Category: Liputan6.com Ekonomi

  • KPK Temukan Tambang Ilegal Dekat Mandalika, Bahlil: Proses Hukum Saja – Page 3

    KPK Temukan Tambang Ilegal Dekat Mandalika, Bahlil: Proses Hukum Saja – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia buka suara soal temuan tambang emas ilegal di dekat kawasan Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB). Dia meminta tambang ilegal itu langsung diproses hukum.

    Temuan tambang ilegal ini mulanya diungkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Lembaga anti rasuah itu menyebut produksinya bisa mencapai 3 kilogram (kg) emas per hari. 

    “Begini (Kementerian) ESDM itu mengelola tambang yang ada izinnya. Kalau enggak ada izinnya, proses hukum saja,” kata Bahlil merespons soal temuan tambang emas ilegal, di Monumen Nasional, Jakarta, Jumat (24/10/2025).

    Bahlil sendiri mengaku belum mendapat laporan lengkap soal temuan tambang emas ilegal dekat Manadalika tersebut.

    Namun, dia menegaskan penanganan tambang tak berizin menjadi ranah aparat penegak hukum. Pada konteks ESDM, bisa dilakukan oleh Direktorat Jenderal Penegakan Hukum (Gakkum) Kementerian ESDM.

    “Proses hukum! Saya belum dapet laporan. gini ya, kita clear saja, ESDM mengawasi, pengelola tambang itu yang ada izinnya. Kalau enggak ada izinnya, bisa aparat penegak hukum maupun Gakkum, ya, proses hukum aja. Kita juga enggak mau terlalu main-main lah urus negara ini ya,” tutur dia.

    Temuan KPK

    Sebelumnya, Ketua Satgas Pencegahan Wilayah V Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Dian Patria mengungkap temuan tambang emas ilegal. Dia menunjukkan sebuah foto udara di kawasan Lombok, NTB.

    “Ini hanya 1 jam dari Mandalika, adanya di Lombok. ini tambang emas ilegal, 3 kg satu hari, kita ambil dengan drone,” ungkap Dian dalam Minerba Convex 2025, beberapa waktu lalu.

    Dia mengaku telah menjalin koordinasi dengan Ditjen Gakkum Kementerian ESDM. Namun, diakui Dian, kalau penegakannya tidak mudah.

    “Kami koordinasi langsung dengan Ditjen Gakkum, tapi tidak mudah penegakan hukum di sini, sangat tidak mudah, dan yang seperti ini banyak,” sambungnya.

     

  • BRI Dukung Akad Massal KUR 800.000 Debitur dan Luncurkan Kredit Program Perumahan – Page 3

    BRI Dukung Akad Massal KUR 800.000 Debitur dan Luncurkan Kredit Program Perumahan – Page 3

    Liputan6.com, Surabaya PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI mendukung pelaksanaan Akad Massal Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi 800.000 debitur dan meluncurkan Kredit Program Perumahan (KPP) di Surabaya, Jawa Timur (21/10/2025). Program ini menjadi langkah strategis BRI untuk mewujudkan pemerataan akses hunian dan menggerakkan sektor UMKM konstruksi.

    Acara ini dihadiri langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto, Menteri Usaha Mikro Kecil dan Menengah RI Maman Abdurrahman, Menteri Perlindungan Pekerja Migran RI Mukhtarudin, Wakil Menteri UMKM RI Helvi Yuni Moraza, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Direktur Utama BRI Hery Gunardi. Selain pelaksanaan kegiatan yang dihadiri pengusaha UMKM secara langsung, kegiatan ini juga diikuti secara virtual oleh debitur KUR dari 38 provinsi di seluruh Indonesia.

    Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa pemerintah mendorong KUR untuk menjadi instrumen penting dalam menumbuhkan wirausaha baru, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

    Langkah ini sejalan dengan Asta Cita Ketiga dalam hal ini penciptaan lapangan kerja berkualitas dan pengembangan kewirausahan yang menjadi salah satu program unggulan Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto.

    “Tahun ini pemerintah akan mendorong dan menargetkan penyaluran KUR bisa mencapai Rp300 triliun dan tentu harapannya usaha-usaha produktif biasanya mempekerjakan 3 sampai 5 tenaga kerja. Tentu ini akan menambah jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektor entrepreneurship,” ujar Menko Airlangga dalam sambutannya.

