Category: Kompas.com Nasional

  • Koalisi Sipil Minta Presiden Prabowo Terbitkan Perppu KUHAP

    Koalisi Sipil Minta Presiden Prabowo Terbitkan Perppu KUHAP

    Koalisi Sipil Minta Presiden Prabowo Terbitkan Perppu KUHAP
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Koalisi Masyarakat Sipil meminta Presiden Prabowo Subianto untuk menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) guna membatalkan Revisi Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) yang baru saja disahkan oleh DPR RI.
    “Kami memberikan masukan, mendesak Prabowo untuk segera menerbitkan Perppu, batalkan segera
    KUHAP
    ini karena ini membahayakan penegakan hukum,” ujar Ketua YLBHI sekaligus anggota Koalisi Sipil,
    Muhammad Isnur
    , dalam acara diskusi di Kantor YLBHI, Jakarta, Sabtu (22/11/2025).
    Isnur mengatakan, dalam
    RKUHAP
    yang baru, terdapat sejumlah pasal bermasalah. Sebab, beberapa di antaranya justru menghilangkan kewenangan penyidik pegawai negeri sipil (PPNS) dan penyidik tertentu dalam melakukan penegakan hukum.
    Isnur menilai, pasal ini sangat membahayakan agenda penegakan hukum dalam beberapa kasus spesifik, salah satunya dalam hal pemberantasan narkoba.
    “Karena penyidik BNN akan kehilangan kewenangan menangkap dan menahan tanpa perintah penyidik Polri,” lanjut Isnur.
    Pelemahan BNN ini juga bertentangan dengan program Asta Cita yang diusung pemerintahan
    Prabowo Subianto
    dan Gibran Rakabuming Raka. Diketahui, poin ke-7 dalam Asta Cita menyinggung soal pemberantasan narkoba.
    “Memperkuat reformasi politik, hukum, dan birokrasi, serta memperkuat pencegahan dan pemberantasan korupsi dan narkoba,” bunyi lengkap Asta Cita nomor 7.
    Koalisi Masyarakat Sipil
    meyakini bahwa seluruh PPNS dan Penyidik Tertentu akan terdampak oleh RKUHAP yang menempatkan penyidik Polri sebagai penyidik utama.
    “Ini kecerobohan yang luar biasa, ya skema dengan semangat ambisi untuk memasukkan kewenangan yang monopoli tapi berdampak mematikan badan-badan penyidik tertentu,” kata Isnur lagi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Isu Korupsi dan Pajak Berkeadilan Jadi Rekomendasi MUI untuk Pemerintah

    Isu Korupsi dan Pajak Berkeadilan Jadi Rekomendasi MUI untuk Pemerintah

    Isu Korupsi dan Pajak Berkeadilan Jadi Rekomendasi MUI untuk Pemerintah
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Korupsi dan pajak yang berkeadilan menjadi salah satu isu yang direkomendasikan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk pemerintah.
    Ketua
    MUI
    ,
    Kyai Cholil Nafis
    , mengatakan bahwa isu pemberantasan
    korupsi
    ini dijadikan salah satu rekomendasi karena MUI menginginkan Indonesia bisa menjadi negara maju.
    “Tidak mungkin (menjadi negara maju) kalau masih banyak korupsi, jadi kita mendukung dan siap untuk menjadi mitra pemerintah untuk membersihkan Indonesia dari para koruptor,” kata Cholil saat ditemui di Ancol Mercure, Jakarta Utara, Sabtu (22/11/2025).
    Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini juga menyebutkan bahwa rekomendasi lain adalah penetapan besaran
    pajak
    yang berkeadilan.
    Menurut MUI, ada dua penyebab negara bisa hancur: pertama, perilaku korup para pejabat; kedua, pajak yang tidak berkeadilan.
    “Nah, kita minta dua hal ini diperbaiki oleh pemerintah,” katanya.
    Dalam konteks pajak yang berkeadilan, Cholil menjelaskan bahwa negara harus memberikan insentif kepada pengusaha kecil.
    Hal ini penting dilakukan agar pelaku usaha kecil bisa merangsang pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja.
    “Ketika itu (ekonomi kecil) dibuat lesu dengan pajak, orang malas bekerja karena terlalu banyak pajak, maka otomatis tidak ada pekerjaan,” ucapnya.
    Rekomendasi ini akan disusun dalam bentuk fatwa sehingga pemberantasan korupsi dan keadilan pajak bisa tercipta di Indonesia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Gibran Urutan Ke-13 Pidato di KTT G20 Afrika Selatan

