Category: Kompas.com Nasional

  • Menhub: WFA ASN Berdampak Baik bagi Arus Mudik dengan Kereta Api
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        29 Maret 2025

    Menhub: WFA ASN Berdampak Baik bagi Arus Mudik dengan Kereta Api Nasional 29 Maret 2025

    Menhub: WFA ASN Berdampak Baik bagi Arus Mudik dengan Kereta Api
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Menteri Perhubungan (
    Menhub
    ) Dudy Purwagandhi menilai bahwa kebijakan pemerintah menerapkan
    work from anywhere
    (WFA) kepada aparatur sipil negara (ASN) pada masa
    mudik Lebaran
    2025 berbuah positif karena kepadatan terurai.
    Salah satunya terjadi moda transportasi
    kereta api
    yang membuat pemudik terbagi rata dalam 10 hari jelang
    Lebaran 2025
    .
    “Saya ingin menyampaikan bahwa kebijakan pemerintah berkaitan dengan
    work from anywhere
     dapat berdampak cukup baik bagi kereta api, di mana H-10 pergerakannya konstan sehingga pada saat
    peak
    itu juga tidak terlalu
    peak
    ,” kata Menhub saat jumpa pers di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Sabtu (29/3/2025).
    Hal itu disampaikan Menhub usai meninjau langsung situasi mudik di Stasiun Gambir bersama Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
    Dudy lantas memaparkan data penumpang di Stasiun Gambir. Disebutkan bahwa Stasiun Gambir merupakan stasiun terpadat nomor dua setelah Stasiun Pasar Senen.
    “Sampai dengan tadi pagi jam 10, hari ini sudah diberangkatkan sekitar 217.000 penumpang,” ujar Menhub.
    Terkait layanan yang diberikan Stasiun Gambir kepada penumpang, menurut dia, juga sudah sangat baik dan mendukung.
    Dia pun mengapresiasi petugas dan pihak PT
    Kereta Api
    Indonesia (KAI) yang memberikan pelayanan baik bagi para pemudik.
    Namun, Dudy mengingatkan bahwa keamanan dan kenyamanan penumpang harus menjadi perhatian utama kepada setiap layanan moda transportasi.
    “Kami tekankan sekali lagi kepada PT Kereta Api dan juga layanan moda yang lain bahwa keamanan dan kenyamanan atau keselamatan itu harus menjadi perhatian yang utama,” kata Dudy.
    Sebagai informasi, pemerintah resmi menerapkan kebijakan WFA atau bekerja dari mana saja bagi ASN atau pegawai negeri sipil (PNS) menjelang Lebaran 2025.
    Kebijakan ini berlaku selama empat hari, yakni Senin hingga Kamis, 24-27 Maret 2025.
    Keputusan ini diambil guna mengurangi kemacetan lalu lintas yang sering terjadi selama arus mudik Lebaran.
    Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menegaskan bahwa kebijakan ini merupakan upaya untuk membantu mengurai kepadatan kendaraan, terutama di wilayah Pulau Jawa.
    “Macet bahkan di mana-mana, terutama di Jawa. Oleh karena itu, akan dilaksanakan bekerja dari mana saja , WFA. Itu yang disampaikan oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi mulai Senin, tanggal 24, 25, 26, 27, dan seterusnya,” ujar Tito dalam rapat inflasi pada 10 Maret 2025.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kapolri Ungkap Tiket Kereta Api untuk Mudik dan Balik Lebaran Masih Tersedia
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        29 Maret 2025

    Kapolri Ungkap Tiket Kereta Api untuk Mudik dan Balik Lebaran Masih Tersedia Nasional 29 Maret 2025

    Kapolri Ungkap Tiket Kereta Api untuk Mudik dan Balik Lebaran Masih Tersedia
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com

