Prabowo Akan Gelar “Open House” di Istana Merdeka, Masyarakat Diundang
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Presiden RI Prabowo Subianto akan menggelar acara
Gelar Griya
atau
open house
di
Istana Merdeka
, Jakarta, Senin (31/3/2025) besok.
Adapun kegiatan ini digelar pukul 09.00 WIB dan turut mengundang masyarakat umum.
“Gelar Griya akan dimulai pukul 09.00 WIB sampai dengan selesai,” kata Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Yusuf Permana, dalam keterangannya, Minggu (29/3/2025).
Bagi masyarakat umum yang ingin mengikuti acara Gelar Griya bersama Presiden RI, dapat datang ke Istana melalui gerbang utama Sekretariat Negara.
“Akses masuk masyarakat umum melalui gerbang utama Kementerian Sekretariat Negara, Jalan Majapahit, Jakarta Pusat,” ungkap Yusuf.
Yusuf mengatakan acara ini merupakan wadah
silaturahmi
antara Presiden Prabowo dengan para pejabat negara, para Duta Besar negara sahabat, tokoh nasional, dan masyarakat umum.
“Acara ini juga menjadi simbol sosial untuk menghilangkan sekat dan membangun kekeluargaan serta kebersamaan di hari kemenangan yang fitri,” tambah dia.
Diketahui, Prabowo dijadwalkan akan menjalankan shalat Idul Fitri di Masjid Istiqlal, Jakarta, pada Senin besok.
“Selesai melaksanakan shalat Idul Fitri, Presiden Prabowo direncanakan menuju Istana Merdeka untuk melaksanakan acara Gelar Griya,” kata Yusuf.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Category: Kompas.com Nasional
-
/data/photo/2025/03/27/67e51508bc8de.png?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Prabowo Akan Gelar "Open House" di Istana Merdeka, Masyarakat Diundang Nasional 30 Maret 2025
-
/data/photo/2025/03/29/67e7dfd7429fb.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Pemerintah, Muhammadiyah, dan NU Tetapkan Puasa dan Lebaran Bareng, Sarana Jaga Toleransi Nasional 30 Maret 2025
Pemerintah, Muhammadiyah, dan NU Tetapkan Puasa dan Lebaran Bareng, Sarana Jaga Toleransi
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Lebaran tahun ini menjadi istimewa karena pemerintah,
Muhammadiyah
, dan Nahdlatul Ulama (NU) menetapkan Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah/2025 masehi jatuh pada Senin (31/3/2025).
Bukan hanya soal penetapan Lebaran, penetapan awal puasa di bulan Ramadhan tahun ini juga digelar secara bersamaan.
Menteri Agama (Menag)
Nasaruddin Umar
berharap agar momentum ini menjadi sarana untuk menjaga toleransi dan kebersamaan sesama umat muslim.
“Mudah-mudahan keputusan ini merupakan sarana untuk umat Islam di Indonesia tetap menjaga toleransi dan kebersamaan, baik dalam menjalankan ibadah maupun di dalam bermasyarakat di dalam naungan tanah air yang sama,” ujar Nasaruddin di kantor Kemenag, Jakarta Pusat, Sabtu (29/3/2025).
Ia juga bersyukur karena
Lebaran 2025
berbarengan antara Pemerintah dan Muhammadiyah.
”
Alhamdullilah
, suatu keberuntungan untuk kita semuanya bangsa Indonesia, tahun ini kita berawal 1 Ramadhan-nya sama dan Alhamdulillah kita pun Lebarannya sama,” kata Nasaruddin.
Penetapan 1 Syawal
Penetapan Hari Idul Fitri 1 Syawal 1446 Hirjiah jatuh pada 31 Maret 2025 oleh pemerintah diumumkan usai Kementerian Agama (Kemenag)
Sidang Isbat
yang digelar Sabtu kemarin.
