Category: Tribunnews.com Kesehatan

  • FDA Tarik Produk La Roche-Posay karena Isu Keamanan, Bagaimana di Indonesia? – Halaman all

    FDA Tarik Produk La Roche-Posay karena Isu Keamanan, Bagaimana di Indonesia? – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA – Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) baru-baru ini melakukan penarikan sukarela produk Effaclar Duo Dual Action Benzoyl Peroxide Acne Spot Treatment milik brand asal Perancis La Roche-Posay.

    Penarikan itu dilakukan karena isu keamanan.

    Produk La Roche-Posay yang ditarik di Amerika Serikat diduga mengandung Benzoyl Peroxide, kandungan yang memiliki potensi picu kanker.

    Bagaimana di Indonesia?

    Melalui keterangan tertulis resmi yang dikutip Tribunnews.com pada Senin (17/3/2024, pihak produsen menegaskan, produk tersebut tidak dijual untuk pasar di Indonesia.

    “Sehingga penarikan sukarela ini tidak memengaruhi produk La Roche-Posay yang dijual di Indonesia,” tulis keterangan itu.

    Semua produk kosmetik La Roche-Posay di Indonesia tidak mengandung Benzoyl Peroxide.

    Sesuai peraturan ASEAN Cosmetic Directive dan peraturan mengenai produk kosmetik di Indonesia, Benzoyl Peroxide tidak diizinkan pada produk kosmetik.

    “Semua produk kosmetik La Roche-Posay di Indonesia tidak mengandung zat ini,” tegas keterangan itu. Produsen menjelaskan, produk Effaclar yang dijual di pasar Indonesia adalah produk Effaclar Duo+M

    Produk Effaclar yang dijual di pasar Indonesia adalah produk Effaclar Duo+M, produk yang berbeda dengan produk yang ditarik di AS.

    Produk Effaclar Duo+M di luar AS, termasuk Indonesia, dinyatakan tidak terpengaruh dan tetap aman digunakan. 

    Ditarik Sukarela di AS

    Produk Effaclar Duo Dual Action Benzoyl Peroxide Acne Spot Treatment khusus untuk pasar AS memiliki sejarah panjang keamanan dan efektivitas bagi konsumen.

    Namun, dalam pengujian terbaru, pihaknya telah menemukan jejak Benzene dalam jumlah minimal di satu batch produk.

    Meskipun kadar jejak ini sangat minim dan tidak menimbulkan risiko keamanan bagi pengguna, La Roche-Posay di AS telah secara proaktif bekerja sama dengan FDA dan memutuskan menarik produk dengan formula Effaclar Duo Dual Action Benzoyl Peroxide Acne Spot Treatment khusus untuk pasar AS yang masih dijual retailer di negara itu.

    La Roche-Posay dalam pernyataannya mengatakan, berkomitmen selalu menghadirkan produk yang berkualitas dan aman bagi konsumen Indonesia.

    “Keamanan dan kepercayaan konsumen adalah prioritas utama, di mana pun Anda berada di dunia. Konsumen dapat terus menggunakan produk La Roche-Posay dengan percaya diri,” sebut La Roche-Posay.

    Laporan Reporter: Rina Ayu

  • 4 Perilaku Minum Air yang Bisa Ganggu Kesehatan Tubuh Terutama Ginjal – Halaman all

    4 Perilaku Minum Air yang Bisa Ganggu Kesehatan Tubuh Terutama Ginjal – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Minum air dengan cara yang tidak tepat bisa berdampak buruk bagi kesehatan, terutama bagi ginjal. 

    Sejumlah kebiasaan minum air yang salah dapat merusak organ ini, bahkan sama buruknya dengan mengonsumsi alkohol.

    Bahkan, masih banyak orang yang tidak menyadari hal ini dan terus melakukannya.

    Dikutip dari Sanook, air putih memang penting bagi tubuh, karena dapat menjaga keseimbangan metabolisme dan memperkuat fungsi berbagai organ.

    Namun, jika cara mengonsumsinya salah, justru dapat menyebabkan masalah kesehatan.

    Berikut adalah empat kebiasaan minum air yang bisa berdampak negatif pada ginjal dan kesehatan secara keseluruhan:

    1. Minum Air Garam Encer Setelah Bangun Tidur

    Tren minum air garam encer di pagi hari semakin populer karena diyakini dapat merangsang sistem pencernaan dan memberikan energi untuk memulai  hari.