    Kapolri
    Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan bahwa moda transportasi
    kereta api
    masih tersedia untuk
    mudik Lebaran
    2025.
    Sebab, menurut dia, penjualan tiket kereta api baru mencapai 86 persen berdasarkan data yang diterima.
    “Dari data yang kita lihat bahwa untuk kereta api ini masih digunakan 86 persen. Jadi masih ada sisa cukup banyak,” kata Kapolri dalam jumpa pers di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Sabtu (29/3/2025).
    Kapolri mengatakan hal itu setelah melihat langsung situasi keamanan dan kenyamanan arus mudik di Stasiun Gambir, didampingi tiga menteri yakni Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi, Menko PMK Pratikno dan Menkes Budi Gunadi Sadikin.
    Oleh karena itu, Listyo Sigit menyarankan agar masyarakat yang ingin mudik dapat menggunakan kereta api.
    Terlebih, dia menyampaikan bahwa tiket kereta api untuk arus balik juga masih tersisa.
    “Jadi bagi masyarakat ingin melaksanakan mudik hari ini dan juga nanti balik (disarankan). Ini yang balik yang pesan tiket balik masih separuhnya,” ujar jenderal polisi bintang empat ini.
    Di lain sisi, Kapolri menilai bahwa sisi keamanan dan kenyamanan pada moda transportasi kereta api sudah baik.
    Ketepatan waktu kereta api, menurut dia, juga bisa menjadi pertimbangan para pemudik untuk menggunakan moda transportasi ini.
    “Tentunya ini bisa juga digunakan untuk mengurangi kepadatan di jalur darat. Karena memang ruang yang disiapkan oleh jalur kereta api masih cukup banyak dan ini bisa menjadi alternatif,” katanya.
    Sebelumnya diberitakan, PT
    Kereta Api
    Indonesia (Persero) melaporkan bahwa penjualan tiket kereta
    mudik Lebaran 2025
    baru mencapai 60 persen dari jumlah kursi yang disediakan.
    Direktur Utama PT KAI Didiek Hartantyo menyebutkan, pihaknya telah menyediakan total kapasitas hingga 4.591.510 tempat duduk selama periode mudik
    Lebaran 2025
    .
    Dari jumlah tersebut, 3.443.832 kursi dialokasikan untuk kereta jarak jauh dan 1.147.678 kursi untuk kereta api lokal.
    “Hingga per hari ini jumlah tiket yang sudah terjual sekitar 60,18 persen dari total kapasitas yang kami sediakan, atau sebanyak 2.763.025 tiket,” ujarnya usai menggelar Apel Gelar Pasukan Angkutan Lebaran 2025 di Halaman Stasiun Gambir, Jakarta pada 24 Maret 2025.
    Didiek memaparkan, dari jumlah tersebut, 2.577.897 tiket merupakan tiket KAJJ dengan tingkat okupansi mencapai 74,86 persen.
    Sementara itu, tiket KA Lokal yang telah terjual sebanyak 185.128 tiket atau 16,13 persen dari total kapasitas.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Warga di 131 Daerah Ini Tak Lagi Khawatir Kekeringan Air
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        29 Maret 2025

    Warga di 131 Daerah Ini Tak Lagi Khawatir Kekeringan Air Nasional 29 Maret 2025

    Warga di 131 Daerah Ini Tak Lagi Khawatir Kekeringan Air
    Penulis
    KOMPAS.com
    — Bencana
    kekeringan
    bagaikan teman setia yang tak diharapkan warga Nusa Tenggara Timur (
    NTT
    ).
    Pada 2023, sebanyak 8 kabupaten didera kekeringan, sedangkan 14 wilayah lainnya siaga kekeringan.
    Tahun berikutnya, 225 dari 309 wilayah kecamatan di NTT ditetapkan siaga kekeringan. Alhasil, tak sedikit warga di NTT terpaksa menempuh jarak 6 hingga 10 kilometer untuk membeli
    air bersih
    , yang dibanderol Rp 2.500 per 20 liter.
    Salah satu wilayah yang rawan kekeringan saat musim kemarau adalah Desa Tanaduen, Kangae, Kabupaten Sikka, NTT.
    Kepala Desa Tanaduen Paulus Johnson Aritos mengatakan, akses air bersih menjadi sebuah permasalahan yang kerap dihadapi wilayahnya saat musim kemarau.
    “Kendala untuk mengakses air bersih di desa kami sering terjadi. Kami terus berusaha untuk memenuhi kebutuhan air bersih dengan berbagai cara karena akses air bersih menjadi salah satu isu penting. Sejalan dengan pentingnya air untuk menjaga kesehatan,
    sanitasi
    , dan kebutuhan dasar di desa,” ucapnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (29/3/2025).
    Keresahan Paulus dan masyarakat Desa Tanaduen mendapatkan jalan keluar pada akhir 2024. Pemerintah daerah dan PT
    Pertamina
    (Persero) membangun sarana infrastruktur air bersih yang meliputi pengeboran sumur, ?instalasi pompa, tempat penyimpanan air bersih berkapasitas 4.600 liter, ?filterisasi dan kelistrikan, serta sistem distribusi yang menjangkau rumah-rumah warga.
    Sarana air bersih tersebut pun diserahkan langsung kepada Kepala Desa Tanaduen sebagai hak milik desa, yang dapat dikelola pemanfaatannya untuk seluruh masyarakat desa.
    Harapannya, sarana itu mampu meningkatkan produktivitas ekonomi masyarakat dengan mengurangi biaya pengadaan air sekaligus meningkatkan efisiensi waktu masyarakat untuk kegiatan produktif.
    Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso menyampaikan komitmen perseroan dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
    Hal itu diwujudkan dengan menjamin ketersediaan serta pengelolaan air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan, sebagaimana tertuang dalam poin 6 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
    Pada 2024, Pertamina Group telah membangun 131 titik sanitasi air bersih yang tersebar di sekitar wilayah operasi, yaitu di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Sumatera Selatan, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, Papua dan Papua Barat Daya.
    “Pertamina tidak hanya melayani energi nasional, tetapi juga peduli dan mendukung kebutuhan masyarakat di bidang kesehatan, pemberdayaan dan ekonomi, pelestarian lingkungan, dan pendidikan. Salah satunya, melalui program
    Sanitasi