Keputusan hasil Sidang Isbat tersebut dibacakan Menag. Dengan keputusan itu, pemerintah menentukan awal bulan Syawal sama dengan organisasi masyarakat Islam, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah.
“Berdasarkan hisab posisi hilal wilayah Indonesia yang tidak memenuhi kriteria MABIMS, serta tidak adanya laporan hilal terlihat, maka disepakati bahwa tanggal 1 Syawal 1446 H jatuh pada hari Senin, 31 Maret 2025 Masehi” kata Nasaruddin Umar saat konferensi pers, Sabtu.
Sebelumnya, PP Muhammadiyah juga telah menetapkan Idul Fitri 1446 H jatuh pada 31 Maret 2025.
Dikutip dari laman resminya, Muhammadiyah telah mengumumkan 1 Syawal 1446 Hijriyah sesuai dengan Maklumat Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Nomor 1/MLM/I.0/E/2025.
Dalam maklumat itu juga ditetapkan, Idul Adha 2025 jatuh pada 6 Juni 2025, serta Puasa Arafah pada 5 Juni 2025.
Penetapan itu didasarkan pada hasil hisab dengan menggunakan metode hisab Hakiki Wujudul Hilal, yang merupakan penghitungan astronomi untuk menentukan awal bulan Hijriah tanpa menunggu Rukyatul Hilal.
Puasa pun pada tanggal yang sama
Pemerintah dan Muhammadiyah juga sebelumnya menetapkan awal puasa pada tanggal yang sama yakni 1 Maret 2025.
Pemerintah melalui Kementerian Agama memutuskan hal ini setelah menggelar Sidang Isbat yang mengacu pada hasil pantauan atau Rukyatul Hilal yang digelar di 125 lokasi di seluruh Indonesia.
“Pada malam ini diputuskan dalam sidang bahwa 1 Ramadhan ditetapkan besok,
Insya Allah
tanggal 1 Maret 2025,” ujar Nasaruddin dalam jumpa pers di kantor Kemenag, Jakarta Pusat, Jumat (28/2/2025) lalu.
Pemerintah menggunakan metode Rukyat, yakni aktivitas pengamatan visibilitas hilal (bulan sabit) saat Matahari terbenam menjelang awal bulan di Kalender Hijriah.
Umumnya, metode Rukyat digunakan guna menentukan awal bulan Zulhijah, Ramadhan, dan Syawal.
Menurut metode ini, hilal dianggap memenuhi syarat apabila posisinya mencapai ketinggian 3 derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat.
“Berdasarkan hasil hisab, maka Pimpinan Pusat Muhammadiyah menetapkan, 1 Ramadhan 1446 H jatuh pada hari Sabtu, 1 Maret 2025,” ucap Sekretaris PP Muhammadiyah Sayuti dalam konferensi pers.
Muhammadiyah menggunakan metode hisab, yaitu menentukan Ramadhan berdasarkan perhitungan matematis dan astronomis.
Hisab dapat diartikan dengan penghitungan secara matematis dan astronomis untuk menentukan posisi bulan dalam menentukan dimulainya awal bulan pada kalender Hijriah.
Ada beberapa rujukan atau kitab yang digunakan untuk metode hisab di Indonesia. Metode hisab juga ada yang menggunakan metode kontemporer.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/03/29/67e7dfd7429fb.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Lebaran Bareng Muhammadiyah, Menag: Sarana untuk Umat Islam di Indonesia Jaga Toleransi Nasional 29 Maret 2025
Lebaran Bareng Muhammadiyah, Menag: Sarana untuk Umat Islam di Indonesia Jaga Toleransi
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Pemerintah memutuskan Lebaran Idul Fitri 1 Syawal 1446 Hirjiah jatuh pada 31 Maret 2025. Keputusan itu diumumkan Menteri Agama (
Menag
)
Nasaruddin Umar
usai menggelar sidang isbat pada Sabtu (29/3/2025).