    Sebagai bank penyalur KUR terbesar di Indonesia, hingga akhir September 2025 BRI telah menyalurkan KUR sebesar Rp130,2 triliun kepada 2,84 juta debitur, atau setara 74,40% dari total alokasi KUR BRI tahun 2025 sebesar Rp175 triliun. Penyaluran KUR BRI tersebut didominasi oleh sektor produksi, yang mencakup pertanian, perikanan, perdagangan, industri pengolahan, dan jasa lainnya, dengan porsi sebesar 64,31% dari total penyaluran.

    Sektor pertanian menjadi kontributor utama dengan pembiayaan mencapai Rp58,37 triliun atau setara 44,83% dari total KUR yang disalurkan BRI. Hal ini mencerminkan komitmen BRI dalam memperkuat sektor riil dan menjaga ketahanan pangan nasional.

     

  • Harga Bahan Pokok Masih Stabil, Pedagang Waspadai Kenaikan Saat Musim Hujan – Page 3

    Harga Bahan Pokok Masih Stabil, Pedagang Waspadai Kenaikan Saat Musim Hujan – Page 3

    Rina (38), seorang ibu rumah tangga mengaku sudah mulai berhati-hati dalam berbelanja. Ia mengatakan, meskipun harga saat ini masih stabil, dia tetap menyiapkan strategi agar tidak terlalu mempengaruhi jika harga bahan pokok naik.

    “Sekarang saya beli secukupnya saja. Biasanya beli setengah kilo bawang merah, sekarang seperempat dulu. Soalnya kalau nanti naik, mau enggak mau harus hemat,” ujar Rina sambil menimbang belanjaannya di pasar.

    Ia menambahkan, kondisi seperti ini sudah menjadi rutinitas setiap musim hujan.

    “Kalau sudah masuk musim penghujan, pasti cabai sama ikan yang duluan naik. Tapi mudah-mudahan pemerintah bisa membantu biar ngga melonjak tinggi,” harapnya.

    Rina juga berharap agar pasar tradisional tetap menjadi tempat belanja yang terjangkau bagi masyarakat. Kalau di pasar masih bisa nawar. Jadi meski naik, paling ngga bisa disesuaikan sama kantong, tambahnya.

     

  • Kementan Replanting Kakao 248.500 Hektare Pakai APBN – Page 3

    Kementan Replanting Kakao 248.500 Hektare Pakai APBN – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Pemerintah tengah menyiapkan langkah konkret guna mengembalikan produktivitas kakao nasional yang terus menurun.

    Melalui Kementerian Pertanian, program peremajaan tanaman kakao (replanting) akan digulirkan secara besar-besaran dengan pendanaan yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan dukungan tambahan dari Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP). 

    Ketua Tim Kerja Perkebunan dan Tanaman Semusim Lainnya Kementerian Pertanian (Kementan), Yakub Ginting, menjelaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari program peningkatan produksi dan produktivitas nasional.

    “Kami di Kementerian Pertanian merespons penurunan produksi ini dengan program untuk peningkatan produksi dan produktivitas. Saat ini, bagian pengembangan peremajaan maupun perluasan dilakukan dalam dua bagian,” ujarnya dalam sesi talkshow pada acara Peringatan Hari Kakao Nasional 2025 yang diadakan di Hotel Pullman, Jakarta Pusat, dikutip Jumat, (24/10/2025).

    Dari anggaran reguler, Kementan telah menyiapkan dana untuk peremajaan seluas 3.800 hektare dan perluasan 650 hektare, dengan total 4.450 hektare yang akan direalisasikan.

    Sementara itu, dari Anggaran Biaya Tambahan (ABT), pemerintah mendapat tambahan dana untuk 4.266 hektare khusus tahun 2025. Program tersebut akan dilanjutkan dengan program hilirisasi kakao nasional yang juga menjadi fokus kebijakan Presiden. 

    “Untuk hilirisasinya, pengembangan kakao tahun 2025 sudah diluncurkan dengan target 4.266 hektare,” lanjut Yakub.

    Menurut dia, pada 2026 pemerintah akan melakukan peremajaan sebesar 175.500 hektare, dan pada 2027 seluas 68.734 hektare. Jika dibandingkan dengan total 290 ribu hektare tanaman kakao rusak, melalui program hilirisasi ini sekitar 248.500 hektare sudah akan terpenuhi hingga 2027.

