Category: Tribunnews.com Kesehatan

  • Gadget Picu Anak Autis, Benarkah? Begini Kata Dokter – Halaman all

    Gadget Picu Anak Autis, Benarkah? Begini Kata Dokter – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Autism spectrum disorder (ASD) merupakan kelainan perkembangan saraf yang disebabkan oleh perbedaan pada otak.

    Hingga saat ini belum ada penyebab pasti dari autis ini. Namun, sebagian orang percaya jika penggunaan gadget menjadi salah satu faktornya, benarkah? 

    Terkait hal ini, Dokter spesialis anak dr. Amanda Soebadi, Sp.A, Subsp.Neuro.(K),M.Med beri penjelasan. 

    Menurut dr Amanda, zaman sekarang, hampir setiap orang hampir mempunyai gadget atau gawai. Berbagai kalangan usia, termasuk anak-anak turut menggunakannya. 

    Maraknya penggunaan gawai memunculkan istilah digital nanny. 

    “Digital nanny itu adalah paparan gadget pada usia dini lebih dari setengah waktu anak bangun dalam sehari. (Misalkan) dia dalam satu hari terjaga selama 14 jam. Jadi 14 jam itu lebih dari 7 jamnya dia terpapar gadget, apakah itu laptop atau tablet atau TV-nya TV itu juga termasuk atau HP,” ungkapnya pada media briefing virtual, Selasa(15/5/2025). 

    Gadget ini pun menjadi pengganti interaksi timbal balik antara anak dengan lingkungan sosialnya. Baik orang tua, pengasuh, guru dan sebagainya. 

    Kondisi inilah yang menyebabkan mempengaruhi perkembangan otak anak untuk komunikasi dan kemampuan sosial. 

    Anak yang terpapar gadget sejak usia dini, memang dapat menyebabkan kesulitan komunikasi sosial, dan perilaku yang tidak lazim. 

    Gangguan perkembangan otak anak ini dijuluki sebagai virtual autism.

    Walau gejalanya terlihat sama, tapi dampak paparan di atas menurut Amanda bukanlah autis. 

    “Maka sekarang ada yang dikenal sebagai virtual autism. Ini istilah beneran, istilah yang ada di literatur. Pola perilakunya mirip autism.Kalau saya bilang mirip, berarti ini bukan autism,” paparnya. 

    Berbeda dengan autis, jika paparan digital dihentikan maka kondisi anak bisa membaik dengan cepat.

    “Jadi anaknya bisa balik lagi (seperti semula sebelum terpapar gadget),” tutupnya. 

  • Marak Kasus Dokter Lecehkan Pasien, Pakar: Alarm Serius, Pendidikan Kedokteran Harus Dibenahi – Halaman all

    Marak Kasus Dokter Lecehkan Pasien, Pakar: Alarm Serius, Pendidikan Kedokteran Harus Dibenahi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Maraknya kasus pelecehan seksual yang melibatkan peserta PPDS maupun dokter spesialis obgyn merupakan alarm serius. Dokter dan Pakar Keamanan Kesehatan Global dr Dicky Budiman, Phd mengatakan kasus tersebut menunjukkan bahwa selain kecakapan klinis, dimensi etik dan sistem pengawasan pendidikan kedokteran perlu diperkuat.

    Selain itu kata Dicky adanya tes kesehatan mental juga dinilai penting, tapi sebagai permukaan lebih penting adalah perubahan budaya, sistem seleksi ketat, dan pengawasan etik berkelanjutan di rumah sakit pendidikan.

    “Semoga ini bisa menjadi kontribusi konstruktif dalam pembenahan sistem pendidikan kedokteran dan perlindungan pasien di Indonesia,” tutur Anggota Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tersebut kepada wartawan Selasa (15/4/2025).

    Dihubungi terpisah Direktur Pascasarjana Universitas YARSI Prof Tjandra Yoga Aditama menegaskan, kasus dokter yang menjadi pelaku pelecehan seksual harus diusut serius dan tuntas. Ia menyebut, kasus tersebut mencoreng nama baik profesi dokter di mata masyarakat.

    Saat terjadi pelecehan seksual oleh jenis pekerjaan tertentu atau apapun jenis profesi atau pekerjaan maka tentu tidak dapat digeneralisir bahwa yang ada dalam jenis pekerjaan dan profesi itu punya kecenderungan sexual yang buruk pula.

    “Kasus yang ada jelas harus ditangani amat serius, tapi upaya generalisasi juga jelas tidak tepat jadinya,” tutur dia.

    Bahkan menurut dia, secara umum pelecehan seksual dalam bentuk apapun merupakan perbuatan tercela, dan perlu mendapat ganjaran yang setimpal.