    Gibran Urutan Ke-13 Pidato di KTT G20 Afrika Selatan

    Gibran Urutan Ke-13 Pidato di KTT G20 Afrika Selatan
    Tim Redaksi
    JOHANNESBURG, KOMPAS.com
    – Wakil Presiden (Wapres) RI Gibran Rakabuming Raka akan perdana berpidato dalam forum internasional, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Johannesburg, Afrika Selatan, Sabtu (22/11/2025) waktu setempat.
    Di ajang internasional ini,
    Gibran
    akan pidato dalam tiga sesi. Pada sesi pertama, Gibran mendapat urutan ke-13.
    Jurnalis
    Kompas.com
    Rahel Narda Chaterine ikut serta di dalam kunjungan kerja rombongan
    Wapres Gibran
    di
    Afrika Selatan
    . Ikuti laporan langsung tentang kegiatan Wakil Presiden Gibran
    di sini
    .
    Dari informasi yang diperoleh
    Kompas.com
    , Gibran akan berpidato setelah Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi dan sebelum Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni.
    Sementara itu, sesi pertama akan dibuka oleh Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa.
    Berikut urutan pidato pada sesi pertama
    KTT G20
    pada Sabtu, 22 November 2025:
    Masing-masing Kepala Negara atau perwakilannya mendapatkan waktu empat menit untuk berpidato.
    Pada sesi pertama KTT G20 akan membahas isu ekonomi berkelanjutan, peran perdagangan dan keuangan dalam pembangunan, serta masalah utang di negara-negara berkembang.
    Kemudian, sesi kedua, KTT akan berfokus pada pembangunan dunia yang tangguh (
    resilient world
    ), yang mencakup isu kebencanaan, perubahan iklim, transisi energi berkeadilan (just energy transition), serta sistem pangan.
    Sesi ketiga akan membahas isu pekerjaan layak (
    decent work
    ) dan tata kelola kecerdasan buatan (
    artificial intelligence
    ).
    Diketahui, ajang
    KTT G20 Afrika Selatan
    akan berlangsung selama dua hari, pada 22–23 November 2025, di Johannesburg Expo Centre.
    Dari pantauan
    Kompas.com
    , awak media dari berbagai negara sudah memenuhi media center KTT G20 sudah sejak Sabtu pagi.
    Sejumlah wartawan sudah mulai mengantre masuk sejak pukul 06.25 WIB.
    Namun, awak media hanya mendapat akses meliput dari ruangan media center yang disiapkan, tidak bisa langsung masuk ruangan di mana para petinggi negara akan berpidato.
    Wapres Gibran diketahui mendapat tugas dari Presiden Prabowo Subianto untuk menghadiri KTT G20 di Afrika Selatan.
    Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya mengungkap, Presiden Prabowo berhalangan menghadiri KTT G20 karena memiliki sejumlah agenda di Tanah Air yang bertepatan dengan KTT G20 sehingga digantikan Gibran.
    “Iya, betul. Jadwal KTT G20 di Afrika Selatan bertepatan dengan beberapa agenda Presiden di Tanah Air, sehingga Pak Presiden akan diwakili Pak Wapres di G20,” kata Teddy, Jumat, 21 November 2025.
    Teddy menjelaskan, Prabowo sudah mengirim Wakil Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Wamenko Polkam) Lodewijk Freidrich Paulus untuk menyampaikan surat kepada Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa.
    Melalui surat itu, Prabowo menyampaikan permohonan maaf karena tidak bisa hadir.
    “Pemerintah sudah mengirim Wamenko Polkam sebagai utusan khusus Presiden untuk bertemu langsung Presiden Afrika Selatan Ramaphosa, untuk menyerahkan surat permohonan tidak hadir,” ujar Seskab Teddy.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Jimly Asshiddiqie Berikan Buku soal Amandemen UUD 1945 ke Megawati

    Jimly Asshiddiqie Berikan Buku soal Amandemen UUD 1945 ke Megawati

    Jimly Asshiddiqie Berikan Buku soal Amandemen UUD 1945 ke Megawati
    Penulis
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Ketua Komisi Percepatan Reformasi Polri Jimly Asshiddiqie memberikan buku kepada Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Megawati Soekarnoputri, di Jakarta, Jumat (21/11/2025).
    Buku berjudul
    Menuju Perubahan Kelima UUD NRI Tahun 1945
    tersebut ditulis pribadi oleh Jimly.
    Menurut Jilmy, buku itu diberikan agar
    Megawati
    bisa menjadikannya bahan bacaan dan pemikiran dalam rangka penataan kembali sistem ketatanegaraan melalui Perubahan Kelima Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia (NRI) 1945.
    “Jadi maksudnya setelah reformasi Polri, kita benahi yang lain-lain, termasuk perubahan UUD NRI. Nanti materinya biar kami diskusikan,” kata Jimly dalam keterangan video, dikutip dari
    Antaranews
    .
    Selain memberikan buku yang baru terbit perdana dari percetakan tersebut, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi tersebut mengaku mengunjungi Megawati di kediamannya guna bertukar pikiran terkait permasalahan bangsa.
    Silaturahim dilakukan Jimly dengan ditemani oleh salah satu anggota Komisi Percepatan Reformasi Polri, yakni Mahfud MD.
    Setelah menyerahkan buku, Jimly pun bergurau dengan Megawati mengenai kedudukan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD).
    “Banyak itu (yang harus dibenahi),” ujarnya.
    Merespons gurauan tersebut, Megawati mengaku sudah pernah meminta peningkatan kembali kedudukan MPR pada Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) 2016.
    Diketahui, MPR pernah menjadi lembaga tertinggi negara sebelum amandemen
    UUD 1945
    periode 1999-2002.
    Setelah amandemen, MPR bukan lagi menjadi lembaga tertinggi negara melainkan menjadi lembaga negara yang sederajat dengan lembaga lainnya karena kedaulatan rakyat kini dilaksanakan menurut undang-undang dasar, tidak sepenuhnya oleh MPR.
    “Nah, tapi saya bilangnya hanya satu kali, menaikkan MPR, tapi yang protes
    sopo
    , abang brewok. Katanya kotak pandora, kotak pandora
    opo
    ?” ujar Megawati dalam kesempatan tersebut.
    Sebelumnya, Ketua MPR RI Ahmad Muzani memastikan bahwa MPR RI tak menutup diri terhadap pandangan dan masukan dari masyarakat, termasuk tak mengunci rapat-rapat kemungkinan amandemen terhadap UUD NRI Tahun 1945.
    Dia menyadari bahwa ada pandangan-pandangan dari sebagian masyarakat yang menghendaki adanya amandemen terhadap konstitusi negara, dan juga ada yang berpendapat sebaliknya.
    “Mengunci rapat-rapat terhadap pikiran amandemen Undang-Undang Dasar 45 adalah menutup rapat-rapat adanya ide-ide cemerlang tentang masa depan bangsa dan konstitusi negara,” kata Muzani dalam acara Gathering Media MPR RI di Bandung, Jawa Barat pada 24 Oktober 2025.
    Namun, menurut dia, MPR RI juga tidak akan serta-merta mempermudah bergulirnya pembahasan amandemen tersebut.
    Dia mengatakan, UUD 1945 adalah konstitusi negara yang harus dipikirkan secara cermat dan matang.
    “Kami mengerti di masyarakat adanya yang berpikir juga cukup amandemen sampai di sini,” ujar Muzani.
    Diketahui, UUD 1945 sudah empat kali mengalami perubahan atau amandemen.
    Berdasarkan pemberitaan
    Kompas.com
    , amandemen pertama dilakukan dalam Sidang Umum MPR 1999 yang berlangsung sejak 14 Oktober hingga 21 Oktober 1999.
    Pada perubahan pertama tersebut, kekuasaan presiden dibatasi karena dianggap terlalu berlebihan.
    Amandemen kedua UUD 1945 dilakukan dalam Sidang Umum MPR 2000, yang berlangsung antara 7 Agustus hingga 18 Agustus 2000.
    Sejumlah aturan ditambahkan melalui amandemen kedua. Antara lain terkait wewenang dan posisi pemerintah daerah, peran dan fungsi DPR, serta penambahan mengenai hak asasi manusia.
    Amandemen ketiga dilakukan dalam Sidang Umum MPR 2001, yang berlangsung sejak 1 November hingga 9 November 2001.
    Dalam amandemen ketiga ada beberapa pasal dan bab mengenai Bentuk dan Kedaulatan Negara, Kewenangan MPR, Kepresidenan, Pemakzulan, Keuangan Negara, Kekuasaan Kehakiman.
    Amandemen keempat UUD 1945 dilakukan dalam Sidang Umum MPR 2002, yang berlangsung antara 1 Agustus hingga 11 Agustus 2002.
    Pada amandemen keempat ini difokuskan untuk menyempurnakan penyesuaian dalam perubahan-perubahan sebelumnya, termasuk penghapusan atau penambahan pasal atau bab.
    (Sumber: Verelladevanka Adryamarthanino/Penulis; Widya Lestari Ningsih/Editor)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • BPOM Pastikan Label “Air Pegunungan” di AMDK Sudah Melalui Verifikasi Ketat, Le Minerale Termasuk yang Lolos

