Category: Tribunnews.com Kesehatan

  • Sebab Kematian Mendadak Menurut Dokter Spesialis Jantung – Halaman all

    Sebab Kematian Mendadak Menurut Dokter Spesialis Jantung – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Belakangan, muncul di pemberitaan tentang tokoh yang mengalami kematian mendadak. 

    Kematian mendadak ini dialami oleh dua tokoh partai politik dari PDIP dan Partai Amanat Nasional (PAN).

    Keduanya diketahui meninggal saat menghadiri kegiatan serupa, yakni halal bihalal bersama masyarakat.

    Kematian mendadak sering kali terjadi tanpa tanda-tanda yang jelas. 

    Bahkan, kondisi ini bisa dialami oleh seseorang yang terlihat sehat, baik di usia muda maupun tua. 

    Lantas, kenapa kematian mendadak bisa terjadi? 

    Terkait hal ini, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dr. Makhyan Jibril Al-Farabi, Sp.JP, pun menjelaskan alasannya secara medis. 

    Menurutnya, kematian mendadak jika dipahami dalam dunia medis, didefinisikan sebagai suatu serangan. 

    Serangan yang menyebabkan hilangnya nyawa dalam waktu kurang dari setengah sampai satu jam.

    Penyebabnya sendiri bisa disebabkan oleh berbagai macam faktor. 

    “Jadi memang meninggal mendadak ini bisa terjadi karena berbagai macam faktor. Baik itu dari faktor internal maupun faktor eksternal. Kalau faktor eksternal seperti yang kita tahu kecelakaan atau bunuh diri dan sebagainya,” ungkapnya pada talkshow Radio Kesehatan Kemenkes RI, Senin (5/5/2024).

    Sedangkan pada faktor internal, ada beberapa macam. 

    Hanya saja, kata dr Jibril, yang paling sering mengakibatkan kematian mendadak biasanya karena ada permasalahan di bidang jantung. 

    “Kenapa? Karena ketika jantung ini berhenti, hidup berhentinya. Karena ada sumbatan yang aktif atau mungkin karena listriknya bermasalah,” imbuhnya. 

    Ketika jantung berhenti berdetak, makanan dan oksigen di dalam darah pun tidak dapat mengalir ke seluruh tubuh.  

    “Nggak bisa keliling ke otak, ginjal, nggak bisa keliling ke semua sehingga makanannya habis.  Otak kita tidak dapat makan tiga menit sudah mulai hipoksia, sudah mulai fungsinya turun,”jelasnya. 

    Lebih dari lima menit tidak mendapatkan aliran darah, otak tidak lagi berfungsi, atau yang sering disebut sebagai kematian batang otak. 

    Jika sudah terjadi selama tujuh menit, otak sudah tidak bisa bekerja lagi, sehingga bisa menyebabkan kematian mendadak. 

    “Dan itu sebenarnya idealnya memang harus kita deteksi sejak dini dan kita cegah. Dan kalau misalnya terjadi, harus bisa ditangani lebih awal,” tegasnya. 

    *Faktor risiko gangguan jantung yang bisa sebabkan kematian mendadak*

    Lebih lanjut dr Jibril menjelaskan apa saja yang menjadi faktor risiko terjadinya gangguan jantung sehingga sebabkan kematian mendadak. 

    Pertama, adanya penyakit lain seperti diabetes dan hipertensi yang semakin meningkat.

    “Penyakit semakin banyak. Diabetes, hipertensi semakin banyak. Jumlah perokoknya sampai 78 persen. Faktor risikonya menumpuk.  Ketika faktor risiko itu numpuk, akhirnya terjadi kemungkinan kasus yang kemarin (kematian mendadak),” jelasnya. 

    Penyakit di atas menjadi salah satu faktor risiko terjadinya sumbatan pada pembuluh darah jantung.

    Terutama jika penyakit di atas tidak terkontrol dengan baik. 

    Kemudian diikuti dengan melakukan aktivitas dengan intensitas sedang hingga berat. Maka risiko terjadinya henti jantung menjadi besar. 

    “Terus ada sumbatan mungkin sekitar 80 persen-an. Nah kalau darahnya sudah tersumbat 80 persen terus menyempit lagi kan nutup, bisa jadi 100 persen. Akhirnya pembuluh darah koronernya tersebut nggak bisa ngasih makan ke jantung, ya akhirnya terjadi serangan jantung,” jelas dr Jibril. 

    Faktor risiko lain adalah Gangguan irama jantung (aritmia) Kondisi seperti Brugada syndrome atau Long QT syndrome, 

    Gangguan irama jantung ini biasanya bersifat genetik dan dapat menyebabkan irama jantung tidak stabil.

    Kondisi ini dapat memicu kematian mendadak, terutama pada usia muda. 

    “Penyakit-penyakit genetik ini sering tidak terdeteksi karena tidak ada keluhan sebelumnya. Namun, bisa menyebabkan jantung berhenti tiba-tiba,” jelas Jibril.