Dengan keputusan itu, pemerintah menentukan awal bulan Syawal sama dengan organisasi masyarakat Islam, Pimpinan Pusat (PP)
Muhammadiyah
.
Diketahui, PP Muhammadiyah sebelumnya telah menetapkan Idul Fitri 1446 H jatuh pada 31 Maret 2025.
Merepons hal tersebut, Menag pun bersyukur karena
Lebaran 2025
berbarengan antara Pemerintah dan Muhammadiyah.
“Alhamdullilah, suatu keberuntungan untuk kita semuanya bangsa Indonesia, tahun ini kita berawal 1 Ramadhan-nya sama dan Alhamdulillah kita pun Lebarannya sama,” kata Nasaruddin di kantor Kemenag, Jakarta Pusat, Sabtu.
Dia pun berharap agar momentum ini menjadi sarana untuk menjaga toleransi dan kebersamaan sesama umat muslim.
“Mudah-mudahan keputusan ini merupakan sarana untuk umat Islam di Indonesia tetap menjaga toleransi dan kebersamaan, baik dalam menjalankan ibadah maupun di dalam bermasyarakat di dalam naungan tanah air yang sama,” ujar Menag.
Sebelumnya, Nasaruddin mengatakan, 1 Syawal 1446 H ditetapkan jatuh pada 31 Maret 2025, karena hilal belum terlihat atau tidak memenuhi kriteria yang ditetapkan Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia dan Singapura (MABIMS).
Menurut Nasaruddin, berdasarkan laporan rukyat dari seluruh Indonesia, dipastikan hilal masih di bawah ufuk dengan ketinggian berkisar minus 3 derajat 15 menit 47 detik sampai dengan minus 1 derajat 4 menit 57 detik.Demikian juga, sudut elongasi berkisar 1 derajat 12 menit 89 detik hingga 1 derajat 36 menit 38 detik.
“Dengan demikian secara hisab data hilal pada hari ini belum memenuhi kriteria fisibilitas hilal MABIMS, yakni tinggi hilal 3 derajat dan sudut elongasi 6,4 derajat,” ujar Nasaruddin.
Oleh karenanya, bulan Ramadhan disempurnakan menjadi 30 hari.
“Dengan demikian terjadi istikmal, disempurnakan jadi 30 hari puasa kita pada hari ini,” kata Nasaruddin Umar.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/03/29/67e7dfd7429fb.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Hilal Dinyatakan Tak Terlihat, Pemerintah Tetapkan Lebaran 31 Maret 2025 Nasional 29 Maret 2025
Hilal Dinyatakan Tak Terlihat, Pemerintah Tetapkan Lebaran 31 Maret 2025
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Hasil pemantauan bulan baru hijriah atau rukyatul hilal dipastikan tidak terlihat. Hal ini disampaikan Menteri Agama (
Menag
) Nasaruddin Umar saat mengumumkan hasil sidang isbat penentuan awal bulan Syawal 1446 Hijriah.
“Pada hari ini, Sabtu 29 Maret 2025, yang bertepatan pada 29 Ramadhan 1446 H. Telah masuk laporan dari para petugas rukyat di berbagai wilayah di Indonesia yang telah melaksanakan pengamatan hilal,” kata Menag dalam konferensi pers di kantor
Kemenag
RI, Jakarta Pusat, Sabtu (29/3/2025).
“Dan tim pengamatan hilal di pusat telah mengoonfirmasi bahwa hilal tidak terlihat,” ujarnya lagi.
Selain itu, Nasaruddin juga membacakan hasil perhitungan astronomi atau hisab dengan kriteria Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS).
Kriteria MABIMS menyebut ketinggian bulan harus di atas tiga derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat.
Dengan kriteria tersebut, seluruh wilayah Indonesia belum memenuhi kriteria bulan baru hijriah karena posisi bulan saat ini di bawah ufuk, atau minus 3,24 sampai dengan minus 1,08 derajat.
