Anggaran MBG Rp 25 Triliun Sebulan, DPR: Bukan Main-main, Harus Dikawal dari Fraud
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Anggota Komisi IX DPR RI
Irma Suryani Chaniago
mengingatkan bahwa pengelolaan program
Makan Bergizi Gratis
(MBG) harus dilakukan secara transparan dan dijauhkan dari tindak kecurangan atau
fraud
.
Sebab, pemerintah membutuhkan
anggaran Rp 25 triliun
per bulan atau Rp 300 triliun per tahun dengan total 82,9 juta orang penerima manfaat MBG.
“Itu bukan anggaran main-main. Oleh karena itu, pengelolaan harus betul-betul transparan dan dikawal dari fraud,” kata Irma saat dikonfirmasi, Selasa (4/3/2025).
Irma mengatakan, MBG merupakan program prioritas Presiden RI Prabowo Subianto.
Menurutnya, pemerintah kemungkinan sudah mempersiapkan anggaran kurang lebih Rp 25 triliun dalam sebulan.
Selain itu, ia mengingatkan bahwa kualitas dan variasi menu makanannya harus dikontrol baik dari aspek kebersihan, nilai gizi, dan pendistribusian.
“Pola dapur umum di mana per dapur mensupply 3.000 pack juga rawan dari basi jika katering tidak berpengalaman dan kurang kontrol,” lanjutnya.
Politikus Partai Nasdem ini juga mengungkapkan bahwa Komisi IX DPR RI sedang mencari formula tepat terkait pemberian MBG.
“Karena permasalahan yang cukup kompleks dalam melaksanakan program ini, Komisi IX masih mencari bentuk yang tepat agar pemberian MBG tepat kualitas dan betul-betul bermanfaat,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana menyebutkan bahwa pemerintah butuh anggaran Rp 25 triliun per bulan untuk membagikan MBG kepada 82,9 juta orang penerima.
“Jika cakupan penerima meningkat menjadi 82,9 juta orang, maka anggaran yang dibutuhkan mencapai Rp 25 triliun per bulan,” kata Dadan di Jakarta, Senin (3/3/2025).
Menurutnya, ini baru akan dimulai pada September, Oktober, November, dan Desember 2025.
Dadan mengatakan, program MBG yang berjalan saat ini hanya untuk 3 juta penerima manfaat dengan anggaran di kisaran Rp 1 triliun per bulan.
Namun, dengan rencana percepatan menjadi 82,9 juta penerima, anggaran tersebut akan meningkat drastis mulai September hingga Desember 2025.
Ia juga memastikan bahwa anggaran Rp 71 triliun sudah dialokasikan untuk program ini di tahun 2025, dan tambahan Rp 25 triliun per bulan akan diusulkan untuk memenuhi kebutuhan program.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Category: Kompas.com Nasional
-
/data/photo/2024/10/30/672223557039f.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Anggaran MBG Rp 25 Triliun Sebulan, DPR: Bukan Main-main, Harus Dikawal dari Fraud
-
/data/photo/2025/03/01/67c2a47fc6759.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Pengadaan Maung di Tengah Efisiensi, Istana: Itu Mobil Kebutuhan Operasional TNI-Polri
Pengadaan Maung di Tengah Efisiensi, Istana: Itu Mobil Kebutuhan Operasional TNI-Polri
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Pihak Istana menegaskan bahwa pengadaan
mobil taktis Maung
adalah kebutuhan operasional dari instansi
TNI-Polri
.
Kepala Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi menegaskan hal ini merespons adanya penyerahan mobil Maung di tengah pemberlakuan kebijakan
efisiensi kementerian
/lembaga.
“Itu bukan mobil dinas, kan itu, itu mobil kebutuhan operasional TNI-Polri, kan mereka harus gunakan untuk kebutuhan dasar, pelayanan dasar, kan memang tidak digunakan efisiensi,” kata Hasan, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (3/3/2025).
Karena mobil tersebut merupakan kebutuhan operasional, lanjut dia, maka tidak terkena efisiensi.
“Tidak diperlakukan efisiensi untuk kebutuhan-kebutuhan tugas dan fungsi mereka,” ucap dia.
Hasan menekankan bahwa efisiensi tidak berdampak pada pelayanan dasar masyarakat.
“Pelayanan dasar, pelayanan pegawai, pelayanan masyarakat itu kan tidak dikenakan efisiensi, jadi jangan semua dipukul rata, gitu, itu kebutuhan taktis semua,” ujar dia.