    Selanjut riwayat keluarga. Jika ada anggota keluarga yang meninggal mendadak di usia muda, risiko seseorang mengalami hal serupa juga meningkat. 

    Terakhir, tekanan psikis dan kelelahan berat, termasuk stres emosional yang intens, dapat memicu gangguan irama jantung. 

    Walau keduanya terdengar sepele, faktor  ini pun ternyata tidak boleh dianggap remeh. 

     

  • WHO Ingatkan Soal Penggunaan Sarung Tangan: Kurangi Risiko Infeksi Tapi Belum Tentu Bersih – Halaman all

    WHO Ingatkan Soal Penggunaan Sarung Tangan: Kurangi Risiko Infeksi Tapi Belum Tentu Bersih – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kebersihan tangan adalah salah satu cara paling efektif, terjangkau, dan universal yang dimiliki untuk mencegah penularan infeksi penyakit.

    Sehingga berbagai upaya pun dilakukan agar kebersihan tangan selalu terjaga. Namun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan bahwa penggunaan sarung tangan tidak menggantikan kebersihan tangan.

    Sarung tangan medis memang berperan penting dalam mencegah penularan infeksi, misalnya saat ada risiko terpapar darah dan cairan tubuh.

    Tapi, sarung tangan medis tidak dapat menggantikan tugas membersihkan tangan pada waktu yang tepat.

    Pada Hari Kebersihan Tangan Sedunia ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengimbau pemerintah, fasilitas perawatan kesehatan, dan pekerja garis depan di seluruh dunia untuk memperkuat praktik kebersihan tangan.

    Langkah ini merupakan sebuah intervensi yang terbukti dan hemat biaya untuk melindungi pasien dan pekerja perawatan kesehatan.

    “Sarung tangan medis dapat mengurangi risiko infeksi, tetapi tidak dapat menggantikan kebersihan tangan,” kata Asisten Direktur Jenderal WHO, Cakupan Kesehatan Universal, Life Course Dr Bruce Aylward dilansir dari website resmi WHO, Senin (5/5/2025).

    Menurutnya, penggunaan sarung tangan yang tidak tepat tidak hanya merusak praktik pencegahan dan pengendalian infeksi, tetapi juga menambah jumlah limbah perawatan kesehatan secara signifikan.

    Sebagian besar limbah ini dapat dihindari dengan menjaga kebersihan tangan. Penggunaan sarung tangan hanya jika diperlukan.

    Sarung tangan juga bersifat protektif tetapi tidak sepenuhnya aman atau tanpa masalah.

    Karena, sarung tangan dapat terkontaminasi. Terutama jika seringkali disalahgunakan.  Seperti dikenakan tanpa henti saat petugas kesehatan berganti pasien.

    Atau saat mereka melakukan beberapa prosedur untuk pasien yang sama.

    Selain itu, penggunaan sarung tangan yang berlebihan berkontribusi terhadap kerusakan lingkungan.

    Rumah sakit universitas di negara maju rata-rata menghasilkan 1.634 ton limbah perawatan kesehatan setiap tahun, setara dengan lebih dari 360 gajah Afrika.

    Sebagian besar limbah dapat dihindari jika sarung tangan digunakan dengan benar dan kebersihan tangan dipraktikkan dengan baik.

    Sarung tangan bekas dianggap menular dan memerlukan pembakaran suhu tinggi atau penanganan khusus. Sehingga menambah beban pada sistem pengelolaan limbah yang sudah terbebani.

  • Sebab Kematian Mendadak Menurut Dokter Spesialis Jantung – Halaman all

    Benarkah Kelelahan hingga Stres Jadi Penyebab Kematian Mendadak? Ini Kata Dokter – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Baru-baru ini muncul kasus kematian mendadak yang dialami oleh tokoh masyarakat di pemberitaan. 

    Kematian mendadak ini dialami oleh dua tokoh partai politik dari PDIP dan Partai Amanat Nasional (PAN).

    Keduanya diketahui meninggal saat menghadiri kegiatan serupa, yakni halal bihalal bersama masyarakat.

    Soal kematian mendadak ini, banyak yang mengaitkan kelelahan hingga stres sebagai penyebabnya. Benarkah demikian? 

    Terkait hal ini, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dr. Makhyan Jibril Al-Farabi, Sp.JP memberi penjelasan. 

    Menurutnya, kelelahan dan stres bisa menjadi faktor pendukung, bulan risiko langsung. 

    “Nah jadi kalau kita lihat, bukan stresnya yang menjadi penyebab awal, tapi tetap faktor resikonya dulu,” ungkapnya pada talkshow kesehatan yang diselenggarakan Kementerian Kesehatan, Senin (5/5/2025). 

    Menurut dr Jibril, faktor resiko lebih awal bermula dari penyakit seperti diabetes dan hipertensi.

    Ditambah dengan mengonsumsi makan yang tidak terkontrol. Akhirnya terjadi sumbatan pembuluh darah.