    “Dokter yang diduga melakukan perbuatan asusila maka jelas harus dihukum berat, secara hukum maupun secara profesi,” kata mantan direktur WHO Asia Tenggra ini.

    Pencabutan izin melakukan kegiatan profesi sebagai dokter merupakan salah satu bentuk hukuman profesi yang dilakukan, selain hukuman badan sesuai putusan pengadilan yang akan dijalaninya.

    Menyinggung dampak pada persepsi masyarakat, dia berharap masyarakat tidak memandang semua dokter di Indonesia melakukan hal serupa.

    “Kejadian pelecehan seksuall selama ini sudah terjadi di berbagai jenis dan kelompok masyarakat, baik di negara kita maupun juga di berbagai negara lain. Pengendaliannya  harus dilakukan dengan upaya pembinaan mental anak bangsa di semua lini,” kata Prof Tjandra.

    Kasus pelecehan seksual yang dilakukan dokter belakangan marak terjadi. Awalnya ada kasus rudapaksa yang dilakukan oleh dokter residen peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesiologi Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Padjadjaran (Unpad), Priguna Anugerah Pratama (31), hingga kini masih ramai diperbincangkan publik.

    Kasus rudapaksa oleh Dokter Residen Priguna ini pun masih diproses oleh pihak kepolisian dan masih dalam tahap penyidikan.

    Namun, kala kasus rudapaksa dokter Priguna ini belum usai, sudah muncul lagi kasus dugaan pelecehan seksual yang juga dilakukan oleh seorang dokter.

    Kali ini pelakunya adalah seorang dokter spesialis obgyn di sebuah klinik di Garut, Jawa Barat.

    Kasus pelecehan yang dilakukan dokter kandungan ini muncul ke publik imbas viralnya sebuah video yang memperlihatkan seorang dokter yang diduga tengah melakukan pelecehan kepada pasiennya yang sedang menjalani Ultrasonografi (USG). Peristiwa pelecehan ini terjadi pada 20 Juni 2024 lalu.

  • Marak Kasus Dokter Lecehkan Pasien, Pakar: Alarm Serius, Pendidikan Kedokteran Harus Dibenahi – Halaman all

    POGI Siapkan Sanksi Berat untuk Dokter Obgyn di Garut yang Lecehkan Pasien saat USG – Halaman all

    ​TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Perhimpunan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) tengah menyiapkan sanksi tegas pada dokter spesialis obgyn yang diduga melakukan pelecehan seksual pada pasien saat melakukan Ultrasonografi (USG).

    Ketua Umum POGI Prof. Dr. dr. Yudi Mulyana Hidayat, Sp. OG, Subsp. Onk., D.MAS, M.Kes menyebut, kasus ini sudah lama dan sudah ditangani pihak Dinkes, Klinik , IDI dan POGI Cabang Jawa Barat (Priangan Timur).

    Pengurus Pusat (PP) POGI sedang melakukan investigasi atau klarifikasi ulang bentuk pelanggaran yang dilakukan.

    “Bila ada pelanggaran etika dan disiplin profesi, POGI tidak akan ragu-ragu memberikan sanksi  tegas organisasi,” ujar dia saat dihubungi Tribunnews.com, Selasa (15/4/2025).

    Nantinya PP POGI juga akan melakukan koordinasi dengan IDI Wilayah Jawa Barat dan Dinas Kesehatan Jawa Barat untuk melakukan pembinaan.

    Dokter Yudi menuturkan, sanksi tegas bisa berupa mengeluarkan yang bersangkutan dari anggota POGI atau merekomendasikan untuk pencabutan izin praktiknya.

    “Memungkinkan keduanya, sedang kami pelajari pelanggaran yang dilakukan,” kata Dokter Yudi.

    Viral kisah dokter kandungan atau obgyns di Garut diduga telah melakukan pelecehan terhadap pasien.

    Kasus ini menyebar setelah dokter gigi bernama Mirza membagikan cerita tentang seseorang yang diduga korban dokter tersebut.

    Akun @drg.mirza mengunggah ulang video dari @pddsgramm, dokter berbaju batik terlihat dari CCTV tengah melakukan pemeriksaan USG.

    Seperti biasa, pemeriksaan USG dokter mengharuskan pasien membuka baju hingga atas perut.

    Namun, anehnya kedua tangan dokter justru bergerak di tubuh pasien.

    Satu tangan memegang alat USG, satu tangan lainnya melakukan pelecehan karena bergerak di atas perut.

    Tampak pasien merasa tak nyaman menahan tangan dokter agar tak semakin mengarah ke area sensitifnya.

    Video tersebut lantas mendapat kecaman dari berbagai pihak.

