Sony Trading Pty Ltd akhirnya resmi berdiri pada 2003. Tony melakukan semuanya sendiri demi efisiensi, mulai dari mengurus impor kontainer, membongkar muatan, mengantar barang, mengambil pesanan, hingga bekerja administratif.
Strateginya sederhana, yakni efisiensi maksimal agar bisa bersaing harga dengan distributor lain. Pada awalnya ia fokus pada produk-produk Indonesia yang sudah dikenal di pasar Asia.
“Jadi saya yang kasih bawa kontainer, bongkar kontainer, kirim barang, ambil order. Bikin account apa semua, all done by me. Jadi, kan supaya efisiensi, gak ada cost,” ujarnya.
Di sisi lain, keputusan besar muncul ketika Tony diberi pilihan menerima pekerjaan bergaji tinggi di sektor konstruksi atau melanjutkan usaha kecil yang pendapatannya naik turun.
Siap Pulang Indonesia
Oleh karena itu, ia menetapkan batas waktu lima tahun jika tidak berhasil, ia siap pulang ke Indonesia. Hasilnya, lima tahun kemudian, Sony Trading justru berkembang pesat. Pabrik-pabrik besar di Indonesia mulai meliriknya sebagai mitra distribusi resmi di Australia.
“Saya bilang, dalam waktu 5 tahun, saya harus berhasil. Kalau 5 tahun saya gak berhasil dengan usaha kecil ini, saya pulang aja ke Indonesia. Saya pulang aja ke Indonesia. Kita set up target. Kita ada boundary-nya. Dalam 5 tahun, ternyata kita berhasil,” ujar Tony.
Pabrik pertama yang bekerja sama dengannya adalah Orang Tua Group, disusul Munik (bumbu), lalu Mayora. Dengan masuknya Mayora, kepercayaan industri semakin menguat dan membuka pintu bagi sekitar 20 pabrik Indonesia lainnya.
Kini Sony Trading mendistribusikan aneka produk makanan dan kebutuhan sehari-hari di seluruh Australia Sydney, Melbourne, Brisbane, Adelaide, hingga Perth. Bahkan, sebagian produk juga diekspor ulang ke New Zealand dan New Caledonia.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5419335/original/099854800_1763690003-IMG_1039.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1369941/original/055657900_1476098427-20161010-Harga-emas-stagnan-di-posisi-Rp-599-Jakarta-AY4.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5303419/original/005458100_1754102666-1000012531.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5419312/original/096181600_1763688300-91d755ed-21da-43a2-9808-c83b5c3bea50.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4103056/original/068493900_1658923736-Harga_emas_menguat_tipis-ANGGA_2.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5396431/original/095174400_1761734939-Menkeu_Purbaya_menandatangani_Nota_Kesepahaman_dengan_Menteri_Kehutanan__rajaantoni_terkait_komi_2_.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2959704/original/057857100_1573025191-Pekerja_Pabrik_Tekstil_2.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4930398/original/019178100_1724833482-WhatsApp_Image_2024-06-25_at_17.35.11__1___1___1_.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5417562/original/011225700_1763538266-Presiden_Prabowo.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)