    BPOM Pastikan Label “Air Pegunungan” di AMDK Sudah Melalui Verifikasi Ketat, Le Minerale Termasuk yang Lolos

    BPOM Pastikan Label “Air Pegunungan” di AMDK Sudah Melalui Verifikasi Ketat, Le Minerale Termasuk yang Lolos
    Penulis
    KOMPAS.com –
    Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia menegaskan bahwa pencantuman label “air pegunungan” pada air minum dalam kemasan (AMDK) telah melalui proses verifikasi yang ketat.
    Kepala
    BPOM
    RI Taruna Ikrar menjelaskan, keterangan “
    air pegunungan
    ” pada label
    AMDK
    bukan sekadar klaim produsen. Setiap perusahaan yang mencantumkannya wajib memenuhi sejumlah persyaratan, mulai dari verifikasi sumber air, uji kualitas, hingga penerbitan izin edar resmi.
    “Sebelum dia (perusahaan AMDK) mencantumkan label, ada aturan di Peraturan BPOM. Jadi, tidak sekonyong-konyong kami memberikan
    labeling
    . Ini (label) air dari pegunungan harus ada verifikasinya. Saya yakin, semua yang mencantumkan label air dari pegunungan itu dan sudah ada izin edarnya berarti sudah terverifikasi,” ujar Taruna dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (
    DPR
    RI), Senin (10/11/2025).
    Ia menambahkan, seluruh proses registrasi dilakukan oleh tim kerja BPOM, mulai dari verifikasi dokumen Cara Pembuatan Pangan Olahan yang Baik (CPPOB), validasi sumber air, hingga pengecekan sertifikasi dari pihak ketiga, seperti Kementerian Lingkungan Hidup dan PUPR.
    Pada kesempatan tersebut, Taruna juga menyebut beberapa merek AMDK yang telah memenuhi persyaratan dan berhak mencantumkan label “air pegunungan”, antara lain Le Minerale dan Kristal.
    “Saya kasih contoh misalnya, Le Minerale waktu itu kami cek juga ada. Terus produk-produk lain seperti Kristal. Labelnya sudah disesuaikan berarti sudah memenuhi aturan dan standar yang berlaku di negeri kita,” ungkapnya.
    BPOM menegaskan akan terus memperketat pengawasan untuk memastikan keamanan, mutu, serta kejelasan informasi pada produk pangan olahan, termasuk AMDK, demi melindungi konsumen.
    A post shared by Kompas.com (@kompascom)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Gibran Umumkan Indonesia-Afrika Selatan Bebas Visa

