    Ia berharap, pemerintah berupaya maksimal agar masyarakat dan pasien di tanah air yang memerlukan obat-obat ini tidak putus pengobatan di tengah jalan.

    Pengobatan yang tidak tuntas berakibat buruk bagi kesehatan  dan juga berdampak pada penularan penyakit di masyarakat.

     “Ada upaya konkret segera yang akan dan sudah dilakukan untuk menyelamatkan mereka yang membutuhkan berbagai obat amat penting ini,” harap Direktur Pascasarjana Universitas YARSI ini.

    Guru besar UI ini menjabarkan tiga hal yang perlu diantisipasi pemerintah dalam menghadapi situasi ini.

    Pertama tentu perlu segera diidentifikasi berapa besar obat-obatan untuk ketiga penyakit itu yang datang dari bantuan langsung pemerintah Amerika Serikat yang kini digunakan di Indonesia.

    “Indonesia perlu tahu pasti seberapa besar masyarakat dan pasien yang menerima obat mereka dari kontraktor dan rekanan USAID ini. Kalau sudah ada jumlah dan proporsinya yang jelas maka sebaiknya diumumkan ke publik, agar tidak terjadi keresahan,” ungkap Prof Tjandra.

    Kedua, pemerintah perlu menjajaki hubungan kerja sama dengan negara di luar Amerika untuk mendapatkan obat-obat ini.

    Ketiga, pemerintah tentu dapat memanfaatkan maksimal obat yang diproduksi dalam negeri dengan mutu yang sudah terjamin dan sebaiknya sudah melewati proses WHO PQ (pre qualification).

    “Pemerintah dapat dan harus menyediakan anggaran ekstra kini untuk membeli obat-obat tiga penyakit ini dari berbagai pabrik di berbagai negara, baik dari Asia maupun dari Eropa, kalau memang diperlukan,” sebut dia.