    “Biasanya sumbatan pembuluh darah itu kan enggak kerasa di kita. Kayak selang, kalau belum mampet tidak terasa. Ketika sumbatan pembuluh darah sudah menutup lebih dari 70 persen, nah itu kayak faktor stres, tekanan, pekerjaan, itu akan sangat berpengaruh,” paparnya. 

    Begitu juga saat saat stres. Ketika stres, ada tekanan dari dalam yang membuat pembuluh darah menjadi mengecil. 

    Jika pembuluh darah tersumbat hingga 80 persen, tiba-tiba orang tersebut stres marah atau emosi yang meledak-ledak, kemungkinan besar pembuluh darah tersebut akan tertutup sepenuhnya. 

    “Jadi memang kayak faktor stres dan sebagainya memang menjadi faktor resiko. Tapi bukan yang utama,” tutupnya.

     

  • Siklus Haid Pada Usia Subur Sebabkan Pembuluh Darah Sehat,Perempuan Muda Jarang Kena Stroke – Halaman all

    Siklus Haid Pada Usia Subur Sebabkan Pembuluh Darah Sehat,Perempuan Muda Jarang Kena Stroke – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Dokter spesialis bedah saraf dr Roslan Yusni Hasan  mengungkapkan, alasan perempuan muda jarang terkena serangan jantung dan penyakit pembuluh darah seperti stroke.

    Pada perempuan siklus menstruasi yang terjadi setiap bulan membuat pembuluh darah menjadi lebih sehat.

    Dengan demikian, kasus stroke pada laki-laki muda lebih sering terjadi bila dibandingkan perempuan.

    “Sangat jarang terjadi, stroke pada usia muda terutama pada perempuan. Pada perempuan, stroke itu pada perempuan itu hampir  tidak melihat, perempuan itu serangan jantung atau stroke pada usia subur.

    Karena pada saat usia subur, siklus mentruasi itu, siklus hormonal setiap bulan yang berganti itu, itu membuat pembuluh darah dan jantung perempuan itu sangat sehat,” kata dia dalam seminar di Jakarta, Sabtu (3/5/2025).

    Dokter yang biasa disapa dokter Ryu ini menjelaskan, angka kejadian stroke pada usia muda yakni usia 28 hari sampai 18 tahun yaitu 13 dari 100 ribu kejadian stroke.

    Semantara pada usia dewasa muda yaitu 18 sampai 49 tahun, angka insiden stroke sekitar 17 dari 100 ribu kejadian.

    “Sehingga memang sangat jarang. Jadi kalau ada yang mengatakan sekarang itu banyak usia muda yang menderita struk, itu sudah dari dulu  ada, tidak dilaporkan,” tutur dia.

    Meski demikian, perempuan muda bisa saja berisiko terkena stroke jika memiliki faktor risiko seperti hipertensi, diabetes, merokok, atau riwayat keluarga. 

    Selain itu ada faktor risiko lain seperti tekanan darah tinggi selama kehamilan, penggunaan kontrasepsi hormonal.

    Mencegah stroke bisa dengan menerapkan pola hidup sehat, mengelola faktor risiko hipertensi, diabetes, dan obesitas, serta menghindari merokok dan penggunaan obat-obatan terlarang. 

  • Kemenkes Sayangkan Ada Aksi Pita Hitam IDAI karena Mutasi Dokter Anak di RSCM – Halaman all

    Kemenkes Sayangkan Ada Aksi Pita Hitam IDAI karena Mutasi Dokter Anak di RSCM – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA — Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) menyayangkan, aksi pita hitam Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sebagai protes dimutasinya dokter anak di RS vertikal Kemenkes.

    Juru bicara Kemenkes Drg. Widyawati MKM, menyatakan, Kemenkes menghormati hak menyampaikan aspirasi, termasuk melalui doa bersama oleh IDAI.

    Namun, pihaknya menyayangkan bila kegiatan tersebut berpotensi mengganggu layanan kesehatan anak atau digunakan sebagai alat tekanan untuk kepentingan pribadi.

    Fokus utama Kemenkes adalah menjamin keberlangsungan pelayanan kesehatan anak di seluruh Indonesia.

    “Anak-anak adalah kelompok rentan yang hak atas layanannya tidak boleh dikorbankan oleh dinamika politik organisasi profesi,” ujar dia kepada wartawan Senin (5/5/2025).

    Dokter Widya mengungkapkan, Kemenkes menyesalkan bila organisasi profesi seperti IDAI dimobilisasi untuk membangun narasi seolah terjadi penzoliman terhadapt elit-elit IDAI.

    “Kami menegaskan yang terjadi (mutasi) adalah penataan sistem berdasarkan kebutuhan masyarakat dan kepentingan publik,” tutur drg Widya.

    Dokter-dokter anak yang berstatus ASN, perlu menempatkan kepentingan pasien dan institusi di atas loyalitas personal, apalagi jika berisiko merugikan rumah sakit tempat mereka bekerja dan masyarakat yang dilayani.