    Tak sedikit yang curhat kepada Mirza dan mengaku sebagai korban oleh dokter yang sama.

    Beberapa menyebut modus pelaku hampir sama, yakni menawarkan pemeriksaan USG gratis.

    Polres Garut masih mencari keberadaan dokter spesialis obgyn berinisial MSF tersebut.

    “Kita lagi cari diskresi kita wajib mengamankan 1×24 jam kan untuk melakukan penyelidikan,” ujar Kasatreskrim Polres Garut, AKP Joko Prihatin.

    AKP Joko mengaku dari hasil pengecekan ke tempat kejadian perkara (TKP) penyelidik telah berhasil mengantongi identitas dari dokter tersebut.

    Meski begitu keberadaan dari terduga pelaku belum diketahui pasti.

    “Untuk saat ini kita masih mencari identitas pelaku sudah kita kantongi,” ujarnya.

  • Kemenkes Soroti Pentingnya Masyarakat Deteksi Dini Diabetes dan Penanganan Kaki Diabetik – Halaman all

    Kemenkes Soroti Pentingnya Masyarakat Deteksi Dini Diabetes dan Penanganan Kaki Diabetik – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyoroti pentingnya masyarakat untuk mendeteksi diabetes sejak dini.

    Hal tersebut sejalan dengan peringatan Hari Diabetes Nasional 2025, yang jatuh pada tanggal 18 April 2025 mendatang.

    Kemenkes bersama RS Fatmawati dan Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Vaskular dan Endovaskular Indonesia (PESBEVI) mendorong deteksi diabetes sejak dini sebagai upaya menghindari amputasi bagian tubuh, khususnya pada pasien komplikasi kaki diabetik.

    “Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya deteksi dini dan penanganan kaki diabetik sebelum menjadi kronis, peningkatan pengetahuan dan keterampilan tenaga medis, terutama dokter umum, perawat, dan dokter spesialis, dalam menangani kasus kaki diabetik” kata Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Vaskular dan Endovaskular Indonesia (PESBEVI) dr. Witra Irfan, Sp.B, Subsp.BVE(K), dalam keterangannya, Selasa (15/4/2025).

    Terkait hal itu, Kementerian Kesehatan bersama pihak terkait itu akan menggelar Webinar Nasional bertajuk “National Limb Salvage Diabetic Foot”, yang akan digelar secara virtual, pada Jumat, 18 April 2025 pukul 08.30 – 11.50 WIB.

    “Ini diharapkan menjadi momentum penting dalam meningkatkan kesadaran akan bahaya komplikasi kaki diabetik serta pentingnya upaya pencegahan amputasi yang tidak perlu,” tutur Witra.

    Wakil Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Dante Saksono Harbuwono, akan turut hadir sebagai Keynote Speaker, dengan menyoroti urgensi dan perhatian pemerintah terhadap tantangan komplikasi diabetes yang semakin meningkat dari tahun ke tahun.

    Data dari International Diabetes Federation (IDF) menunjukan jumlah penderita diabetes di dunia pada tahun 2021 mencapai 537 juta. 

    Angka ini diprediksi akan terus meningkat mencapai 643 juta di tahun 2030 dan 783 juta pada tahun 2045.

    Menurut IDF, Indonesia menduduki peringkat kelima negara dengan jumlah diabetes terbanyak dengan 19,5 juta penderita di tahun 2021 dan diprediksi akan menjadi 28,6 juta pada 2045.

    Persoalan ini menjadi perhatian dari Kementerian Kesehatan, mengingat diabetes melitus merupakan ibu dari segala penyakit.

  • Punya Masalah Pencernaan, Kapan Waktu yang Tepat Jalani Prosedur Gastroskopi? – Halaman all

    Punya Masalah Pencernaan, Kapan Waktu yang Tepat Jalani Prosedur Gastroskopi? – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA – Gastroskopi merupakan salah satu prosedur medis yang dapat digunakan untuk mendiagnosis berbagai gangguan pada saluran pencernaan seperti peradangan, tukak lambung, infeksi, hingga kanker lambung.

    Lalu kapan prosedur itu bisa dilakukan pasien?

    Dokter spesialis penyakit dalam dr. Ignatius Bima Prasetya, Sp.PD menuturkan, prosedur ini membantu dokter untuk menilai kondisi kerongkongan, lambung, dan usus secara real-time.

    “Dengan gastroskopi, kami dapat melihat langsung kondisi dalam saluran cerna pasien dan menentukan diagnosis dengan lebih akurat,” ujarnya dikutip Selasa (15/4/2025).

    Keunggulan gastroskopi adalah kemampuannya memberikan gambaran yang jelas, bersifat minimal invasif, serta lebih aman bagi pasien.
     