Sementara itu, sudut elongasi berada di antara 1,6 derajat hingga 1,2 derajat.“Berdasarkan hisab posisi hilal wilayah Indonesia yang tidak memenuhi kriteria MABIMS, serta tidak adanya laporan hilal terlihat, maka disepakati bahwa, tanggal 1 syawal tahun 1446 Hijriah jatuh pada hari Senin, 31 Maret 2025 Masehi,” kata Nasaruddin.
Dengan keputusan ini, Nasaruddin Umar menegaskan bahwa Ramadhan 1446 Hijriah disempurnakan menjadi 30 hari.
“Dengan demikian terjadi istikmal, disempurnakan jadi 30 hari puasa kita pada hari ini,” ujar Nasaruddin.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/03/29/67e7dfd7429fb.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Hasil Sidang Isbat: Idul Fitri 2025 Jatuh pada Senin 31 Maret Nasional 29 Maret 2025
Hasil Sidang Isbat: Idul Fitri 2025 Jatuh pada Senin 31 Maret
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) resmi menetapkan
Idul Fitri
1 Syawal 1446 Hirjiah bertepatan pada hari Senin, 31 Maret 2025.
Keputusan tersebut dibacakan oleh Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar setelah sidang isbat digelar di Auditorium KH. M. Rasjidi di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Sabtu (29/3/2025).
“Berdasarkan hisab posisi hilal wilayah Indonesia yang tidak memenuhi kriteria MABIMS, serta tidak adanya laporan hilal terlihat, maka disepakati bahwa tanggal 1 Syawal 1446 H jatuh pada hari Senin, 31 Maret 2025 Masehi” kata Nasaruddin Umar saat konferensi pers, Sabtu.
Menurut Nasaruddin, berdasarkan laporan rukyat dari seluruh Indonesia, dipastikan hilal masih di bawah ufuk dengan ketinggian berkisar minus 3 derajat 15 menit 47 detik sampai dengan minus 1 derajat 4 menit 57 detik.
Demikian juga, sudut elongasi berkisar 1 derajat 12 menit 89 detik hingga 1 derajat 36 menit 38 detik.
“Dengan demikian secara hisab data hilal pada hari ini belum memenuhi kriteria fisibilitas hilal MABIMS, yakni tinggi hilal 3 derajat dan sudut elongasi 6,4 derajat,” ujar Nasaruddin.
Oleh karenanya, puasa disempurnakan menjadi 30 hari dan 1 Syawal 1446 H atau
Lebaran
jatuh pada 31 Maret 2025.
Dengan keputusan tersebut, tidak ada perbedaan
lebaran
Idul Fitri 1446 Hijriah antara organisasi masyarakat Islam, baik Muhammadiyah yang menggunakan metode hisab, maupun Nahdlatul Ulama (NU) yang menggunakan metode rukyat.
Dalam perhitungan hisab yang dilakukan Tim Falak Kemenag dijelaskan bahwa kriteria Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) yakni ketinggian hilal 3 derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat.
Tim Falak Kemenag Cecep Nurwendaya menjelaskan bahwa seluruh wilayah Indonesia tidak memenuhi kriteria tersebut, sehingga 1 Syawal 1446 Hijriah bertepatan pada 31 Maret 2025.
Pada sidang isbat tanggal 29 Maret 2025, tinggi hilal di seluruh wilayah Indonesia antara minus 3,26 derajat sampai dengan minus 1,08 derajat.
Kemudian, sudut elongasi 1,61 derajat sampai dengan 1,21 derajat.
“Di seluruh wilayah NKRI tidak memenuhi kriteria visibilitas hilal atau Imkan Rukyat MABIMS (3-6,4 derajat). Oleh karenanya, hilal menjelang awal Syawal 1446 H pada hari rukyat ini secara teoritis diprediksi mustahil dapat dirukyat, karena posisinya berada di bawah ufuk pada saat matahari terbenam,” kata Cecep.Namun demikian, kelaziman penentuan awal bulan Ramadan, Syawal, dan Zulhijjah di Indonesia menggunakan metode rukyat dan hisab.
