Category: Liputan6.com News

  • Upaya Kukar Perkuat Layanan Kesehatan dari Desa, Putra Daerah Diharapkan Jadi Garda Terdepan – Page 3

    Upaya Kukar Perkuat Layanan Kesehatan dari Desa, Putra Daerah Diharapkan Jadi Garda Terdepan – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Peresmian Poliklinik Desa dan Rumah Bidan di Desa Loa Lepu dipenuhi oleh suasana hangat bagi mereka yang datang, pada Senin (14/04/2025). Tak hanya acara seremonial peresmian bangunan biasa, kegiatan ini sekaligus menjadi babak baru dalam penguatan layanan kesehatan berbasis komunitas di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).

    Pesan mendalam Bupati Kukar Edi Damansyah terselip di balik gunting pita dan sambutan. Ia menyoroti pentingnya keterlibatan aktif masyarakat lokal, terutama putra-putri daerah sebagai garda terdepan pelayanan kesehatan di desa mereka sendiri.

    Oase di Tengah Tantangan Akses Kesehatan

    Kehadiran poliklinik tersebut bagi masyarakat Loa Lepu ibarat oase di tengah tantangan akses kesehatan. Bukan haya sekadar proyek fisik, bangunan yang kini berdiri kokoh tersebut juga menjadi representasi nyata aspirasi yang selama ini mereka dambakan.

    Dalam sambutannya, Bupati Edi Damansyah menegaskan bahwa pembangunan tersebut menjadi wujud komitmen pemerintah daerah dalam mendekatkan layanan kesehatan kepada masyarakat. Harapannya adalah lewat pengelolaan yang profesional dan sesuai standar Kementerian Kesehatan, fasilitas tersebut bisa memberikan manfaat maksimal bagi seluruh warga.

    Tekankan Pentingnya Libatkan Putra-Putri Daerah

    Namun, yang menjadi sorotan utama dan ditekankan oleh Bupati Edi dalam seremonial peresmian tersebut adalah terkait sumber daya manusia (SDM). Ia menyampaikan dengan penuh harap soal pentingnya melibatkan putra-putri Desa Loa Lepu sebagai tenaga kesehatan di poliklinik dan rumah bidan tesebut.

    Menurutnya, berdasarkan pengalaman bahwa tenaga kesehatan yang berasal dari luar daerah sering tidak bertahan lama karena berbagai alasan, seperti adaptasi dan kenyamanan.

    “Pengalaman menunjukkan, SDM dari luar desa sering tidak betah. Maka, partisipasi masyarakat lokal, putra-putri desa, bagian yang sangat penting,” ujarnya dengan mantap.

    Tentunya hal ini terkait Kebijakan Pemkab Kukar yang selama ini mengutamakan tenaga kesehatan dari lingkungan setempat di setiap desa yang ternyata bukan tanpa alasan. Langkah strategis tersebut diyakini akan membawa dampak positif ganda: meningkatkan kualitas pelayanan karena adanya rasa memiliki dan tanggung jawab yang lebih besar, serta menjamin keberlanjutan layanan kesehatan di tingkat desa.

    Tak lupa Bupati Edi  juga mengingatkan supaya program kesehatan di tingkat desa sebaiknya tidak berjalan sendiri-sendiri. Pentingnya integrasi dengan program dinas Kesehatan dan RSUD juga ditekankan untuk menciptakan sebuah sistem kesehatan terpadu dan efisien.

    Lebih lanjut, Bupati Edi mengingatkan agar program-program kesehatan di tingkat desa tidak berjalan sendiri-sendiri. Ia menekankan pentingnya integrasi dengan program Dinas Kesehatan dan RSUD agar tercipta sebuah sistem pelayanan kesehatan yang terpadu dan efisien.

    Tujuan dari imbauan tersebut adalah menghindari tumpang tindih dalam pembangunan fasilitas kesehatan yang punya potensi menimbulkan boros anggaran dan kesan yang berlebihan.

    “Semua harus terintegrasi dalam satu sistem pelayanan kesehatan yang terpadu,” tegasnya.