    Syarat Gastroskopi

    Sebelum menjalani gastroskopi, pasien perlu berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.

     

    Pasien juga mungkin perlu menjalani pemeriksaan darah serta berpuasa selama beberapa jam (sesuai dengan kondisi pasien).
     
    Dokter juga akan menanyakan riwayat kesehatan pasien, termasuk apakah pasien memiliki alergi.

    Apabila pasien mengonsumsi obat pengencer darah, dokter mungkin akan menyarankan penghentian sementara, jika akan dilakukan tindakan intervensi seperti pengangkatan polip, untuk mengurangi risiko perdarahan saat prosedur dilakukan.

    ilustrasi GERD (Freepik)

     
    Selama prosedur berlangsung, pasien bisa diberikan anestesi umum untuk mengurangi ketidaknyamanan pada saat tindakan.

    Gastroskop kemudian dimasukkan melalui mulut dan diarahkan ke saluran pencernaan untuk mendeteksi adanya kelainan. Jika ditemukan kelainan, dokter bisa langsung mengambil sampel jaringan (biopsi) untuk pemeriksaan lebih lanjut di laboratorium.

    Setelah prosedur selesai, pasien umumnya perlu beristirahat sejenak sebelum diperbolehkan pulang.
     
    Tidak semua pasien GERD atau gastroesophageal reflux disease perlu menjalani gastroskopi.

    Pasien dengan gejala GERD yang semakin berat, seperti nyeri menelan, muntah darah, atau penurunan berat badan yang signifikan, disarankan menjalani gastroskopi untuk memastikan kondisi mereka dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
     
    Selain itu, gastroskopi juga dapat membantu dalam menilai efektivitas pengobatan GERD.

    Berikut tanda bahaya yang mengindikasikan GERD sudah dalam tahap serius antara lain:

    ·     Ketika terasa sulit menelan (disfagia).
    ·     Ada rasa nyeri saat menelan (odinofagia).
    ·     Gejala bronkial berulang dan pneuminia aspirasi.
    ·     Suara terdengar serak (disfonia).
    ·     Batuk berulang atau sering kambuh.
    ·     Adanya perdarahan di saluran cerna.
    ·     Mual atau muntang yang sering terjadi.  
    ·     Nyeri persisten.
    ·     Kekurangan zat besi yang menyebabkan anemia.
    ·     Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas dan terus berlanjut.
    ·     Pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenopati).
    ·     Adanya benjolan di bagian atas perut (epigastrum).
    ·     Gejala tidak umum yang pertama kali muncul pada usia 44-45 tahun.
    ·     Riwayat keluarga memiliki kanker esofagus atau kanker lambung.
     
    Jika pasien mengalami gejala tersebut, sangat penting untuk segera menjalani pemeriksaan lanjutan agar kondisi tidak semakin memburuk.

    “Kami menyediakan layanan gastroskopi dengan fasilitas modern dan tim medis yang berpengalaman. Teknologi yang digunakan mampu memberikan hasil yang lebih akurat dan minim risiko bagi pasien,” tutur dokter di Siloam Hospitals Group ini.

    Pemeriksaan ini tidak hanya membantu dalam menegakkan diagnosis, tetapi juga memberikan pemahaman lebih baik bagi pasien mengenai kondisi kesehatannya sehingga dapat memperoleh pengobatan yang tepat dan efektif.
     

  • Berikut Hal yang Dapat Dilakukan di Malam Hari untuk Bantu Turunkan Berat Badan – Halaman all

    Berikut Hal yang Dapat Dilakukan di Malam Hari untuk Bantu Turunkan Berat Badan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Siapa sangka, malam hari adalah waktu yang tetap untuk mencoba menurunkan berat badan.

    Beberapa perubahan kecil di malam hari ternyata dapat menurunkan berat badan.

    Dikutip dari WebMD, berikut beberapa hal yang bisa bantu turunkan berat badan di malam hari.

    Tetaplah Sibuk di Malam Hari

    Terkadang orang makan berlebihan di malam hari karena mereka bosan.

    Jika sedang mengalaminya, cobalah untuk melakukan beberapa aktivitas sebelum tidur.

    Berjalan, menulis jurnal, mengobrol dengan teman, atau membaca buku dapat membantu mengalihkan perhatian dari makan berlebihan.

    “Mencari hobi baru, seperti melukis, bermain musik, atau merajut  adalah cara lain yang bagus untuk mengalihkan perhatian Anda dari makan berlebihan saat bosan,” dilansir WebMD, Senin (14/5/2025).

    Tidur Nyenyak

    Percaya atau tidak, tidur yang cukup dapat membantu mencoba menurunkan berat badan. Memiliki jadwal yang tepat dan tidur yang cukup dapat sangat membantu.