    Kemenkes menolak narasi mutasi ini merupakan bentuk tekanan atau pembungkaman.
    Rotasi ASN adalah bagian dari tata kelola sumber daya manusia demi efisiensi dan pemerataan layanan.

    “Kami mengajak semua dokter anak untuk tetap profesional, rasional, dan berfokus pada kepentingan pasien. Jangan sampai pelayanan terganggu oleh provokasi yang membelokkan semangat organisasi profesi,” tutur dia.

    Kemenkes membuka ruang dialog dengan seluruh organisasi profesi, termasuk IDAI.

    Namun menyayangkan penggunaan organisasi profesi sebagai alat untuk menekan kebijakan publik demi kepentingan individu adalah hal yang tidak dapat dibenarkan.

    Masyarakat berhak atas pelayanan yang optimal.

    Kemenkes akan terus memastikan layanan kesehatan anak tetap berjalan tanpa gangguan di seluruh fasyankes Indonesia.

    Mutasi Ketua IDAI

    Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Pusat dr. Piprim Basarah Yanuarso dimutasi dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) ke Rumah Sakit Fatmawati (RSF).

    Menurut Kemenkes, pemindahan tersebut untuk memenuhi kebutuhan yang mendesak di RS Fatmawati, Jakarta.

    Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K). (dok. Konsula)

    Tidak lama setelah pemindahan dr Piprim melalui media sosial Ketua Unit Kerja Koordinasi Kardiologi IDAI Rizky Adriansyah berkomentar.

    Rizky menuturkan, keputusan itu tidak terlepas dari sikap IDAI yang menolak pengambilalihan Kolegium Ilmu Kesehatan Anak oleh Kemenkes.

    Dalam unggahan tersebut, disebutkan sejumlah dampak pemindahan tersebut antara lain kualitas pendidikan dokter subspesialis kardiologi anak yang akan memburuk, karena dengan pemindahan tersebut, hanya ada satu pengajar yang kompeten memberikan materi tersebut di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.

    Pemindahan ini membuat para pasien tak bisa berkonsultasi dengan dr. Piprim secara langsung lagi. Selain itu, dia menilai hal ini tidak sesuai dengan keinginan pemerintah untuk meningkatkan jumlah dokter subspesialis kardiologi anak.

    Dalam unggahan terpisah, Rizky menyebutkan apabila ingin menguatkan dan mengembangkan layanan jantung anak, maka seharusnya dipindahkan ke daerah, bukan di Jakarta yang sudah banyak RS yang mampu melaksanakan layanan itu.

    Namun demikian, pemindahan tugas ini tidak akan mengubah sikap IDAI terkait kolegium.

    Tidak lama setelah itu dikabarkan bahwa dr. Rizky Adriansyah diberhentikan dari posisinya di Rumah Sakit Adam Malik, Medan, Sumatera Utara.

     

     

  • Mengapa Terjadi Keracunan MBG? Ahli Kesehatan Ungkap Kemungkinan Risiko yang Bisa Jadi Pemicu – Halaman all

    Mengapa Terjadi Keracunan MBG? Ahli Kesehatan Ungkap Kemungkinan Risiko yang Bisa Jadi Pemicu – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ratusan pelajar di Tasikmalaya, Jawa Barat, keracunan makanan usai menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG).

    Tercatat, ada sekitar 400 orang yang mengalami keracunan. 

    Terkait hal ini, Dokter, Ahli Keamanan Kesehatan Global sekaligus Anggota Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Dicky Budiman ungkap memang ada risiko penyakit yang muncul dalam proses ‘masak porsi besar’ ini. 

    Setidaknya, kata Dicky, ada beberapa risiko sakit yang bisa muncul. 

    Pertama, adanya kontaminasi secara biologis, kimia dan fisik. 

    ” Yang seperti ini (masak secara massal) sangat mungkin disebabkan oleh kontaminasi biologis, kimia atau fisik yang terjadi di sepanjang rantai pengolahan makanan. Misalnya dari penyimpanan bahan baku untuk membuat makanan, proses pengolahan, dan distribusi,” ungkapnya saat dihubungi Tribunnews, Senin (5/5/2025). 

    Selain itu, selama pengiriman dan penyajian juga berisiko adanya kontaminasi tadi. 

    MAKAN GRATIS BOMBANA – Kolase foto tangkapan video murid Sekolah Dasar Negeri atau SDN 33 Kasipute, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra), mengalami muntah-muntah diduga menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG) di sekolahnya, pada Rabu (23/04/2025). (Kolase foto tangkapan video diterima TribunnewsSultra.com/Istimewa)

    Sehingga, harus diidentifikasi betul, penyediaan bahan baku hingga penyajiannya wajib dalam kondisi aman dan steril. 

    Kedua, selain kontaminasi fisik dan kimia, makanan dengan proses penyajian yang panjang juga berisiko tercemari oleh bakteri. 