    Bupati Edi juga memberikan pesan kepada Kepala Desa Loa Lapu agar terus menjalin komunikasi yang baik dengan instansi terkait. Te;rne

    Secara khusus, Bupati Edi juga berpesan kepada Kepala Desa Loa Lepu untuk terus menjalin komunikasi yang baik dengan instansi terkait, terutama dalam hal pengelolaan sumber daya manusia kesehatan. Sinergi dan koordinasi yang kuat menjadi kunci keberhasilan dalam mewujudkan pelayanan kesehatan yang optimal di tingkat desa.

    Di akhir sambutannya, Bupati Edi Damansyah kembali menekankan makna mendalam dari kehadiran poliklinik dan rumah bidan ini.

    “Ini bukan sekadar bangunan, ini adalah simbol komitmen bersama. Dan yang paling penting, ini milik masyarakat. Harus dijaga dan dimanfaatkan sebaik-baiknya,” pungkasnya.

    Edi Damansyah seolah menyerahkan tongkat estafet tanggung jawab kepada seluruh warga Desa Loa Lepu untuk merawat dan memaksimalkan potensi fasilitas kesehatan yang kini telah hadir di tengah mereka. Dengan mengedepankan keterlibatan putra daerah, Kukar berharap dapat menumbuhkan kemandirian dan keberlanjutan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di tingkat akar rumput.

  • Bukan Begal, Pria yang Bersimbah Darah di Pintu Masuk Cibubur Korban Pembunuhan – Page 3

    Bukan Begal, Pria yang Bersimbah Darah di Pintu Masuk Cibubur Korban Pembunuhan – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Seorang pria berjaket dan bercelana panjang hitam ditemukan tergeletak dengan bersimbah darah di pintu masuk perumahan Kota Wisata Cibubur, Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Sabtu (12/4/2025). Korban berinisial I diduga korban pembunuhan.

    Hal itu diungkap Kapolsek Gunung Putri AKP Aulia Robby Putra. Pernyataan ini sekaligus mengklarifikasi informasi yang beredar di media sosial. Di mana, narasi yang beredar I disebutkan sebagai korban begal.

    “Itu pembunuhan, bukan begal dan kepalanya ada tidak hilang,” kata Robby saat dihubungi, Rabu (16/4/2025).

    Robby menjelaskan, kematian korban pertama kali diketahui oleh warga sekitar yang melintas pada pukul 02:00 WIB. meneruskan informasi temuan itu kemudian dilaporkan ke kepolisian setempat. Menindaklanjuti hal itu, polisi turun tangan melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).

    “Sekitar jam 4 kita mendapat laporan dari call center 110 bahwa ada orang tergeletak di pinggir jalan di pintu masuk Kota Wisata, kejadian sekitar jam 2 anggota kami jam 4:15 WIB sudah sampai di TKP,” ujar dia.

    Dia menerangkan, korban ditemukan dalam kondisi tak bernyawa. Saat diperiksa, terdapat luka di bagian leher yang diduga sebabkan dari senjata tajam jenis pisau.

    “Korban sudah meninggal dunia di tempat, dan luka tusuk dialami korban di bagian leher,” ujar dia.

  • 3 Fakta Terkait Hakim Kasus Tom Lembong Diganti Usai Terjerat Kasus Dugaan Suap – Page 3

    3 Fakta Terkait Hakim Kasus Tom Lembong Diganti Usai Terjerat Kasus Dugaan Suap – Page 3

    Ketua PN Jakarta Pusat pun menunjuk Alfis Setiawan sebagai hakim anggota pengganti Ali, mendampingi Purwanto Abdullah.

    Pergantian hakim ini tidak menghentikan jalannya persidangan. Usai penetapan penggantian hakim, sidang kasus Tom Lembong pun dilanjutkan dengan agenda pemeriksaan saksi.

    Tom Lembong didakwa merugikan keuangan negara sebesar Rp578,1 miliar dalam kasus dugaan korupsi importasi gula di Kementerian Perdagangan pada tahun 2015-2016.

    Dakwaan tersebut didasari penerbitan surat pengakuan impor atau persetujuan impor gula kristal mentah periode 2015-2016 kepada 10 perusahaan tanpa didasarkan rapat koordinasi antarkementerian serta tanpa disertai rekomendasi dari Kementerian Perindustrian.

    Surat pengakuan impor itu diduga diberikan agar perusahaan-perusahaan tersebut dapat mengimpor gula kristal mentah untuk diolah menjadi gula kristal putih.