    Air Bersih
    yang kami harapkan dapat membantu masyarakat untuk mendapatkan fasilitas dan sanitasi layak yang diperlukan sehari-hari,” tutur Fadjar.
    Sejalan dengan peringatan Hari Air Sedunia yang jatuh pada 23 Maret 2025, Pertamina berkomitmen menjaga ketahanan energi, sekaligus mendorong kesejahteraan Indonesia melalui program sanitasi air bersih.
    Pertamina sebagai pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian SDGs.
    Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social and Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.
    Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan
    Berkelanjutan.

    Selengkapnya

    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Said Abdullah Bagikan Paket Lebaran kepada WBP Rutan Kelas IIB Sumenep
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        29 Maret 2025

    Said Abdullah Bagikan Paket Lebaran kepada WBP Rutan Kelas IIB Sumenep Nasional 29 Maret 2025

    Said Abdullah Bagikan Paket Lebaran kepada WBP Rutan Kelas IIB Sumenep
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com
    – Jelang Hari Raya
    Idul Fitri
    1446 Hijriah, Ketua Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) MH
    Said Abdullah
    kembali menunjukkan kepeduliannya kepada masyarakat.
    Said melalui Said Abdullah Institute (SAI) membagikan 380 paket makanan dan pakaian
    Lebaran
    kepada
    warga binaan
    pemasyarakatan (WBP) di Rutan Kelas IIB Sumenep, Madura, Jawa Timur, Jumat, (28/3/2025).
    Bantuan tersebut disalurkan selepas sesi ceramah agama yang disampaikan oleh Habib Muhsin Alhinduan di masjid dalam rutan.
    Kegiatan berbagi dilakukan secara simbolis sebagai bentuk kepedulian agar warga binaan tetap bisa merayakan Idul Fitri dengan penuh suka cita.
    Sebelumnya, SAI berbagi dengan pedagang kaki lima (PKL) dan ribuan abang becak se-Kabupaten Sumenep.
    Ketua SAI Januar Herwanto mengatakan, kegiatan tersebut merupakan bentuk kepedulian sosial terhadap warga binaan.
    “Total bantuan yang kami berikan sebanyak 383 paket. Semuanya terdiri dari makanan, baju koko, sarung, hingga songkok. Kami berharap, bantuan ini bisa memberikan kebahagiaan dan semangat baru bagi warga binaan,” ujar Januar dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (29/3/2025).
    Selain itu, Januar juga berharap agar bantuan dari pihaknya dapat memberikan motivasi kepada warga binaan untuk menjadi pribadi yang lebih baik setelah kembali ke masyarakat.
    Adapun kegiatan berbagi paket Lebaran telah menjadi agenda tahunan yang rutin dilakukan oleh Said selama 11 tahun terakhir setiap Ramadhan.
    “Ini memang agenda rutin yang selalu dilakukan oleh Bapak MH Said Abdullah. Beliau selalu memastikan bahwa warga binaan tetap bisa merasakan kebahagiaan menjelang Idul Fitri. Selama 11 tahun terakhir (Ramadhan), beliau selalu memberikan bantuan tanpa terlewat,” katanya.
    Salah satu warga binaan, Narto, menyampaikan rasa syukurnya atas perhatian yang diberikan oleh Said.
    “Alhamdulillah, terima kasih kepada Bapak Said yang tidak pernah lupa dengan kami, warga binaan di Rutan Kelas IIB Sumenep. Saya sudah lama di sini dan setiap Ramadhan atau menjelang Idul Fitri selalu mendapat bantuan seperti ini. Semoga Bapak Said selalu diberikan kelancaran rezeki,” ucap Narto.
    Dengan adanya kegiatan berbagi, para warga binaan diharapkan dapat merayakan Idul Fitri dengan lebih bermakna serta memiliki semangat baru untuk menjadi pribadi yang lebih baik di masa depan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • PP Tuntas Terbit, Ruang Gerak Anak di Medsos Kini Diatur
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        29 Maret 2025

