Category: Liputan6.com Ekonomi

  • RS Pondok Indah Group Buka Lowongan Kerja, Ini Informasi Terbarunya! – Page 3

    RS Pondok Indah Group Buka Lowongan Kerja, Ini Informasi Terbarunya! – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – RS Pondok Indah Group adalah jaringan rumah sakit swasta terkemuka di Indonesia yang terus berinovasi untuk memberikan pelayanan kesehatan terbaik. Dengan komitmen kuat pada profesionalisme, pendekatan humanis, dan pemanfaatan teknologi modern, perusahaan ini menjadi pilihan utama bagi pasien yang mencari layanan berkualitas tinggi.

    Seiring dengan terus berkembangnya layanan dan fasilitas, RS Pondok Indah Group membuka lowongan kerja bagi para profesional berdedikasi untuk bergabung dan tumbuh bersama.

    Bagi kamu yang memiliki semangat untuk berkontribusi di bidang kesehatan, ini adalah kesempatan emas. RS Pondok Indah Group membuka lowongan untuk berbagai posisi strategis, baik di ranah medis maupun non-medis.

    Perusahaan mengundang para profesional berpengalaman dan lulusan baru yang siap berkembang di lingkungan kerja yang suportif dan berorientasi pada kompetensi. Posisi yang tersedia termasuk Perawat Umum, Apoteker, dan Purchasing di berbagai lokasi strategis.

     

    RS Pondok Indah Group adalah jaringan rumah sakit swasta terkemuka di Indonesia yang berkomitmen memberikan layanan kesehatan berkualitas tinggi dengan pendekatan profesional, humanis, dan berbasis teknologi modern.

    Dalam rangka memperluas jangkauan dan meningkatkan kualitas pelayanan, RS Pondok Indah Group saat ini membuka lowongan kerja untuk berbagai posisi strategis, baik di bidang medis maupun non-medis.

    Kesempatan ini terbuka bagi profesional berpengalaman maupun lulusan baru yang siap berkembang di lingkungan kerja yang suportif dan kompeten.

    Berikut rinciannya:

  • Wamendag: Diskon Besar Bisa Hilangkan Rojali dan Rohana – Page 3

    Wamendag: Diskon Besar Bisa Hilangkan Rojali dan Rohana – Page 3

    Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Alphonzus Widjaja, menyampaikan keyakinannya bahwa Indonesia Shopping Festival (ISF) 2025 akan menjadi momentum penting untuk membangkitkan kembali gairah belanja masyarakat.

    Menurutnya, fenomena Rojali (Rombongan Jarang Beli) dan Rohana (Rombongan Hanya Nanya) memang sedang marak, namun tidak perlu terlalu dikhawatirkan.

    Alphonzus menegaskan bahwa Rojali dan Rohana bukanlah hal baru di dunia ritel. Kehadiran pengunjung yang hanya melihat-lihat atau bertanya tanpa membeli, merupakan bagian alami dari perubahan fungsi pusat perbelanjaan.

    “Jadi, Rojali itu bukan sesuatu yang baru gitu loh. Hanya saja memang intensitasnya kadang turun, kadang naik begitu. Tergantung faktor-faktor yang mempengaruhi,” kata Alphonzus dalam konferensi pers ISF 2025, di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (6/8/2025).

  • Rojali-Rohana di Mana-mana, Kok Bisa Ekonomi Tumbuh 5,12%? – Page 3

    Rojali-Rohana di Mana-mana, Kok Bisa Ekonomi Tumbuh 5,12%? – Page 3

    Data pertumbuhan ekonomi kuartal II 2025 versi BPS juga dikritisi, karena sudah melewati momentum Ramadhan dan Lebaran Idul Fitri. Seperti diketahui, Ramadhan dan Idul Fitri kerap jadi patokan pertumbuhan ekonomi tinggi, lantaran konsumsi masyarakat meningkat pesat.

    Adapun pada dua momen suci umat Islam yang terjadi di kuartal I 2025, pertumbuhan ekonomi nasional hanya menyentuh 4,87 persen.

    “Apakah memang pertumbuhan di triwulan II bisa diindikasikan semacam anomali, atau ada semacam window dressing? Data konsensus ekonom, perbankan, semua memperkirakan (pertumbuhan ekonomi kuartal II 2025) di bawah 5 persen, semua salah,” ungkapnya.

    “Ini beberapa hal yang tentunya kita perlu pertanyakan kembali kepada BPS, apakah sebetulnya data-data ini adalah data yang sebetulnya valid yang mencerminkan kondisi di lapangan,” tegas Andry.