    Namun, Tom Lembong diketahui bahwa perusahaan-perusahaan tersebut tidak berhak mengolah gula kristal mentah menjadi gula kristal putih karena mereka adalah perusahaan gula rafinasi.

    Tom Lembong juga dituduh tidak menunjuk perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk pengendalian ketersediaan dan stabilisasi harga gula, tetapi menunjuk Induk Koperasi Kartika (Inkopkar), Induk Koperasi Kepolisian Negara Republik Indonesia (Inkoppol), Pusat Koperasi Kepolisian Republik Indonesia (Puskopol), serta Satuan Koperasi Kesejahteraan Pegawai (SKKP) TNI/Polri.

    Atas perbuatannya, Tom Lembong terancam pidana yang diatur dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 3 juncto Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah dan ditambah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

    Pergantian hakim dalam kasus ini menimbulkan pertanyaan tentang independensi dan integritas proses hukum. Pengamat hukum menilai bahwa kasus ini harus terus dipantau dan dikawal untuk memastikan keadilan dan transparansi.

     

  • Indahnya Taman Tanjong, Oase Hijau dan Etalase UMKM di Jantung Tenggarong – Page 3

    Indahnya Taman Tanjong, Oase Hijau dan Etalase UMKM di Jantung Tenggarong – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Dahulu hanya dikenal dengan sebutan “Tanjong,” kini ruang terbuka di Jalan Diponegoro, bersebelahan mesra dengan megahnya Museum Mulawarman, telah bertransformasi menjadi denyut nadi baru bagi Kota Raja. Taman Tanjong, dengan wajahnya yang segar dan tertata apik, resmi dibuka, bukan hanya sebagai pelepas penat di tengah hiruk pikuk kota, tetapi juga sebagai panggung bagi geliat ekonomi kerakyatan.

    Langkah kaki yang dulunya mungkin enggan menyusuri tepian Sungai Mahakam yang kurang terawat di area ini, kini pasti akan tertarik dengan metamorfosis Taman Tanjong. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara (Kukar) berhasil menyulap lahan ini menjadi oase hijau yang memanjakan mata.

    Desain taman yang modern dan tertata rapi menawarkan sudut-sudut nyaman untuk bersantai, bercengkerama dengan keluarga, atau sekadar menikmati semilir angin sungai. Lebih dari sekadar ruang rekreasi, Taman Tanjong menyimpan ambisi besar untuk menjadi ikon baru yang meningkatkan kualitas hidup dan estetika Kota Tenggarong.

    Peresmian Taman Tanjong oleh Bupati Kukar Edi Damansyah usai Idulfitri lalu bukan sekadar acara seremonial. Di balik pita yang terpotong dan sambutan resmi, tersimpan harapan besar: ruang ini akan menjadi lebih dari sekadar tempat rekreasi, tetapi juga denyut nadi ekonomi baru bagi pelaku UMKM setempat.

    Nama “Tanjong” mungkin sudah tak asing di telinga warga Tenggarong. Tapi kini, ia menjelma menjadi sebuah ruang publik yang memukau—dengan jalur pedestrian yang rapi, taman bermain anak, dan spot-spot foto instagenic yang langsung menarik perhatian pengunjung.

     

    “Kami ingin Taman Tanjong bukan hanya jadi tempat nongkrong, tapi juga ruang yang mempertemukan masyarakat, alam, dan ekonomi,” ujar Arianto, PLT Kepala Dinas Pariwisata Kukar, sambil menunjuk zona khusus UMKM yang telah disiapkan.

    Zona itu dirancang agar lapak-lapak kecil tak sekadar berjualan, tetapi juga menjaga estetika taman. “Kami tak ingin dagangan memenuhi semua sudut. Harus ada keseimbangan antara bisnis dan keindahan,” tegasnya.

    Di salah satu sudut taman, Siti (35 tahun), seorang pedagang es kelapa muda, tersenyum lebar. “Dulu jualan di pinggir jalan, sekarang punya tempat tetap di sini. Semoga makin laris,” ujarnya penuh harap.

    Bagi banyak pelaku UMKM seperti Siti, Taman Tanjong adalah angin segar. Pemerintah kabupaten sengaja memprioritaskan warga setempat untuk mengisi lapak-lapak yang tersedia.

    Keberhasilan penataan Taman Tanjong bahkan mendapat pujian dari kota tetangga seperti Samarinda dan Balikpapan. Seorang ibu paruh baya, Murni (50 tahun), yang datang bersama cucunya mengaku betah berlama-lalam di taman baru ini.