    Gibran Umumkan Indonesia-Afrika Selatan Bebas Visa

    Gibran Umumkan Indonesia-Afrika Selatan Bebas Visa
    Tim Redaksi
    JOHANNESBURG, KOMPAS.com
    – Berpidato dalam forum Indonesia-Africa CEO Forum di Hotel Saxon Johannesburg, Jumat (21/11/2025), Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka mengumumkan bahwa Indonesia-Afrika Selatan menyepakati bebas visa.
    Adapun kunjungan
    Gibran
    ke
    Afrika Selatan
    ini dalam rangka menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 untuk mewakili Presiden RI Prabowo Subianto.
    Jurnalis
    Kompas.com
    Rahel Narda Catherine ikut serta dalam kunjungan kerja rombongan
    Wapres Gibran
    di Afrika Selatan. Ikuti laporan langsung tentang kegiatan Wapres Gibran
    di sini
    .
    Menurut Gibran, kesepakatan
    bebas visa
    itu dicapai saat Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa mengunjui Indonesia dan bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta Pusat pada 22 Oktober 2025.
    “Kunjungan Presiden Ramaphosa beberapa minggu lalu ke Indonesia mencerminkan kerja sama yang erat antara kedua negara,” kata Gibran saat berpidato dalam bahasa Inggris.
    “Kedua presiden sepakat untuk bebas visa masuk, jadi saya pikir ini kabar baik bagi Anda semua, tidak ada lagi visa,” ujar Gibran melanjutkan dan langsung disambut tepuk tangan meriah dari para delegasi yang hadir.
    Tak hanya itu, Gibran menyebut, pertemuan Presiden Prabowo dan Presiden Afrika Selatan juga dalam rangka memperkuat perdagangan dan investasi khususnya sektor pertanian dan energi.
    “Dan juga untuk mendorong perdagangan dan investasi di bidang pertanian dan energi,” katanya.
    Sementara itu, dalam
    Indonesia-Africa CEO Forum
    , Gibran menyampaikan keinginan Indonesia ingin memperluas investasi di Afrika Selatan.
    Dia mengatakan, Afrika Selatan adalah pintu gerbang Indonesia masuk pasar Afrika.
    “Indonesia juga berkomitmen untuk memperluas investasi luar negeri di Afrika Selatan. Afrika Selatan adalah mitra strategis dan pintu gerbang kami ke pasar Afrika,” ujarnya.
    Di saat yang sama, Indonesia juga menawarkan kapasitas industri, sumber daya manusia, jaringan manufaktur, teknologi, dan akses ke pasar ASEAN.
    “Peluncuran Dewan Bisnis Tingkat Tinggi Indonesia dan Afrika Selatan menunjukkan bagaimana pemerintah dan sektor swasta dapat bekerja sama,” kata Gibran.
    Selain itu, dia juga menyambut baik adanya penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) tentang industri strategis hari ini.
    “Saya berharap ini akan membawa manfaat besar bagi kedua negara,” ujarnya.
    Menurut Gibran, Afrika kini sudah berkembang sangat pesat dan memiliki banyak potensi.
    “Afrika adalah masa depan, dan Indonesia ingin membangun masa depan itu bersama Afrika,” lanjut Gibran.
    Di akhir pidatonya, Gibran menekankan komitmen Indonesia untuk meningkatkan investasi dan kerja sama ekonomi dengan Afrika.
    Dia menyebut, Indonesia terbuka jika pihak Afrika Selatan ingin menanyakan lebih jauh soal ini.
    “Hadir bersama saya, salah satu menteri terbaik, wakil menteri, dan duta besar terbaik kami, dan tentu saja, teman kami dari KADIN Indonesia. Kami terbuka untuk membantu Anda semua karena Afrika adalah benua yang akan menentukan masa depan,” ujarnya
    Diketahui, Indonesia-Africa CEO Forum ini turut dihadiri President of the South African Chamber of Commerce and Industry, Mtho Xulu dan perwakilan delegasi terkait dari Afrika Selatan.
    Sementara dari pihak Indonesia turut dihadiri oleh Menko Bidang Perekonimian Airlangga Hartarto, Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Anindya Novyan Bakrie, Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Thomas Djiwandono, Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Arrmanatha Nasir, hingga para delegasi lain dari Indonesia.
    Saat menerima kunjungan Presiden Afrika Selatan (Afsel) Cyril Ramaphosa di Istana Merdeka, Jakarta pada 22 Oktober 2025, Prabowo sempat menyatakan ingin meningkatkan hubungan dagang dengan Afrika Selatan melalui perjanjian dagang yang dibentuk.
    Perjanjian tersebut bisa berupa perjanjian perdagangan preferensi (Preferential Trade Agreement/PTA) maupun Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (Comprehensive Economic Partnership Agreement/CEPA).
    “Tentu saja, kami ingin melanjutkan dan meningkatkan perdagangan. Dalam situasi yang lebih seimbang, dan kami memahami hal itu. Kami ingin mengambil langkah-langkah untuk mencapai, mungkin perjanjian perdagangan preferensial atau perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif,” kata Prabowo usai melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Afsel.
    Prabowo menyampaikan, volume perdagangan kedua negara sudah meningkat signifikan dalam lima tahun terakhir.
    Oleh karenanya, dia menyambut pertemuan kali ini sebagai tonggak penting dalam peningkatan hubungan kedua negara. Terlebih, di tengah ketidakpastian ekonomi internasional yang terjadi saat ini.
    “Di tengah ketidakpastian ekonomi internasional saat ini, saya pikir sangat penting bagi kita untuk mengembangkan hubungan baru dan hubungan yang lebih kuat. Afrika Selatan adalah pemimpin yang sangat penting di Afrika, dan saya pikir akan menjadi penting bagi Indonesia di tahun-tahun mendatang,” ujar Prabowo.
    Dalam kesempatan yang sama, Presiden Afrika Selatan menyampaikan, kunjungannya ke Indonesia bertujuan untuk membangun kemitraan komersial yang sangat kuat antara kedua negara.
    Oleh karena itu, dia membawa delegasi yang terdiri para menteri terkait pertahanan, pertanian, serta perdagangan dan investasi, untuk meningkatkan kerja sama.
    “Kami sepakat tentang perlunya meningkatkan perdagangan antara kedua negara sebagai katalis bagi pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Kami membahas pentingnya membangun ekonomi yang lebih tangguh dan terdiversifikasi antara kedua negara demi kepentingan rakyat kedua negara mengingat kita menghadapi tantangan geopolitik yang serupa,” katanya.
    Lebih lanjut, dia mengungkapkan, kunjungan kenegaraan ini diawali dengan forum bisnis yang menyediakan wadah bagi perusahaan-perusahaan Afrika Selatan untuk berinteraksi dengan mitra di Indonesia.
    “Salah satu tujuan utama forum bisnis ini adalah menemukan cara-cara yang bermakna bagi kedua negara untuk mengembangkan jalur-jalur yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi melalui kemitraan bisnis-ke-bisnis,” tandas Cyril.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Putusan MK dan Masa Depan IKN