    Namun, fakta medis menunjukkan bahwa natrium dalam air garam dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan stroke, terutama bagi orang tua atau mereka yang memiliki masalah kesehatan pembuluh darah.

    Saat bangun tidur, darah berada dalam kondisi yang lebih kental.

     Jika tubuh menerima natrium dalam jumlah besar, tekanan darah dapat meningkat secara signifikan, yang pada akhirnya dapat memicu serangan jantung atau stroke.

    Oleh karena itu, lebih baik memilih air putih biasa untuk diminum di pagi hari.

    2. Minum Air Terlalu Cepat

    Banyak orang tidak memiliki kebiasaan minum air secara teratur dan baru meminumnya ketika merasa sangat haus.

    Ketika haus, mereka cenderung minum dalam jumlah banyak sekaligus.

    Hal ini justru tidak baik bagi tubuh karena dapat mengganggu keseimbangan air dan elektrolit, serta menghambat sistem peredaran darah dan pengiriman oksigen ke organ vital.

    Cara terbaik adalah minum air secara perlahan dalam jumlah yang cukup sepanjang hari agar tubuh tetap terhidrasi dengan baik tanpa memberikan tekanan berlebih pada sistem peredaran darah.

    3. Hanya Minum Air Panas

    Minum air hangat memang memiliki manfaat kesehatan, tetapi jika air terlalu panas, dapat berdampak negatif pada tubuh.

    Suhu air yang terlalu tinggi dapat menyebabkan pembuluh darah melebar secara tidak normal, yang berpotensi memengaruhi tekanan darah.

    Selain itu, konsumsi air yang terlalu panas dapat merusak lapisan mulut dan kerongkongan, meningkatkan risiko kanker pada jaringan di area tersebut.

    Oleh karena itu, disarankan untuk mengonsumsi air dengan suhu yang nyaman, tidak terlalu panas atau terlalu dingin.

    4. Minum Terlalu Banyak Air

    Meskipun minum air dalam jumlah cukup sangat dianjurkan, konsumsi berlebihan juga dapat berdampak buruk bagi kesehatan.

    Jika tubuh menerima air dalam jumlah yang melebihi kebutuhan, ginjal harus bekerja lebih keras untuk mengeluarkannya, yang dapat menyebabkan sering buang air kecil dan meningkatkan beban pada kandung kemih.

    Selain itu, minum air secara berlebihan juga dapat menyebabkan gangguan pencernaan, seperti diare atau tinja yang encer.

    Oleh karena itu, sebaiknya minumlah air sesuai dengan kebutuhan tubuh, yaitu sekitar 2–3 liter per hari, tergantung aktivitas dan kondisi kesehatan masing-masing.

  • Budayakan Pola Hidup Sehat, Menkes Tekankan Karyawan Kantoran Juga Harus Ikut Pemeriksaan Kesehatan – Halaman all

    Budayakan Pola Hidup Sehat, Menkes Tekankan Karyawan Kantoran Juga Harus Ikut Pemeriksaan Kesehatan – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBNNEWS.COM,JAKARTA – Menteri Kesehatan (Menkes RI) Budi Gunadi Sadikin menekankan, karyawan kantoran juga harus ikut pemeriksaan kesehatan.

    Ia menuturkan, deteksi dini pada satu penyakit dapat meningkatkan peluang kesembuhan secara signifikan.

    “Semakin awal suatu penyakit terdeteksi, semakin besar kemungkinan seseorang dapat menjalani hidup sehat hingga usia lanjut,” kata dia dalam kegiatan KADIN baru-baru ini di Jakarta.

    Mantan dirut Bank Mandiri ini mengungkapkan saat ini, masih banyak masyarakat yang belum memahami pentingnya pemeriksaan kesehatan secara berkala.

    Ia menyoroti bahwa banyak orang lebih fokus pada pengobatan setelah sakit, daripada melakukan langkah-langkah pencegahan sejak dini.

    Padahal, pencegahan tidak hanya lebih efektif tetapi juga lebih ekonomis dibandingkan dengan pengobatan penyakit yang sudah parah.

    Perubahan paradigma ini sangat penting untuk mendorong masyarakat agar lebih peduli terhadap kesehatan.

    “Saya mengusulkan agar perusahaan memberikan fasilitas pemeriksaan kesehatan gratis bagi karyawannya. Harapannya dapat membudayakan pola hidup sehat yang berorientasi pada pencegahan, sehingga menciptakan generasi yang lebih sehat di masa depan,” harap Budi Gunadi.