     

  • Limbah Jadi Berkah, BRI Peduli Dorong Warga Bogor Kelola Minyak Jelantah Secara Kreatif dan Ramah Lingkungan – Page 3

    Limbah Jadi Berkah, BRI Peduli Dorong Warga Bogor Kelola Minyak Jelantah Secara Kreatif dan Ramah Lingkungan – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Komitmen PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) dalam menjaga lingkungan kembali dibuktikan lewat kegiatan BRI Peduli – Yok Kita Gas. Kali ini, program sosial tersebut hadir di Bank Sampah Azalea, Kelurahan Babakan, Kecamatan Bogor Tengah, Kabupaten Bogor, dengan membawa misi mengubah limbah minyak jelantah menjadi produk bernilai guna.

    Kegiatan ini melibatkan anggota PKK Kelurahan Babakan dan pengurus bank sampah setempat. Para peserta diajarkan cara membuat sabun cuci tangan dan sabun cuci piring dari minyak jelantah, lengkap dengan sesi praktik langsung.

    “Proses ini tidak hanya mengurangi potensi pencemaran, tetapi juga mendukung prinsip ekonomi sirkular, di mana limbah diolah kembali menjadi produk yang berguna,” ujar Corporate Secretary BRI Dhanny.

    Dhanny menuturkan, pelatihan ini merupakan salah satu bentuk inovasi lingkungan yang memberikan manfaat nyata bagi masyarakat. Selain mengurangi limbah rumah tangga, kegiatan ini juga memberdayakan ekonomi lokal, terutama bagi para ibu rumah tangga dan pelaku UMKM.

    “Tentunya pelatihan ini membawa dampak positif ganda, baik dari sisi pelestarian lingkungan maupun peningkatan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan,” jelasnya.

    Sementara itu, Endah Diana, pengurus Bank Sampah Azalea, mengaku pelatihan dari BRI Peduli memberikan banyak manfaat bagi anggotanya.

    “Selama ini, kami menjual minyak jelantah tersebut ke bank sampah induk. Namun, setelah mengikuti pelatihan ini, kami dapat mengolah minyak jelantah sendiri menjadi produk yang bisa kami gunakan kembali. Hasil olahan tersebut juga nantinya bisa memberikan keuntungan yang cukup besar apabila kami jual,” ungkap Endah.

    Program BRI Peduli – Yok Kita Gas telah dilaksanakan sejak 2021 dan kini menjangkau 41 lokasi di seluruh Indonesia.

    Hingga kini, program ini telah menggandeng 38 bank sampah, menyalurkan Rp1,79 miliar dalam tabungan bank sampah, serta menghasilkan 155 karung pupuk kompos, 1.250 kemasan pupuk organik cair, 6.921,5 maggot, dan 777 eco-enzyme.

    Dhanny menambahkan, kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa BRI tidak hanya berfokus pada ekonomi, tetapi juga berkontribusi menjaga keberlanjutan lingkungan dan meningkatkan kesadaran masyarakat.

    “Program ini dapat memperkuat kesadaran sosial mengenai pentingnya kolaborasi antar masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan berkelanjutan melalui pengelolaan limbah rumah tangga,” pungkasnya. 

  • Asosiasi Perhiasan Curhat ke Menkeu Purbaya, Minta Tindak Produsen Ilegal Tak Bayar Pajak – Page 3

    Asosiasi Perhiasan Curhat ke Menkeu Purbaya, Minta Tindak Produsen Ilegal Tak Bayar Pajak – Page 3

    Melalui akun Instagram resmi @menkeuri, Purbaya menyatakan dialog dengan asosiasi perhiasan itu membahas mengenai Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 48 Tahun 2023 tentang Pajak Penghasilan dan/atau Pajak Pertambahan Nilai Atas Penjualan/Penyerahan Emas Perhiasan, Emas Batangan, Perhiasan yang Bahan Seluruhnya Bukan dari Emas, Batu Permata dan/atau Batu Lainnya yang sejenis, Serta Jasa yang Terkait dengan Emas Perhiasan, Emas Batangan, Perhiasan yang Bahan Seluruhnya Bukan dari Emas, dan/atau Batu Permata dan/atau Batu Lainnya yang sejenis, yang Dilakukan Oleh Pabrikan Emas Perhiasan, Pedagang Emas Perhiasan, dan/atau Pengusaha Emas Batangan.

    PMK 48/2023 memandatkan Pengusaha Kena Pajak (PKP) Pabrikan Emas Perhiasan wajib memungut PPN dengan besaran tertentu sebesar 1,1 persen dari harga jual untuk penyerahan kepada Pabrikan Emas Perhiasan lainnya dan Pedagang Emas Perhiasan, atau 1,65 persen dari harga jual untuk penyerahan kepada konsumen akhir.