    PP Tuntas Terbit, Ruang Gerak Anak di Medsos Kini Diatur Nasional 29 Maret 2025

    PP Tuntas Terbit, Ruang Gerak Anak di Medsos Kini Diatur
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Presiden
    Prabowo Subianto
    resmi mengesahkan Peraturan Pemerintah (PP) tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik Dalam
    Perlindungan Anak
    , pada Jumat (28/3/2025).
    PP yang bernama lain
    PP Tuntas
    ini diyakini memberikan kepastian agar anak terhindar dari bahaya mengakses
    media sosial
    .
    Prabowo menegaskan, masa depan anak-anak cerah, sehingga perlu dilindungi.
    “Dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, hari ini, Jumat 28 Maret 2025, saya Presiden RI Prabowo Subianto mensahkan Peraturan Pemerintah tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik Dalam Perlindungan Anak. PP Tuntas,” ujar Prabowo, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat.
    Prabowo mengatakan bahwa PP ini berawal dari Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid yang mendatanginya di Istana beberapa waktu lalu.
    Meutya, kata Prabowo, menyampaikan bahwa
    perlindungan anak
    di ruang digital sangat dibutuhkan.
    Gayung bersambut, Prabowo meminta Meutya melanjutkan upaya perlindungan anak tersebut.
    Saat mengesahkan PP Tuntas, Prabowo juga mengundang ratusan anak kecil dan siswa.
    Sejumlah menteri Kabinet Merah Putih juga hadir, antara lain Menkomdigi Meutya Hafid, Mendikdasmen Abdul Mu’ti, Menko PMK Pratikno, Mensesneg Prasetyo Hadi, Menteri PPPA Arifatul, Seskab Letkol Teddy Indra Wijaya, hingga Wamenkomdigi Angga Raka Prabowo.
    Lantas, apa isi PP ini?
    PP Tuntas pada dasarnya bakal mengatur salah satunya batas usia anak mengakses media sosial.
    Meutya Hafid menekankan pentingnya pembatasan usia dalam pembuatan akun digital.
    Menurut Meutya, pembatasan usia dan pengawasan dalam pembuatan akun digital dimaksudkan sebagai upaya menunda anak hingga mereka cukup matang untuk memiliki akun media sosial sendiri.
    “Sekali lagi, ini bukan pembatasan akses secara umum. Kalau anaknya menggunakan milik orang tua, dengan pendampingan orang tua, itu diperbolehkan,” ujar Meutya di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Jumat.
    Meutya juga menambahkan, untuk memiliki akun yang mandiri, anak-anak harus memenuhi kriteria tumbuh kembang yang sesuai.
    Tetapi, mekanismenya belum diatur secara resmi. Pemerintah akan membuat peraturan tambahan setingkat menteri untuk mengatur soal itu lebih terperinci.
    PP Tuntas juga mengatur platform media sosial yang bahkan bisa memberikan sanksi terhadap mereka.
    Meutya menuturkan, dalam PP ini, platform penyelenggara sistem elektronik diwajibkan untuk memprioritaskan perlindungan anak di atas kepentingan komersialisasi.
    Pemerintah, kata dia, berkomitmen untuk melindungi anak-anak dari konten berbahaya, eksploitasi komersial, serta ancaman terhadap data pribadi mereka.
    “Jadi, juga ada larangan mengenai profiling data anak,” ucap Meutya.
    Dia juga menekankan bahwa platform dilarang memperlakukan anak-anak sebagai komoditas.
    Meutya menyebut ada sanksi tegas bagi platform yang melanggar ketentuan ini.
    “PP ini bukan memberi sanksi kepada orangtua ataupun anak, tapi sanksi kepada para platform,” imbuhnya.
    Dikutip dari Kompas.id, dalam artikel ”
    Prabowo Sahkan PP Tuntas, Pembuatan Akun Medsos Anak Dibatasi Usia
    “, sanksi administrasi terentang dari teguran sampai penutupan apabila pelanggaran pihak platform terlampau fatal.
    “Pada dasarnya, ini untuk penyelenggara sistem elektronik, termasuk media sosial di situ. Ranahnya terkena ke seluruh PSE,” kata Meutya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Sidang Isbat Digelar Hari Ini untuk Tentukan Hari Lebaran Idul Fitri 2025
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        29 Maret 2025

    Sidang Isbat Digelar Hari Ini untuk Tentukan Hari Lebaran Idul Fitri 2025 Nasional 29 Maret 2025

    Sidang Isbat Digelar Hari Ini untuk Tentukan Hari Lebaran Idul Fitri 2025
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com