    Berolahraga

    Aktivitas fisik di sore hari dapat membantu. Pastikan saja tidak terlalu berat. Olahraga intensitas tinggi seperti latihan interval dapat memengaruhi kualitas tidur.

    Olahraga juga dapat mempersulit untuk tertidur di waktu tidur. Jangan berolahraga terlalu larut malam. Berhentilah setidaknya satu jam sebelum tidur.

    Jangan Makan Sebelum Tidur

    Jika makan malam atau ngemil terlalu dekat dengan waktu tidur, hal itu dapat menghambat upaya penurunan berat badan.

    Meskipun waktu sebenarnya tidak terlalu penting, banyak orang yang makan larut malam memilih makanan berkalori tinggi, yang menyebabkan kenaikan berat badan.

    Makan dan ngemil yang terlambat juga dapat membuat lebih sulit tertidur. Usahakan untuk tidak pergi ke dapur beberapa jam sebelum tidur hingga bangun keesokan paginya.  

    Siapkan Bekal Makan Siang Anda untuk Hari Berikutnya

    Daripada makan siang di luar, sisihkan uang dan bawa bekal makan siang di malam sebelumnya. Makan di luar biasanya berarti lebih banyak lemak dan natrium.

    Namun, jika membawa bekal sendiri, maka pilihlah bahan yang lebih sehat. Pilih protein seperti kacang almond atau irisan kalkun, biji-bijian utuh, produk susu rendah lemak, dan banyak buah serta sayuran.

    Patuhi Jadwal

    Jika merasa makan berlebihan di malam hari, bisa jadi karena belum makan cukup di siang hari.

    Cara terbaik untuk mengatasinya adalah dengan memastikan makan secara teratur. Dengan begitu, tubuh akan tahu kapan harus mengantisipasi makanan.

    Makan camilan di antara makan siang dan makan malam juga tidak apa-apa. Cobalah untuk tidak makan berlebihan.

    Matikan TV

    Sebagian orang mungkin suka menonton televisi saat makan malam, menonton televisi saat makan dapat menyebabkan Anda makan berlebihan secara tidak sengaja. Hal ini dapat mengalihkan perhatian Anda dari seberapa banyak dan apa yang Anda makan.

    Sikat dan Bersihkan Gigi Setelah Makan Malam

    Untuk mendorong diri menghindari makan di malam hari, biasakan untuk menyikat dan membersihkan gigi  setelah makan malam.

    Jika gigi sudah bersih, mungkin akan berpikir dua kali sebelum makan camilan menjelang tidur. Ingatlah untuk menunggu setidaknya 60 menit sebelum menyikat gigi.

    Terutama jika baru saja mengonsumsi sesuatu yang asam seperti lemon, jeruk bali , atau soda.

    Meredakan Stres

    Stres dapat menyebabkan kenaikan berat badan. Cobalah luangkan waktu untuk bersantai di malam hari.

    Teknik pernapasan dalam dan meditasi kesadaran adalah cara yang bagus untuk menenangkan diri.

    Menurunkan tingkat stres juga dapat memberikan manfaat besar bagi kualitas dan kuantitas tidur.

    Matikan Lampu

    Tidur di kamar yang gelap adalah kebiasaan lain yang harus ditambahkan ke dalam daftar. Kebiasaan ini membantu tidur lebih baik.

    Jika mencoba menurunkan berat badan dan mendapatkan tidur yang lebih baik, tutupi jendela untuk menghalangi cahaya.

    Coba gunakan tirai anti tembus pandang jika tirai Anda tidak menghalangi cahaya dengan baik. Simpan ponsel dan laptop setidaknya 30 menit sebelum tidur. Masker mata juga dapat membantu.

  • Cuci Darah Kini Tak Perlu Antre Lama di RS Bisa Dilakukan Mandiri di Rumah, Begini Caranya – Halaman all

    Cuci Darah Kini Tak Perlu Antre Lama di RS Bisa Dilakukan Mandiri di Rumah, Begini Caranya – Halaman all

    ​TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Selama ini, pasien penyakit ginjal kronis hingga stadium lima perlu antre dan menunggu seharian untuk melakukan cuci darah. Cuci darah yang diketahui umumnya menggunakan mesin bernama hemodialisis.

    Saat melakukan hemodialisis, proses yang dibutuhkan adalah 4 hingga 5 jam untuk sekali tindakan. Cuci darah menggunakan cara ini dilakukan 2 sampai 3 kali dalam seminggu. 

    Namun, Dokter spesialis penyakit dalam RSUP Prof Ngoerah Denpasar, dr Yenny Kandarini menyebutkan bahwa selain hemodialisis ada terapi lain yang dilakukan untuk mencuci darah. Terapi tersebut adalah Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD), yang tidak memerlukan mesin dan bisa dilakukan di rumah.