    Sementara itu, PKP Pedagang Emas Perhiasan wajib memungut PPN dengan besaran tertentu sebesar 1,1 persen dari harga jual dalam hal PKP memiliki Faktur Pajak/dokumen tertentu lengkap atas perolehan/impor emas perhiasan, atau 1,65 persen dari harga jual dalam hal tidak memilikinya.

     

     

     

  • Alasan Produksi Kakao Lokal Merosot 65% dalam 2 Dekade – Page 3

    Alasan Produksi Kakao Lokal Merosot 65% dalam 2 Dekade – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Produksi kakao Indonesia anjlok dalam dua dekade terakhir. Berdasarkan data International Cocoa Organization (ICCO) tahun 2025, produksi kakao nasional saat ini hanya mencapai 200.000 ton, turun tajam dari hasil produksi 2005-2006 yang mencapai 590.000 ton.

    Kondisi ini menandakan penurunan produktivitas yang cukup serius di sektor perkebunan kakao nasional. Deputi Bidang Koordinasi Usaha Pangan dan Pertanian Kemenko Pangan RI, Widiastuti, menyebut penurunan tajam ini menjadi salah satu perhatian utama pemerintah.

    Dalam sambutan di acara Peringatan Hari Kakao Indonesia 2025, Kamis, 23 Oktober 2025, ia menuturkan, kondisi ini berdampak pada ketersediaan bahan baku kakao dalam negeri. Demi memenuhi kebutuhan industri pengolahan atau grinding nasional, Indonesia pun impor biji kakao.

    “Berdasarkan data ICCO tahun 2025, produksi kakao Indonesia mencapai 200.000 ton per tahun, menurun dari sekitar 590.000 ton di tahun 2005 atau 2006, dan penurunan ini mengakibatkan Indonesia harus impor biji kakao untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri grinding di dalam negeri,” ujar Widiastuti, dikutip Jumat, (24/10/2025.

    Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diambil pada 2025, volume impor biji kakao Indonesia pada 2024 mencapai 157.000 ton. Padahal, Indonesia masih tercatat sebagai produsen kakao peringkat ketujuh dunia. Situasi ini dinilai ironi karena potensi produksi yang besar belum diimbangi dengan peningkatan produktivitas di lapangan.

    Widiastuti menjelaskan, penurunan produksi ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain perubahan iklim, serangan hama dan penyakit, serta usia tanaman yang sudah tua. Keterbatasan lahan produktif dan perawatan kebun yang belum optimal turut memperparah situasi ini.

    “Keterbatasan yang masih terbatas, berarti sangat terbatas sekali,” ujarnya.

    Ia juga menekankan, tantangan di sektor hulu selama ini jarang menjadi perhatian serius.

  • Pinjaman Online untuk Biaya Pendidikan: Solusi Cepat di Saat Mendesak – Page 3

    Pinjaman Online untuk Biaya Pendidikan: Solusi Cepat di Saat Mendesak – Page 3

    ● Limit pinjaman hingga Rp30 juta

    Limit besar ini sangat membantu untuk membiayai kebutuhan pendidikan seperti uang pangkal sekolah, biaya kuliah, hingga pembelian perlengkapan belajar.

    ● Bunga ringan mulai 0.1% per hari

    Tunaiku memberikan bunga yang kompetitif dan transparan tanpa biaya tersembunyi. Hal ini membantu Anda merencanakan cicilan secara lebih jelas dan terukur.

    ● Approval cepat, hanya 3 menit

    Proses pengajuan dilakukan sepenuhnya secara online tanpa memerlukan jaminan, dan hasil persetujuan bisa didapat dalam waktu singkat.

    ● Metode pembayaran fleksibel

    Tunaiku menyediakan berbagai pilihan metode pembayaran seperti transfer bank, ATM, hingga aplikasi pembayaran digital. Jadi, Anda bisa memilih cara yang paling mudah sesuai preferensi.

    ● Layanan pelanggan via Live Chat

    Dilengkapi dengan dukungan cs Tunaiku yang responsif, ramah, dan siap membantu Anda dalam setiap kebutuhan, mulai dari pengajuan hingga pembayaran cicilan.