    Putusan MK dan Masa Depan IKN

    Putusan MK dan Masa Depan IKN
    Dosen Fakultas Hukum Universitas Pasundan & Sekretaris APHTN HAN Jawa Barat
    TIDAK
    ada kebijakan negara yang berdiri lebih tinggi daripada konstitusi. Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, dengan visi megaproyek dan ambisi pemerataan pembangunan, tidak pernah dimaksudkan untuk menjadi pengecualian.
    Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait pengujian Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2023—khususnya mengenai jangka waktu hak atas tanah di
    IKN
    —menegaskan hal itu dengan jelas.
    Negara boleh membangun ibu kota baru, menarik investasi, membuka ruang partisipasi swasta, tetapi semua itu harus dilakukan tanpa menyingkirkan koridor konstitusi.
    Pasal 33 ayat (3) UUD 1945, yang menempatkan bumi, air, dan kekayaan alam di bawah penguasaan negara untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, kembali tampil ke panggung paling depan.
    Dalam logika MK, jangka waktu pemberian Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, dan Hak Pakai hingga dua siklus panjang selama 130–190 tahun bukan hanya berlebihan, tetapi berpotensi meminggirkan kendali negara atas tanah yang menjadi aset strategis.
    Negara tidak boleh menggadaikan penguasaan atas tanah hingga dua abad hanya demi memikat investasi. Konstitusi tidak dapat dinegosiasikan oleh kebutuhan pragmatis pembangunan.
    Putusan ini hadir bukan untuk menghalangi pembangunan, melainkan untuk memastikan bahwa pembangunan tetap berada di atas rel konstitusi: negara menguasai, rakyat memperoleh manfaat, dan hak atas tanah tidak menjadi instrumen penundukan negara oleh kepentingan modal jangka panjang.
    Tanah selalu menjadi titik sensitif dalam pembangunan skala besar. Di wilayah IKN, isu ini menjadi semakin rumit karena mencakup tiga lapis kepentingan: kepentingan negara sebagai pengatur, kepentingan investor sebagai pembangun, dan kepentingan masyarakat sekitar sebagai pihak terdampak.
    Ketika UU IKN memberikan peluang pemberian hak atas tanah hingga lebih dari satu abad, persoalannya bukan hanya soal investasi, tetapi soal masa depan kendali negara.
    Putusan MK
    menetapkan batas baru yang lebih moderat: HGU maksimal 35 tahun, perpanjangan 25 tahun, dan pembaruan 35 tahun. HGB maksimal 30+20+30 tahun, dan Hak Pakai dengan batasan serupa.
    Semua itu hanya boleh diberikan bila kriteria evaluasi objektif terpenuhi. Tidak ada perpanjangan otomatis, tidak ada hak tanpa evaluasi, tidak ada konsesi panjang yang mengunci negara.
    Prinsipnya sederhana: negara harus dapat memulihkan kendali apabila syarat konstitusional tidak terpenuhi.
    Dalam konteks pembangunan IKN, landasan ini memaksa pemerintah untuk menata ulang relasi antara aset tanah dan investasi.
    Tanah bukan komoditas yang harus dibiarkan tersandera kontrak panjang, tetapi sumber daya strategis yang menjadi penentu masa depan negara.
    Pengelolaan yang keliru bukan hanya merugikan generasi hari ini, melainkan juga generasi mendatang yang tidak memiliki suara saat kebijakan dibuat.
    Tidak ada pembangunan IKN tanpa investasi. Narasi itu valid. Pemerintah perlu pola pembiayaan kreatif untuk menghindari pembebanan fiskal jangka panjang, dan partisipasi swasta menjadi kunci.
    Namun, putusan MK memberi pengingat penting: investasi bukan alasan untuk melemahkan asas keadilan antargenerasi dan penguasaan negara atas aset strategis.
    Kepastian hukum adalah syarat penting bagi investor. Namun, kepastian hukum yang ditawarkan negara tidak boleh berubah menjadi kepastian penyerahan kendali. Putusan MK tidak menutup pintu investasi; yang berubah adalah parameter permainan.
    Investor tetap bisa masuk, tetapi dalam skema yang transparan, rasional, dan tidak mengunci negara selama satu setengah abad ke depan.
    Inilah bentuk perlindungan hukum yang paling sehat: pembangunan berjalan, tetapi negara tidak kehilangan kedaulatan atas setiap jengkal tanah.
    Dalam perspektif tata kelola, putusan MK memaksa pemerintah untuk melakukan evaluasi mendalam terhadap peraturan turunannya—baik Perpres, peraturan Otorita IKN, maupun kerja sama investasi.
    Semua harus dikaji ulang agar selaras dengan prinsip konstitusi. Ini bukan penundaan; ini koreksi ke arah tata kelola yang lebih cerdas dan berkelanjutan.
    Pembangunan IKN akan bertahan bukan karena gedung-gedungnya menjulang, tetapi karena kepercayaan publik ikut berdiri.
    Masyarakat membutuhkan jaminan bahwa pembangunan ini tidak melanggar hak mereka, tidak merusak lingkungan, dan tidak meminggirkan kelompok rentan.
    Putusan MK memperluas ruang kepercayaan itu. Koreksi terhadap durasi hak atas tanah mengirim sinyal bahwa kepentingan modal tidak boleh melampaui kepentingan rakyat.
    Kepercayaan investor juga tetap dijaga. Putusan MK justru memberikan ruang kepastian melalui regulasi yang proporsional: jangka waktu jelas, mekanisme evaluasi jelas, dan kepastian hukum tetap ada.
    Ketidakpastian hukum justru muncul apabila hak diberikan sedemikian panjang sehingga negara kehilangan kemampuan melakukan koreksi ketika kebijakan tidak lagi adil atau relevan.
    Dengan putusan ini, keseimbangan menjadi inti persoalan. Negara harus mampu menjaga kepercayaan publik dan kepercayaan investor sekaligus.
    Pembangunan IKN bukan proyek satu rezim atau satu generasi, melainkan proyek lintas generasi. Tanpa kepercayaan, semua visi dapat runtuh, bahkan sebelum bangunan berdiri.
    Putusan MK bukan akhir dari cerita, melainkan penentu arah. Masa depan IKN tidak ditentukan oleh seberapa cepat proyek ini selesai, tetapi seberapa kuat ia berdiri dalam prinsip negara hukum.
    Pembangunan yang mengabaikan konstitusi mungkin akan terlihat efektif sesaat, tetapi akan rapuh ketika digugat oleh kenyataan dan sejarah.
    Tugas pemerintah sekarang bukan mempertanyakan putusan MK, tetapi mengintegrasikannya ke dalam kebijakan.
    Revisi regulasi turunan perlu dilakukan cepat, transparan, dan terukur. Mekanisme evaluasi hak atas tanah harus dirumuskan secara tegas dan tidak menjadi celah politik.
    Yang lebih penting lagi, pemerintah perlu menyadari bahwa legitimasi pembangunan tidak hanya datang dari investor, tetapi juga dari rakyat yang percaya bahwa negara tidak mengkhianati prinsip konstitusinya sendiri.
    Pada akhirnya, IKN tidak boleh hanya menjadi simbol perpindahan ibu kota. IKN harus menjadi simbol kematangan negara dalam mengelola pembangunan besar tanpa mengorbankan konstitusi. Putusan MK sudah memberi arah.
    Pertanyaannya kini sederhana: apakah negara akan berjalan mengikuti kompas konstitusi, atau kembali membiarkan pembangunan bergeser dari rel hukum?
    Masa depan IKN akan ditentukan bukan hanya oleh crane dan beton, tetapi oleh penghormatan terhadap konstitusi. Di situlah letak fondasi yang sesungguhnya.
    Tanpa itu, bangunan apa pun hanya akan berdiri di atas pasir. Dengan itu, pembangunan bukan hanya megah—tetapi bermartabat.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Polemik Pelimpahan Kasus Minyak Mentah: Kejagung Bantah, KPK Sebut Masih Koordinasi