     

  • Ombudsman Usul Pengecer Dibantu jadi Pangkalan LPG, Ini Alasannya – Page 3

    Ombudsman Usul Pengecer Dibantu jadi Pangkalan LPG, Ini Alasannya – Page 3

    Sebelumnya, Ketua Ombudsman Republik Indonesia, Mokhammad Najih, menyayangkan lambatnya proses pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Ombudsman di DPR.

    Meskipun masuk dalam daftar Program Legislasi Nasional (Prolegnas) periode 2024–2029, RUU Ombudsman masih berada di urutan yang rendah, yakni di atas angka seratusan.

    Hal ini mengindikasikan urgensi perubahan undang-undang tersebut belum menjadi prioritas. Najih mengungkapkan, fenomena ini bukan kali pertama terjadi.

    Pada periode sebelumnya, RUU Ombudsman pernah berada di posisi 108, kemudian naik ke angka 35, lalu ke 18, bahkan sempat masuk ke 10 besar prioritas. Sayangnya, perubahan undang-undang itu tetap belum berhasil disahkan hingga masa bakti DPR berakhir.

    “Untuk periode DPR sekarang 2024-2029, RUU ombudsman masuk prioritas, tapi masih di urutan angka seratusan. Angka di atas seratusan, dan ini memang mengulang sejarah sebelumnya dari angka 108 ke angka 35, kemudian ke angka 18, kemudian di akhir periode hampir masuk ke 10 besar prioritas,” kata Najih saat ditemui di Kantor Ombudsman, Jakarta, Jumat (11/7/2025). Ia juga menambahkan bahwa dalam proses legislasi, kontinuitas pembahasan harus dijaga agar tidak selalu dimulai dari awal.

    Menurut Najih, masuknya kembali RUU ini di posisi rendah pada DPR periode baru menunjukkan belum adanya komitmen konkret dari para legislator untuk memperkuat Ombudsman. Ia menegaskan pentingnya dorongan bersama agar pembahasan RUU tidak berulang dari nol dan dapat langsung dilanjutkan.

    “Jadi, sekarang ini masih kita istilahnya berangkat dari nol kembali begitu karena DPR-nya baru. Ini yang kita sayangkan gitu. Kita mendorong supaya tidak perlu ada berangkat dari nol karena sudah pernah dibahas di Paripurna maupun di Baleg,” ujarnya.

     

  • Ternyata Ini Tantangan Mengembangkan Bahan Bakar SAF di Industri Penerbangan – Page 3

    Ternyata Ini Tantangan Mengembangkan Bahan Bakar SAF di Industri Penerbangan – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Upaya menciptakan industri penerbangan yang rendah emisi melahirkan inovasi bahan bakar, seperti Sustainable Aviation Fuel (SAF). Keberadaan produk keluaran Pertamina ini mendukung transisi energi dan dekarbonisasi di sektor aviasi.

    Direktur Perencanaan & Pengembangan Bisnis Pertamina Patra Niaga, Harsono Budi Santoso, memaparkan berbagai tantangan dalam pengembangan bahan bakar SAF di Indonesia, khususnya dari sisi feedstock, proses produksi, serta infrastruktur distribusi.

    “Kami telah mengembangkan teknologi co-processing di kilang untuk memproduksi SAF, dan kini sedang memasuki fase baru dengan pengembangan katalis khusus untuk menghasilkan SAF berbasis Used Cooking Oil (UCO). Namun, tantangannya tidak sederhana. Kualitas dan spesifikasi UCO yang masuk ke kilang sangat bervariasi, berbeda dengan pengalaman kami dalam mengolah minyak mentah konvensional,” jelas dia dalam forum kolaboratif Indonesia Aero Summit (IAS) 2025 yang digelar di Jakarta.

     

    Di sisi hilir, Harsono mengungkap, pihaknya juga memastikan kesiapan infrastruktur distribusi. Saat ini, bandara seperti Halim, Soekarno-Hatta, dan Ngurah Rai sudah disiapkan untuk mendukung penyaluran SAF kepada maskapai. Namun, untuk menjamin keberlanjutan rantai pasok dan menekan biaya produksi, diperlukan dukungan kebijakan dari pemerintah.

    Harsono juga menekankan pentingnya regulasi yang konsisten, insentif ekonomi, serta pengaturan harga feedstock agar pelaku industri memiliki kepastian dalam membangun kilang baru khusus SAF.

    “Kunci keberhasilan adopsi SAF tidak hanya terletak pada sisi produksi, tetapi juga pada bagaimana seluruh ekosistem dari penyedia feedstock, kilang, hingga maskapai dapat terhubung dalam satu rantai pasok yang solid dan efisien. Di sinilah peran regulasi dan kolaborasi lintas sektor menjadi sangat penting, agar solusi ini dapat tumbuh secara berkelanjutan,” ujar Harsono.