    Sidang isbat
    penentuan hari raya Idul Fitri 1 Syawal 1446 Hijriah akan digelar, Sabtu (29/3/2025).
    Direktur Jenderal Bina Masyarakat Islam, Abu Rokhmad, mengatakan, terdapat rangkaian acara yang akan digelar selama
    sidang isbat
    .
    Acara tersebut diawali dengan seminar terkait metode yang biasa digunakan untuk melihat posisi bulan, yakni
    metode hisab
    atau perhitungan astronomi, dan rukyat atau menggunakan pandangan mata.
    “Pukul 16.00 seminar hisab rukyat,” kata Abu, saat dihubungi melalui pesan singkat, Jumat (28/3/2025).
    Kedua metode ini lumrah digunakan untuk menentukan kalender bulan Hijriah.
    Dalam kesempatan berbeda, Abu menjelaskan bahwa meskipun metode hisab sudah memiliki kemajuan pesat,
    metode rukyat
    tetap harus dilakukan.
    Hal ini karena metode tersebut masih digunakan untuk sebagian kelompok masyarakat Indonesia.
    “Pergerakan benda langit itu dinamis. Rukyat menjadi momen pembuktian bahwa hitungan hisab yang kita gunakan selama ini benar-benar akurat. Ini juga menjadi sarana edukasi bagi masyarakat bahwa Islam sangat menghargai ilmu pengetahuan,” ujar dia.
    Dia menyebut sangat penting menjaga keseimbangan ilmu astronomi dengan tradisi keagamaan untuk menentukan awal bulan Hijriah.
    Oleh karena itu, Kementerian Agama hadir memberikan jembatan bagi pendekatan kedua metode tersebut.
    Setelah seminar hisab-rukyat, Kemenag akan menggelar sidang isbat secara tertutup, dan hasilnya akan diumumkan langsung oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar pada pukul 19.00 WIB.
    Sebagai informasi, untuk metode hisab, pemerintah Indonesia berpatokan pada keputusan Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS).
    Kriteria MABIMS ini menentukan awal bulan Hijriah bisa dipastikan ketika ketinggian hilal minimal 3 derajat dengan sudut elongasi minimal 6,4 derajat.
    Data ketinggian hilal berdasarkan perhitungan astronomi pada hari ini, Sabtu (29/3/2025), telah dirilis oleh Muhammadiyah.
    Tinggi bulan pada saat matahari terbenam adalah minus 7 derajat dengan sudut elongasi minus 1 derajat.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • PP Tuntas Terbit, Ruang Gerak Anak di Medsos Kini Diatur
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        29 Maret 2025

    Prabowo Berbelasungkawa Atas Gempa yang Landa Myanmar dan Thailand, Tawarkan Dukungan Pemulihan Nasional 29 Maret 2025

    Prabowo Berbelasungkawa Atas Gempa yang Landa Myanmar dan Thailand, Tawarkan Dukungan Pemulihan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Presiden
    Prabowo Subianto
    mengucapkan belasungkawa atas peristiwa bencana
    gempa bumi
    berkekuatan 7,7 magnitudo di Myanmar dan Thailand, Jumat (28/3/2025).
    Ucapan belasungkawa ini disampaikan Prabowo melalui akun X resminya @prabowo pada Jumat malam pukul 21.23 WIB.
    “Saya menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya atas gempa bumi dahsyat yang melanda Myanmar dan Thailand. Pikiran dan doa kami menyertai rakyat kedua negara selama masa sulit ini,” ujar Prabowo.
    Dia juga menawarkan bantuan kepada dua negara anggota ASEAN tersebut jika diperlukan.
    “Indonesia siap memberikan semua dukungan yang diperlukan untuk upaya pemulihan di daerah yang terkena dampak,” kata dia.
    Sebelumnya, telah terjadi gempa berkekuatan magnitudo 7,7 dengan titik gempa berjarak 13 KM arah utara-barat laut dari Kota Sagaing, Myanmar, pada Jumat (28/3/2025) sekitar pukul 13:00 waktu setempat.
    Gempa juga dirasakan hingga ke wilayah tengah dan utara Thailand, termasuk Bangkok.
    Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (PWNI) Kementerian Luar Negeri RI, Judha Nugraha, menjelaskan bahwa hingga saat ini belum ada informasi WNI yang terluka atas peristiwa tersebut.
    KBRI Yangon dan KBRI Bangkok mengimbau kepada para WNI untuk tetap waspada atas gempa susulan dan segera menghubungi hotline KBRI jika menghadapi keadaan darurat.
    Hotline KBRI Yangon: +9595037055
    Hotline KBRI Bangkok: +65929031103
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Puncak Arus Mudik, Pemudik Tertahan 4 Jam di Pelabuhan Merak untuk Masuk Kapal
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        29 Maret 2025

    Puncak Arus Mudik, Pemudik Tertahan 4 Jam di Pelabuhan Merak untuk Masuk Kapal Nasional 29 Maret 2025