    Polemik Pelimpahan Kasus Minyak Mentah: Kejagung Bantah, KPK Sebut Masih Koordinasi

    Polemik Pelimpahan Kasus Minyak Mentah: Kejagung Bantah, KPK Sebut Masih Koordinasi
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kejaksaan Agung (Kejagung) membuat pernyataan tegas bahwa masih menangani kasus dugaan korupsi minyak mentah dan produk kilang di Pertamina Energy Trading Limited (Petral)/Pertamina Energy Service Pte Ltd (PES) periode tahun 2008-2015.
    Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum)
    Kejagung
    , Anang Supriatna menegaskan bahwa Korps Adhyaksa belum melimpahkan pengusutan
    kasus minyak mentah
    tersebut ke
    KPK
    .
    “Pertama, pelimpahan belum ada, belum ada pelimpahan sama sekali. Yang kedua, tidak ada istilah pertukaran atau tukar guling, enggak ada, enggak ada,” kata Anang ditemui di Gedung Kejagung, Jakarta, Jumat (21/11/2025).
    Pernyataan Kapuspenkum Kejagung tersebut menimbulkan pertanyaan pasalnya KPK sebelumnya menyebut bahwa penyidikan kasus minyak mentah tersebut telah dilimpahkan ke lembaga antirasuah.
    Wakil Ketua KPK Fitroh Rohcahyanto lantas memberikan respons dengan mengatakan bahwa pelimpahan kasus minyak mentah baru dinyatakan secara informal.
    Menurut dia, proses pelimpahan resmi masih dikoordinasikan dengan Kejagung.
    “Iya, itu yang terjadi. Belum ada pelimpahan secara resmi. Komunikasi informal sudah,” kata Fitroh saat dikonfirmasi
    Kompas.com
    , Jumat.
    Sembari menunggu pelimpahan resmi, KPK dan Kejagung dikabarkan sudah saling berkoordinasi dalam mengusut perkara-perkara yang saling beririsan.
    Semua berawal dari pernyataan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Setyo Budiyanto yang menyebut bahwa Kejagung melimpahkan pengusutan kasus minyak mentah ke lembaga yang dipimpinnya.
    Sementara itu, Setyo menyampaikan, KPK melimpahkan kasus pengadaan Google Cloud ke Kejagung karena sangat beririsan dengan kasus pengadaan Laptop Chromebook yang tengah ditangani Kejaksaan.
    “Dari hasil koordinasi untuk (penyelidikan) Google Cloud itu, nanti penanganannya akan diserahkan kepada Kejaksaan Agung,” kata Ketua KPK Setyo Budiyanto di Bogor, Jawa Barat pada Selasa, 18 November 2025.
    Setyo mengatakan, pelimpahan penanganan kasus Google Cloud dilakukan mengingat perkara tersebut dan Chromebook terjadi dalam periode yang kurang lebih sama, yaitu sekitar masa pandemi Covid-19.
    “Dan karena konstruksi perkaranya, kemudian karena tempusnya dan lain-lain, semuanya memang harus diserahkan. Ya, itu yang terjadi,” ujarnya.
    Sementara itu, Setyo juga mengatakan, Kejagung telah melimpahkan kasus minyak mentah ke KPK karena periodenya sama.
    “Karena kan mereka (Kejagung) juga ternyata terinformasi mereka juga melakukan kegiatan yang sama. Nah, tapi karena tahu bahwa KPK sudah menerbitkan surat perintah penyidikan, sudah melakukan pemeriksaan-pemeriksaan, maka penanganannya dari Kejaksaan dilimpahkan,” kata Setyo.
    Namun akhirnya, pernyataan Ketua KPK tersebut dibantah Kejagung.
    Diketahui, KPK dan Kejagung memang tengah mengusut dua kasus dugaan korupsi yang saling beririsan.
    Pertama, kasus yang menyangkut PT Pertamina Persero dan anak perusahaanya.
    Kejagung diketahui tengah menyidik dugaan
    korupsi minyak mentah
    dan produk kilang di Pertamina Energy Trading Limited (Petral)/Pertamina Energy Service Pte Ltd (PES) periode tahun 2008-2015.
    Kasus ini resmi naik ke penyidikan pada Oktober 2025 lalu.
    Sementara, KPK diketahui sudah lebih dahulu menyidik kasus seputar Petral. Namun, periodenya berbeda dengan Kejagung.
    KPK mengusut dugaan korupsi terkait pengadaan minyak mentah dan produk jadi kilang minyak oleh Pertamina Energy Trading Ltd. (Petral) atau PT Pertamina Energy Services Pte. Ltd (PES) periode 2009-2015.
    Kedua, kasus dugaan korupsi yang terjadi di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang menyeret nama eks Mendikbudristek Nadiem Makarim.
    Kejagung tengah menyidik kasus dugaan korupsi dalam pengadaan laptop Chromebook di Kemendikbudristek tahun 2019–2022.
    Kasus ini bahkan sudah dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat untuk segera disidangkan.
    Sementara itu, KPK diketahui tengah menyidik kasus dugaan korupsi terkait pengadaan Google Cloud di Kemendikbudristek.
    Periode kasus ini berdekatan dengan kasus yang tengah ditangani Kejagung. Bahkan, KPK mengklaim Nadiem merupakan calon tersangka dalam pengadaan Google Cloud.
    Nama Nadiem Makarim terseret di dua kasus berbeda, pengadaan laptop berbasis Chromebook dan pengadaan Google Cloud.
    Berdasarkan catatan
    Kompas.com
    , Kejagung lebih dahulu mengumumkan penyidikan kasus Chromebook.
    Pada 4 September 2025, Kejagung resmi menetapkan Nadiem Makarim sebagai tersangka dalam kasus pengadaan laptop berbasis Chromebook. Dia menyusul empat orang lainnya yang sudah lebih dahulu ditetapkan sebagai tersangka.
    Dalam kasus ini, Nadiem diduga telah melakukan sejumlah pengondisian agar produk Google ini bisa memenangkan pengadaan di kementerian yang dipimpinnya.
    Sementara terkait penyidikan Google Cloud, KPK belum menjelaskan lebih lanjut soal substansi kasusnya karena masih diselidiki.
    Namun, Pelaksana Tugas (Plt.) Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK Asep Guntur Rahayu mengatakan, orang-orang yang terlibat di kasus Google Cloud dan Chromebook sama. Salah satunya, eks Mendikbudristek Nadiem Makarim.
    KPK diketahui sudah cukup lama mengusut dugaan korupsi dalam pengadaan minyak mentah dan produk kilang di Pertamina Energy Trading Limited (Petral)/Pertamina Energy Service Pte Ltd (PES) periode tahun 2009-2015.
    Pada 2019, Lembaga Antirasuah sempat melakukan pemeriksaan lanjutan pada sejumlah saksi.
    Penyidikan masih dilaksanakan hingga 2025 ini. Hingga akhirnya, KPK menerbitkan surat perintah penyidikan (sprindik) baru pada 3 November 2025.
    Kasus Petral yang kini diusut lagi merupakan pengembangan dari dua kasus. Pertama, kasus suap pengadaan katalis di PT Pertamina (persero) tahun anggaran 2012-2014 dengan salah satu tersangka Direktur Pengolahan PT Pertamina Chrisna Damayanto.
    Kedua, kasus pengadaan minyak mentah dan produk jadi kilang pada periode 2012-2014, dengan tersangka Bambang Irianto selaku Direktur Petral.
    Sementara itu, Kejagung juga melakukan penyidikan untuk kasus pengadaan minyak mentah pada periode 2008-2015. Sejauh ini, sudah ada 20 orang saksi yang diperiksa.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Gaya Gibran Hadiri Indonesia-Africa CEO Forum: Pidato, Keliling Sapa Delegasi, dan Buat Catatan