    “Jadi ini suatu tindakan dialisis atau tindakan membersihkan darah yang bersifat berkesinambungan terus menerus dan dilakukan dengan menggunakan kantong abdomen atau kantong perut sebagai tempat cairan untuk pembersih itu,” kata Yenny dalam siniar yang digelar oleh Kementerian Kesehatan berjudul ‘Cuci Darah Nggak Harus ke RS, Kenalan dengan CAPD, Yuk!’ di Jakarta, Senin (14/4/2025). 

    Cara kerja dari CAPD ini adalah memasukkan cairan ke dalam tubuh dengan menggunakan kateter. Cairan tersebut didiamkan di dalam tubuh, dan terjadilah pembersihan, cara kerjanya sama seperti aktivitas ginjal.

    Kemudian setelah beberapa lama, cairan ini akan dibuang keluar dari dalam tubuh. 

    “Sehingga tubuh pasien akan bersih dari  kotoran-kotoran, elektrolit berlebih dan dari metabolisme,” paparnya. 

    Rata-rata cairan tersebut dimasukkan ke tubuh 4 kali dalam sehari, tergantung jenis cairannya.  Ia pun mencontohkan, pagi pada jam 06.00 atau 07.00 sebelum beraktivitas ke kantor dan sebagainya cairan tersebut dimasukkan dan dibiarkan kurang lebih 6 hingga 8 jam. 

    Sepulang dari beraktivitas kemudian cairan itu diganti lagi, dan begitu pula sebelum tidur. 

    Dengan menggunakan terapi ini, pasien tidak perlu jauh-jauh dan mengantre pergi layanan kesehatan yang menyediakan hemodialisis. 

    Lebih lanjut dr Yenny  menjelaskan, ada sejumlah hal yang dilakukan untuk terapi ini. 

    Sebelumnya dokter akan melakukan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE). 

    Setelah pasien setuju, maka akan dilakukan pemasangan kateter di daerah perut, biasanya di bagian bawah kanan atau kiri, dengan teknik operasi ringan. “Setelah terpasang selang itu tidak bisa langsung kita pakai untuk melakukan CAPD. Kita tunggu sembuh dulu. Sekitar 1-2 minggu baru kemudian kita akan lakukan pelatihan,” paparnya. 

    Nantinya, pelatihan yang diberikan meliputi cara memasukkan cairan dan menggantinya.  

    Bagi pasien yang tidak mampu melakukannya sendiri, seperti yang berusia lanjut, maka akan didampingi.

    Sebelum melakukan terapi ini, ada sejumlah hal yang perlu diperhatikan. Di antaranya ketersediaan ruangan yang bersih di rumah guna melakukan penggantian cairan itu. Lalu sumber air bersih untuk mencuci tangan, dan penggunaan masker saat prosedur penggantian cairan.

    “Pasien nanti akan disiapkan dalam paket dari pemerintah, dari BPJS itu kita akan kirimkan cairan CAPD itu ke rumah,” imbuhnya. 

    Paling penting pada pasien-pasien yang memakai CAPD ini adalah mempunyai pola BAB yang harus diatur supaya tidak macet cairannya.  “Jadi nanti agak beda dengan pasien HD (hemodialisis). Pada pasien CAPD ini, mereka akan lebih bebas untuk makan buah misalnya,” tutupnya.

  • Hari Penyakit Chagas Sedunia, Ketahui Apa Saja Bahaya dan Cara Penularannya – Halaman all

    Hari Penyakit Chagas Sedunia, Ketahui Apa Saja Bahaya dan Cara Penularannya – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Setiap 14 April diperingati Hari Penyakit Chagas Sedunia untuk meningkatkan kesadaran global terhadap penyakit Chagas.

    Penyakit infeksi menular ini diketahui disebabkan oleh parasit Trypanosoma cruzi. 

    Peringatan ini penting karena penyakit ini bisa menyebabkan komplikasi jantung. 

    Menurut Epidemiolog dan PhD Global Health Security, Dr. Dicky Budiman, penyakit Chagas ditularkan oleh serangga yang dikenal sebagai kissing bug atau Triatoma.

    “Penularan terjadi ketika serangga menggigit dan meninggalkan kotorannya di kulit, lalu tanpa sadar seseorang menggaruknya dan parasit masuk ke dalam tubuh,” ungkap Dicky dalam keterangan resmi yang diterima Tribunnews, Senin (14/5/2025). 

    Sayangnya, penyakit ini masuk dalam kategori neglected tropical diseases (NTDs) atau penyakit tropis terabaikan.