    Puncak Arus Mudik, Pemudik Tertahan 4 Jam di Pelabuhan Merak untuk Masuk Kapal
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Puncak arus
    mudik Lebaran 2025
    mulai terlihat pada Sabtu (29/3/2025) sejak dini hari hingga subuh di
    Pelabuhan Merak
    , Banten.
    Dilansir dari Kompas TV, tampak ratusan pemudik menggunakan mobil tertahan di parkiran pelabuhan untuk masuk ke kapal.
    Salah seorang pemudik, Burhanudin, mengaku sudah menunggu di parkiran masuk kapal sejak pukul 01.30 WIB.
    “Dari jam 01.30 sekarang sudah pukul 05.00. Ya lama juga sih nunggu, kasihan saya bawa anak kecil juga,” kata Burhanudin, Sabtu.
    Burhanudin berangkat dari Cianjur sejak Jumat (28/3/2025) pukul 20.00 WIB.
    Perjalanan di darat hingga masuk pelabuhan pukul 01.00 menurut dia berjalan lancar.
    Saat masuk pelabuhan, kata dia, pengaturan oleh petugas juga berjalan lancar.
    “Di perjalanan alhamdulillah di tol lancar, Provinsi Banten tolnya juga lancar, masuk ke dermaga juga lancar, cuma nunggu kapal saja agak lama,” ungkap dia.
    Dia pun berharap akses masuk ke kapal tidak terlalu lama karena ada banyak pemudik yang membawa anak-anak.
    Senada, pemudik bernama Nisa dari Jakarta juga mengaku menunggu selama 4 jam di parkiran pelabuhan untuk masuk ke kapal.
    Nisa membawa serta keluarga besarnya mudik ke Palembang.
    “Tadi sih nyampenya Merak dari jam 01.00. Sekarang sudah pukul 5, berarti sekitar 4 jam,” ujar Nisa.
    Di perjalanan menuju Merak, diakuinya tidak ada kendala berarti. Kepadatan arus lalu lintas dari Jakarta menuju Merak disebut lancar.
    “Kadang macet kadang enggak, lancar saja di jalan tol-nya, tapi pas sudah masuk pelabuhan macet,” kata dia.
    Nisa mengatakan, bahwa di Pelabuhan Merak banyak kendaraan tertahan ketika hendak masuk gate.
    Tersendatnya kendaraan itu mengular hingga sampai ke parkiran sebelum masuk kapal.
    Meski belum ada data resmi dari PT
    ASDP Indonesia Ferry
    di H-3, pengelola memprediksi, puncak arus mudik Lebaran 2025 terjadi pada Jumat (28/3/2025) atau H-3 Lebaran.
    Direktur Utama ASDP Heru Widodo menyebut, terdapat 67 unit kapal yang siap beroperasi dengan 7 unit dermaga untuk mengantisipasi lonjakan pemudik yang akan menyeberang di lintasan Merak-Bakauheni.
    Menurut Heru, kebijakan WFA dan mempercepat libur sekolah oleh Pemerintah menjadikan arus mudik tahun ini lebih lancar karena sebaran masyarakat mudik terbagi rata.
    “Tren pergerakan kendaraan penumpang mengalami kenaikan cukup tinggi, yang salah satunya didorong kebijakan WFA yang diterapkan pemerintah. Sehingga masyarakat melakukan perjalanan mudik lebih awal, demi mengantisipasi terjadinya antrian signifikan di pelabuhan,” kata Heru, melalui keterangan tertulisnya.
    Berdasarkan data, dari H-10 hingga H-4, sebanyak 50 kapal beroperasi dengan 908 trip perjalanan.
    Adapun jumlah penumpang pejalan kaki yang telah diseberangkan ke Sumatera sebanyak 493.967 orang, terdiri dari 34.845 orang pejalan kaki dan 459.122 orang di dalam kendaraan.
    Sedangkan total kendaraan sebanyak 104.626 unit diseberangkan di rute Merak-Bakauheni dan Ciwandan-Wika Beton.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kembali Fitrah dari Korupsi
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        29 Maret 2025