    Di kesempatan itu, Budi berharap Kadin menyelenggarakan lomba kesehatan bagi perusahaan anggota Kadin.

    “Saya titip ke pak Ani, saya mau kalau bisa boleh setiap anggota Kadin diberikan lomba, nanti kalau boleh kita kerja sama dengan Kadin, sama karyawan-karyawati perusahaan di bawah Kadin, kita skrining kesehatan kemudian kita lombakan apakah semua karyawannya sehat,” ujar Menkes Budi.

    Tujuan utama dari lomba ini adalah untuk mengidentifikasi perusahaan dengan tingkat kesehatan karyawan terbaik. Salah satu indikator yang akan diukur adalah seberapa jarang karyawan memerlukan perawatan di rumah sakit.

    Selain itu, diharapkan tidak ada anggota keluarga karyawan yang meninggal sebelum mencapai usia pensiun, sebagai cerminan dari kualitas hidup yang lebih baik.

  • Tips Puasa Aman Bagi Penderita Maag: Ini Makanan yang Dianjurkan untuk Buka dan Sahur  – Halaman all

    Tips Puasa Aman Bagi Penderita Maag: Ini Makanan yang Dianjurkan untuk Buka dan Sahur  – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wakil Menteri Kesehatan Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono membagikan tips aman berpuasa untuk penderita maag.

    Asam lambung merupakan keluhan paling sering terjadi saat puasa.

    “Kalau terjadi imbalance dan ketidakseimbangan maka bisa muncul keluhan sakit lambung.

    Dengan ditandai sakit perut, mual, begah bahkan bisa menimbulkan nyeri yang parah,” kata dia dikutip dari laman Instagramnya, Sabtu (15/3/2025).

    Karena itu, ibadah di bulan Ramadan ini bagi penderita maag membutuhkan perhatian khusus untuk menjaga agar lambung tetap sehat.

    Salah satu hal utama yang perlu diperhatikan adalah tips nutrisi yang tepat selama sahur dan berbuka, seperti berikut:

    1. Saat sahur: Pilih makanan yang lambat dicerna, seperti karbohidrat kompleks (nasi merah, roti gandum) dan protein tanpa lemak (ikan, ayam).

    “Hindari makanan pedas, asam, atau berlemak,” tutur dia.

    2. Saat berbuka: Mulailah dengan air putih hangat dan kurma untuk menstabilkan kadar gula darah.

    Hindari makan berat langsung, beri jeda dengan makanan yang mudah dicerna seperti sup atau bubur.

    Selain itu, penting untuk mengatur pola makan dengan porsi kecil tetapi lebih sering dan menghindari makanan yang memicu produksi asam lambung.

    “Jika memiliki riwayat maag kronis, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mulai berpuasa. Dengan perencanaan yang baik, puasa dapat tetap berjalan lancar dan penuh berkah. Tetap sehat dan semangat menyambut Ramadan,” harap Prof Dante.

  • Ciri-ciri Ginjal Bermasalah, Segera Deteksi Dini untuk Cegah Kerusakan Lebih Parah – Halaman all

    Ciri-ciri Ginjal Bermasalah, Segera Deteksi Dini untuk Cegah Kerusakan Lebih Parah – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Secara global, kematian akibat Penyakit Ginjal Kronik (PKG) semakin meningkat.

    Selain itu, prevalensi PGK di Indonesia saat ini semakin meningkat. Menurut data Kementerian Kesehatan tahun 2020, prevalensi pasien PGK di Indonesia sekitar 710.000 kasus.

    Kondisi ini membuat peringatan World Kidney Day 2025 mengambil tema, Are Your Kidneys OK? Detect Early, Protect Kidney Health, pentingnya deteksi dini untuk menjaga kesehatan ginjal dan mencegah PGK.

    “Jumlah ini menunjukkan PGK merupakan masalah kesehatan yang serius di Indonesia,” ujar Dokter spesial penyakit dalam dr. Donnie Lumban Gaol yang ditemui di Mayapada Hospital Jakarta Selatan, Sabtu (15/3/2025).

    Ia mengungkapkan, kondisi diabetes dan hipertensi menjadi salah satu faktor key-risk terbesar pada PGK, yang jika tidak ditangani dengan serius akan menyebabkan gagal ginjal.