“Hisab sifatnya informatif dan kedudukan rukyat sebagai konfirmasi dari hisab,” ujar Cecep.
Diketahui, Direktur Jenderal Bina Masyarakat Islam, Abu Rokhmad sebelumnya menjelaskan bahwa ada beberapa rangkaian acara yang akan digelar selama sidang isbat.
Sidang Isbat akan diawali dengan seminar terkait metode yang bisa digunakan untuk melihat posisi bulan, yakni metode hisab atau perhitungan astronomi, dan rukyat atau menggunakan pandangan mata.
Setelah seminar hisab-rukyat, Kemenag akan menggelar sidang isbat secara tertutup dan hasilnya akan diumumkan langsung oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar pada pukul 19.00 WIB.
Sebagai informasi, untuk metode hisab, pemerintah Indonesia berpatokan pada kriteria MABIMS untuk menentukan awal bulan hijriah, yakni ketika ketinggian hilal minimal 3 derajat dengan sudut elongasi minimal 6,4 derajat.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/03/29/67e7a8702b722.png?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Untuk Efisiensi, Muhammadiyah Usul Sidang Isbat Tak Digelar Saat Ramadhan Masuk Musim Hujan Nasional 29 Maret 2025
Untuk Efisiensi, Muhammadiyah Usul Sidang Isbat Tak Digelar Saat Ramadhan Masuk Musim Hujan
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Perwakilan
Muhammadiyah
Sriyatin Sodhiq mengusulkan agar
sidang Isbat
tak digelar ketika
Ramadhan
dan Syawal masuk musim hujan di Indonesia.
Sriyatin mengatakan, hal ini perlu dilakukan untuk efisiensi dan juga langit lebih banyak mendung sehingga metode rukyat tidak efektif untuk dilakukan.
“Kami sampaikan pertimbangan, mengapa? Berkaitan dengan efisiensi. Rentang waktu 9-10 tahun (ke depan), kita (di Indonesia) dalam posisi bulan Desember-Januari-Februari. Di mana awal bulan Ramadhan-Syawal itu akan terjadi di mana banyak terjadi berawan atau mendung,” kata Sriyatin saat seminar
sidang isbat
di Kantor Kementerian Agama (Kemenag), Sabtu (29/3/2025).
Sriyatin mengatakan, sudah ada banyak diskresi yang dilakukan oleh Kemenag agar sidang isbat tidak digelar
Salah satunya adalah keputusan Menteri Agama (Menag) yang saat itu dipimpin Kyai Saifuddin yang memutuskan tidak menggelar sidang isbat karena perhitungan astronomi jelas hilal berada di bawah ufuk.
Oleh karenanya, Saifuddin saat itu disebut memutuskan penentuan 1 Syawal dengan meminta pertimbangan para ulama dengan data hisab yang diberikan.Sriyatin juga menjelaskan, Menag Mukti Ali melakukan hal yang sama lantaran data hisab menyebut bahwa hilal masih di bawah ufuk.
“Ketika posisi hilal di bawah ufuk tidak perlu disidang, ditetapkan saja,” ujarnya.
Begitu juga dengan penetapan awal Zulhijah yang baru digelar 2001, padahal sebelumnya tidak ada sidang isbat dalam penentuan bulan Zulhijjah.
Tradisi sidang isbat untuk bulan Zulhijjah dilakukan saat Menteri Agama dipimpin Muhammad Tholchah Hasan sehingga Muhammadiyah mengusulkan tak ada sidang isbat untuk penentuan bulan tersebut.