    Gaya Gibran Hadiri Indonesia-Africa CEO Forum: Pidato, Keliling Sapa Delegasi, dan Buat Catatan

    Gaya Gibran Hadiri Indonesia-Africa CEO Forum: Pidato, Keliling Sapa Delegasi, dan Buat Catatan
    Tim Redaksi
    JOHANNNESBURG, KOMPAS.com
    – Di tengah ruangan konferensi yang berbentuk huruf U, Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka menyapa dan menyalami satu per satu delegasi yang hadir dalam ajang internasional Indonesia-Africa CEO Forum.
    Mengenakan setelan jas warna gelap, dasi biru muda, dan peci hitam,
    Gibran
    mengelilingi ruangan untuk menyapa dan berbincang singkat dengan perwakilan delegasi
    Afrika Selatan
    yang hadir
    Indonesia-Africa CEO Forum
    di Johannesburg, Afrika Selatan, Jumat (21/11/2025).
    Momen ini terjadi tepatnya sebelum Gibran keluar meninggalkan ruangan acara.
    Jurnalis
    Kompas.com
    Rahel Narda Catherine ikut serta dalam kunjungan kerja rombongan
    Wapres Gibran
    di Afrika Selatan. Ikuti laporan langsung tentang kegiatan Wapres Gibran
    di Sini
    .
    Usai berfoto bersama dengan peserta forum, Gibran tampak berbincang dengan President of the South African Chamber of Commerce and Industry, Mtho Xulu serta para delegasi lain dari Afrika Selatan.
    Setelah itu, Gibran tampak menghampiri para tamu delegasi dari Afrika Selatan yang berada di sisi kiri ruangan konferensi.
    Satu per satu, dia menyapa para delegasi sambil berbincang singkat dalam bahasa Inggris.
    “Ya ini pertama kali saya ke Afrika Selatan,” ujar Gibran ke salah satu delegasi saat bersalaman.
    Dalam salah satu kesempatan, terpotret pula momen Gibran mengenalkan Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang turut mendampinginya berkeliling, kepada salah satu delegasi.
    Setelahnya, Airlangga tampak menjabat tangan delegasi tersebut, sementara Gibran melanjutkan menyapa delegasi lainnya.
    Setelah menyapa semua delegasi dari Afrika Selatan, Gibran melanjutkan menyapa para delegasi dari pihak Indonesia yang berada di sisi kanan ruangan.
    Sama seperti sebelumnya, sembari bersalaman, Gibran menyempatkan berbincang singkat dengan perwakilan RI yang hadir di forum itu.
    Selain berkeliling menyapa delegasi, selama forum berlangsung, Gibran juga terlihat membuat catatan kecil saat mendengarkan paparan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Anindya Novyan Bakrie.
    Dari pantauan
    Kompas.com
    , ada momen di mana Gibran menundukan kepala seolah sedang menulis catatan di atas kertas yang ada di mejanya.
    Momen ini terjadi beberapa kali ketika Anindya sedang memberikan pidato dalam ajang internasional tersebut.
    Selepas acara, Gibran bersama Airlangga serta para wakil menteri (wamen) terlihat berjalan kali bersama.
    Putra sulung Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) itu berjalan diapit Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Arrmanatha Nasir.
    Di belakangnya terlihat pejabat lainnya seperti Ketua Umum Kadin Anindya Novyan Bakrie, Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Thomas Djiwandono, serta jajaran perwakilan KBRI di Afrika Selatan.
    Sambil berjalan kaki dari lokasi acara Indonesia-Africa CEO Forum menuju tempat penginapan, mereka terlihat berbincang dan tertawa bersama.
    Gibran juga terlihat ikut tertawa dan tersenyum saat mengobrol santai dengan menteri dan wamen.
    Di forum internasional itu, Gibran membuka pidatonya dengan menyampaikan salam dari Presiden Prabowo Subianto.
    Dia juga menegaskan, Indonesia-Africa CEO Forum 2025 ini merupakan agenda pertamanya usai mendarat di Bandar Udara Internasional O.R. Tambo, Johannesburg, Afrika Selatan, Jumat sore.
    “Salam hangat dari Presiden Prabowo untuk Anda semua, dan juga apresiasi yang mendalam kepada pemerintah Afrika Selatan atas keramahan dan pengaturan yang sangat baik,” kata Gibran saat berpidato dalam bahas Inggris.
    “Sebenarnya, saya baru tiba sekitar satu jam yang lalu. Penerbangannya memang panjang, tetapi saya sangat senang melihat Anda semua di sini,” ujarnya lagi.
    Dalam rangkaian acara
    KTT G20
    ini, Gibran menyebut bahwa Indonesia-Africa CEO Forum merupakan langkah besar untuk memperkuat hubungan dan komitmen kedua negara.
    Dia pun berharap Indonesia dan Afrika Selatan dapat memperluas kerja sama.
    “Dengan kolaborasi, negara-negara ekonomi berkembang dapat membentuk masa depan. Pertumbuhan global tidak hanya harus kuat tetapi juga adil dan inklusif,” katanya.
    Gibran juga menyinggung pertemuan Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa dan Presiden RI Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta Pusat pada 22 Oktober 2025.
    Menurut Gibran, lewat pertemuan antara kedua Kepala Negara telah disepakati adanya bebas visa antara Indonesia dan Afrika Selatan.
    “Kedua presiden sepakat untuk bebas visa masuk, jadi saya pikir ini kabar baik bagi Anda semua, tidak ada lagi visa dan juga untuk mendorong perdagangan dan investasi di bidang pertanian dan energi,” ujarnya.
    Dalam kesempatan tersebut, Gibran turut menyatakan komitmen Indonesia memperluas investasi di Afrika Selatan.
    Sebab, dia menyebut, Afrika Selatan adalah mitra strategis Indonesia.
    “Indonesia juga berkomitmen untuk memperluas investasi di Afrika Selatan. Afrika Selatan adalah mitra strategis dan pintu gerbang kami ke pasar Afrika,” kata Gibran.
    Di saat yang sama, Gibran menyebut Indonesia juga menawarkan sejumlah hal ke Afrika Selatan di antaranya kapasitas industri, sumber daya manusia, hinga akses ke pasar ASEAN.
    “Indonesia juga menawarkan kapasitas industri, sumber daya manusia, jaringan manufaktur, teknologi, dan akses ke pasar ASEAN,” ujarnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Gibran Sampaikan Salam dari Prabowo Saat Berpidato di Indonesia-Afrika CEO Forum