    “Nah apa kalau dari bakteri atau racun biro mikrobiologis. (Misal) racun enterotoksin yang tahan panas. Bakteri ini biasanya sering muncul kalau makanan dibiarkan lama dalam suhu ruangan dan kemudian disentuh tangan yang tidak higienis,” paparnya. 

    Ada juga bacillus cereus, yang umumnya muncul pada makanan yang disimpan terlalu lama. Terutama pada nasi atau sayur yang sudah matang. 

    Ada juga salmonella, bakteri ini biasa ditemukan pada telur dan ayam yang tidak dimasak dengan sempurna.

    “Atau kalau makanan masak besar-besaran, kemudian disimpan dan dipanaskan ulang secara tidak tepat itu biasanya dikaitkan dengan bakteri clostridium difficile,” imbuhnya. 

    Bakteri clostridium difficile disebut menjadi penyebab munculnya penyakit ringan seperti diare sampai peradangan berbahaya di usus besar. 

    Ketiga, adanya kontaminasi zat kimia misalnya dari pestisida 

    “Misalnya ada sisa pestisida pada sayur mentah. Atau, ada (sisa) zat pembersih seperti deterjen yang tidak terbilas sempurna. Atau juga pada potensi kontaminasi logam berat dari peralatan masak yang berkarat,” imbuhnya. 

    Terakhir, busa juga akibat kontaminasi bahan pangan dengan serangga. 

    “Kontaminasi bisa serangga. Ini yang bisa juga memicu reaksi mual-mual,” lanjutnya. 

    Lebih lanjut, Dicky menambahkan jika risiko keracunan memang sangat rentan dalam pengolahan makanan secara besar-besaran. 

    “Iya seperti makan bergizi gratis ini. Tentu kalau volume besar biasanya pengawasan higienitasnya itu cenderung lemah. Apa lagi kalau dalam konteks Indonesia baru. Ini perlu pelatihan yang lama dan pembiasaan dari standar operasional (SOP) yang dibangun,” tutupnya.

  • RS Pendidikan Kemenkes Mulai Cairkan Insentif untuk PPDS Berbasis Universitas, Ini Besarannya – Halaman all

    RS Pendidikan Kemenkes Mulai Cairkan Insentif untuk PPDS Berbasis Universitas, Ini Besarannya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kabar baik datang bagi para peserta program pendidikan dokter spesialis (PPDS) berbasis universitas. Rumah sakit pendidikan milik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mulai merealisasikan pemberian insentif bulanan, menandai langkah konkret peningkatan kesejahteraan tenaga medis masa depan.

    Langkah awal ini dimulai oleh dua rumah sakit vertikal Kemenkes, yakni RSUP Dr. Kariadi Semarang dan RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta, yang mulai mencairkan insentif kepada para PPDS sejak Maret 2025.

    Di RSUP Dr. Kariadi, insentif diberikan kepada PPDS senior yang berjaga di Instalasi Gawat Darurat (IGD) dengan kisaran antara Rp1,5 juta hingga Rp4 juta per bulan.

    Direktur SDM RSUP Dr Kariadi, Sri Utami, menegaskan bahwa insentif ini adalah bentuk penghargaan atas kontribusi PPDS dalam layanan medis di rumah sakit pendidikan.

    “Ini merupakan langkah awal RS Kariadi berkomitmen terus untuk dapat memberikan insentif kepada seluruh peserta PPDS termasuk yang diluar jaga IGD,”kata Sri Utami dilansir laman resmi, Minggu (4/5/2025). 

    “Saat ini dalam proses perhitungan serta penyusunan kebijakannya oleh Kemenkes agar sistem pembayaran dan besarannya tidak bervariasi antar RS Vertikal yang melaksanakan pendidikan,” lanjut Sri. 

    Sementara itu, RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita sudah lebih dulu menerapkan kebijakan serupa.

    Direktur Utama RS tersebut, dr. Iwan Dakota, menyebut insentif PPDS di sana berkisar Rp1,5 juta hingga Rp2,5 juta per bulan, tergantung tingkat semester dan masa pengabdian. 

    Untuk program fellowship intervensi, besarannya mencapai Rp4,72 juta per bulan, dan Rp4 juta untuk non-intervensi.

    “Pemberian insentif ini sudah kami lakukan sejak lama, sebagai bagian dari komitmen mendukung kualitas pendidikan kedokteran spesialis di RS kami,” jelas Iwan.

    Langkah ini merupakan bagian dari rencana strategis Kemenkes untuk menyamakan perlakuan antara PPDS berbasis rumah sakit dan universitas.

    Sebelumnya, hanya PPDS rumah sakit yang mendapat dukungan pembiayaan melalui beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

    Di sisi lain, Kemenkes juga terus memperkuat perlindungan terhadap PPDS dari kekerasan dalam dunia pendidikan. Sejak pertengahan 2023, kementerian membuka kanal pengaduan resmi, dan hingga 25 April 2025, telah menerima 2.668 laporan, dengan 24 persen di antaranya terkait perundungan.