Diketahui,
Kementerian Pertahanan
(Kemenhan) menyerahkan 700 unit Maung MV3 kepada TNI-Polri pada 1 Maret 2025.
Penyerahan ini merupakan yang kedua dari total 4.100 unit yang telah dipesan kepada PT Pindad.
Mabes TNI mendapatkan 50 unit kendaraan Maung MV3.
Kemudian, TNI Angkatan Darat menerima sebanyak 400 unit, sedangkan matra Angkatan Laut menerima 100 unit.
Adapun matra Angkatan Udara juga menerima 100 unit, dan Polri menerima 50 unit Maung MV3.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2024/06/11/6667e66f9a1bb.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Libur Lebaran untuk Anak Sekolah Dipercepat, Mulai 21 Maret 2025
Libur Lebaran untuk Anak Sekolah Dipercepat, Mulai 21 Maret 2025
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti menyampaikan bahwa akan ada perubahan
libur sekolah
jelang
Idul Fitri 2025
.
Libur sekolah
Idul Fitri mulanya dimulai pada tanggal 26 Maret 2025, kini dipercepat menjadi mulai tanggal 21 Maret 2025.
“21-28 Maret dan 2-8 April itu libur Idul Fitri sekolah atau madrasah atau satuan pendidikan keagamaan,” tutur Mu’ti saat ditemui di Jakarta Pusat, Senin (3/3/2025).
“Kemudian, 9 April 2025 mulai belajar lagi di sekolah, madrasah, dan satuan pendidikan keagamaan,” ujar dia.
Mu’ti mengatakan perubahan jadwal libur Lebaran untuk sekolah, madrasah, dan satuan pendidikan agama ini sudah disepakati dengan Menteri Dalam Negeri dan dengan Menteri Agama.
“Tinggal menunggu tanda tangan Surat Edaran Bersama 3 Menteri,” ucapnya.
Adapun perubahan ini untuk menyesuaikan kebijakan Kementerian Perhubungan yang menetapkan
Work From Anywhere
(WFA) dimulai 24 Maret 2025.
“Perubahan ini sesuai dengan pertemuan kami dengan Kementerian Perhubungan, sesuai dengan peraturan tentang WFA,” ucap Mu’ti.
Keputusan ini akan disampaikan dan berlaku secara resmi setelah surat keputusan sudah ditandatangani.
Berikut perubahan jadwal libur Ramadhan dan Idul Fitri 2025:
27 Februari – 5 Maret 2025:
Belajar mandiri di lingkungan keluarga, tempat ibadah, dan masyarakat.
6-20 Maret 2025:
Belajar di sekolah atau madrasah atau satuan pendidikan keagamaan.
21-28 Maret hingga 2-8 April 2025:
Libur Idul Fitri bagi sekolah atau madrasah atau satuan pendidikan keagamaan.
9 April 2025:
Kembali belajar di sekolah atau madrasah atau satuan pendidikan keagamaan.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2024/10/10/6707ebdf5502f.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Golkar Bantah Bahlil Terlibat dalam Mega Korupsi Pertamina Rp 1 Kuadriliun
Golkar Bantah Bahlil Terlibat dalam Mega Korupsi Pertamina Rp 1 Kuadriliun
Tim Redaksi
KOMPAS.com
– Dalam beberapa pekan terakhir, kasus dugaan korupsi di lingkungan Pertamina dengan potensi kerugian negara mencapai Rp 1 kuadriliun menjadi perhatian publik.
Kejaksaan Agung (Kejagung) telah menetapkan sembilan tersangka terkait kasus yang terjadi pada 2018-2024.
Dalam diskusi terbaru, sejumlah pihak menyeret nama Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)
Bahlil Lahadalia
, dalam skandal mega korupsi tersebut.
Ketua Bidang Media dan Penggalangan Opini Partai
Golkar
Nurul Arifin menegaskan bahwa tuduhan terhadap Bahlil salah alamat.
“Narasi yang menyebut Pak Bahlil terlibat dalam kasus korupsi di Pertamina merupakan fitnah. Pak Bahlil saja baru menjabat sebagai Menteri ESDM pada Agustus 2024. Skandal korupsi ini terjadi pada 2018-2023,” ucapnya dalam keterangan pers, Senin (3/3/2025).
Nurul menekankan, Bahlil tidak memiliki keterlibatan dalam setiap keputusan yang diambil pada periode tersebut.