    “Sebaliknya, deteksi dini PGK menjadi kunci pencegahan untuk  memperlambat atau menghentikan perkembangan penyakit ginjal,” jelas dr Donnie.

    Deteksi dini PGK secara teratur dapat dilakukan dengan mewaspadai beberapa gejala pada tubuh.

    Di antaranya, penurunan jumlah urine; retensi cairan yang menyebabkan pembengkakan pada tungkai, pergelangan kaki, atau telapak kaki; urine berbusa; sesak napas, kelelahan, kebingungan, lemas, mual, detak jantung tidak teratur, serta nyeri dada.

    Hal lain yang dapat dilakukan dalam usaha deteksi dini penyakit ginjal adalah pemeriksaan penyakit ginjal secara teratur.

    Selain itu, melakukan pemeriksaan kadar kreatinin, urea, natrium, kalium, dan fosfat dalam darah.
     
    Namun, apabila terdiagnosis gangguan ginjal, para pejuang penyakit gagal ginjal dapat berupaya meningkatkan kualitas hidup dengan melakukan pengobatan dan terapi yang direkomendasi dokter. Kemudian, menerapkan gaya hidup sehat dengan melakukan aktivitas fisik teratur seperti berolahraga ringan.

    “Jangan lupa mengonsumsi makanan harian gizi dan nutrisi seimbang dengan memperhatikan batasan untuk makanan dan minuman,” tambah dr. Donnie.

    Pemenuhan nutrisi juga dapat dilakukan dengan mengonsumsi nutrisi tambahan yang memang disesuaikan untuk kebutuhan pasien ginjal dengan dialisis.

    Dukungan dari keluarga, teman, dan bergabung dengan komunitas atau kelompok pendukung juga penting karena dapat membantu meningkatkan kualitas hidup dengan berbagi pengalaman dan dukungan. (*)

  • Kedutan Wajah Termasuk Gangguan Saraf, Jika Disepelekan Bisa Pengaruhi Kualitas Hidup – Halaman all

    Kedutan Wajah Termasuk Gangguan Saraf, Jika Disepelekan Bisa Pengaruhi Kualitas Hidup – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Hemifacial spasm atau kedutan wajah tak terkendali adalah gangguan saraf yang menyebabkan kontraksi otot wajah berulang di satu sisi wajah. 

    Kondisi ini seringkali dipicu oleh tekanan pembuluh darah pada saraf wajah, yang mengakibatkan gerakan otot tidak normal.

    Meski tidak mengancam nyawa, hemifacial spasm dapat mengganggu kenyamanan dan menurunkan kepercayaan diri penderitanya.

    Dokter Spesialis Bedah Saraf di Bethsaida Hospital, dr Wienorman Gunawan Sp.BS mengatakan,  hemifacial spasm terjadi akibat gangguan pada saraf wajah yang disebabkan oleh tekanan dari pembuluh darah di sekitarnya.

    “Seiring bertambahnya usia, pembuluh darah cenderung memanjang dan kehilangan elastisitasnya. Hal ini dapat menyebabkan pembuluh darah menekan saraf wajah, memicu kontraksi otot yang tidak normal,” kata Wienorman Gunawan dalam keterangannya, Jumat (14/3/2025).

    Gangguan ini tidak hanya menimbulkan ketidaknyamanan fisik, tetapi juga berdampak psikologis, terutama pada wanita.

    Kedutan yang terjadi terus-menerus dapat mengganggu ekspresi wajah, membuat penderitanya merasa malu dan kurang percaya diri dalam berinteraksi sosial.

    Dampak Hemifacial Spasm pada Kualitas Hidup

    Hemifacial spasm bukan sekadar masalah kedutan biasa. Kondisi ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, seperti berbicara, makan, atau bahkan berkomunikasi.

    Banyak penderita yang merasa tertekan secara emosional karena penampilan mereka yang terpengaruh oleh kedutan yang tidak terkendali.

    “Ini bukan hanya masalah fisik, tetapi juga memengaruhi kualitas hidup pasien,” tambah dr. Wienorman.

    Ditambahkannya, gangguan saraf seperti hemifacial spasm seringkali diabaikan karena dianggap sebagai masalah kecil.

    Padahal, kondisi ini dapat berkembang menjadi lebih serius jika tidak ditangani dengan tepat.

    Deteksi dini dan penanganan yang cepat adalah kunci untuk mencegah komplikasi dan meningkatkan kualitas hidup pasien.