    Upaya ini menjadi sinyal kuat bahwa reformasi pendidikan kedokteran di Indonesia sedang bergerak menuju sistem yang lebih adil dan humanis, sekaligus meningkatkan kualitas layanan rumah sakit pendidikan di seluruh tanah air.

  • BPOM Perbarui Standar CPOB, Industri Farmasi Wajib Sesuaikan Produksi Obat Steril Maksimal 12 Bulan – Halaman all

    BPOM Perbarui Standar CPOB, Industri Farmasi Wajib Sesuaikan Produksi Obat Steril Maksimal 12 Bulan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) resmi memperbarui regulasi Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) melalui Peraturaan BPOM Nomor 7 Tahun 2025 Standar Cara Pembuatan Obat yang Baik. Langkah ini menandai penyesuaian penting terhadap perkembangan teknologi dan standar internasional, terutama dalam produksi obat steril dan radiofarmaka.

    Peraturan baru ini mengubah sebagian ketentuan dari PerBPOM Nomor 7 Tahun 2024 dan mulai berlaku sejak ditetapkan pada 4 Maret 2025 oleh Kepala BPOM, Prof. Taruna Ikrar, serta diundangkan oleh Kementerian Hukum pada 20 Maret 2025.

    “Perubahan regulasi ini merupakan langkah strategis BPOM untuk memastikan bahwa standar Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) di Indonesia terus selaras dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan standar internasional,” ujar Taruna Ikrar dalam pernyataannya, Minggu (4/5/2025).

    Revisi ini turut mempertimbangkan harmonisasi dengan standar global, seperti Pharmaceutical Inspection Co-operation Scheme (PIC/S GMP Guide) dan pedoman WHO terkait obat-obatan, khususnya produk steril.

    Revisi regulasi ini disusun guna menyesuaikan dengan dinamika dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang farmasi.

    Selain itu, regulasi ini telah mempertimbangkan harmonisasi dengan standar/pedoman internasional di bidang pembuatan obat khususnya produk steril.

    Seperti Pharmaceutical Inspection Co-operation Scheme Guide to Good Manufacturing Practice for Medicinal Products (PIC/S GMP Guide) dan WHO Guidelines.

    CPOB merupakan standar yang bertujuan untuk memastikan agar mutu obat yang dihasilkan sesuai persyaratan dan tujuan penggunaannya. 

    Standar ini berlaku terhadap pembuatan bahan obat dan produk obat yang digunakan manusia.

    Pada pembuatan obat, pengendalian menyeluruh sangat esensial untuk menjamin bahwa masyarakat menerima obat yang bermutu tinggi.

    “Tanpa standar CPOB, produk obat yang dihasilkan tidak dapat digunakan untuk menyelamatkan jiwa, memulihkan, atau memelihara kesehatan,” imbuhnya. 

    Maka, obat tidak hanya harus memenuhi rangkaian persyaratan pengujian, namun harus dikontrol dan dibentuk mutu.

    “Mulai dari bahan awal, bahan pengemas, proses produksi dan pengendalian mutu, bangunan, peralatan yang dipakai, serta personel yang terlibat,” lanjut Taruna Ikrar. 

    Taruna menjelaskan bahwa dalam peningkatan regulasi untuk produk steril yang mencakup juga produk radiofarmaka dan obat berbasis biologi, penyempurnaan prosedur sterilisasi, kontrol kontaminasi, dan pengolahan aseptik.

    Lembaga yang melakukan pembuatan obat, atau melakukan pembuatan sediaan radiofarmaka dalam melakukan kegiatan pembuatan produk steril, wajib menyesuaikan ketentuan dalam Per BPOM paling lambat dalam waktu 12 bulan. 

    Jika sarana tersebut menerapkan proses liofilisasi (pengeringan beku) dengan sistem loading atau unloading yang dilakukan tanpa melalui teknologi barrier, otomatis aau dilindungi oleh sistem barier tertutup, maka wajib menyesuaikan maksimal atau paling lambat dalam waktu 24 bulan.

    “Dengan menerapkan prinsip manajemen risiko mutu di seluruh tahapan produksi obat serta peningkatan kontrol terhadap produk steril, Kami berharap industri farmasi nasional dapat semakin kompetitif dan mampu menghasilkan obat yang aman, berkhasiat, dan bermutu bagi masyarakat,” tutupnya. 

  • PB IDI Prihatin Kebijakan Mutasi dan Pemberhentian Mendadak Sejumlah Dokter di Rumah Sakit Vertikal – Halaman all

    PB IDI Prihatin Kebijakan Mutasi dan Pemberhentian Mendadak Sejumlah Dokter di Rumah Sakit Vertikal – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap kebijakan mutasi dan pemberhentian mendadak sejumlah dokter yang bertugas di rumah sakit vertikal milik pemerintah.

    PB IDI menilai keputusan sepihak dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) ini tidak hanya mencederai hak profesional tenaga medis, tetapi juga dapat mengganggu stabilitas dan kualitas pelayanan kesehatan nasional.