Sebaliknya, kata dia, Bahlil meminta produksi minyak mentah dalam negeri harus diolah melalui fasilitas pengolahan minyak atau kilang dalam negeri.
Dengan kebijakan tersebut, Kementerian ESDM tidak lagi mengizinkan ekspor minyak mentah ke luar negeri.
“Kementerian ESDM di bawah kepemimpinan Pak Bahlil tengah berbenah. Salah satunya soal tata kelola minyak mentah melalui izin impor bahan bakar minyak (BBM),” kata Nurul.
Ia juga menjelaskan, Kementerian ESDM sedang mempercepat proses impor BBM menjadi enam bulan, dari yang sebelumnya satu tahun. Hal ini bertujuan untuk memudahkan evaluasi setiap tiga bulan.
Nurul berharap, publik lebih cerdas dan kritis dalam menilai kasus tersebut sehingga tidak terjadi salah persepsi dalam mengawal kasus korupsi yang merugikan rakyat.
“Ini menjadi pelajaran kita bersama bahwa pihak terkait harus bertanggung jawab atas dugaan kasus korupsi ini,” ungkapnya.
Nurul juga mengajak semua pihak, termasuk Pertamina untuk berbenah demi meningkatkan pelayanan publik.
Pengamat komunikasi dari London School of Public Relations (LSPR), Ari Junaedi menilai, terdapat muatan politis dalam narasi keterlibatan Bahlil dalam dugaan kasus korupsi di Pertamina.
Hal ini karena Bahlil menjabat sebagai Menteri ESDM sekaligus Ketua Umum Partai Golkar.
“Isu
reshuffle
, isu korupsi di Pertamina, ini kental sekali dengan muatan politik di belakangnya yang ingin menggoyang kepemimpinan Pak Bahlil sebagai pucuk pimpinan Golkar,” ujar Ari.
Ia juga mengatakan, publik harus lebih bijak dalam menyaring informasi, apalagi saat ini bukan masa politik.
“Politik itu dinamis dan bisa menghalalkan segala cara untuk meraih kekuasaan,” ucap Ari.
Ia menambahkan bahwa tuduhan publik, terutama dari warganet, terhadap Bahlil tidak tepat.
Sebab, kronologi kasus
korupsi Pertamina
tidak bertepatan dengan masa jabatan Bahlil sebagai Menteri ESDM.
“Tuduhan atau opini publik terhadap Menteri Bahlil dalam kasus korupsi Pertamina menurut saya salah alamat. Apa buktinya?,” ujar Ari, yang juga merupakan Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/03/03/67c583b3c0753.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Direksi LPEI Bertemu dengan Debitur untuk Atur Pemberian Kredit
Direksi LPEI Bertemu dengan Debitur untuk Atur Pemberian Kredit
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Komisi Pemberantasan
Korupsi
(
KPK
) mengungkapkan bahwa direksi Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (
LPEI
) pernah bertemu dengan pihak debitur, yakni
PT Petro Energy
, sebelum menyetujui kredit.
Plt Direktur Penyidikan KPK Budi Sokmo menyebutkan, dalam pertemuan itu, kedua belah pihak menyepakati agar proses pemberian kredit dipermudah, meski PT Petro Energy tidak layak menerima kredit.
“Karena memang di awal sebelum dilaksanakan proses pemberian kredit antara Direksi (LPEI) dan PT PE (Petro Energy) yang tadi telah dijadikan tersangka dua orang tersebut, terjadi pertemuan,” kata Budi di Gedung Merah Putih, Jakarta, Senin (3/3/2025).
Ketika itu, kata dia, perjanjian pemberian kredit untuk PT Petro Energy (PE) sebesar Rp 1 triliun diberikan secara bertahap.
“Hal ini dilaksanakan juga, yaitu pada saat para bawahan dari direktur (LPEI) menyampaikan bahwa PT PE ini sebenarnya tidak layak untuk menerima kredit karena kondisi keuangannya yang tidak baik,” ujar Budi.
Di sisi lain, Budi juga mengatakan bahwa PT Petro Energy melakukan kecurangan dengan membuat kontrak palsu yang dijadikan dasar ketika mengajukan kredit ke LPEI.
Hal ini sudah diketahui oleh direksi LPEI, tetapi mereka tidak mencek dan malah membiarkan kredit pertama dicairkan sebesar Rp 229 miliar.