    Hal ini dikarenakan Chagas sering luput dari perhatian. Padahal penyakit ini berdampak besar di banyak negara berkembang, terutama di Amerika Latin.

    Menurut Dicky, Chagas bisa menyebabkan dua fase penyakit. 

    Pertama, fase akut. Biasanya muncul 1-2 minggu setelah infeksi. Tapi gejala yang ditimbulkan ringan seperti demam, kelelahan, dan pembengkakan di area gigitan. 

    Saking ringannya, Chagas sering kali tidak terdeteksi.

    Kedua, fase kronis. Pada tahap ini, Chagas  sangat berbahaya.

    “Sekitar 30 persen penderita akan mengalami komplikasi serius dalam jangka panjang, terutama pada jantung dan sistem pencernaan,” jelasnya. 

    Pada fase kronis, parasit dapat menyerang otot jantung dan menyebabkan kardiomiopati, yang ditandai dengan:

    – Jantung membesar,

    – Gangguan konduksi listrik jantung (aritmia),

    – Gagal jantung,

    – Risiko kematian mendadak.

    Inilah sebabnya, Chagas disebut juga sebagai silent killer. Karena dapat tidak terdeteksi bertahun-tahun sampai akhirnya menyebabkan gangguan jantung berat.

    Kondisi ini bisa menyebabkan terjadinya gagal jantung, gangguan irama jantung dan pelebaran esofagus atau usus besar. 

    Banyak pasien bahkan tidak sadar terinfeksi selama bertahun-tahun sampai muncul gejala kronis yang parah.

    Apa Chagas terjadi juga di Indonesia?

    Hingga saat ini, belum ditemukan kasus penularan lokal Chagas di Indonesia.

    Ini karena vektor utama penyakit ini, yaitu serangga Triatominae, dan tidak hidup di wilayah Asia Tenggara. 

    Vektor penyakit adalah organisme hidup yang menularkan penyakit ke manusia atau hewan lain

    Meski begitu, dalam era globalisasi dan migrasi manusia lintas negara, risiko penyakit ini tetap perlu diwaspadai. 

    Terutama untuk deteksi kasus infeksi yang terbawa oleh orang yang pernah tinggal di daerah endemis. 

    Oleh karena itu upaya pencegahan sudah seharusnya dilakukan di antaranya:

    Pertama, pengendalian serangga vektor* melalui perbaikan rumah. Serangga ini senang bersembunyi di celah dinding atau atap jerami. 

    Kedua, penyemprotan insektisida di area endemis. 

    Ketiga, skrining darah dan organ donor, agar tidak terjadi penularan lewat transfusi atau transplantasi.

    Keempat, edukasi masyarakat tentang pentingnya kebersihan lingkungan dan identifikasi gejala dini.

    “Untuk negara non-endemis seperti Indonesia, penting juga melakukan skrining pada pelaku perjalanan atau migran dari daerah Amerika Latin,” tutup Dicky.
     

  • Jumlah Perokok di Indonesia Tembus 60 Juta Orang, Ini Kata Eks Direktur WHO – Halaman all

    Jumlah Perokok di Indonesia Tembus 60 Juta Orang, Ini Kata Eks Direktur WHO – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Mantan Direktur Penelitian, Kebijakan dan Kerja Sama Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization), Prof Tikki Pangestu, menyebut dunia termasuk Indonesia terus berupaya menurunkan angka prevalensi merokok. Saat ini ada 60 juta perokok di Indonesia dari total populasi penduduk yakni sekitar 273 juta orang.

    Dalam sejumlah penelitian disebutkan terkait strategi pengurangan risiko tembakau atau tobacco harm reduction (THR) diharapkan dapat mempengaruhi keputusan seseorang untuk berhenti merokok. Pendekatan ini menawarkan produk alternatif yang rendah risiko kesehatan.

    Seperti rokok elektronik, produk tembakau yang dipanaskan maupun kantong nikotin. Namun, adopsi strategi ini masih mengalami banyak hambatan.

    Meskipun ada bukti tentang potensi manfaat produk tembakau alternatif dalam mengurangi risiko kesehatan, masih banyak pihak yang abai terhadap hal tersebut. Diantaranya WHO yang tidak pernah mempertimbangkan potensi ini dalam mengurangi prevalensi merokok.

    “Produk tembakau alternatif ini tidak digunakan secara luas untuk mengatasi epidemi merokok yang terjadi di dunia. Hal itu benar-benar mempengaruhi saya sebagai seorang ilmuwan. Mengapa para pembuat kebijakan, WHO, mengabaikan begitu saja bukti yang saya yakini sangat kuat bahwa produk ini benar-benar dapat menyelamatkan nyawa,” ungkap Prof Tikki, Senin (14/4/2025).