    Ketua Umum PB IDI Slamet Budiarto menyebut bahwa mutasi dilakukan tanpa alasan yang jelas dan dilakukan secara tiba-tiba, termasuk terhadap seorang dokter di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H. Adam Malik yang diberhentikan secara mendadak.

    “Tindakan dan keputusan sepihak oleh Kementerian Kesehatan ini dinilai kontraproduktif dan dapat berdampak negatif terhadap layanan kesehatan di rumah sakit vertikal tersebut,” kata Slamet Budiarto dalam keterangan yang diterima pada Minggu (4/5/2025).

    PB IDI menegaskan bahwa setiap dokter memiliki hak untuk menyampaikan pendapat secara konstruktif dan memberikan masukan terhadap kebijakan pemerintah, khususnya yang berkaitan langsung dengan pelayanan kesehatan masyarakat.

    Organisasi profesi ini juga menyebut bahwa kebijakan mutasi tanpa kejelasan dan transparansi dapat menimbulkan ketidakpastian di kalangan dokter, serta menciptakan iklim kerja yang tidak sehat.

    “Mutasi atau pemberhentian mendadak ini menciptakan situasi yang penuh ketidakpastian di kalangan dokter dan mengganggu pelayanan kesehatan masyarakat, terutama di rumah sakit vertikal,” kata Slamet.

    Sebagai organisasi profesi, PB IDI mendorong agar Kementerian Kesehatan membuka ruang dialog yang sehat dan transparan dengan tenaga medis, guna mencapai kebijakan yang adil dan bermanfaat bagi pelayanan kesehatan nasional.

    Menurutnya, PB IDI juga secara tegas meminta Kemenkes untuk meninjau ulang dan membatalkan kebijakan mutasi dan pemberhentian tersebut.

    “PB IDI memohon kepada Kementerian Kesehatan untuk menghormati dan melindungi hak-hak dokter, terutama dalam hal menyampaikan pendapat serta keterlibatan dalam proses pengambilan keputusan yang berdampak langsung pada pelayanan kesehatan,” katanya.

    Sebagai bentuk solidaritas dan kepedulian terhadap rekan sejawat yang terdampak, PB IDI menyerukan kepada seluruh dokter di Indonesia untuk tetap bersatu, mendukung kebebasan berpendapat, dan berjuang bersama demi terciptanya sistem kesehatan yang lebih baik.

    Pernyataan PB IDI tersebut sekaligus merespon pemindahan Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Pusat dr. Piprim Basarah Yanuarso dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) ke Rumah Sakit Fatmawati (RSF). Menurut Kementerian Kesehatan, pemindahan tersebut untuk memenuhi kebutuhan yang mendesak di RS Fatmawati, Jakarta.

    Tidak lama setelah pemindahan dr Piprim melalui media sosial Ketua Unit Kerja Koordinasi Kardiologi IDAI Rizky Adriansyah berkomentar. Menurutnya, keputusan itu tidak terlepas dari sikap IDAI yang menolak pengambilalihan Kolegium Ilmu Kesehatan Anak oleh Kemenkes.

    Dalam unggahan tersebut, disebutkan bahwa sejumlah dampak pemindahan tersebut antara lain kualitas pendidikan dokter subspesialis kardiologi anak yang akan memburuk, karena dengan pemindahan tersebut, hanya ada satu pengajar yang kompeten memberikan materi tersebut di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.

    Pemindahan ini, katanya, membuat para pasien tak bisa berkonsultasi dengan dr. Piprim secara langsung lagi. Selain itu, dia menilai bahwa hal ini tidak sesuai dengan keinginan pemerintah untuk meningkatkan jumlah dokter subspesialis kardiologi anak.

    Dalam unggahan terpisah, Rizky menyebutkan bahwa apabila ingin menguatkan dan mengembangkan layanan jantung anak, maka seharusnya dipindahkan ke daerah, bukan di Jakarta yang sudah banyak RS yang mampu melaksanakan layanan itu.

    Namun demikian, kata Rizky, pemindahan tugas ini tidak akan mengubah sikap IDAI terkait kolegium.

    Tidak lama setelah itu dikabarkan bahwa dr. Rizky Adriansyah diberhentikan dari posisinya di Rumah Sakit Adam Malik, Medan, Sumatera Utara.

    Respons Kemenkes

    Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) memberikan penjelasan terkait mutasi dokter spesialis di RS vertikal milik pemerintah.

    Melalui keterangan resmi yang diterima Tribunnews.com, Kemenkes menegaskan rotasi tersebut merupakan hal biasa dalam organisasi.

    Selaim dr. Piprim, ada 12 dokter lainnya dari spesialis yang berbeda yang turut dirotasi untuk pengembangan RS Kemenkes.

    Kemenkes menilai, perpindahan dr Piprim untuk memenuhi kebutuhan mendesak di Rumah Sakit Fatmawati (RSF).

    Saat ini di RSF, hanya memiliki satu sub-spesialis kardiologi anak dan akan segera memasuki masa pensiun.