  • ISF 2025 Jadi Pemantik Kurangi Fenomena Rojali dan Rohana – Page 3

    ISF 2025 Jadi Pemantik Kurangi Fenomena Rojali dan Rohana – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Alphonzus Widjaja, menyampaikan keyakinannya Indonesia Shopping Festival (ISF) 2025 akan menjadi momentum penting untuk membangkitkan kembali gairah belanja masyarakat.

    Dia menuturkan, fenomena Rojali (Rombongan Jarang Beli) dan Rohana (Rombongan Hanya Nanya) memang sedang marak, namun tidak perlu terlalu dikhawatirkan.

    Alphonzus menegaskan Rojali dan Rohana bukanlah hal baru di dunia ritel. Kehadiran pengunjung yang hanya melihat-lihat atau bertanya tanpa membeli, merupakan bagian alami dari perubahan fungsi pusat perbelanjaan.

    “Jadi, Rojali itu bukan sesuatu yang baru begitu. Hanya saja memang intensitasnya kadang turun, kadang naik begitu. Tergantung faktor-faktor yang mempengaruhi,” kata Alphonzus dalam konferensi pers ISF 2025, di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (6/8/2025).

    Namun demikian, Alphonzus mengakui bahwa intensitas Rojali dan Rohana meningkat pada periode low season. Tahun ini, periode tersebut bahkan diperpanjang hingga 2,5 bulan akibat Ramadan dan Idul Fitri yang datang lebih awal, ditambah dengan libur sekolah. Hal ini menyebabkan pusat belanja lebih ramai oleh pengunjung pasif.

    “Jadi, itulah juga yang membuat Rojali dan Rohana bertambah. Karena low seasonnya bertambah kurang lebih 2,5 bulan. Nah, libur sekolah kan sudah selesai di pertengahan Juli kemarin,” ujarnya.

    Melihat kondisi ini, APPBI menaruh harapan besar pada penyelenggaraan ISF 2025. Event ini diyakini bisa mengubah pengunjung pasif menjadi konsumen aktif, sekaligus mengembalikan ritme belanja yang lebih sehat di pusat-pusat perbelanjaan seluruh Indonesia.

     

  • Pemerintah Siap Gelontorkan Stimulus Rp 10,8 Triliun – Page 3

    Pemerintah Siap Gelontorkan Stimulus Rp 10,8 Triliun – Page 3

    Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada triwulan ke-II 2025 sebesar 5,12 persen (year on year). Angka ini menandai keberhasilan pemerintah menjaga stabilitas ekonomi di tengah dinamika global yang penuh tantangan.

    Menurut Sri Mulyani, pertumbuhan ini ditopang oleh konsumsi rumah tangga, investasi, dan ekspor. Selain itu, sektor usaha yang mencatat kinerja ekspansif meliputi manufaktur, perdagangan, transportasi, serta akomodasi dan makanan-minuman.

    “Dukungan utama adalah dari konsumsi dan aktivitas investasi serta ekspor. Aktivitas dunia usaha ekspansif terutama di sektor manufaktur, kemudian perdagangan, transport, dan akomodasi makan serta minum,” ujarnya.

     

  • Bappenas Gandeng Uni Eropa Kawal Pengembangan Ekonomi Biru – Page 3

    Bappenas Gandeng Uni Eropa Kawal Pengembangan Ekonomi Biru – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) merilis dua dokumem strategis dalam koridor ekonomi biru. Keduanya berkaitan dengan pangan hasil laut dan koridor pengembangan ekonomi berbasis kelautan.

    Dua dokumen tersebut yakni Blue Food Assessment (BFA) Indonesia dan Penghitungan Indonesia Blue Economy Index (IBEI).

    Dokumen BFA memetakan kondisi aktual dan strategis pangan akuatik untuk ketahanan dan kedaulatan pangan nasional. Sedangkan, IBEI menjadi instrumen komprehensif untuk mengukur kemajuan pembangunan ekonomi biru yang berkelanjutan dan inklusif di Indonesia. 

    “Lautan Indonesia bukan hanya masa depan bangsa, tetapi masa depan dunia. Melalui peluncuran dua dokumen strategis ini, kita membangun fondasi perencanaan yang kuat, berbasis data, dan berpihak pada keberlanjutan,” kata Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy dalam momen peluncuran, di Kantor Bappenas, Jakarta, Rabu (6/8/2025).

    Dia mengatakan, dua dokumen ini fokus pada sistem produksi yang efisien, peningkatan nilai tambah, pemenuhan konsumsi gizi protein berimbang bagi masyarakat, dan tata kelola kelautan demi menjaga keberlangsungan ekosistem terpadu. 

    “Kita ingin memastikan pembangunan kelautan dan perikanan tidak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi, tapi juga menjaga ekosistem dan memberi manfaat langsung bagi masyarakat pesisir. Inilah inti dari transformasi ekonomi biru menuju Indonesia Emas 2045,” katanya.