“Itu usulan kami dalam rangka efisiensi, ada lima menteri yang membuat diskresi penetapan tanpa sidang seperti ini,” kata Sriyatin.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/03/29/67e7b99c3071c.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Dompet Dhuafa Pimpin Diplomasi Kemanusiaan Indonesia untuk Palestina Nasional 29 Maret 2025
Dompet Dhuafa Pimpin Diplomasi Kemanusiaan Indonesia untuk Palestina
Tim Redaksi
KOMPAS.com –Dompet Dhuafa
menginisiasi pertemuan penting dengan berbagai lembaga amil zakat dan organisasi kemanusiaan di Indonesia di Aula Sasana Budaya, Philanthropy Building, Jakarta Selatan, Rabu (26/03/2025).
Pertemuan yang dihadiri oleh lebih dari 50 perwakilan lembaga zakat dan organisasi kemanusiaan itu menjadi wadah strategis dalam membangun sinergi dan memperkuat aksi nyata bagi Palestina.
Sebelumnya, Dompet Dhuafa ditunjuk
Kementerian Luar Negeri
(Kemenlu) sebagai sekretariat lembaga-lembaga organisasi nonpemerintah (
NGO
) Indonesia untuk Palestina dalam kampanye nasional bertajuk “Indonesia untuk Palestina”.
Ketua Pengurus Yayasan Dompet Dhuafa Republika Ahmad Juwaini menegaskan bahwa kolaborasi antara lembaga zakat, organisasi kemanusiaan, dan pemerintah menjadi kunci utama dalam memastikan bantuan yang efektif dan berkelanjutan bagi masyarakat Palestina.
“Pembentukan Pasukan Diplomasi Kemanusiaan oleh Kemenlu menjadi langkah krusial dalam membawa isu Palestina ke panggung global. Dompet Dhuafa memainkan peran sentral sebagai sekretariat utama,” ucap Ahmad dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (29/3/2025).
Sebagai sekretariat NGO Indonesia untuk Palestina, Dompet Dhuafa memiliki lima fungsi utama, yakni sebagai pusat data dan informasi NGO Indonesia yang membantu Palestina serta melakukan kampanye dan penggalangan dana bersama untuk membantu Palestina.
Dompet Dhuafa juga bertugas memfasilitasi koordinasi, sinergi, dan kolaborasi antar-NGO untuk mendukung Palestina, memfasilitasi dukungan dan kerja sama dengan berbagai pihak dalam membantu Palestina, serta memperlancar dan mempercepat proses penyampaian bantuan untuk Palestina.
“Dompet Dhuafa berkomitmen untuk memastikan bahwa setiap bentuk bantuan dari masyarakat Indonesia dapat tersampaikan secara efektif dan memberikan dampak nyata bagi rakyat Palestina,” ujar Ahmad.
Ketua Pengurus Forum Zakat (FOZ) Wildan Dewayana menyampaikan bahwa penunjukan Dompet Dhuafa sebagai pemimpin sekretariat adalah pilihan tepat mengingat pengalaman dan rekam jejaknya dalam aksi kemanusiaan internasional.
“Saya kira sangat tepat Dompet Dhuafa ditunjuk sebagai Sekretariat NGO Indonesia untuk Palestina. Dengan beragam pengalaman dan kiprahnya dalam dunia kemanusiaan, kami yakin forum ini akan menjadi kekuatan yang besar bagi masyarakat Indonesia untuk Palestina,” tambahnya.
Sebagai informasi, tim kemanusiaan Dompet Dhuafa yang memantau langsung situasi di Palestina melaporkan bahwa kondisi di Gaza semakin memburuk setelah gencatan senjata berakhir pada 18 Maret 2025.
Serangan udara Israel kembali meningkat secara intensif sehingga memperparah blokade yang sudah ada dan semakin memperburuk akses bantuan kemanusiaan. Ribuan warga sipil menjadi korban. Sementara, komunitas internasional masih belum dapat menghentikan eskalasi kekerasan yang terus berlangsung.
Berkaca dari kondisi tersebut, Direktur Timur Tengah Kemenlu Ahrul Tsani Faturahman menegaskan bahwa pemerintah Indonesia akan terus mendukung perjuangan Palestina melalui berbagai jalur diplomasi dan kerja sama dengan mitra internasional.