    “Kehadiran dr.Piprim diperlukan untuk memperkuat dan mengembangkan layanan kardiologi anak di RSF,” tulis keterangan itu pada Selasa (29/4/2025).

    Kemenkes menjelaskan,RSF juga merupakan rumah sakit pendidikan utama bagi Fakultas Kedokteran UIN serta menjadi bagian dari jejaring rumah sakit pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK-UI).

    Kemenkes juga membantah adanya informasi bahwa RSCM akan kekurangan pendidik dokter sub-spesialis jantung anak adalah tidak tepat.

    Saat ini, RSCM memiliki 4 dokter sub-spesialis jantung anak aktif lainnya, sehingga pelayanan kepada peserta didik dan pasien tetap terjamin dan tidak terganggu.

    Pasien yang sebelumnya mendapatkan layanan dari dr. Piprim di RSCM tetap dapat dilayani di RSF.

    Jarak tempuh antara RSCM dan RSF tidaklah jauh sehingga pelayanan kesehatan pediatrik/anak masih bisa dilakukan.

    “Adapun mutasi ini telah dilakukan sesuai dengan ketentuan dan regulasi yang berlaku. Mutasi juga berdasarkan pada kebutuhan institusi dan pengembangan pelayanan kesehatan bagi masyarakat,” tegas rilis tersebut.

    Kemenkes menegaskan, rotasi ini bukan penghambatan karir dr. Piprim.

    Namun, penugasan ini merupakan kepercayaan untuk memperluas peran beliau dalam membangun dan mengembangkan layanan jantung anak di RSF, sekaligus memperkuat layanan kesehatan anak tingkat nasional.

  • Mayapada Hospital Jakarta Gelar Simposium Berskala Internasional Tentang Penanganan Neurologis – Halaman all

    Mayapada Hospital Jakarta Gelar Simposium Berskala Internasional Tentang Penanganan Neurologis – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA – Mayapada Hospital Jakarta Selatan kembali menggelar symposium berskala internasional terkait penanganan neurologis terkini.

    Hospital Director Mayapada Hospital Jakarta Selatan, dr. Fiktorius Kuludong, MM, mengatakan, pihaknya terus mengembangkan diri dari sisi kompetensi dokter-dokter spesialis, subspesialis serta sisi keperawatan.

    “Didukung dengan teknologi yang canggih, kami Mayapada Hospital Jakarta Selatan selalu berkomitmen untuk memberikan pelayanan kesehatan terbaik, khususnya saat ini di bidang saraf dan neurologi,”kata dia saat membuka kegiatan yang bertajuk Symposium: Recent Update of Neuroscience & Minimally Invasive Neurosurgery, Sabtu (3/5/2025).

    Kini Mayapada Hospital  mampu menangani kasus bedah syaraf yang kompleks.

    Penanganan pasien bersifat menyeluruh dan berbasis tim ahli lintas disiplin.

    “Mayapada kini menjadi pusat rujukan untuk kasus bedah saraf kompleks di Indonesia dengan kemampuan menangani kasus-kasus rumit,” kata dr Fiktorius.

    Seperti: traumatic brain injury, skull base tumor, pendarahan stroke, perdarahan otak non trauma karena pecah aneurisma/AVM, cedera tulang belakang dan medula spinalis.

    Juga epilepsi yang memerlukan intervensi bedah, penyakit tulang belakang hingga penyakit kelainan bawaan pada otak dan tulang belakang.

    “Kami tidak hanya fokus pada tindakan, tapi juga pada kualitas hidup pasien setelahnya dengan program rehabilitasi medik. Mayapada tidak hanya tempat berobat, tapi juga mitra masyarakat dalam menjaga kesehatan otak dan saraf, dengan mengadakan edukasi, health talk, seminar medis maupun untuk awam,” tutur dia.

    Adapun jenis tindakan neurosurgery (bedah saraf) yang bisa dilakukan adalah Endoscopic Brain Surgery untuk tumor otak, kista, hidrosefalus,adenoma hypofise, tumor intralacticle.

    Microvascular Decompression (MVD) untuk kelainan neuralgia trigeminal dan hemifascial spasme

    Stereotactic Biopsy yaitu biopsi otak dengan teknik presisi tinggi maupun pain intervention.

    Salah satu pembicara yang hadir dalam simposium itu adalah dokter spesialis bedah saraf dr Roslan Yusni Hasan yang membawakan materi Stroke di Usia Muda: Penyebab dan Penanganannya.

    Dokter yang biasa disapa Ryu ini mengatakan bahwa stroke di usia jarang terjadi apalagi yang menyerang perempuan.

    “Jarang sekali stroke perempuan pada usia subur, karena pada saat usia subur, perempuan memiliki siklus hormonal setiap bulan yang berganti itu, itu membuat pembuluh darah dan jantung perempuan itu sangat sehat. Angka kejadian stroke 1 banding 1,5 lebih banyak laki-laki,” tutur dia.