“Dan ini sudah diketahui dan diberikan masukan oleh pihak analis ataupun bawahan dari direktur. Namun, para direktur tetap memberikan kredit kepada PT PE walaupun kondisi tersebut sudah dilaporkan dari bawahan,” ujar Budi.
Ia menambahkan, PT Petro Energy mestinya tidak berhak mendapatkan
top-up
kredit sebesar Rp 400 miliar dan Rp 200 miliar setelah pengucuran yang pertama.
“Namun, ini tidak diindahkan oleh para direktur yang mempunyai kewenangan untuk memberikan persetujuan terhadap dikeluarkannya kredit tersebut,” kata Budi.
Tak hanya itu, PT Petro Energy memalsukan
purchase order
maupun
invoice
tagihan yang digunakan ketika melakukan pencairan di LPEI.
Hal ini terkonfirmasi dari saksi-saksi maupun dokumen-dokumen serta barang bukti elektronik yang ditemukan penyidik KPK.
Di sisi lain, LPEI menyebutkan di dalam proposal bahwa tujuan memproduksi kredit adalah untuk bisnis bahan bakar solar.
“Namun faktanya, mereka melakukan
side streaming
, jadi tidak digunakan untuk bisnis solar tersebut, tapi malah digunakan untuk berinvestasi ke usaha yang lain,” kata Budi.
Berdasarkan perhitungan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), kerugian keuangan negara akibat kasus
korupsi
di LPEI ini mencapai 60 juta dollar AS atau setara Rp 900 miliar.
“Jadi total kurang lebih Rp 900 miliar atau dikurskan dalam USD kurang lebih 60 juta USD,” ucap dia.
Dalam perkara ini, KPK menetapkan lima tersangka dalam kasus korupsi pemberian kredit oleh LPEI.
Mereka yang ditetapkan sebagai tersangka adalah Dwi Wahyudi selaku Direktur Pelaksana I LPEI; Arif Setiawan selaku Direktur Pelaksana IV LPEI; Jimmy Masrin, Newin Nugroho, dan Susy Mira Dewi Sugiarta selaku debitur dari PT Petro Energy.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/02/25/67bd89a0850e6.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Badan Gizi Minta SPPG Bikin Media Sosial demi Transparansi
Badan Gizi Minta SPPG Bikin Media Sosial demi Transparansi
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –Badan Gizi Nasional
(BGN) meminta agar Satuan Pengelola Pengelolaan Gizi (SPPG) yang bertanggung jawab dalam
program Makan Bergizi Gratis
(MBG) membuat akun media sosial dan mengunggah menu makan bergizi yang mereka buat.
Kepala BGN Dadan Hindayana mengatakan, pembuatan akun media sosial itu perlu sebagai bentuk transparansi agar publik dapat mengawasi pekerjaan SPPG.
“Kami selanjutnya sekarang meminta kepada seluruh SPPG untuk membuat media sosial, seperti Instagram dan Facebook, agar semua yang dimasak di hari itu diunggah ke media sosial sebagai bagian dari pengawasan bersama,” kata Dadan di Jakarta, Senin (3/3/2025).
Ia mengatakan, keterbukaan media sosial merupakan langkah transparansi yang diharapkan dapat membantu masyarakat ikut memantau kualitas makanan yang disalurkan.
“Ini menjadi bagian dari pengawasan bersama agar kualitas makanan tetap terjaga,” kata Dadan.
Meskipun unggahan video dan foto lewat media sosial tidak sepenuhnya bisa memastikan pengawawan akan produk MBG tersebut, tetapi ini diharapkan menjadi sarana komunikasi kepada publik.
“Kalau untuk rasa, mereka yang menerima, (kalau kualitas soal basi atau tidak), itu biasanya akan ada laporan dari lokasi masing-masing, pasti,” ujar Dadan.
“Perlu diketahui bahwa dari pengalaman kami yang sudah hampir 14 bulan, setiap bulan bahan kami dicek, baik bahan baku maupun makanan yang disajikan,” kata dia.
Kendati demikian, Dadan mengeklaim bahwa evaluasi terhadap pelaksanaan program MBG selama dua bulan terakhir menunjukkan hasil yang cukup baik.
“Alhamdulillah, secara umum berjalan lancar. SPPG yang telah beroperasi lebih dari empat minggu sudah terbiasa dengan sistemnya dan hampir tidak ada masalah lagi,” ujar Dadan.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
/data/photo/2025/02/28/67c187a85f088.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2024/06/12/666994d46635a.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/02/24/67bc404fd6c30.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/02/28/67c18b3acaf6a.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)