Ia juga mendorong sekretariat NGO Indonesia untuk Palestina yang dikelola Dompet Dhuafa agar segera merancang langkah konkret dalam mendistribusikan bantuan ke Gaza.
“Pemerintah Indonesia, melalui kerja sama dengan berbagai mitra strategis, berupaya untuk memastikan bahwa bantuan yang diberikan tidak hanya dalam bentuk darurat, tetapi juga bersifat jangka panjang, agar mampu membantu pemulihan masyarakat Gaza yang terkena dampak,” jelas Ahrul.
Untuk diketahui, pertemuan tersebut menyoroti sejumlah poin utama, seperti strategi optimalisasi bantuan dalam kondisi blokade, upaya diplomasi kemanusiaan untuk mempermudah akses bantuan ke wilayah konflik, serta pemanfaatan teknologi dalam mempercepat distribusi bantuan.
Diskusi itu juga menekankan peran masyarakat Indonesia dalam mendukung perjuangan Palestina melalui donasi, edukasi, dan kampanye kesadaran di media sosial.
Perwakilan Direktorat Hak Asasi Kemanusiaan (HAM) dan Kemanusiaan Kemenlu Atu Yudhistira Indarto juga mengajak seluruh peserta diskusi untuk terus meningkatkan kepedulian terhadap krisis kemanusiaan yang terjadi di Palestina.
Ia memaparkan sejumlah rencana Kemenlu untuk memberikan bantuan kepada Palestina. Rencana ini sangat memungkinkan untuk diikuti juga oleh lembaga-lembaga kemanusiaan dalam mengirimkan bantuan.
Dia menyerukan NGO Indonesia untuk memanfaatkan berbagai jalur akses bantuan yang sudah ada melalui Mesir, Yordania, dan Turkiye, serta menjalin kerja sama dengan NGO internasional.
“Kita sudah ada pintu-pintu masuk bantuan ke Palestina. Tinggal kita diskusikan lebih lanjut bagaimana kita menghimpun bantuan dari masyarakat Indonesia untuk kemudian disalurkan melalui pintu-pintu tersebut dan bantuan bisa sampai di tangan saudara-saudara kita di Palestina,” ucapnya.
Kolaborasi antara berbagai elemen masyarakat dinilai menjadi langkah penting dalam memastikan bahwa bantuan yang diberikan dapat berkelanjutan dan memberikan manfaat jangka panjang bagi Palestina.
Melalui kampanye bersama, para NGO pun meyakini dapat mencapai target penghimpunan sebesar 200 juta dollar AS atau setara Rp 3,27 triliun.
Dana tersebut akan dialokasikan untuk berbagai kebutuhan mendesak, termasuk penyediaan layanan kesehatan, dan bantuan pangan, serta pembangunan infrastruktur dan masjid yang rusak akibat konflik berkepanjangan.
Dengan kolaborasi yang semakin kuat, Dompet Dhuafa optimistis bahwa aksi kemanusiaan dari Indonesia dapat terus berlanjut dan memberikan dampak signifikan bagi Palestina.
“Solidaritas kemanusiaan ini bukan hanya tentang memberikan bantuan, melainkan juga memastikan bahwa hak-hak rakyat Palestina tetap diperjuangkan. Dengan semangat kebersamaan, kita akan terus bergerak,” tutur Ahmad.
Selanjutnya, para NGO akan mengembangkan rencana aksi konkret, termasuk strategi advokasi internasional, penggalangan dana yang lebih luas, serta mekanisme distribusi bantuan yang lebih efektif.
Dengan dukungan dari masyarakat Indonesia, bantuan diharapkan dapat terus mengalir dan meringankan penderitaan rakyat Palestina di tengah situasi yang semakin sulit.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
/data/photo/2025/03/29/67e80c47da9d4.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2025/03/29/67e806efdc2bf.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2023/04/17/643d2a075749f.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)