    Gibran Sampaikan Salam dari Prabowo Saat Berpidato di Indonesia-Afrika CEO Forum

    Gibran Sampaikan Salam dari Prabowo Saat Berpidato di Indonesia-Afrika CEO Forum
    Tim Redaksi
    JOHANNESBURG, KOMPAS.com
    – Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming menyampaikan salam dari Presiden Prabowo Subianto saat menghadiri acara Indonesia-Africa CEO Forum di Johannesburg, Afrika Selatan, Jumat (21/11/2025).
    Salam tersebut disampaikan
    Gibran
    saat berpidato dalam forum yang dihadiri President of the South African Chamber of Commerce and Industry, Mtho Xulu dan perwakilan delegasi terkait dari Afrika Selatan tersebut.
    “Salam hangat dari Presiden
    Prabowo
    untuk Anda semua, dan juga apresiasi yang mendalam kepada pemerintah Afrika Selatan atas keramahan dan penyambutan yang sangat baik,” kata Gibran saat berpidato dalam bahasa Inggris.
    Gibran berpandangan, forum ini merupakan langkah besar untuk memperkuat hubungan kedua negara.
    Dia pun berharap kedua negara semakin berkomitmen untuk memperluas kerja sama.
    “Dengan kolaborasi, negara-negara ekonomi berkembang dapat membentuk masa depan. Pertumbuhan global tidak hanya harus kuat tetapi juga adil dan inklusif,” ujar Gibran.
    Dalam kesempatan ini, Gibran juga menyoroti soal pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa di Istana Merdeka, Jakarta Pusat pada 22 Oktober 2025.
    Gibran menyebut, kunjungan tersebut mencerminkan kerja sama yang erat antara kedua negara.
    “Kedua presiden sepakat untuk bebas visa masuk, jadi saya pikir ini kabar baik bagi Anda semua, tidak ada lagi visa dan juga untuk mendorong perdagangan dan investasi di bidang pertanian dan energi,” katanya.
    Selain itu, menurut dia, Indonesia juga berkomitmen untuk memperluas investasi di Afrika Selatan.
    Gibran mengatakan, Afrika Selatan adalah mitra strategis dan pintu gerbang untuk masuk ke pasar Afrika.
    “Di saat yang sama, Indonesia juga menawarkan kapasitas industri, sumber daya manusia, jaringan manufaktur, teknologi, dan akses ke pasar ASEAN,” ujarnya.
    Dia menambahkan, keberadaan Dewan Bisnis Tingkat Tinggi Indonesia dan Afrika Selatan menunjukkan bahwa pemerintah dan sektor swasta dapat bekerja sama.
    “Saya juga menyambut baik penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) tentang industri strategis hari ini. Saya berharap ini akan membawa manfaat besar bagi kedua negara,”
    ucapnya.
    Menutup pidatonya, Gibran menekankan komitmen Indonesia untuk meningkatkan investasi dan kerja sama ekonomi dengan Afrika Selatan.
    “Jadi, jika ada pertanyaan, mohon beri tahu kami. Bersama saya, salah satu menteri, wakil menteri, dan duta besar terbaik kami, dan tentu saja, kami dari KADIN Indonesia,” ujarnya.
    Gibran mengatakan, Indonesia juga terbuka untuk membantu karena Afrika adalah benua yang akan menentukan masa depan.
    “Afrika berkembang sangat pesat dan penuh potensi. Afrika adalah masa depan, dan Indonesia ingin membangun masa depan itu bersama Afrika,” kata Gibran.
    Diketahui, kehadiran Gibran di Afrika Selatan dalam rangka menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 untuk mewakili Presiden Prabowo Subianto.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.