    “Dulu tempat ini biasa saja, sekarang anak-anak betah main di sini,” ujarnya.

    Itulah mungkin tujuan sebenarnya dari Taman Tanjong, menciptakan ruang di mana anak-anak bisa tertawa, para orang tua bisa bersantai, dan pedagang kecil bisa mencari nafkah, semua dalam harmoni.

    “Ini bagian dari pemberdayaan. Ekonomi harus bergerak, tapi lingkungan juga harus terjaga,” jelas Bupati Edi Damansyah.

    Tapi tantangan sesungguhnya baru dimulai. “Membangun itu mudah, yang sulit adalah merawat,” ujar Edi saat peresmian.

    Ia mengingatkan bahwa keindahan taman ini tak akan bertahan tanpa kesadaran bersama. Dan di bawah rindangnya pepohonan yang baru ditanam, Taman Tanjong pun mulai menulis cerita baru sebagai simbol kebangkitan ruang publik di Tenggarong, yang tak hanya hijau, tetapi juga hidup dengan harapan.

  • Kehadiran Alsintan Canggih dan Semangat Petani Muda Menggerakkan Optimalisasi Lahan Jadi Harapan Baru di Ladang Kukar – Page 3

    Kehadiran Alsintan Canggih dan Semangat Petani Muda Menggerakkan Optimalisasi Lahan Jadi Harapan Baru di Ladang Kukar – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Sebuah harapan baru yang bersemi di lahan pertanian Kutai Kartanegara (Kukar) di Balai Bibit Induk (BBI) Rempanga, Loa Kulu, pada Sabtu (12/4/2025). Di sana, di tengah deretan alat dan mesin pertanian (Alsintan) yang berkilauan, berdiri para petani muda dari tiga kecamatan yakni Samboja, Anggana, dan Marangkayu.

    Hari itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kukar secara simbolis menyerahkan ‘amunisi’ modern untuk berperang melawan keterbatasan dan meraih kemandirian di ladang mereka. Bupati Edi Damansyah hadir langsung, tak sekadar menyerahkan kunci traktor atau menyalakan mesin rice transplanter, namun juga menyuntikkan semangat kepada generasi penerus pertanian Kukar ini.

    Bantuan Alsintan ini bukan sekadar program bagi-bagi alat, melainkan sebuah investasi strategis untuk mengoptimalkan lahan tidur, meningkatkan produktivitas, dan yang terpenting, menumbuhkan gairah bertani di kalangan anak muda.

    “Dalam program ini, kami tidak hanya sekadar menyalurkan bantuan, tapi juga memastikan bahwa alat yang diberikan sesuai dengan kebutuhan para petani, khususnya generasi muda yang saat ini menjadi penggerak utama sektor pertanian kita,” tutur Bupati Edi, seolah ingin menekankan bahwa fokus utama kali ini adalah memberdayakan para ‘petani milenial’ Kukar.

    Bayangkan saja, para petani muda di Marangkayu kini memiliki armada tempur untuk menggarap 960 hektare lahan di Desa Semangko, Sebuntal, dan Santan Ulu. Lima brigade pangan yang terdiri dari para pemuda energik ini akan didukung oleh traktor roda dua dan empat yang bertenaga, mesin tanam padi otomatis (rice transplanter) yang mempercepat proses penanaman, hingga drone pertanian canggih yang mampu memetakan kondisi lahan dan membantu penyemprotan pupuk secara efisien.

     

    Senada dengan Marangkayu, semangat serupa juga membara di Anggana dan Samboja. Di Anggana, bantuan Alsintan akan menggerakkan 702,65 hektare lahan di lima desa, sementara di Samboja, 338,7 hektare di empat desa siap dioptimalkan dengan sentuhan teknologi. Bantuan yang disalurkan pun tak main-main: pompa air untuk memastikan ketersediaan irigasi, combine harvester yang memangkas waktu panen secara signifikan, hingga power thresher untuk merontokkan padi dengan cepat dan efisien.

    Lebih dari sekadar memberikan alat, Pemkab Kukar menyadari betul bahwa teknologi tanpa transfer pengetahuan akan sia-sia. Oleh karena itu, sinergi apik terjalin dengan Kodim 0906 dan Kodim 0908 yang mendapatkan mandat dari pemerintah pusat untuk mendampingi pelaksanaan program di lapangan.

    Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) serta Dinas Ketahanan Pangan (Disketapang) juga turut ambil bagian dengan membangun infrastruktur pendukung seperti jalan usaha tani, irigasi, embung, dan sumur bor, memastikan bahwa Alsintan yang diberikan dapat beroperasi secara maksimal.

    Keputusan Pemkab Kukar untuk fokus mengoptimalkan lahan pertanian yang sudah ada, alih-alih membuka lahan baru, menunjukkan visi yang matang dan berkelanjutan. Di tengah keterbatasan anggaran, langkah ini dinilai lebih realistis dan memberikan dampak yang lebih cepat bagi para petani.

    “Kami akui permodalan masih menjadi tantangan besar. Untuk itu, kami hadirkan solusi melalui Kredit Kukar Idaman (KKI), agar petani memiliki akses terhadap pembiayaan yang ringan dan terjangkau,” jelas Bupati Edi, memberikan secercah harapan bagi para petani yang selama ini terhimpit masalah modal.

    Di balik gemuruh mesin-mesin pertanian modern, tersembunyi harapan besar akan masa depan pertanian Kukar yang lebih cerah. Dengan Alsintan di tangan dan semangat membara di dada, para petani muda ini siap mengoptimalkan setiap jengkal lahan, meningkatkan produktivitas, dan mewujudkan kemandirian pangan bagi daerah mereka. Langkah Pemkab Kukar ini bukan hanya tentang memberikan bantuan, tetapi tentang menanamkan keyakinan dan membuka jalan bagi generasi muda untuk kembali mencintai dan memajukan sektor pertanian, tulang punggung negeri ini.

  • Usai Lebaran 2025, Jumlah Pendatang ke Jakarta Meningkat 129 Persen – Page 3

    Usai Lebaran 2025, Jumlah Pendatang ke Jakarta Meningkat 129 Persen – Page 3

    Sebagai informasi, meski adanya peningkatan jumlah pendatang ke Jakarta, Gubernur Jakarta Pramono Anung tidak melakukan razia kependudukan atau operasi yustisi. Meski begitu, Pramono ingin mereka yang datang ke Jakarta memiliki identitas yang jelas dengan terdata oleh Disdukcapil dengan memiliki KTP.

    “Jadi siapapun yang datang ke Jakarta harus ada identitasnya,” jelas Pramono.

    Dengan identitas yang jelas, Pramono memastikan mereka bisa mencari pekerjaan di Jakarta. Selain itu mereka juga bisa mengasah skill dengan pelatihan jika memiliki identitas.

    “Dukcapil akan mengecek itu, administrasinya dicek. Kalau dia mau mencari kerja di Jakarta monggo, silahkan. Asal dia mau ada pelatihan dan asal juga yang paling penting dia punya identitas. Kalau enggak punya identitas, enggak (bisa cari kerja),” Pramono menandasi.

  • VIDEO: Kuasa Hukum Jokowi Bantah Soal Ijazah Palsu!

    VIDEO: Kuasa Hukum Jokowi Bantah Soal Ijazah Palsu!

    VIDEO: Kuasa Hukum Jokowi Bantah Soal Ijazah Palsu!

  • VIDEO: DPR bakal Panggil Pihak RSHS Bandung!

    VIDEO: DPR bakal Panggil Pihak RSHS Bandung!

    VIDEO: DPR bakal Panggil Pihak RSHS Bandung!

  • VIDEO: Pengusaha yang Tahan Ijazah Datangi Rumah Wakil Wali Kota Surabaya

    VIDEO: Pengusaha yang Tahan Ijazah Datangi Rumah Wakil Wali Kota Surabaya

    VIDEO: Pengusaha yang Tahan Ijazah Datangi Rumah Wakil Wali Kota Surabaya

  • VIDEO: Viral! Anak Tangga JPO Daan Mogot Raib Digasak Pencuri Besi

    VIDEO: Viral! Anak Tangga JPO Daan Mogot Raib Digasak Pencuri Besi

    Pijakan lantai anak tangga jembatan penyeberangan orang di Daan Mogot, Grogol, Jakarta Barat raib digasak komplotan pencuri besi. Akibatnya warga yang ingin melewati JPO pun khawatir.

    Ringkasan