    Deteksi dini memungkinkan dokter untuk mengidentifikasi penyebab gangguan saraf dan menentukan metode pengobatan yang tepat sebelum kondisi semakin parah.

    “Pada kasus hemifacial spasm, penanganan dini dapat mencegah kerusakan saraf permanen dan mengurangi dampak psikologis yang dialami pasien,” katanya.

    Bagi penderita hemifacial spasm yang tidak membaik dengan pengobatan oral, ada metode utama yang dapat dipertimbangkan microvascular decompression (MVD).

    Teknik operasi ini bertujuan untuk menghilangkan tekanan pembuluh darah pada saraf wajah.

    Prosedur ini melibatkan pemisahan saraf dari pembuluh darah yang menekannya, sehingga mengurangi gejala kedutan.

    “MVD dianggap sebagai solusi jangka panjang untuk mengatasi hemifacial spasm,” katanya.

    Bisa juga melalui injeksi Botulinum Toxin (Botox), sebuah metode non-bedah ini dilakukan dengan menyuntikkan Botox ke area yang mengalami kedutan.

    Botox bekerja dengan mengurangi kontraksi otot yang berlebihan. Meski efeknya bersifat sementara, terapi ini dapat diulang secara berkala sesuai kebutuhan pasien.

    “Kedua metode ini memiliki keunggulan masing-masing. Pemilihan metode pengobatan harus disesuaikan dengan kondisi pasien dan rekomendasi dokter spesialis,” ujar dr. Wienorman.

    Bethsaida Hospital Gading Serpong menghadirkan Brain & Spine Center, sebuah pusat layanan medis lengkap untuk menangani berbagai gangguan saraf, termasuk hemifacial spasm.

    Dilengkapi dengan teknologi medis terkini dan tim dokter spesialis berpengalaman, Bethsaida Hospital siap memberikan perawatan optimal bagi pasien.

    dr. Luxandre Agung, General Manager Medis Bethsaida Hospital mengatakan, hemifacial spasm tidak boleh dianggap remeh.

    Dengan deteksi dini, penanganan tepat, dan dukungan medis yang komprehensif, pasien dapat kembali menjalani hidup dengan nyaman dan percaya diri. 

    “Kami, Brain & Spine Center telah dilengkapi dengan fasilitas diagnostik, tindakan invasif, minimal invasif, hingga terapeutik yang modern,” katanya.

     

  • Ini yang Harus Diperhatikan Pasien Penyakit Ginjal Sebelum Menjalankan Puasa Ramadan – Halaman all

    Ini yang Harus Diperhatikan Pasien Penyakit Ginjal Sebelum Menjalankan Puasa Ramadan – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Ginjal dan Hipertensi dr. Tunggul D. Situmorang, mengatakan, pasien penyakit ginjal kronis (PGK) tetap diperbolehkan menjalani puasa saat bulan Ramadan.

    Namun dengan syarat pasien tersebut sudah terlebih dahulu melakukan konsultasi dengan dokter.

    Berikut hal-hal yang harus diperhatikan pasien PGK saat berpuasa seperti yang disampaikan dokter Tunggul dalam kegiatan temu media bersama Bayer di Jakarta pada Kamis (13/3/2025).

    “Pasien dengan PGK diperbolehkan berpuasa setelah lebih dahulu berkonsultasi dengan dokter,” ujar dia.

    Kemudian, pasien sarankan mencoba berpuasa lebih dahulu 1 minggu sebelum bulan Ramadan  untuk melihat apakah cukup aman menjalankan puasa pada saat bulan Ramadan.

    Konsumsi air yang cukup pada saat sahur dan berbuka puasa untuk mencegah tidak dehidrasi.

    Pasien penyakit ginjal kronis juga harus konsumsi diet seimbang yang mengandung karbohidrat, protein, lemak dan serat.

    “Pada saat sahur dan berbuka hindari konsumsi makanan yang tinggi kalium dan fosfor,” tutur dokter Tunggul.

    Tetap rutin konsumsi obat-obat dengan menyesuaikan waktu sahur dan berbuka puasa.

    Bila mengalami kondisi lemas, pusing, mual,muntah, sesak nafas segera batalkan puasa dan konsultasikan kepada dokter.

    Diketahui PGK merupakan kelainan struktur atau fungsi ginjal yang sudah berlangsung selama minimal 3 bulan, dengan dampak pada kesehatan, walaupun sering tidak bergejala dan tidak dirasakan.