    Dokumen BFA disusun Kementerian PPN/Bappenas melalui kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk Uni Eropa, Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA), Stanford University, dan Microsave Consulting. Sementara dokumen IBEI dikembangkan Kementerian PPN/Bappenas bersama Uni Eropa sebagai mitra utama yang menilai pencapaian pembangunan ekonomi biru secara berkelanjutan dan inklusif.

  • Mantap, 34 Awak Kapal Indonesia Bakal Bertugas di Kapal Tanker Kelas Dunia – Page 3

    Mantap, 34 Awak Kapal Indonesia Bakal Bertugas di Kapal Tanker Kelas Dunia – Page 3

     

    Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina (Persero) lewat anak usaha Subholding Integrated Marine Logistics (SH IML) PT Pertamina Marine Solutions (PMSol), kembali menunjukkan kiprah nyata dalam mendorong ekspor talenta maritim Indonesia ke panggung internasional.

    Sebanyak 34 awak kapal asal Indonesia diberangkatkan ke perusahaan pelayaran asal Yunani, Polembros Shipping Ltd., sebagai bagian dari kerja sama berkelanjutan antara PMSol dan mitra global.

    Para pelaut tersebut akan bertugas di tiga kapal tanker kelas dunia yang berlayar di jalur pelayaran strategis lintas Timur Tengah, Eropa, dan Asia:

    MT. FEARLESS WARRIOR – 11 orang
    MT. STOIC WARRIOR – 11 orang
    MT. BOLD WARRIOR – 12 orang

    Pengiriman awak kapal ini merupakan bagian dari strategi PMSol dalam mendukung agenda besar Indonesia Emas 2045, khususnya dalam aspek pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul dan penguatan sektor maritim nasional sebagai tulang punggung ekonomi masa depan.

    “Kami tidak sekadar menempatkan pelaut ke kapal. Kami sedang membangun reputasi bangsa di perairan global. Misi PMSol adalah memastikan bahwa setiap pelaut Indonesia yang kami kirimkan mencerminkan kualitas, integritas, dan daya saing tinggi di level internasional,” ujar kata Direktur Utama PMSol Dian Prama Irfani dalam keterangan tertulis, Rabu (6/8/2025).

    “Penguatan SDM maritim adalah bagian penting dari visi Presiden Prabowo Subianto untuk menjadikan Indonesia sebagai Global Maritime Fulcrum—pusat gravitasi maritim dunia. PMSol siap menjadi katalis transformasi tersebut dengan memperluas kerja sama internasional, membuka akses pelatihan berbasis global standard, dan memperkuat ekosistem logistik laut yang modern dan berkelanjutan,” lanjut dia.

     

  • APPBI Bidik Transaksi Indonesia Shopping Festival 2025 Tembus Rp 23,32 Triliun – Page 3

    APPBI Bidik Transaksi Indonesia Shopping Festival 2025 Tembus Rp 23,32 Triliun – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) menargetkan dalam penyelenggaraan Indonesia Shopping Festival (ISF) 2025 total transaksinya bisa mencapai Rp 23,32 triliun. 

    Target ini dipasang seiring dengan antusiasme pelaku industri ritel serta partisipasi luas dari asosiasi retail lainnya yang turut bergabung dalam perayaan tahunan tersebut.

    Ketua Umum APPBI, Alphonzus Widjaja, menyatakan optimisme tinggi terhadap pencapaian target tersebut. Ia meyakini, sinergi antara pusat-pusat perbelanjaan dan asosiasi retail nasional akan menciptakan dampak ekonomi yang signifikan.

    “Target kami adalah bisa mencapai sekitar Rp 23,32 triliun. Mudah-mudahan ini harusnya bisa tercapai karena para asosiasi retail bergabung di ISF ini,” kata Alphonzus dalam konferensi pers Indonesia Shopping Festival (ISF) 2025, Rabu (6/8/2025).

    Menurut Alphonzus, kehadiran ISF 2025 bukan sekadar momen perayaan HUT RI ke-80, tetapi juga menjadi momentum penting untuk mendorong konsumsi masyarakat.

    Melalui berbagai program promo dan hadiah menarik, diharapkan masyarakat semakin terdorong untuk belanja, sehingga roda ekonomi bergerak lebih kencang.

    “Acara ini akan banyak memberikan hadiah-hadiah bagi para konsumen, yang sebetulnya sudah dilakukan sejak tanggal 1. Jadi tanggal 1 Agustus kemarin itu, para yang belanja itu sudah bisa mendapatkan poin undian untuk bisa mendapatkan hadiah-hadiah, hadiah utamanya adalah mobil listrik,” ujarnya.