    Prof Tikki menilai, ada tiga faktor utama yang menjadi penghambat utama dalam penerapan pengurangan risiko tembakau. Pertama adalah kuatnya lobi dari kelompok pengendalian antitembakau yang memiliki sumber daya besar dan pendanaan kuat.

    Kedua adalah posisi WHO. Prof Tikki melanjutkan, negara-negara berpenghasilan menengah ke bawah cenderung mengikuti arahan WHO yang memiliki sikap menolak terhadap pendekatan pengurangan risiko tembakau.

    Dampaknya, negara-negara tersebut seringkali mengalami keterbatasan dalam menilai manfaat dari implementasi pendekatan pengurangan risiko tembakau melalui penggunaan produk-produk tembakau alternatif.

    Ketiga, maraknya ​d​isinformasi tentang produk tembakau alternatif yang menyebabkan pemerintah dan organisasi kesehatan menolak untuk lebih terbuka terhadap potensi produk tembakau alternatif. Salah satu bentuk ​disinformasi yang paling umum adalah anggapan bahwa produk tembakau alternatif memiliki risiko kesehatan yang sama dengan rokok.

    “Semua poin tersebut cukup sulit diatasi dan mencerminkan posisi yang hampir tidak dapat didamaikan. Kelompok pengendalian tembakau bertujuan menciptakan masyarakat bebas nikotin, bagi saya itu bersifat ideologis dan sangat tidak mungkin tercapai. Sementara itu, kami di komunitas pengurangan dampak buruk tembakau memiliki tujuan kesehatan masyarakat yang lebih pragmatis,” ujarnya.

     

  • Waspada, Sering Lemas dan Jarang Pipis Bisa Jadi Tanda Penyakit Ginjal – Halaman all

    Waspada, Sering Lemas dan Jarang Pipis Bisa Jadi Tanda Penyakit Ginjal – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Penyakit ginjal menjadi salah satu yang paling diperhatikan di negara ini. 

    Selain angka pasien yang cukup tinggi, penyakit ginjal juga menelan angka pengobatan yang tidak sedikit. 

    Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI tahun 2018 menunjukkan prevalensi penyakit ginjal di Indonesia sebesar 0,38 persen atau 3,8 orang per 1000 penduduk. 

    Diketahui, umumnya masyarakat Indonesia baru memeriksakan diri jika penyakit sudah berada di stadium lanjut. 

    Menurut Dokter spesialis penyakit dalam Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso I Wayan Nariata sebagian besar penyakit ginjal tidak bergejala sama sekali. 

    Namun, pada tahap agak lanjut, ada beberapa gejala yang bisa dicurigai sebagai penyakit ginjal. 

    “Di awal biasanya sama sekali tidak ada gejala. Tapi begitu lebih lanjut, biasanya ada beberapa yang bisa kita kenali,” ungkapnya pada talk show kesehatan di Kementerian Kesehatan, Senin (14/5/2024). 

    Pertama, muncul keluhan kaki bengkak. Sebagian orang berpikir jika kaki bengkak karena berdiri terlalu lama. 

    Padahal, kondisi ini bisa jadi pertanda jika cairan di dalam tubuh sulit dikeluarkan karena ginjal yang bermasalah. 

    Kedua, tubuh mudah lemas dan pusing. Biasanya, dokter dalam hal ini akan melakukan pemeriksaan adanya dugaan dari penyakit lain. 

    Tanda yang ketiga adalah jarang buang air kecil. 

    “Biasanya (volume urine) normal 1.500-2000 cc perhari. Tiba-tiba berkurang, misalnya kurang dari 400 cc per hari,” ungkapnya pada talk show kesehatan, Kementerian Kesehatan, Senin (14/5/2025). 

    Keempat, muncul rasa gatal-gatal di seluruh tubuh dan tidak kunjung membaik jika diberi obat kulit biasa. 

    Terakhir, pada stadium lanjut muncul rasa mual dan muntah-muntah. 

    Untuk mencegah penyakit ginjal sampai ke stadium lanjut, dr Nariata menyarankan untuk melakukan pemeriksaan dini atau skrining. 

    Skrining bisa menggunakan pemeriksaan darah dan urine.

    “Sebenarnya sangat sederhana dari pemeriksaan urine. Nanti kita bisa lihat apakah ada protein di urine. Secara awam bilangnya ada kebocoran protein,” jelasnya. 

    Selain protein, perlu dicurigai adanya kerusakan ginjal jika ditemukan adanya darah pada urine. Kondisi ini disebut sebagai hematuria. 

    Dengan melakukan pemeriksaan, kita menjadi tahu apakah sudah ada gangguan atau belum pada ginjal.