    Salah satu kelompok yang paling berisiko adalah pasien dengan Diabetes Tipe 2, dengan sekitar 40 persen diantaranya mengalami komplikasi PGK ini. Sayangnya, banyak penyandangnya tidak menyadari bahwa mereka telah mengalami PGK hingga sudah mencapai tahapan lanjut.

     

     

  • Mitos atau Fakta Pasien Penyakit Ginjal Kronik Dilarang Konsumsi Semua Jenis Buah-buahan? – Halaman all

    Mitos atau Fakta Pasien Penyakit Ginjal Kronik Dilarang Konsumsi Semua Jenis Buah-buahan? – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sejumlah mitos seputar pasien penyakit ginjal kronik (PGK) sering kali beredar di masyarakat.

    Diantaranya adalah larangan konsumsi semua jenis buah-buahan.

    Benarkah demikian?

    Berikut penjelasan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Ginjal dan Hipertensi dr. Tunggul D. Situmorang, Sp.PD-KGH dalam kegiatan temu media bersama Bayer di Jakarta pada Kamis (13/3/2025).

    “Jawabannya adalah mitos,” kata dokter Tunggul.

    Ia membeberkan fakta bahwa pasien penyakit ginjal kronik tetap diperbolehkan mengkonsumsi buah-buahan.

    Namun ada baiknya, pasien memilih buah-buahan dengan kadar kalium rendah dan tidak mengkonsumsi dalam jumlah yang berlebihan.

    Buah rendah kalium itu berupa apel, blueberry, raspberry, anggur, peach, nanas, pear, dan cranberry.

    Sementara, buah tinggi kalium adalah pisang, kelapa, kurma, belimbing, alpukat, kiwi, maupun jambu biji.

    Selain itu ada mitos lain yang beredar yakni mengkonsumsi obat hipertensi seumur hidup dapat menyebabkan kerusakan ginjal.

    Dokter Tunggul menyebut, hal itu mitos.

    Hipertensi merupakan salah satu penyebab Penyakit Ginjal Kronik.

    Adapun tujuan mengkonsumsi obat antihipertensi adalah untuk mencegah progresi kerusakan ginjal akibat hipertensi. Sehingga konsumsi obat anti hipertensi seumur hidup tidak menyebabkan kerusakan pada ginjal. Konsultasikan kepada dokter terlebih dahulu agar mendapatkan obat antihipertensi yang tepat untuk mengontrol tekanan darah.

  • Kebiasaan Pijat Bagi yang Mengalami Keseleo, Apakah Aman? Ini Penjelasan Dokter – Halaman all

    Kebiasaan Pijat Bagi yang Mengalami Keseleo, Apakah Aman? Ini Penjelasan Dokter – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Alivio Mubarak Junior

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Saat mengalami keseleo, banyak orang langsung mencari tukang pijat untuk mengembalikan posisi sendi atau mengurangi nyeri. 

    Namun, apakah kebiasaan ini benar-benar aman? Menurut Dr. Isa An Nagib, SpOT (K)., FICS, Orthopedics (Bone) Sports Injury Subspecialist dari RS Siloam Mampang, pijat tidak selalu menjadi solusi yang tepat dan bahkan bisa memperparah cedera.

    “Memang sudah terpola di masyarakat bahwa kalau keseleo harus dipijat. Tugas kita sebagai tenaga medis adalah memberikan edukasi,” katanya ditemui di RS Siloam Mampang, Jakarta Selatan, Kamis (13/3/2025).

    “Jika pengobatan alternatif ini masih dalam jalur yang benar, tidak masalah. Tapi jika tindakan yang dilakukan justru memperburuk cedera, bisa menimbulkan komplikasi dan akhirnya membuat penanganannya lebih sulit,” lanjutnya.

    Menurutnya, salah pijat bisa menyebabkan cedera semakin parah, terutama jika terjadi robekan ligamen atau kerusakan jaringan yang tidak terlihat secara kasat mata. 

    Dalam beberapa kasus, pasien yang seharusnya bisa sembuh dengan terapi konservatif justru mengalami komplikasi akibat penanganan yang salah.

    Sebagai alternatif yang lebih aman, Dr. Isa merekomendasikan metode PRICE sebagai pertolongan pertama untuk keseleo:

    Rest (Istirahatkan) – Hentikan aktivitas dan biarkan bagian tubuh yang cedera beristirahat.