    Kembali Fitrah dari Korupsi Nasional 29 Maret 2025

    Kembali Fitrah dari Korupsi
    Dosen Fakultas Hukum Universitas Pasundan & Sekretaris APHTN HAN Jawa Barat
    RAMADHAN
    , bulan suci yang oleh banyak orang dianggap sebagai waktu untuk membersihkan diri, menahan hawa nafsu, dan menyaring nurani.
    Di saat jutaan orang menahan lapar dan dahaga sebagai bentuk pengendalian diri, sebagian pejabat negeri ini masih saja rakus, tega mencuri di meja makan rakyat.
    Di ruang-ruang kekuasaan, puasa tak selalu berarti puasa dari kerakusan. Ia tak menghalangi tangan-tangan kotor untuk mencuri, menyogok, dan menjarah uang negara.
    Kita menyaksikan ironi: di saat umat bersimpuh di masjid, ada pejabat yang justru menyusun strategi bancakan anggaran. Di saat masyarakat melafalkan doa dan menahan nafsu, ada pemimpin yang sibuk membagi jatah proyek.
    Ramadhan, mestinya, menjadi ruang kontemplasi bersama: untuk melihat ke dalam, untuk bertanya tentang tanggung jawab kekuasaan, dan untuk kembali kepada fitrah sebagai manusia dan sebagai bangsa.
    Namun, yang terjadi seringkali justru sebaliknya. Simbol-simbol kesalehan dipertontonkan, sementara substansi akhlak ditinggalkan.
    Yang tinggal hanya kosmetik: buka puasa mewah dengan rekanan proyek, sedekah dibarengi pencitraan, dan doa dipakai untuk menutupi kejahatan.
    Korupsi
    , dalam konteks kebangsaan kita hari ini, bukan sekadar pelanggaran hukum. Ia adalah pengkhianatan terhadap kepercayaan rakyat.
    Dan lebih dari itu, ia adalah tindakan yang mencederai fitrah kemanusiaan: bahwa manusia sejatinya diberi akal untuk menjaga, bukan merusak; diberi amanah untuk melayani, bukan menjarah.
    Jika kita jujur, hampir tidak ada sektor yang bebas dari jeratan
    korupsi
    . Pendidikan, kesehatan, bantuan sosial, bahkan dana untuk rumah ibadah—semuanya pernah dijamah. Modusnya makin canggih, pelakunya makin lihai, dan hukum sering kali tertinggal jauh di belakang.
    Yang lebih menyedihkan, korupsi tak lagi dipandang sebagai aib. Ia dianggap “wajar”, “risiko jabatan”, atau “bagian dari sistem”.
    Kita hidup dalam realitas yang menyedihkan, di mana pejabat yang jujur dianggap aneh, sementara yang korup dielu-elukan karena “berbagi” kepada konstituen. Ini bukan sekadar krisis integritas, tapi krisis cara pandang.
    Lihatlah bagaimana ironi demi ironi terus terjadi. Seorang pejabat yang tersandung korupsi, tampil tenang di depan kamera, tersenyum saat digiring petugas, dan dalam banyak kasus, tetap dihormati oleh lingkaran politiknya.
    Di luar penjara, para pendukungnya menyanyikan lagu “kriminalisasi”, “dizalimi”, atau “korban politik”. Begitu mudahnya simpati dialihkan, begitu lancarnya ingatan kolektif dikaburkan.
    Sementara itu, lembaga penegak hukum yang semestinya menjadi benteng terakhir, justru pelan-pelan kehilangan gigi.
    Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang dulu digdaya, kini tak ubahnya lembaga administratif. UU KPK yang direvisi pada 2019 menjadi tonggak pelemahan yang sistematis.
    Penyidik-penyidik andal disingkirkan lewat tes yang absurd, dan kasus besar tak lagi digarap dengan daya dobrak seperti dulu.
    Kasus demi kasus pun menguap, atau selesai dengan hukuman ringan. Yang mencuri uang rakyat miliaran rupiah bisa tetap menikmati fasilitas kelas atas.
    Sementara rakyat kecil yang mencuri sandal atau handphone bisa berakhir dalam sel pengap dengan vonis bertahun-tahun. Di sinilah fitrah keadilan benar-benar dirusak.
    Lalu, bagaimana kita kembali kepada fitrah dari korupsi? Jawabannya tidak mudah, tapi juga tidak mustahil.
    Ia memerlukan tiga hal mendasar: pemimpin yang takut pada Tuhan dan hormat pada rakyat, sistem yang menutup celah bagi penyalahgunaan kekuasaan, dan masyarakat yang berani berkata tidak pada suap dan gratifikasi.
    Pertama-tama, kita butuh pemimpin yang menjadikan jabatan sebagai amanah, bukan alat dagang.
    Pemimpin yang tak menumpuk kekayaan selama menjabat. Yang tidak menjadikan proyek sebagai komoditas politik. Yang mengerti bahwa setiap rupiah dalam APBN adalah titipan penderitaan rakyat: petani yang membajak di bawah terik, buruh yang bekerja dari pagi hingga malam, pedagang kecil yang dihantam inflasi.
    Kita juga butuh sistem yang kuat—bukan hanya dari segi regulasi, tapi juga dari segi implementasi.
    Proyek digitalisasi, transparansi anggaran, pelaporan kekayaan pejabat, dan sistem meritokrasi harus dijalankan bukan karena donor asing, tapi karena kesadaran kolektif.
    Kita tak butuh sistem yang sempurna, tapi butuh keberanian untuk menegakkan aturan yang sudah ada.
    Dan yang paling penting: masyarakat harus aktif menjadi pengawas. Jangan diam saat melihat penyimpangan. Jangan ikut arus ketika diminta “uang pelicin”. Jangan bangga mengenal orang dalam.
    Kembali ke fitrah berarti menolak normalisasi korupsi dalam kehidupan sehari-hari.