  • Rupiah Dibuka Perkasa Hari Ini 24 Oktober 2025 – Page 3

    Rupiah Dibuka Perkasa Hari Ini 24 Oktober 2025 – Page 3

    Di sisi lain, suku bunga BI yang tidak berubah memberikan dampak terhadap penjualan obligasi, terutama tenor lima tahun. “Namun, hanya sesaat pelaku asing kembali mengoleksinya, sehingga yield naik tipis,” ujar Rully.

    Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Bulan Oktober 2025 yang berlangsung pada Selasa, 21 Oktober 2025 dan Rabu ini memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI-Rate tetap berada pada level 4,75 persen.

    Suku bunga deposit facility diputuskan untuk tetap pada level 3,75 persen. Begitu pula suku bunga lending facility yang diputuskan untuk tetap pada level 5,5 persen.

    Rully mengatakan, keputusan BI menahan suku bunga disebabkan adanya tekanan dari eksternal terhadap rupiah masih tinggi di tengah ketidakpastian perang tarif AS-China.

    Selain itu, shutdown pemerintah AS yang sudah berjalan mendekati satu bulan berakibat pada minimnya rilis data ekonomi, sehingga sulit bagi The Fed mengambil keputusan mengenai suku bunga.

  • BRI Peduli Latih Warga Bogor Ubah Minyak Jelantah jadi Sabun, Dorong Ekonomi dan Jaga Lingkungan – Page 3

    BRI Peduli Latih Warga Bogor Ubah Minyak Jelantah jadi Sabun, Dorong Ekonomi dan Jaga Lingkungan – Page 3

    Liputan6.com, Bogor – Masalah sampah masih menjadi tantangan besar di banyak daerah Indonesia. Dari rumah tangga hingga industri, jutaan ton sampah dihasilkan setiap hari, namun belum semuanya terkelola dengan baik. Salah satu limbah yang sering luput dari perhatian adalah minyak jelantah, yang bila dibuang sembarangan bisa mencemari tanah dan air.

    Melalui program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) BRI Peduli – Yok Kita Gas, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk kembali menunjukkan komitmennya terhadap kelestarian lingkungan dengan menggelar Pelatihan Pengolahan Limbah Minyak Jelantah di Bank Sampah Azalea, Kelurahan Babakan, Kecamatan Bogor Tengah, Kabupaten Bogor.

    Kegiatan ini melibatkan anggota Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), pengurus, serta anggota bank sampah. Para peserta belajar langsung bagaimana mengolah minyak bekas menjadi sabun cuci tangan dan sabun cuci piring yang bisa digunakan kembali.

    “Proses ini tidak hanya mengurangi potensi pencemaran, tetapi juga mendukung prinsip ekonomi sirkular, di mana limbah diolah kembali menjadi produk yang berguna,” ujar Corporate Secretary BRI Dhanny.

    Dhanny menegaskan, pelatihan ini bukan hanya tentang menjaga lingkungan, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru, terutama bagi ibu rumah tangga dan pelaku UMKM.

    “Tentunya pelatihan ini membawa dampak positif ganda, baik dari sisi pelestarian lingkungan maupun peningkatan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan,” imbuhnya.

     

    Manfaat kegiatan ini turut dirasakan langsung oleh warga. Endah Diana, pengurus Bank Sampah Azalea, mengungkapkan pelatihan tersebut mendorong anggota lebih sadar pentingnya menjaga lingkungan sekaligus kreatif dalam mengelola limbah rumah tangga.

    “Selama ini kami menjual minyak jelantah tersebut ke bank sampah induk. Namun setelah mengikuti pelatihan ini, kami dapat mengolah minyak jelantah sendiri menjadi produk yang bisa kami gunakan kembali. Hasil olahan tersebut juga nantinya bisa memberikan keuntungan yang cukup besar apabila kami jual,” tutur Endah.

    Program BRI Peduli – Yok Kita Gas sudah berjalan sejak 2021 di 41 lokasi di seluruh Indonesia. Inisiatif ini telah menggandeng 38 bank sampah, dengan total tabungan mencapai Rp1,79 miliar, serta menghasilkan 155 karung pupuk kompos, 1.250 kemasan pupuk organik cair, 6.921,5 maggot, dan 777 eco-enzyme.

    Dhanny menambahkan, kegiatan ini menjadi langkah nyata BRI dalam menciptakan lingkungan yang bersih, ekonomi berdaya, dan masyarakat yang sadar akan pentingnya pengelolaan limbah rumah tangga.