    Ice (Kompres Es) – Gunakan es untuk mengurangi pembengkakan dan nyeri.

    Compression (Dibebat) – Bungkus area yang cedera dengan perban elastis untuk mencegah pembengkakan lebih lanjut.

    Elevation (Ditinggikan) – Angkat area yang cedera lebih tinggi dari jantung untuk memperlancar sirkulasi darah.

    Jika setelah melakukan metode ini tidak ada perbaikan atau nyeri semakin parah, Dr. Isa menyarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter spesialis cedera olahraga.

  • Daftar Buah yang Dilarang Dikonsumsi Pasien Ginjal Kronis: Pisang, Kelapa, Kurma, Alpukat dan Kiwi – Halaman all

    Daftar Buah yang Dilarang Dikonsumsi Pasien Ginjal Kronis: Pisang, Kelapa, Kurma, Alpukat dan Kiwi – Halaman all

    Laporan Gabriela Irvine Dharma

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Masih banyak informasi keliru yang beredar di masyarakat terkait hipertensi dan penyakit ginjal kronis (PGK).

    Salah satunya adalah anggapan bahwa mengkonsumsi obat hipertensi seumur hidup bisa menyebabkan kerusakan ginjal.

    Dalam acara Peringatan Hari Ginjal Sedunia yang diselenggarakan oleh Bayer di Jakarta, Kamis (13/3/2025), dr. Tunggul D Situmorang, Sp.PD-KGH, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Ginjal Hipertensi, menegaskan bahwa anggapan tersebut adalah mitos.

    “Justru sebaliknya, hipertensi adalah salah satu penyebab utama penyakit ginjal kronik. Obat anti-hipertensi dikonsumsi untuk mencegah kerusakan ginjal lebih lanjut, bukan malah menyebabkan gangguan ginjal,” jelas dr. Tunggul.

    Menurutnya, jika tekanan darah tidak terkontrol, ginjal bisa mengalami kerusakan bertahap hingga berujung pada gagal ginjal.

    Oleh karena itu, pasien dengan hipertensi harus rutin mengkonsumsi obat yang diresepkan dokter agar tekanan darah tetap stabil dan tidak membebani ginjal.

    “Yang penting, konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu untuk mendapatkan jenis obat yang sesuai dengan kondisi pasien. Dengan pengobatan yang tepat, tekanan darah bisa dikendalikan tanpa merusak ginjal,” tambahnya.

    Selain tentang obat hipertensi, mitos lain yang sering beredar adalah pasien penyakit ginjal kronik dilarang mengkonsumsi semua jenis buah-buahan. Dr. Tunggul menegaskan bahwa informasi ini juga tidak benar.

    Pasien dengan PGK tetap boleh makan buah, tetapi harus memilih buah dengan kadar kalium yang rendah dan tidak mengkonsumsinya dalam jumlah berlebihan.

    “Buah tetap boleh dikonsumsi, tapi harus hati-hati. Pasien ginjal harus menghindari buah dengan kadar kalium tinggi karena ginjal yang sudah mengalami kerusakan tidak mampu membuang kelebihan kalium dari tubuh dengan baik,” jelasnya.

    Beberapa buah yang aman dikonsumsi oleh pasien penyakit ginjal kronis karena memiliki kadar kalium rendah antara lain: apel, blueberry, raspberry, anggur, peach, nanas, pir, dan cranberry.

    Sebaliknya, pasien ginjal disarankan untuk menghindari buah dengan kadar kalium tinggi, seperti pisang, kelapa, kurma, belimbing, alpukat, kiwi, dan jambu biji.

    Dr. Tunggul mengingatkan bahwa bukan berarti pasien PGK harus menghindari semua buah, tetapi lebih bijak dalam memilih jenis dan jumlah yang dikonsumsi.

    “Buah yang kaya kalium bisa meningkatkan kadar kalium dalam darah, yang berisiko menyebabkan gangguan jantung dan komplikasi serius lainnya. Oleh karena itu, pasien ginjal harus mengontrol asupan buahnya dan mengikuti anjuran dokter atau ahli gizi,” pungkasnya.

    Dengan memahami fakta ini, diharapkan masyarakat tidak lagi salah kaprah dalam menangani hipertensi dan penyakit ginjal.

    Konsumsi obat dengan pengawasan dokter serta pola makan yang tepat dapat membantu pasien menjaga kesehatan ginjal dan mencegah komplikasi lebih lanjut.