    Kita perlu menyadari bahwa korupsi bukan hanya soal kerugian negara. Ia merusak sendi-sendi kehidupan.
    Dana pendidikan yang dikorup membuat anak-anak putus sekolah. Dana kesehatan yang diselewengkan membuat warga tak mendapat layanan medis yang layak. Dana bansos yang dikorupsi berarti rakyat kelaparan di tengah pandemi.
    Dan semua itu bermula dari satu hal: nafsu. Nafsu untuk cepat kaya. Nafsu untuk berkuasa terus-menerus. Nafsu untuk mengalahkan semua pesaing tanpa etika.
    Ramadhan datang justru untuk mengajak kita melawan nafsu itu. Untuk mengingatkan bahwa kebahagiaan sejati tak lahir dari harta haram, tapi dari keberkahan yang diraih dengan jalan lurus.
    Sayangnya, pesan ini sering hanya bertahan selama sebulan. Begitu
    Idul Fitri
    tiba, sebagian pejabat kembali sibuk dengan proyek, tender, dan lobi. Uang kembali jadi kompas, bukan nilai. Dan fitrah yang baru saja diraih, hilang dalam sekejap.
    Kita, bangsa yang besar ini, sebenarnya memiliki semua syarat untuk bangkit. Kita punya agama yang kuat, budaya luhur, dan konstitusi yang menjunjung etika. 
    Namun semua itu tak berarti jika kita terus membiarkan korupsi merajalela. Jika kita membiarkan pelaku korupsi bebas melenggang, atau bahkan dipilih kembali dalam jabatan publik.
    Ramadhan harus menjadi momentum untuk membersihkan negeri ini dari penyakit lama yang menahun. Bukan hanya bersih dalam makna spiritual, tapi juga bersih dalam praktik politik, birokrasi, dan hukum.
    Kita tidak bisa berharap pada satu lembaga atau satu tokoh. Gerakan ini harus masif, menyentuh setiap sekolah, kantor pemerintahan, ruang sidang, hingga kampung-kampung.
    Setiap warga adalah bagian dari sistem yang bisa dibersihkan—atau dikotori—oleh pilihan-pilihan kecil mereka.
    Kembali fitrah dari korupsi adalah panggilan zaman. Ini bukan utopia, ini kebutuhan. Karena jika kita terus membiarkan korupsi menggerogoti sendi bangsa, maka cita-cita Indonesia Emas 2045 hanya akan menjadi angka di atas kertas.
    Kita bisa kaya, tapi tidak adil. Kita bisa maju, tapi tidak bermartabat.
    Saatnya kita bertanya dengan jujur: apakah kita masih punya rasa malu? Malu makan dari uang haram? Malu menyalahgunakan kekuasaan? Malu mencederai kepercayaan rakyat?
    Jika kita masih punya rasa malu, maka kita masih punya harapan. Dan dari rasa malu itu, semoga lahir keberanian untuk bersikap. Menolak suap. Membongkar kejahatan. Mengawal kebijakan.
    Dan memilih pemimpin yang tidak hanya tampan di baliho, tapi juga bersih di dompet dan hati.
    Ramadhan akan berlalu. Namun pertarungan melawan korupsi tak boleh berakhir. Kembali ke fitrah bukan hanya soal kembali ke masjid, tapi kembali ke hati nurani.
    Dan nurani yang bersih tahu bahwa mencuri uang rakyat, sekecil apapun, adalah kejahatan terhadap masa depan bangsa.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Usia Anak Bermedsos Dibatasi, Ini Klasifikasinya Menurut Menkomdigi
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        28 Maret 2025

    Usia Anak Bermedsos Dibatasi, Ini Klasifikasinya Menurut Menkomdigi Nasional 28 Maret 2025

    Usia Anak Bermedsos Dibatasi, Ini Klasifikasinya Menurut Menkomdigi
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Menkomdigi
    Meutya Hafid
    memberi penjelasan terkait klasifikasi usia anak dalam
    Peraturan Pemerintah
    (PP) tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik Dalam
    Perlindungan Anak
    yang telah diteken oleh Presiden Prabowo Subianto.
    Meutya mengatakan, penggunaan media sosial (medsos) tidak dipukul rata hanya bagi anak-anak yang sudah berusia 18 tahun saja.
    “Jadi, anak itu sesuai undang-undang di Indonesia adalah anak sampai 18 tahun. Namun demikian, apakah 18 tahun baru akan diberikan akses, nah kita tidak menerapkan pukul rata. Karena yang diperhatikan oleh tim kami adalah melihat tumbuh kembang anak,” ujar Meutya, dalam jumpa pers di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (28/3/2025).
    Meutya mengatakan, jika suatu platform risikonya rendah, maka bisa saja anak berusia 13-16 tahun boleh mengaksesnya secara mandiri.
    Yang pasti, kata dia, anak-anak harus didampingi oleh orangtua hingga 18 tahun.
    “Maka dia akan
    full
    bisa mengakses secara mandiri di usia 18 tahun,” ucapnya.
    Meutya mengakui aturan pembatasan ini berbeda dengan yang berlaku di negara-negara lain.
    Hanya saja, yang membedakan adalah pemerintah Indonesia memperhatikan tumbuh kembang anak dan kecil atau besarnya risiko dari masing-masing platform.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.